Anda di halaman 1dari 63

Minggu ke 6

Penghasilan (Income)

Prodi S1 AKUNTANSI
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNTAR
PERTEMUAN KE: 11
H&VB ch.10: INCOME CONCEPT FOR FINANCIAL REPORTING
• Income Concept at The Syntactic Level
Berkaitan dengan : Bagaimana cara melaporkan praktek-praktek
akuntansi yang berjalan ?  Pembaca laporan keuangan harus
memahami pengertian ACCOUNTING INCOME menurut
pandangan praktek akuntansi yang bersangkutan, serta
bagaimana income tersebut diukur. SFAC no 1 mengasumsikan
bahwa Accounting Income adalah suatu ukuran yang baik atas
kinerja perusahaan dan bahwa Accounting Income dapat
digunakan untuk memprediksi Future Cash Flows. Penulis lain
mengasumsikan bahwa Accounting Income relevan dengan cara-
cara umum untuk model-model keputusan para investor dan
kreditor. Bedford menyatakan bahwa pembaca laporan-laporan
income harus sadar bahwa arti Accounting Income dapat
dimengerti hanya dengan mengetahui bagaimana income
tersebut diukur. Pada tingkat sintaktik / struktural, ada 2 macam
pendekatan income, yaitu:
1. The Transaction Approach to Income Measurement .  Perubahan aset & liabilitas
hanya dicatat apablila terjadi transaksi dalam perusahaan, sedangkan apabila
disebabkan karena harapan tidak boleh dicatat.
Contoh: Harga Tanah pada waktu beli Rp.50juta, sekarang jadi Rp.75juta.  perubahan
Rp25juta tidak boleh dicatat apabila tidak ada transaksi jual. Kebaikan dari pendekatan
ini: (a) komponen net income dapat diklasifikasi dengan beberapa cara seperti per
produk atau per jenis pelanggan (utk mendapatkan informasi yang lebih berguna bagi
manajemen); (b) Income muncul dari berbagai sumber, seperti dari kegiatan operasi
dan dari penyebab-penyebab luar dapat dilaporkan terpisah supaya dapat diukur; (c)
dapat memberikan dasar bagi penentuan jenis-jenis dan jumlah aset dan liabilitas yang
ada pada akhir periode; (d) efisiensi usaha menghendaki pencatatan transaksi-transaksi
eksternal untuk tujuan-tujuan lain, dan (e) beberapa laporan dapat dibuat untuk
dikaitkan satu dengan lainnya yang diasumsikan untuk lebih dimengerti atas data-data
tersebut.
2. The Activity Approach to Income Measurement.  Didasarkan pada kenyataan dalam
dunia nyata (aktual) dan menekankan pada aktivitas perusahaan.
Pada Activity Approach, Income dianggap terjadi pada saat berlangsungnya kegiatan /
peristiwa. Dengan demikian, activity income dapat dicatat pada berbagai kegiatan,
seperti: perencanaan, pembelian, produksi, proses penjualan, dan proses penagihan.
Contoh: Dalam pembelian, income dapat timbul karena ada potongan pembelian.
Dalam produksi, income dapat timbul karena ada bahan pembantu yang tidak ada
costnya (tidak dibeli). Kebaikan dari pendekatan ini: dimungkinkannya digunakan
bermacam-macam konsep income utk tujuan yang berbeda, misal: untuk jual / beli
saham, atau pembelian, atau produksi.
• Concepts of Income at Semantic Level
Menjelaskan: Bagaimana para pembaca laporan keuangan mengartikan laporan keuangan /
bagaimana pembaca itu menginterpretasikannya menurut pandangan masing-masing. Dalam
konsep ini penetapan income lebih mengarah pada memaksimalkan profit berdasarkan kondisi-
kondisi tertentu dari struktur pasar, permintaan produk, dan harga perolehan input.
Income as a Measurement of Efficiency  tujuannya profit maximization. Perusahaan yang efisien
akan mempengaruhi arus dividen dan penggunaan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan
arus dividen di masa yang akan datang. Dalam hal ini, kriteria efisiensi tergantung pada standar yang
digunakan. Beberapa tolok ukur yang lazim digunakan: Rate of Return on Investment, Rate of
Return on Stockholders Investments, Rate of Return on Total Equity, Ratio Income to Sales.
Accounting vs Economic Income
Accounting Income = Revenue – Expenses – Accounting Depreciation
Economic Income = Revenue – Expenses – Economic Depreciation.
Perbedaannya hanya pada metode penyusutan yang digunakan oleh akuntan adalah straight
line atau accelerated, sedangkan ekonom menggunakan metode bunga.

