Anda di halaman 1dari 12

 

RANGKUMAN AUDIT KEU CH 16


COMPLETING THE TESTS IN THE SALES & COLLECTION CYCLE: ACCOUNT
RECEIVABLE

Methodology for Designing Test of Details of Balances


Account receivable balance-related audit objective:
● Detail tie-in: saldo AR di aged trial balance sesuai dengan jumlah saldo di master file serta
penjumlahan total tepat dan sesuai dengan general ledger.
● Existence
● Completeness
● Accuracy
● Classification
● Cutoff
● Realizable value
● Rights

Phase 1: Identify significant risk and assess risk of material misstatement for AR
Auditor akan menentukan apakah risiko yang diidentifikasi merupakan risiko yang signifikan, dimana
significant risk merupakan risiko salah saji material dan dinilai dengan profesional judgement dan
memerlukan special audit consideration. Mengidentifikasi significant risk dalam tahap planning
merupakan hal yang penting dimana auditor akan memperoleh pemahaman atas kontrol yang dilakukan
perusahaan klien yang berhubungan dengan significant risk atas evaluasi desain dan implementasi
kontrol tersebut. Maka, auditor melakukan substantive test.
Biasanya, ​revenue recognition dianggap significant risk ​karena standar audit mengharuskan auditor
untuk menganggap revenue recognition itu adalah fraud risk. Ketika penjualan dilakukan ​on account​​,
sifat double entry dari pencatatan akuntansi biasanya mempengaruhi penilaian auditor atas inherent risk
 untuk AR balance-related audit objective: ​existence, sales cutoff, sales return and allowances cutoff.
Klien biasanya salah menyatakan cutoff akibat error ataupun fraud. Klien juga biasanya secara tidak
disengaja ataupun disengaja salah menyatakan allowance for uncollectible account pada realizable value
karena kesulitan dalam menentukan saldo yang tepat. Auditor juga mengidentifikasi ​risiko dari
misstatement related to realizable value balance-related audit objective sebagai significant risk.

Phase 1: Set performance materiality for AR


Auditor terlebih dahulu memutuskan penilaian awal preliminary judgement) tentang materialitas untuk
seluruh laporan keuangan, dan kemudian mengalokasikan preliminary judgment amount untuk setiap
akun neraca penting, termasuk akun piutang. Pada tahap ini, auditor akan menentukan batas materiality
(​​setting performance materiality​).

Phase 1: Assess control risk for the sales and collection cycle
3 aspek internal control:
● Kontrol untuk mencegah adanya penyelundupan
● Kontrol atas cutoff
● Kontrol yang berhubungan dengan allowance for uncollectible account

2 aspek atas
hubungan antara TRAO dan BRAO:
● Pada sales, TRAO occurrence mempengaruhi BRAO existence. Pada cash receipt, TRAO
occurrence mempengaruhi BRAO completeness. Peningkatan pada penjualan akan meningkatkan
AR, tapi peningkatan pada cash receipt akan menurunkan AR. contoh: jika tidak mencatat penjualan
maka TRAO occurrence & BRAO existence tidak tercapai (overstatement); jika mencatat cash receipt
yang tidak terjadi maka TRAO occurrence untuk cash receipt & BRAO completeness untuk AR
(padahal masih ada piutang yang tidak tertagih) tidak tercapai.
●  BRAO AR realizable value, rights, dan presentation and disclosure-realted objectives tidak
dipengaruhi control risk untuk transaksi. Untuk meng-assess control risk tersebut, auditor dapat
mengidentifikasi dan menguji kontrol yang berbeda sehubungan dengan audit objective tersebut.

Phase 2: Design and perform TOC and substantive test of transaction


Hasil dari TOC menentukan apakah assessed control risk untuk sales dan cash receipt perlu revisi. Hasil
dari substantive test of transaction menentukan apakah detection risk yang sudah direncanakan berjalan
terkait BRAO AR.

