Anda di halaman 1dari 12

Accounting Theory Construction

Pragmatic Theories ada 2 yaitu Descriptive pragmatic approach dan psychological


Pragmatic Approach

Pendekatan Deskriptif Pragmatic :


berdasarkan perilaku akuntan yang diamati

• Teori yang dikembangkan dari bagaimana akuntan bertindak dalam situasi tertentu

• diuji dengan mengamati apakah akuntan bertindak sesuai dengan teori yang
diajukan

• adalah pendekatan induktif

teori yang terbentuk dibangun berdasarkan pengamatan terhadap perilaku akuntan.


Disini teori berkembang dari pengamatan bagaimana perilaku akuntan Ketika
menghadapi suatu situasi. Misalnya Ketika diamati akuntan memilih perilaku
konservatif yaitu asset diakui sekecil-kecilnya, liabilities diakui sebesar-besarnya,
pengakuan gain diperlambat sedangkan pengakuan loss dipercepat. Maksudnya
supaya apa yang dicatat jgn lebih bagus dari yang sebenarnya, supaya pembaca
laporan keuangan bisa lebih berhati-hati. Setelah diamati, misalnya akuntan A,B, & C
berperilaku konservatif maka disimpulkan semua akuntan konservatif. Kemudian
teori diuji Kembali dengan mengamati apakah akuntan berperilaku seperti yang teori
sarankan. COntohnya diamati Kembali apakah benar akuntan berperilaku
konservatif. Pendekatan pragmatic adalah pendekatan induktif yaitu dari yang
khusus ke yang umum atau digeneralisir.

Teori pragmatic :

• Kritik terhadap pendekatan deskriptif pragmatic:

- tidak mempertimbangkan kualitas tindakan akuntan : yang diamati adalah perilaku,


tetapi tidak membahas apakah perilaku akuntan tersebut berkualitas atau tidak.
Mengabaikan kualitas outputnya. Misalnya tdk membahas kualitas perilaku akuntan
yg konservatif itu bgs atau jelek. Terlalu konservatif juga tdk baik karena bisa
menyesatkan pembaca laporan keuangan.

- praktik akuntansi tidak tertantang atau mengalami perubahan: dari perilaku


akuntan dibuat teori, jadi tidak ada perkembangan.

- Berfokus pada perilaku akuntan bukan pada pengukuran atribut perusahaan : fokus
akuntansi yang penting apakah perilaku akuntan ataukah output akuntansi. Sbnrnya
fokus yg penting adalah output akuntansi atau laporan keuangannya, yg isinya adalah
mengukur atribut dr perusahaan. Misalnya asetnya bagaimana, profitnya bgmn.
Sedangkan dipendekatan deskriptif pragmatic ini hanya melihat perilaku akuntannya
bagaimana.

Pendekatan Psikologis Pragmatic:


• Teori tergantung pada pengamatan bgmn reaksi user terhadap output-output
akuntansi : Reaksi user diamati sbg bukti bahwa output akuntansi / laporan
keuangan berguna dan mengandung informasi yg relevan. Misalnya, apabila
perusahaan labanya bsr atau kecil, apakah keputusan user sama / berbeda? Kalau
beda artinya lapkeu bermanfaat, kalau keputusan user sama aja / tdk terpengaruh /
indifferent, artinya lapkeu tdk bermanfaat atau tdk relevan.

• reaksi diambil sebagai bukti bahwa keluarannya berguna dan berisi informasi yang
relevan

• Kritik terhadap pendekatan psikologis pragmatic :

- beberapa user mungkin bereaksi dengan cara yang tidak logis : mengamati perilaku
user sangat sulit, Sebagian user bisa berperilaku tidak logis, misalnya perusahaan A
labanya 50 jt, perusahaan b labanya 500 jt. Ada investor yg tetap berinvestasi ke
perusahaan a meski alasannya tidak logis. Misalnya karena ikut2an saja.

- beberapa user mungkin memiliki respons yang bersifat prekondisi : misalnya


perusahaan a profitnya 50 jt, perusahaan b profitnya 500 jt. Ada investor yg
berapapun profitnya tetap akan berinvestasi di perusahaan b karena sejak awal
memang terkondisikan investasi disana, bisa karena perusahaan b adalah perusahaan
milik keluarga.
- beberapa user mungkin tidak bereaksi seperti seharusnya : terkadang user
normalnya diharapkan akan bereaksi, tetapi bisa saja user hanya wait & see.
Misalnya kinerja perusahaan buruk, orang banyak yg menjual saham karena takut
anjlok, tetapi user ini hanya wait & see saja. Jadi dengan kita mengamati perilaku
user, keputusan teori kita bisa salah. Oleh karenanya, para pendukung teori ini
berusaha memperbaikinya dengan cara teori dites dgn menggunakan sample yg lbh
banyak atau memperbesar sample. Diharapkan mengurangi kesalahan teori karena
adanya user yg tdk logis atau aneh.