Multiperson Income
Hampir semua analisis Accounting Income dalam kaitannya dengan Economic Income dilakukan dalam
konteks kepastian (situasi-situasi nyata diasumsikan pasti / diketahui semua orang). Namun
kenyataannya banyak unsur ketidakpastian, sehingga para peneliti harus membedakan satu kasus
dimana pasar dikatakan “perfect” dan “complete”. Kenyataannya ada banyak information
asymmetries, sehingga pasar dikatakan “incomplete.” Dalam dunia yang tidak pasti dan tidak
lengkap, tidak ada kebenaran, yang ada hanya opini, taksiran dan tebakan  sehingga laba bersih
perusahaan tidak dapat didefinisikan untuk persetujuan bersama. Pada tingkat sintaktik dapat
dijelaskan bahwa bagaimana laba dihitung, namun sulit untuk menjelaskan pada tingkat semantik
bahwa apa arti laba tersebut.
•Concept of Income at The
Pragmatic Level
Konsep ini menjelaskan: Bagaimana tingkah laku / reaksi pengguna
laporan keuangan. Dalam hal ini dapat ditinjau lebih rinci sebagai
berikut:
Income as a Predictive Device  Income sebagai alat untuk
meramalkan, indikatornya bisa berupa: EPS
Bagi banyak perusahaan, income prediction diasumsikan lebih
relevan dalam memprediksi harga pasar saham masa depan
daripada untuk memprediksi distribusi dividen jangka pendek.
Bagi bondholders & Short Term Creditor, apabila Income makin
besar, maka harapan mereka atas bunga dan pokok pinjaman yang
dibayar makin besar pula.
Untuk memudahkan peramalan dilakukan perataan laba (fluktuasi
tidak terlalu tinggi) dengan sistem alokasi biaya, yang menurut
Hendriksen: Smoothing hides more information than it discloses.
• Managerial Decision Making
Lap. Keu. Formal utamanya ditujukan kepada eksternal users, namun
akuntan juga harus melengkapi manajemen dengan alat-alat dan bahan
baku yang dibutuhkan untuk mengendalikan dan untuk keputusan yang
baik. Manajemen lebih tertarik menekankan current dan future cash
flows dalam pengambilan keputusan.

• The Capital Market Approach


Berdasarkan observasi langsung / tidak langsung menyarankan bahwa
pelaporan EPS dan projected EPS memiliki dampak langsung pada harga
pasar saham biasa dan diminati investor individual walaupun EMH
menyatakan secara tidak langsung bahwa individual tidak dapat
memperoleh gain dari pengetahuannya atas informasi ini. Studi empiris
pertama oleh Ball & Brown membuktikan hubungan accounting
earnings dan security prices. Namun kemudian ada penelitian
selanjutnya yang anomalies, oleh karena itu peru ditelusuri lebih dalam
apakah ada dampak dari faktor ekonomi atau tidak?

• The Contractual Approach View of Income


Pelaporan accounting income menjadi dasar bagi legal dan contractual
relationship dalam masyarakat. Hal ini berdampak pada perilaku
walaupun tidak memiliki interpretasi semantik.
• What Should be Included in Income?
1. The Current Operating Concept of Income  yang dianggap income hanya perubahan nilai dan
peristiwa yang dapat dikendalikan oleh manajemen (controllable) dan berasal dari periode berjalan,
termasuk pos-pos yang sifatnya tidak berulang tetapi timbul dari operasi normal  Yang masuk
income berasal dari kegiatan operasional dan dalam tahun berjalan, kalau terjadi koreksi kesalahan
tahun lalu langsung mempengaruhi saldo laba (R/E), bukan L/R tahun berjalan.
2. The All-Inclusive Concept of Income (Comprehensive Income)  memperhitungkan semua income
baik dari tahun berjalan maupun akibat dari tahun lalu, semua ada dalam laporan laba/rugi
komprehensif. Laporannya dirinci mana yang operasional tahun berjalan & tahun lalu, mana yang
non-operasional tahun berjalan & tahun lalu. Yang masuk R/E adlaah net income yang
berseangkutan, pembayaran dividen, penyisihan cadangan dari net income, dan pengembalian
cadangan yang tidak digunakan. Dalam konsep ini, koreksi L/R tahun lalu masuk Lap. L/R
komprehensif, yang masuk R/E adalah net income yang sudah termasuk koreksi L/R tahun lalu.