Phase 3: Design and perform substantive analytical procedures


Analytical procedure dilakukan selama 3 fase: during planning, performing detailed test, and as a part of
completing audit. Substantive analytical procedure dilakukan selama fase detailed testing, setelah tanggal
neraca, sebelum test of detail of balance. Auditor melakukan planning dan substantive analytical
procedure untuk seluruh sales and collection cycle, bukan hanya AR karena terdapat hubungan antara
income statement dengan balance sheet. Jika auditor auditor mengidentifikasi adanya possible
misstatement pada sales atau sales return and allowances menggunakan analytical procedure, ​AR will
likely be the offsetting misstatement.

Auditors may use the same types of ratios and comparisons shown in Table 16-1 as planning analytical
procedures or as substantive analytical procedures. However, while planning analytical procedures might
be based on interim data or aggregate data, such as company-wide sales for the first six months of the
fiscal period, substantive analytical procedures will likely use disaggregate data, such as sales amounts
by month and product based on data for the full year under audit.

In addition to the analytical


procedures in Table 16-1, auditors should also review accounts receivable for large and unusual
amounts, such as large balances; accounts that have been outstanding for a long time; receivables from
affiliated companies, off icers, directors, and other related parties; and credit balances. To identify these
amounts, the auditor should review the listing of accounts (aged trial balance) at the balance sheet date,
or use audit software, to determine which accounts should be investigated further.
 

To illustrate
the use of substantive analytical procedures during the detailed testing phase, Table 16-2 presents
comparative trial balance information for the sales and collection cycle information for Hillsburg Hardware
Co. Building on that information, Table 16-3 demonstrates several substantive analytical procedures. ​The
only potential misstatement indicated in these two tables is in the allowance for ​uncollectible accounts.
This is indicated by the ratio of the allowance to accounts receivable, as explained ​at the bottom of Table
16-3.

Karena
analytical procedure merupakan substantive test, auditor tidak perlu melakukan detailed test of balance
jika hasil analytical procedure favorable. Saat substantive analytical procedure menemukan fluktuasi yang
tidak biasa (unusual fluctuation) pada sales and collection cycle, maka auditor harus melakukan inquiry
tambahan terhadap management yang kemudian hasil dari inquiry tersebut dievaluasi apakah penjelasan
mereka cukup menjelaskan unusual fluctuation.
Phase 3: Design and perform test of details of AR balance
Faktor-faktor yang menentukan planned detection risk rumit karena pengukuran untuk setiap faktor tidak
tepat dan bobot yang diberikan untuk setiap faktor bersifat subjektif. Sebaliknya, hubungan
 masing-masing faktor dan planned detection risk telah ditetapkan. Contoh: auditor mengetahui bahwa
inherent risk atau control risk yang tinggi akan menurunkan planned detection risk dan meningkatkan
planned substantive test, dimana hasil substantive test of transaction yang baik akan meningkatkan
planned detection risk dan menurunkan planned substantive test lainnya.

Designing Test of Details of Balances


Konfirmasi AR adalah test of details AR terpenting. Yang pertama dicek untuk AR adalah detail tie-in,
bukan existence. Aging harus sama dengan penjumlahan vertikal dan horizontal pada trial balance.
Auditor akan membandingkan hasil perhitungan klien dengan auditor’s calculation untuk mengetahui
apakah ada difference. Jika ada difference, indikasinya adalah bisa jadi karena klien belum update.

The Summation of AR Agrees with the Master File and the General Ledger
Pengujian AR dan allowance for uncollectible account adalah berdasarkan aged trial balance. Aged trial
balance berisi list saldo AR master file pada tanggal neraca, saldo outstanding untuk setiap customer,
breakdown untuk setiap saldo berdasarkan waktu antara tanggal terjadinya penjualan dengan tanggal
neraca. Contoh aged trial balance:

Pertama-tama,
auditor akan menguji informasi yang tertera pada aged trial balance untuk dilakukan detail tie-in sebelum
melakukan test lainnya dalam rangka verifikasi populasi yang diuji telah sesuai dengan general ledger
dan AR master file. Auditor juga harus menelusuri aldo AR customer ke dokumen yang relevan untuk
memverifikasi nama customer, saldo, atau proper aging. Auditor menggunakan audit software untuk
melakukan foot and cross foot pada aged trial balance untuk rekalkulasi aging.