• Oleh karena itu, teori diuji dengan menggunakan sampel orang yang besar

Teori Syntactic dan Semantik


• Input semantik adalah transaksi dan pertukaran yang dicatat dalam voucher,
jurnal dan

buku besar. Syntactic terbentuk dari penalaran logis, muncul aturan akuntansi.
Misalnya beli mobil scr kredit. Scr logis berdasarkan pola pikir input2 ini kemudian
dimanipulasi atau dicatat dengan dasar dari premis2 dan asumsi2 dari historical
cost accounting. Semantik berbeda dgn syntactic, semantic saat dibentuknya harus
ada di dunia nyata, ada bukti empirisnya, Menuntut semua harus bisa dibuktikan /
diverifikasi. Contohnya saat pembelian mobil secara kredit harus dicatat kalau
sudah ada bukti semantic / invoicenya baru bisa dicatat di voucher kemudian
diposting ke ledger, disini harus ada source documentnya. Jadi ketika dicatat ada
manipulasi input, sesuai dengan premis dan asumsi historical cost accounting.

• Input tersebut kemudian dimanipulasi atas dasar premis dan asumsi akuntansi
biaya historis

Kritik thdp syntactic & semantic teori :

• Dikritik karena tidak mungkin melakukan independent empirical verification of the


calculated output (translate : verifikasi empiris independen dari keluaran yang
dihitung) : output akuntansi adalah laporan keuangan, sebelumnya ada input /
semantic kemudian diproses atau syntactic dan dihasilkan output. Yg diaudit /
diverifikasi apakah output laporan keuangannya / prosesnya. Yg diverifikasi adalah
prosesnya yaitu dicocockan dengan prosedur akuntansi. Kalau input & prosesnya
cocok/bagus, outputnya diharapkan jg bagus.

•output bisa dikritik karena hasil dari syntax yg tdk akurat atau kurang baik
(translate : Keluaran mungkin dikritik karena sintaksis yang buruk tidak akurat
misalnya berbagai jenis ukuran moneter ditambahkan bersama ) : contoh di financial
position statement diposisi asset ada cash,Account
Receivable,inventory,PPE,intangible assets & other assets. Kalau dijumlahkan pasti
diperoleh sesuatu angka, Tetapi apakah angka hasil penjumlahannya akurat ? saat
mengukur kas,inventory,equipment dasar waktu pengukurannya berbeda2/ unit
monetarynya berbeda2, tetapi semuanya dijumlahkan menjadi satu. Kas dari nilai
skrg, equipment dari nilai historical, mesin jg dari nilai historical. Misalnya kita
menjumlahkan mesin yg dibeli 5 thn yg lalu dengan mesin yg dibeli skrg dijumlahkan
menjadi 1. Jadi, disini syntaxnya kurang akurat.

Penghitungan biaya historis dapat menghasilkan

Output scr syntax mungkin akurat, tetapi bisa valueless karena kekurangan
semantic accuracy. Misalnya tanah 20 thn yg lalu muncul di financial position.
Secara syntactic benar, tetapi secara semantic kurang bisa dihubungkan dengan
dunia nyata / kurang sesuai. Misalnya harga tanah 20 tahun lalu 5 jt sekarang
hrgnya sdh 500 jt. Jadi angkanya valueless / tdk terpakai.

Keluaran 'akurat' tetapi memiliki sedikit atau tidak ada kegunaan

• Artinya, mereka tidak berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi kecuali


untuk memverifikasi entri akuntansi

• Historical Cost Accounting mungkin menghasilkan akurat “output” tapi manfaatnya


sedikit / bahkan tidak ada. Jadi akurat secara syntactic tetapi secara semantic
kurang ada manfaatnya, karena kalau tdk sesuai kenyataan tdk berguna untuk
mengambil keputusan ekonomi. Hanya bergunaa untuk verifiy accounting entries
saja.
Teori Normatif
• Tahun 1950-an s/d 1960-an adalah golden age untuk teori normative.

• Disini ada rekomendasi kebijakan mencari kebijakan akuntansi terbaik / best


practice. What should be.