RECURING & NON-RECURING INCOME


Orang sering berkata yang non operasional tidak berulang kembali, tapi kenyataannya ada yang
berulang, misal: bunga bank bagi perusahaan dagang, dan banjir tahunan sebagai risiko yang
tidak dapat dihindari.
Disamping itu, kegiatan operasional juga ada yang tidak berulang, misal: upah lembur yang hanya
dibayar selama masa sibuk, dan perolehan bahan baku dalam kondisi yang sangat
menguntungkan.
Figur net income berdasarkan pada kejadian-kejadian berulang umumnya lebih bermanfaat bagi
investor dalam memprediksi kemungkinan laba masa depan dan arus dividen. Kejadian-kejadian non
opersional yang berulang sama pentingnya dengan kejadian-kejadian operasional yang berulang.
Perbedaan antara operasional dan non operasional lebih bermanfaat untuk mengukur efisiensi
manajemen, karena kejadian-kejadian yang operasional cenderung lebih dapat dikendalikan daripada
kejadian-kejadian non-operasional.
Keuntungan membedakan recuring & non-recuring income berdasarkan pada manfaat yang meningkat
atas penggunaan figur net income dalam membuat prediksi oleh investor.

PRIOR PERIOD ADJUSTMENT


Penyesuaian tahun lalu lebih sesuai diperhitungkan dalam tahun berjalan  diperhitungkan sebagai
income tahun berjalan, sehingga sesuai dengan ALL-INCLUSIVE CONCEPT OF INCOME.
ACCOUNTING CHANGES
APB 20 membedakan perubahan akuntansi dalam 3 jenis, yaitu: changes in accounting principle,
changes in accounting estimate, dan changes in accounting entity.
EXTRAORDINARY ITEMS
APB 30 mendefinisikan suatu extraordinary items harus memiliki 2 kriteria: (1) infrequent (non-
recurring), dan (2) unusual (not related to normal operation). Penyajian pos-pos luar biasa hendaknya
dipisahkan dari pos-pos yang operasional agar evaluasi atas komponen laba bersih dapat dilakukan
secara lebih baik.
Discontinued operation  Perusahaan memisahkan laba/rugi bersih setelah pajak yang didapat dari
operasi terhenti dalam periode berjalan dan sebelumnya sampai tanggal pengukuran, didefinisikan
sebagai tanggal dimana manajemen komit pada rencana formal untuk mengatur
operasional  lihat exhibit 10.3 hal 333 H&VB.
DISCLOSURE
Pengungkapan dilakukan agar tidak terjadi salah interpretasi.
Net Income to Whom?
Pengertian net income bagi berbagai macam pihak sering tidak sama satu dengan yang lain, karena
masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda.
•The Value-Added Concept of Income  masyarakat menilai dampak income terhadap kepentingan
masyarakat luas.
Intinya: kemakmuran masyarakat, di dalamnya termasuk berapa yang dimasukkan sebagai pajak, berapa
yang dibayar kepada karyawan, berapa yang dibayar untuk sumbangan dan iuran.
• Enterprise Net Income  Income dari Revenue yang sudah dikurangi beban-beban operasional dan
non-operasional. Tidak melihat bagaimana sumbangan terhadap masyarakat, tapi dititikberatkan pada
kepentingan perusahaan sendiri.
•Net Income to Investor  dapat berupa bunga atas obligasi, dividen untuk pemegang saham biasa
dan saham preferen, dan sisa laba yang tidak dibagi.
•Net Income to Stockholders  terbatas pada return yang diterima oleh pemegang saham secara luas
(saham biasa dan saham preferen). Dalam SFAC no.1 ditekankan pada sifat prediktif atas pelaporan
laba, misalnya dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen, untuk memprediksi
kemampuan laba jangka panjang perusahaan, untuk mengevaluasi risiko investasi dalam perusahaan
atau pinjaman kepada perusahaan.
•Net Income to Residual Equity Holders net income untuk pemegang saham biasa.
Lihat Exhibit 10.5 hal. 338 H&VB
Konsep-konsep income mempunyai keterbatasan,
terutama pada teori income yang tradisional antara lain:
1. Tidak memperhitungkan perubahan harga.
2. Karena Generally Accepted (mufakat) menyebabkan
yang disepakati belum tentu sempurna, sehingga tidak
menjamin konsistensi prinsip.
3. Perhitungan laba teori tradisional per tahun, belum
ada perhitungan income untuk jangka panjang.
4. Informasi lain yang bukan akuntansi kadang lebih
bermanfaat.
PERTEMUAN KE: 12A
H&VB Ch.11: REVENUE & EXPENSE, GAINS & LOSSES
• REVENUES AND GAINS
Sifat, pengukuran, dan timing dari revenue merupakan masalah menakjubkan dari teori akuntansi.
The Nature of Revenue
Yang paling mendasar: Revenue is an increase in income
Inflow Approach Revenue adalah inflow of net asset sebagai akibat operasi perusahaan (FASB)
Outflow Approach  Revenue adalah outflow of goods and services untuk penciptaan barang/jasa
dalam periode tertentu (H&VB)
Tradisional  Revenue adalah inflow of assets ke dalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang
& jasa.
GAAP  Revenue timbul dari penjualan barang/jasa.
• What Should be Included in the term of Revenue?
Dalam arti luas  Revenue adalah inflow of net asset yang berasal dari penjualan barang & jasa serta
penjualan resources lain seperti fixed assets & investment.
Dalam arti sempit Revenue adalah: (1) selisih antara total revenue dengan related expired cost, (2)
gain/loss lalinnya ynag timbul dari penjualan, pertukaran, atau konversi aset lainnnya.
• How Should Revenue be Measured?
Cara yang terbaik adalah dengan menggunakan nilai tukar dari
barang & jasa  merupakan setara kas atau present value
tagihan, sales discount, trade discount, dan pengurangan-
pengurangan lain yang harus dikurangkan dari revenue.
Jika periode menunggu singkat, discount dapat diabaikan
dengan 3 alasan:
1. Pada discount rate rendah, jumlah diskon kecil dan tidak
mempengaruhi penilaian total revenue secara material.
Contoh: 10% / tahun  untuk 60 hari < 2%.
2. Karena bunga digolongkan sebagai bagian total revenue,
pengaruh utama adalah waktu. Jika bunga tidak material
maka dampaknya kecil terhadap revenue.
3. Jika revenue tidak didiscount, klasifikasi revenue yang
muncul dari bunga yang ditunggu akan hilang  jika bunga
tidak material, sedikit informasi yang hilang oleh karena
kegagalan mengklasifikasikannya secara terpisah.
• When Revenue Recognized?
Recognition in accounting kriterianya: (1) sesuai definisi, (2) dapat
diukur, (3) relevan, dan (4) reliable.
Suatu item dapat diakui sebagai revenue dari suatu perusahaan
apabila:
• Merupakan produk dari perusahaan tersebut
• Dapat diukur
• Memiliki predictive value & feedback value
• Dapat diverifikasi secara handal.
Revenue tidak dapat diakui sampai (a) earned (dihasilkan), dan (b)
realized / realizable (direalisasi / dapat direalisasi).
Revenue recognition merupakan bagian dari Income Recognition.
Earned Revenue  melaporkan revenue saat pencapaian kegiatan
ekonomi utama yang dikenal dengan konsep critical event atau
crucial event. Pengakuan revenue ini bisa pada saat kontrak
ditandatangani, pada saat jasa direalisasi, dan apabila ada unsur
ketidakpastian yang tinggi akan diakui saat kas diterima.
Realization  melaporkan revenue setelah pertukaran atau pengiriman barang
terjadi. FASB menyatakan bahwa realisasi artinya “proses mengkonversi
sumber-sumber dan hak-hak non cash menjadi Cash.”
Recognizing Gains  Gains ≠ Revenues; Gains secara khusus adalah hasil dari
peningkatan nilai assets yang harus identik dengan waktu pengukuran revenues.
Akuntan umumnya lebih dekat dengan konsep realisasi, sehingga umumnya
tidak mengakui gains sampai terjadi suatu pertukaran / penjualan. Gains berasal
dari penjualan / pertukaran aset yang bukan barang dagang. Lihat Exhibit 11-2
hal 363 H&VB.