Recorded Accounts Receivable Exist (Existence)


Konfirmasi saldo customer adalah test of detail of balances yang terpenting untuk menentukan existence
dari AR yang telah dicatat. Jika konfirmasi tidak dibalas, maka auditor menggunakan supporting
document such as shipment of goods and evidence of subsequent cash receipt untuk menentukan
apakah AR sudah tertagih atau belum.

Existing Accounts Receivable are Included (Completeness)


AR akan sulit ditemukan apabila ada balance yang hilang dari aging. Jika ini terjadi, auditor dapat
melakukan foot saldo AR pada trial balance. Jika penjualan ada yang hilang, understatement of AR sulit
untuk diperbaiki dengan test of detail of balances. Contoh: auditor tidak mengirim konfirmasi AR yang
 zero balance. (walaupun zero balance, konfirmasi harus tetap dikirim). Maka understatement of sales and
AR bisa ditemukan dengan melakukan substantive test of transaction (STOT) pada pengiriman yang tidak
dicatat (completeness atas surat jalan).

Accounts Receivable are Accurate (Accuracy)


Confirmation of accounts selected from the trial balance is the most common test of details of balances
for the accuracy of accounts receivable. When customers do not respond to confirmation requests,
auditors examine supporting documents in the same way as described for the existence objective.
Auditors perform tests of the debits and credits to individual customers’ balances by examining supporting
documentation for shipments and cash receipts.

Accounts Receivable are Properly Classified (Classification)


Auditor mengevaluasi klasifikasi AR dengan me-review aged trial balance dengan memperhatikan siapa
affiliates, officer, director, dll. ​Auditor memverifikasi notes receivable yang seharusnya diklasifikasi
sebagai noncurrent asset, dipisahkan dari regular account serta significant credit balance in AR
direklasifikasi sebagai AP.

There is a close relationship between the classification balance-related objective and the related
classification and understandability presentation and disclosure objective. To satisfy the classification
balance-related audit objective, auditor harus memastikan apakah klien telah mengklasifikasikan AR
dengan tepat. For example, the auditor will determine whether receivables from related parties have been
separated on the aged trial balance. To satisfy the objective for presentation and disclosure, the auditor
must make sure that the classifications are properly presented by determining whether related party
transactions are correctly shown in the financial statements during the completion phase of the audit.

Cutoff for Accounts Receivable is Correct (Cutoff)


Tujuan cutoff: to verify whether transactions near the end of the accounting period are recorded in the
proper period. The cutoff objective is one of the most important in the cycle because misstatements in
cutoff can significantly affect current period income. ​Cutoff misstatement dapat terjadi pada ​sales, sales
return and allowances, dan cash receipt. ​Pendekatan untuk reasonableness of cutoff:
● Tentukan kriteria yang appropriate untuk cutoff
● Evaluasi klien apakah sudah menetapkan prosedur yang memadai untuk memastikan reasonable
cutoff
● Uji apakah cutoff sudah benar

1. Sales cutoff
Pengakuan penjualan pada setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung industri/jenis perusahaannya.
Ada yang mengakui penjualan pada saat sebelum shipment, setelah shipment, atau saat shipment.
Metode pencatatan/pengakuan yang benar adalah berdasarkan standar akuntansi dan konsistensi
perusahaan dalam menggunakan metode pengakuannya. Hal terpenting dalam mengevaluasi metode
klien of reliable cutoff adalah menganalisa prosedur yang digunakan. It enhances the likelihood of
transaction in the proper period:
● Klien memberikan penomoran pada shipping document secara berurutan
● Segregation of duties antara orang shipping dengan billing.