• Konsentrasi untuk menghasilkan 2 hal yaitu :

 True income ( profit )


Praktik untuk mencapai manfaat untuk meningkatkan decision usefulness
atau kegunaan dlm pengambilan keputusan.

True Income ( income yang benar )

Menurut teori normative, true income adalah angka asset di laporan


keuangan yg benar harusnya ada 1. Biasanya kita mencatat building bisa
dgn metode penyusutan SL,Double declining,dsb. Mencatat inventory bisa
dgn metode FIFO,LIFO,dsb. Dengan memilih metode yg berbeda, angka
lapkeu jd berbeda2. Tujuan dr normative adalah ingin mencari angka
tunggal yg benar. A unique ( satu ) and correct profit figure namun tdk
ada kesepakatan teori mana yg benar. Masing2 mendukung teori sendiri2
sehingga terjadi battle / perseteruan antar kubu

 Practices that enhance decision-usefulness

Tujuan dasar akuntansi adalah untuk membantu proses pengambilan


keputusan untuk certain “users” dari laporan keuangan dengan
menyediakan data akuntansi yang bermanfaat. Tujuan ini akan bisa
tercapai kalau apa yang tercantum di laporan keuangan sesuai dengan
kenyataan / apa yg dimaksud / financial statement should being what
they say. Disini ada 2 kubu, kubu yg pertama lapkeu utk certain users
( users tertentu ) biasanya yg rentan / berisiko & kubu kedua laporan
keuangan untuk general users ( semuanya )
• Based on analytic ( jelas reasoningnya ) & empirical propositions ( berdasarkan
pengamatan di dunia nyata ). Financial statement harus sesuai dengan
kenyataan / apa yg dimaksudkan.

• Proses pengambilan keputusan bisa digambarkan sbg berikut :

Dari accounting system of company x bisa dibuat model prediksi. Dari model
prediksi bisa dibuat decision model of user untuk pengambil keputusan.
Apakah model prediksi hanya dgn melihat lapkeu? Tidak, ada data lain yg
digunakaan, misalnya kondisi perekonomian skrg, kondisi persaingan usaha,
dsb. Jadi, bnyk faktor yg mempengaruhi pengambilan keputusan.

Ada 2 pendekatan yg digunakan untuk pengambilan keputusan :

- Instrumentalism : data akuntansi yg merupakan output dari system


akuntansi merupakan alat / instrument utk melakukan prediksi untuk
pengambilan keputusan
- Realism : teori akuntansi yg valid lbh dari sekedar instrument utk
memprediksi, tetapi menunjukkan realitas yg mendasari fenomena
akuntansi.

Positive Theory
Berkembang di tahun 1970-an

• Berdasarkan 'pengalaman' atau 'fakta' di dunia nyata

• Menjelaskan alasan praktik saat ini

•Positif teori mirip dengan pragmatic, tetapi teori positif bisa memprediksi peran
informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan
Perbedaan Utama antara Normatif dan Teori Positif
adalah:
- teori normatif bersifat preskriptif ( mencari apa yang seharusnya, isinya aturan2
baku, memberikan pedoman bisa menjadi pedoman praktik akuntasi yang baik )

- Teori positif bersifat deskriptif, eksplanatif ( menjelaskan sesuatu ) atau


prediktif

Difference Perspective :

- Scientific Approach:

- memiliki asumsi yang melekat bahwa dunia yang akan diteliti adalah
realitas yang objektif ( ada di dunia nyata ). Misalnya : mengukur tinggi
papan tulis, siapasaja yg mengukur akan sama hasilnya. Kalau hasil
pengukurannya berbeda2 maka realitas tdk objektif.

- dibangun dengan incremental hypothesis yaitu hipotesis dibangun


sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin lengkap.

- memiliki asumsi tersirat bahwa teori yang baik berlaku dalam


keadaan yang konstan di seluruh perusahaan, industri, dan waktu

Kritik terhadap scientific method :

- Banyak menggunakan alat statistic, memakai sample bukan sensus.


Kalau samplenya sedikit, kesimpulan tdk mewakili populasi.Tetapi kalau
samplenya banyak itu large scale statisctical research cenderung lump
everything together atau menyamaratakan semua hal atau
digeneralisir. Disini tdk terlihat kalau ada industri yg sangat khas atau
unik.