REPORTING REVENUE DURING PRODUCTION


• Accrual  contoh: pendapatan bunga atas deposito berjangka dilihat
menambah revenue per bulan.
• Long-term Contract  contoh: dapat menggunakan metode prosentase
penyelesaian, yang membandingkan costs yang terjadi dalam periode akuntansi
tertentu dengan taksiran seluruh biaya (total cost) untuk proyek tersebut (Cost
to Cost Method).
• Accreation  menyangkut perkembangan / pertumbuhan alamiah dengan
pertambahan umur. Contoh: ternak ayam, ternak sapi, dan tanaman. Dengan
berjalannya umur, kita tahu revenue yang didapat melalui inventarisasi &
penilaian per periode tertentu (per minggu / per bulan)  sehingga selisih
penilaian merupakan revenue.
REPORTING REVENUE AT THE COMPLETION OF PRODUCTION
• Ada kontrak  makin jelas sebab tahu berapa jumlah produk,
harga jual sudah disetujui, sehingga begitu produksi selesai
langsung dapat diakui revenue.
• Tidak ada kontrak  revenue dapat diakui setelah produk
selesai diproduksi tapi dengan syarat: harga stabil, biaya
pemasaran tidak besar, pertukaran fisik tidak mempengaruhi
harga jual.

REPORTING REVENUE AT THE TIME OF SALE


• Dalam hal ini, harga jual sudah jelas, transaksi sudah terjadi,
dan secara yuridis haknya telah berpindah kepada pembeli
(hak atas barang / jasa) dan klaim atas pembayaran timbul.
REPORTING REVENUE SUBSEQUENT TO SALE
• Menunda melaporkan revenue sampai muncul klaim terhadap
pelanggan dan sampai aktivitas dasar (penjualan produk/ jasa)
terpenuhi.
• Sales with recourse  revenue tidak dapat diakui pada tahun berjalan,
kecuali: (1) harga sudah pasti, (2) pembeli telah membayar / sanggup
bayar, dan kesanggupan tersebut tidak tergantung pada penjualan
kembali produk, (3) kewajiban pembeli tidak berubah karena produk
dicuri/rusak/hancur, (4) penjualan kembali produk terpisah dari
penyediaan produk, (5) penjual tidak punya kewajiban apapun
terhadap penjualan produk oleh pembeli, (6) return pada masa
mendapat dapat diestimasi.
• Installment Sales  revenue dilaporkan setelah pembayaran dilakukan,
sebab ada kemungkinan kalau pembeli tidak bayar, maka barang
ditarik.
• Cost Recovery Method  final net income / loss tidak dapat
ditentukan sampai seluruh tagihan diterima. Cicilan pertama untuk
pengembalian biaya yang diinvestasikan, setelah seluruh biaya tertutup
maka cicilan berikutnya diperlakukan sebagai income.
• Expenses And Losses
Pengeluaran tanpa manfaat  Loss
Pengeluaran bermanfaat 1 tahun (dalam periode ybs.)  Expense
Pengeluaran bermanfaat > 1 tahun  Cost
Expenses pengertiannya: (1) Pemakaian barang /jasa dalam proses memperoleh revenue
(2) Cost expiration atau Cost allocation
Jadi aset yang dipakai habis atau pengurangan aset yang tidak berkaitan dengan kegiatan
memperoleh revenue diklasifikasi sebagai losses (bukan expense). Discounts bukan expenses. Dalam
praktek akuntansi seringkali expense diklasifikasikan secara tertentu untuk kepentingan analisis.

What Should be Included in Expenses?


Expense berkaitan dengan kegiatan utama / inti perusahaan. Yang termasuk expense adalah:
perubahan unfavorable dalam proses mendapatkan revenue  berkaitan dengan matching. Perlu
diperhatikan kaitannya dengan Current Operating Concepts of Income dan All-Inclusive Concepts of
Income.

How Should Expenses be Measured?