- Ada surat jalan 504 tahun 2019, AR 504 issued 2020


 Jurnal koreksi: AR
Sales

2. Sales return and allowances cutoff


Sales return and allowances harus dicocokkan dengan sales jika jumlahnya (amount) material. Jika
terjadi retur di periode selanjutnya dari pengiriman periode sekarang, maka retur penjualan harus muncul
pada periode sekarang. The returned goods should be treated as current period inventory.) For most
companies, however, sales returns and allowances are recorded in the accounting period in which they
occur, under the assumption of approximately equal, offsetting amounts at the beginning and end of each
accounting period. This approach is acceptable as long as the amounts are not material.

Auditor dapat menguji supporting documents untuk sampel dari pencatatan sales return and allowance
selama beberapa minggu setelah tanggal closing untuk menentukan tanggal dari original sale. Jika
auditor menemukan jumlah yang dicatat di periode selanjutnya berbeda signifikan dibanding dengan
return and allowances yang belum dicatat pada periode awal audit maka auditor harus melakukan
adjustment.

3. Cash receipt cutoff


Misstatement yang material dapat mempengaruhi presentasi/pernyataan akun, apalagi jika saldo akun
kecil atau negatif. Auditor mengandalkan konfirmasi AR untuk menemukan cutoff misstatement for sales,
SRA, dan cash receipt.

Accounts Receivable is Stated at Realizable Value (Realizable Value)


Memastikan saldo allowancenya cukup atau enggak.
Realizable value of AR = gross AR - allowance for uncollectible account
Auditor biasanya melakukan analisis saldo uncollectible account. Contoh analisis uncollectible account:
 Bad Debt Expense: saldo residu dari ​rekalkulasi allowance for uncollectible account.

The Client Has Rights to Accounts Receivable (Rights)


Mengecek apakah AR di trial balance merupakan hak perusahaan klien. ​Dalam beberapa kasus,
sebagian dari piutang mungkin telah dijaminkan, ditugaskan kepada orang lain, diperhitungkan, atau
dijual dengan diskon. Biasanya, customer klien tidak aware terhadap hal-hal seperti itu, sehingga
konfirmasi piutang tidak mengungkapkannya. Untuk mengungkapkan keterbatasan hak klien terhadap
AR, auditor dapat mengkonfirmasi ke klien dan bank, memeriksa kontrak utang untuk bukti piutang yang
dijaminkan, dan memeriksa file korespondensi.

Accounts Receivable Presentation and Disclosure


Tests of the four presentation and disclosure-related audit objectives are generally done as part of the
completion phase of the audit. However, some tests of presentation and disclosure are often done with
tests to meet the balance-related audit objectives. To evaluate the adequacy of the presentation and
disclosure, the auditor must have a thorough understanding of accounting standards and presentation
and disclosure requirements.

Confirmation of Accounts Receivable


Konfirmasi AR termasuk design of details of balance for AR. confirmation adalah respon tertulis dari
customer klien dalam bentuk paper atau elektronik. Confirmation is highly reliable evidence because they
are received directly from third parties, yaitu customer klien.

Auditing Standards Requirement


Konfirmasi tidak diperlukan pada kondisi seperti:
● Saldo AR overall tidak material. Ex: fast food restaurant karena penjualannya mostly cash basis.
● Auditor menganggap konfirmasi sebagai bukti yang tidak efektif karena response rate-nya
inadequate (tidak memadai) dan unreliable (tidak dapat diandalakan). Ex: rumah sakit karena
response rate nya low.
● Auditor yakin bahwa inherent risk dan control risk-nya rendah, internal control yang efektif, serta
substantive evidence dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang sufficient. If so, the
auditor should often be able to satisfy the evidence requirements by tests of controls, substantive
tests of transactions, and substantive analytical procedures.