- Seringkali pendekatan ilmiah dilakukan di lingkungan yg jauh dari


dunia atau concernnya akuntan. Misalnya penelitian memakai data di
pasar modal karena data pasar modal mudah diambil, data tersedia
banyak. Sedangkan sebenarnya dunia akuntansi yaitu memproses
transaksi sampai dgn muncul laporan keuangan jauh dgn dunia pasar
modal.

- Naturalistic Approach :
- tidak harus ada asumsi atau teori sebelumnya. Kalau di scientific hrs
mencari daftar pustaka sbnyk2nya.
- berfokus pada masalah dunia nyata spesifik. Scopenya kecil misalnya
hanya satu perusahaan tetapi diteliti scr mendalam sampai ke akar2nya,
berbeda dgn scientific, kalau scientific untuk generalisasi, meneliti
perusahaan harus sbnyk2nya.

Cara-cara alternatif untuk memandang dunia:

ASUMSI KATEGORI

1. Realitas sebagai concrete structure : misalnya sebuah bangunan


benar2 ada ( nyata fisiknya )

2. Realitas sebagai proses konkret : prosesnya tahap demi tahap bisa


diikuti dengan nyata

3. Realitas sebagai bidang informasi kontekstual : sudah disesuaikan


dengan konteks masing2 sehingga jelas.

No 1-3 lbh cocok menggunakan pendekatan scientific

4. Realitas hanya sebagai simbol-simbol saja. Misalnya kata2 dengan


intonasi berbeda bisa dimaknai berbeda.

5. Realitas sebagai konstruksi sosial : misalnya kejadian yg sama di


budaya yg berbeda bisa dimaknai berbeda2

6. Realitas sebagai proyeksi imajinasi manusia : realitas hanya imajinasi


manusia saja, misalnya kegiatan belajar itu penting / tdk. Jawabannya
bisa berbeda2 tergantung kita berpikirnya seperti apa

No 4-6 pendekatan naturalistic lebih cocok ( karena realitas bkn hal yg


objektif maka bisa dimaknai berbeda2 )
Scientific research

- kenyataan itu obyektif dan konkret

- akuntansi adalah realitas obyektif

- kemajuan pengetahuan yang damai

- reduksionisme

- pengujian hipotesis individu

- hukum yang mampu menggeneralisasi

- Terstruktur

- Dasar teori sebelumnya

- validasi empiris

- formulasi model sintaksis

- induksi empiris untuk membentuk hipotesis

- metode stastikal yang tepat

Naturalistic Research

- realitas dikonstruksi secara sosial dan merupakan produk imajinasi


manusia.

- akuntansi adalah realitas yang dibangun


- menyeluruh

- kompleksitas dunia tidak dapat diselesaikan dengan reduksionisme

- hukum yang tidak dapat direduksi

- tidak terstruktur

- tidak ada teori sebelumnya

- studi kasus

- eksplorasi dengan fleksibilitas

- pengalaman acara

Ontological Assumption = objek penelitian

Scientific Approach Applied to Accounting

Saat diterapkan diakuntansi : sering terjadi salah konsepsi, seolah2


dikotak2 antara scientis dgn praktisi seperti dibedakan antara scientis
dgn praktisi padahal kenyataannya adalah ada Peneliti yg juga praktisi

apakah bnr penelitian itu untuk mendapatkan kebenaran yg absolut,


kenyataannya tdk ada kebenaran yg absolut, sulit didapatkan, susah
mempertahankan kebenaran

Metode ilmiah seharusnya jgn mengklaim utk memberikan 'kebenaran',


tetapi utk mendapatkan bukti2 yg meyakinkan yg bisa menggambarkan,
menjelaskan atau memprediksi sesuatu supaya semua bisa memahami
dan pengambilan keputusan bisa tepat.

Issues for Auditing Theory Construction

Auditing merupakan proses verifikasi input dan proses akuntansi untuk


mengumpulkan bukti yang kompeten. Disini membandingkan dengan
kriteria tertentu, dalam hal ini SAK.
Auditing penting bagi akuntansi keuangan karena audit mengeluarkan
opini, bisa unqualified, qualified, adverse / disclaimer. Mencerminkan
apakah lapkeu sudah disusun selaras dengan reporting framework dlm
hal ini SAK , apakah lapkeu memberikan true and fair view.

Audit Keuangan & Akuntansi Keuangan memiliki hub yg erat. Saat


akuntansi berada di era normative, auditing theory jg menggunakan
pendekatan normative. Demikian jg saat akuntansi ada di era positif,
auditing teori jg menggunakan pendekatan positif.

Anda mungkin juga menyukai