1. Dari segi turunnya net aset (modal), yang merupakan pengukuran nilai barang/jasa yang
digunakan.
2. Menekankan pada arus kas, dimana expenses diukur atas dasar transaksi yang dilakukan
perusahaan sebagaimana dinyatakan dengan arus kas masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Ukuran yang digunakan untuk Expenses:
•Historical Cost  digunakan sebagai tolok ukur karena dapat dibuktikan / diverifikasi (dapat
ditunjukkan kenyataannya melalui bukti-bukti)  baik untuk pertanggungjawaban (Accountability).
•Current Price  sesuai dengan revenue, sebab revenue juga diukur dengan current price
(penjualan hari ini dihitung dengan harga yang berlaku hari ini)  baik untuk pembuatan keputusan
(Decision Making).

When Expense are Incured?


Expense dapat dilaporkan: * bersamaan dengan penggunaan barang/jasa
* sesudah penggunaan barang / jasa
* sebelum penggunaan barang / jasa
Expense diakui saat revenue yang berhubungan dengannya juga diakui  matching concept dari
sudut pandang accural accounting.
Dalam proses matching ada dua macam:
1. Direct Matching (Product Matching)  Revenue produk A, harus dicari expense produk A 
utk melihat mana produk yang menguntungkan dan yang tidak, namun kesulitannya:
mengidentifikasi product costnya, misal: jika terjadi expense yang berhubungan dengan
revenue periode mendatang (iklan), jika terjadi expense di kemudian hari (garansi produk, biaya
purna jual  service gratis)
2. Indirect Matching (Period Matching)  Revenue periode tertentu ditandingkan dengan
expense pada periode yang sama. Metode ini lebih mudah & lebih sesuai, walaupun banyak
pembayaran yang dilakukan di muka atau di belakang, tetapi periodenya jelas untuk periode
mana expense tersebut dilaporkan.
Reporting Expense
Ada 4 hal yang diperhatikan:
1. Pemilihan antara All-Inclusive dan Current Operating Concept of Income.
2. Klasifikasi ‘Selling’, ‘Administrative’, dan ‘Cost of Good Sold’.
3. Urut-urutan tentang expenses tidak relevan karena sama pentingnya.
4. Klasifikasi expenses sangat penting bagi investor dan lain pihak untuk
prediksi atau mengevaluasi manajemen.

Industry Specific Rules


Dalam praktek akuntansi di Amerika terdapat kecenderungan dimana beberapa jenis
perusahaan memperlakukan aturan-aturan dalam Standar Akuntansi menurut selera
mereka demi menjamin kepentingannya, terutama dalam Revenue Recognitions. Hal ini
terjadi karena aturan-aturan tersebut sifatnya sangat luas dan memerlukan judgements.
Akibatnya FASB dipaksa untuk menulis aturan-aturan sangat rinci untuk industri
tertentu.
PERTEMUAN KE: 12B
SC&C Ch.5: INCOME CONCEPTS

• The Purpose of Income Reporting


Income is used:
1. As the basis of one of the principal forms of taxation.
2. In public reports as a measure of the success of a corporation’s
operations.
3. As a criterion for the determination of the availability of
dividends.
4. By rate-regulating authorities for investigating whether those
rates are fair and reasonable.
5. As a guide to trustees charged with distributing income to a life
tenant while preserving the principal for a remainderman.
6. As a guide to management of an enterprise in the conduct of its
affairs.
Importance of Income Reporting

• Economic versus Accounting Income


• Related sciences
• Concerned with the activities of business firms
• Use similar variables
• Differences over the timing and measurement of income

• Relative importance of income statement (accounting)


& balance sheet (economics)
In an Attempt to Reconcile

What is the
nature of
income?

When should
income be
reported?
What is the Nature of Income?
• Three possibilities
• Psychic
• Satisfaction of human wants
• Real
• Increase in economic wealth
• Money
• Increases in monetary value

• The concept of well-offness or capital maintenance


• Problems

• Because of the difficulties in measuring real income,


accountants have adopted a transactions
approach to income recognition
Capital Maintenance Concepts

Financial Physical capital


capital maintenance -
maintenance - productive
money
capacity
amount -
transactions
based
Difference is in the treatment of holding gains & losses
Current Value Accounting
 The concept of physical capital maintenance requires
assets and liabilities to be stated at their current values
 Approaches:
1. Entry price or replacement cost
2. Exit value or selling price
3. Discounted present value
Entry Price or Replacement Cost
• Replacement cost
• Assets stated at cost to replace them
• Income determining by matching revenues against
current cost of replacing operating assets
Exit Value or Selling Price
• Selling Price
• Assets stated at anticipated disposal price