Types of Confirmation:
● Positive confirmation: benar/salah harus dibalas, ada amount statementnya.
- Blank confirmation form: harus dibalas, meminta penerima konfirmasi untuk mengisi amount-nya
sendiri, lower response rates.
- Invoice confirmation: mengkonfirmasi AR berdasarkan individual invoice, buka saldo ending
balance AR-nya. The use of invoice confirmations may improve confirmation response rates.
Invoice confirmation also result in fewer timing differences and other reconciling items than
balance confirmations. However, invoice confirmations have the disadvantage of not directly
confirming ending balances.
● Negative confirmation: meminta respon jika pernyataan jumlah saldo salah.
Positive confirmation lebih dapat diandalkan daripada negative karena auditor dapat melakukan follow up
procedure jika respon tidak diterima. Negative confirmation lebih murah karena tidak akan diminta
second atau further request dan tidak akan dilakukan follow up.
 Syarat kondisi auditor dapat menggunakan negative confirmation:
● Auditor telah menilai risiko material misstatementnya rendah dan sudah mendapatkan bukti yang
mencukupi terkait desain dan kontrol atas efektivitas operasi atas confirmation procedure yang telah
diuji
● Populasi dari item yang dikonfirmasi menggunakan negative confirmation procedure dibuat
berdasarkan large number of small​​, homogenous account balance/transaction.

● Auditor mengharapkan low exception rate


● Auditor yakin penerima konfirmasi balas kalau salah.
Negative confirmation biasanya digunakan untuk audit rumah sakit, retail, bank atau industri lainya yang
biasanya piutangnya berasal dari masyarakat umum.

Timing
AR confirmation semakin reliable jika dikirimkan sedekat mungkin dari tanggal balance sheet. Boleh
dilakukan pada interim date jika internal controlnya memadai dan dapat menyediakan reasonable
assurance bahwa sales, cash receipt, credit dicatat pada tanggal di antara confirmation date dan akhir
periode akuntansi. Jika dikirim sebelum akhir tahun, auditor akan menyiapkan roll-forward schedule yang
merekonsiliasi AR balance pada tanggal confirmation date dan balance sheet date dengan menggunakan
duplicate sales invoice, shipping documents, dan evidence of cash receipt.

Sampling Decision
Faktor yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi AR:
● Performance materiality
● Inherent risk
● Control risk
● Achieved detection risk from other substantive test
● Type of confirmation (negative confirmation biasanya membutuhkan larger sample size)

Verification of Addresses and Maintaining Control


Sebelum kirim konfirmasi, auditor harus verifikasi alamatnya dulu.

Follow-Up on Non Responses (!!)


Dokumen yang diperiksa auditor sebagai alternative procedure jika recipient of confirmation tidak balas
konfirmasi walaupun sudah dikirim second or even third request untuk verifikasi existence & accuracy
atas sales transaction yang menghasilkan balance pada AR:
● Subsequent cash receipt: ​auditor dapat memeriksa remittance advice, entries in cash receipt record,
credit sebelumnya pada AR master file. Auditor harus mencocokkan penjualan yang belum dibayar
dengan bukti pembayaran untuk mengecek individual outstanding invoice. ​Nunggu dilunasin?
●  Duplicate sales invoice: berguna untuk verifikasi actual issuance of sales invoice dengan tanggal
tagih.
● Shipping document: mengecek apakah pengiriman benar-benar terjadi dan sebagai tes cutoff.
● Correspondence with the client: menelepon klien untuk memastikan sudah menerima
konfirmasi/tertulis.

Analysis of Differences
Type of differences in confirmation:
● Payment has already been made: perbedaan disebabkan karena customer sudah membayar
sebelum confirmation date tetapi klien belum menerima pembayaran pada tanggal pencatatan
sebelum confirmation date. Harus dicek karena ada kemungkinan cash receipt cutoff
misstatement, lapping, atau theft of cash. Auditor memberikan tickmark jika sudah melakukan
audit. Ex: AR has been made on Dec 31. Tapi gausah diadjust.
● Goods have not been received: perbedaan disebabkan karena time of goods in transit, dimana
klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman sementara customer mencatat pengakuan
atas produk saat barangnya sampai. Harus dicek karena ada kemungkinan customer tidak
menerima barang atau cutoff misstatement.
● The goods have been returned: klien tidak mencatat credit memo akibat timing differences atau
salah pencatatan sales return and allowances.
● Clerical errors and disputed amounts: customer menyatakan bahwa ada salah nominal tagihan,
menerima barang rusak, kuantitas barang yang diterima kurang.
 

Anda mungkin juga menyukai