Phase 1: Identify significant risk and assess risk of material misstatement for AR
Auditor akan menentukan apakah risiko yang diidentifikasi merupakan risiko yang signifikan, dimana
significant risk merupakan risiko salah saji material dan dinilai dengan profesional judgement dan
memerlukan special audit consideration. Mengidentifikasi significant risk dalam tahap planning
merupakan hal yang penting dimana auditor akan memperoleh pemahaman atas kontrol yang dilakukan
perusahaan klien yang berhubungan dengan significant risk atas evaluasi desain dan implementasi
kontrol tersebut. Maka, auditor melakukan substantive test.
Biasanya, revenue recognition dianggap significant risk karena standar audit mengharuskan auditor
untuk menganggap revenue recognition itu adalah fraud risk. Ketika penjualan dilakukan on account,
sifat double entry dari pencatatan akuntansi biasanya mempengaruhi penilaian auditor atas inherent risk
untuk AR balance-related audit objective: existence, sales cutoff, sales return and allowances cutoff.
Klien biasanya salah menyatakan cutoff akibat error ataupun fraud. Klien juga biasanya secara tidak
disengaja ataupun disengaja salah menyatakan allowance for uncollectible account pada realizable value
karena kesulitan dalam menentukan saldo yang tepat. Auditor juga mengidentifikasi risiko dari
misstatement related to realizable value balance-related audit objective sebagai significant risk.
Phase 1: Assess control risk for the sales and collection cycle
3 aspek internal control:
● Kontrol untuk mencegah adanya penyelundupan
● Kontrol atas cutoff
● Kontrol yang berhubungan dengan allowance for uncollectible account
2 aspek atas
hubungan antara TRAO dan BRAO:
● Pada sales, TRAO occurrence mempengaruhi BRAO existence. Pada cash receipt, TRAO
occurrence mempengaruhi BRAO completeness. Peningkatan pada penjualan akan meningkatkan
AR, tapi peningkatan pada cash receipt akan menurunkan AR. contoh: jika tidak mencatat penjualan
maka TRAO occurrence & BRAO existence tidak tercapai (overstatement); jika mencatat cash receipt
yang tidak terjadi maka TRAO occurrence untuk cash receipt & BRAO completeness untuk AR
(padahal masih ada piutang yang tidak tertagih) tidak tercapai.
● BRAO AR realizable value, rights, dan presentation and disclosure-realted objectives tidak
dipengaruhi control risk untuk transaksi. Untuk meng-assess control risk tersebut, auditor dapat
mengidentifikasi dan menguji kontrol yang berbeda sehubungan dengan audit objective tersebut.
Auditors may use the same types of ratios and comparisons shown in Table 16-1 as planning analytical
procedures or as substantive analytical procedures. However, while planning analytical procedures might
be based on interim data or aggregate data, such as company-wide sales for the first six months of the
fiscal period, substantive analytical procedures will likely use disaggregate data, such as sales amounts
by month and product based on data for the full year under audit.
To illustrate
the use of substantive analytical procedures during the detailed testing phase, Table 16-2 presents
comparative trial balance information for the sales and collection cycle information for Hillsburg Hardware
Co. Building on that information, Table 16-3 demonstrates several substantive analytical procedures. The
only potential misstatement indicated in these two tables is in the allowance for uncollectible accounts.
This is indicated by the ratio of the allowance to accounts receivable, as explained at the bottom of Table
16-3.
Karena
analytical procedure merupakan substantive test, auditor tidak perlu melakukan detailed test of balance
jika hasil analytical procedure favorable. Saat substantive analytical procedure menemukan fluktuasi yang
tidak biasa (unusual fluctuation) pada sales and collection cycle, maka auditor harus melakukan inquiry
tambahan terhadap management yang kemudian hasil dari inquiry tersebut dievaluasi apakah penjelasan
mereka cukup menjelaskan unusual fluctuation.
Phase 3: Design and perform test of details of AR balance
Faktor-faktor yang menentukan planned detection risk rumit karena pengukuran untuk setiap faktor tidak
tepat dan bobot yang diberikan untuk setiap faktor bersifat subjektif. Sebaliknya, hubungan
masing-masing faktor dan planned detection risk telah ditetapkan. Contoh: auditor mengetahui bahwa
inherent risk atau control risk yang tinggi akan menurunkan planned detection risk dan meningkatkan
planned substantive test, dimana hasil substantive test of transaction yang baik akan meningkatkan
planned detection risk dan menurunkan planned substantive test lainnya.
The Summation of AR Agrees with the Master File and the General Ledger
Pengujian AR dan allowance for uncollectible account adalah berdasarkan aged trial balance. Aged trial
balance berisi list saldo AR master file pada tanggal neraca, saldo outstanding untuk setiap customer,
breakdown untuk setiap saldo berdasarkan waktu antara tanggal terjadinya penjualan dengan tanggal
neraca. Contoh aged trial balance:
Pertama-tama,
auditor akan menguji informasi yang tertera pada aged trial balance untuk dilakukan detail tie-in sebelum
melakukan test lainnya dalam rangka verifikasi populasi yang diuji telah sesuai dengan general ledger
dan AR master file. Auditor juga harus menelusuri aldo AR customer ke dokumen yang relevan untuk
memverifikasi nama customer, saldo, atau proper aging. Auditor menggunakan audit software untuk
melakukan foot and cross foot pada aged trial balance untuk rekalkulasi aging.
There is a close relationship between the classification balance-related objective and the related
classification and understandability presentation and disclosure objective. To satisfy the classification
balance-related audit objective, auditor harus memastikan apakah klien telah mengklasifikasikan AR
dengan tepat. For example, the auditor will determine whether receivables from related parties have been
separated on the aged trial balance. To satisfy the objective for presentation and disclosure, the auditor
must make sure that the classifications are properly presented by determining whether related party
transactions are correctly shown in the financial statements during the completion phase of the audit.
1. Sales cutoff
Pengakuan penjualan pada setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung industri/jenis perusahaannya.
Ada yang mengakui penjualan pada saat sebelum shipment, setelah shipment, atau saat shipment.
Metode pencatatan/pengakuan yang benar adalah berdasarkan standar akuntansi dan konsistensi
perusahaan dalam menggunakan metode pengakuannya. Hal terpenting dalam mengevaluasi metode
klien of reliable cutoff adalah menganalisa prosedur yang digunakan. It enhances the likelihood of
transaction in the proper period:
● Klien memberikan penomoran pada shipping document secara berurutan
● Segregation of duties antara orang shipping dengan billing.
Auditor dapat menguji supporting documents untuk sampel dari pencatatan sales return and allowance
selama beberapa minggu setelah tanggal closing untuk menentukan tanggal dari original sale. Jika
auditor menemukan jumlah yang dicatat di periode selanjutnya berbeda signifikan dibanding dengan
return and allowances yang belum dicatat pada periode awal audit maka auditor harus melakukan
adjustment.
Types of Confirmation:
● Positive confirmation: benar/salah harus dibalas, ada amount statementnya.
- Blank confirmation form: harus dibalas, meminta penerima konfirmasi untuk mengisi amount-nya
sendiri, lower response rates.
- Invoice confirmation: mengkonfirmasi AR berdasarkan individual invoice, buka saldo ending
balance AR-nya. The use of invoice confirmations may improve confirmation response rates.
Invoice confirmation also result in fewer timing differences and other reconciling items than
balance confirmations. However, invoice confirmations have the disadvantage of not directly
confirming ending balances.
● Negative confirmation: meminta respon jika pernyataan jumlah saldo salah.
Positive confirmation lebih dapat diandalkan daripada negative karena auditor dapat melakukan follow up
procedure jika respon tidak diterima. Negative confirmation lebih murah karena tidak akan diminta
second atau further request dan tidak akan dilakukan follow up.
Syarat kondisi auditor dapat menggunakan negative confirmation:
● Auditor telah menilai risiko material misstatementnya rendah dan sudah mendapatkan bukti yang
mencukupi terkait desain dan kontrol atas efektivitas operasi atas confirmation procedure yang telah
diuji
● Populasi dari item yang dikonfirmasi menggunakan negative confirmation procedure dibuat
berdasarkan large number of small, homogenous account balance/transaction.
Timing
AR confirmation semakin reliable jika dikirimkan sedekat mungkin dari tanggal balance sheet. Boleh
dilakukan pada interim date jika internal controlnya memadai dan dapat menyediakan reasonable
assurance bahwa sales, cash receipt, credit dicatat pada tanggal di antara confirmation date dan akhir
periode akuntansi. Jika dikirim sebelum akhir tahun, auditor akan menyiapkan roll-forward schedule yang
merekonsiliasi AR balance pada tanggal confirmation date dan balance sheet date dengan menggunakan
duplicate sales invoice, shipping documents, dan evidence of cash receipt.
Sampling Decision
Faktor yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi AR:
● Performance materiality
● Inherent risk
● Control risk
● Achieved detection risk from other substantive test
● Type of confirmation (negative confirmation biasanya membutuhkan larger sample size)
Analysis of Differences
Type of differences in confirmation:
● Payment has already been made: perbedaan disebabkan karena customer sudah membayar
sebelum confirmation date tetapi klien belum menerima pembayaran pada tanggal pencatatan
sebelum confirmation date. Harus dicek karena ada kemungkinan cash receipt cutoff
misstatement, lapping, atau theft of cash. Auditor memberikan tickmark jika sudah melakukan
audit. Ex: AR has been made on Dec 31. Tapi gausah diadjust.
● Goods have not been received: perbedaan disebabkan karena time of goods in transit, dimana
klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman sementara customer mencatat pengakuan
atas produk saat barangnya sampai. Harus dicek karena ada kemungkinan customer tidak
menerima barang atau cutoff misstatement.
● The goods have been returned: klien tidak mencatat credit memo akibat timing differences atau
salah pencatatan sales return and allowances.
● Clerical errors and disputed amounts: customer menyatakan bahwa ada salah nominal tagihan,
menerima barang rusak, kuantitas barang yang diterima kurang.