• Holding gains & losses receive immediate recognition


• Abandons revenue recognition principle

• Measurement problems
• Determining selling price of assets for which there is no ready market
(PP&E)
• Assumption of sales in normal market rather than forced liquidation
Discounted Present Value
• Relevant value on balance sheet:
• PV of future cash flows expected to be received from asset
• PV of future cash flows expected to be disbursed for a liability

• 3 measurement problems
• Depends on estimate of future cash flows
• Both cash flows and timing must be determined
• Selection of appropriate discount rate
• Firm’s assets are interrelated
Economic versus Accounting Income
• Transactions approach
• Elements of financial statements should be reported when there is
evidence of arms-length transaction

• Realization principle: income should be recognized when earnings process


is essentially complete (an exchange transaction has taken place)

• Makes no attempt to place expected value on firm or report on expected


changes in values of assets and liabilities

• Criticized for not reporting all relevant information


Economic versus Accounting Income
• Possible alternatives
• Edwards and Bell
1. Current operating profit
2. Realizable cost savings
3. Realized cost savings
4. Realized capital gains

• The concept of holding gains

• Sprouse
• The concept of measurable change
Revenue Recognition

Recognition Realization

• The income producing activities cycle


• Revenue recognition criteria
1. Revenue has been earned
2. Revenue has been “realized” or is “realizable
Revenue Recognition
• The crucial event test
• As a result, revenue is generally recognized
at the point of sale
• May be advanced or delayed due to surrounding
circumstances
1. During production
2. At close of production
3. Services performed
4. Cash
5. Occurrence of some event
6. Special recognition circumstances
Revenue Recognition Guidance

• Creative accounting practices


• Revenue recognition became an area of
enforcement activity by the SEC

• SAB No. 101 criteria


1. Persuasive evidence that an arrangement exists
2. Delivery has occurred
3. Vendor’s fee is fixed or determinable
4. Collectability is probable
Revenue Recognition Guidance

• Multiple-Deliverable Arrangements
• EITF 00-21
• The concept of separate units of accounting

• EITF 09-13
• The hierarchy of evidence
• VSOE
• TPE
• RSP
Revenue Recognition Guidance
FASB ASC 606
• 2002: the FASB and the IASB started a joint project
to develop a common revenue standard for U.S.
GAAP and IFRS
• Goals:
1. Remove inconsistencies and weaknesses in revenue
requirements
2. Provide a more robust framework for addressing revenue issues
3. Improve comparability of revenue recognition practices across
entities, industries, jurisdictions and capital markets
4. Provide more useful information to users of financial statements
through improved disclosure requirements
5. Simplify the preparation of financial statements by reducing the
number of requirements to which an entity must refer
Revenue Recognition Guidance
FASB ASC 606
• 2014: ASC 606 and IFRS No. 15 issued
“Revenue from Contracts with Customers”

• Core principle:
• A company should recognize revenue to depict the
transfer of promised goods or services to
customers
in an amount that reflects the consideration to
which the company expects to be entitled to, in
exchange for those goods or services
Revenue Recognition Guidance
FASB ASC 606
• To achieve the core principle, the following
five step process is to be utilized:
Step 1: Identify the contract(s) with a customer
Step 2: Identify performance obligation(s) in the contract
Step 3: Determine transaction price
Step 4: Allocate transaction price to contract’s performance
obligation(s)
Step 5: Recognize revenue when (or as) the company
satisfies a performance obligation
Revenue Recognition Guidance
FASB ASC 606
• In most cases, revenue recognition under the new standard will be
fairly straightforward
• Example: assume Costco purchases 5,000 cases of Jack London Cabernet
Sauvignon from the Kenwood Winery for $600,000
• Step 1: Identify the contract(s) with a customer
Kenwood has entered into a contract to sell 5,000 cases of wine to Costco
• Step 2: Identify performance obligation(s) in contract
Kenwood has one performance obligation—deliver 5,000 cases of wine to Costco
• Step 3: Determine transaction price
The transaction price is $600,000
• Step 4: Allocate transaction price to performance obligation
Kenwood has only one performance obligation—to
deliver 5,000 cases of wine to Costco
• Step 5: Recognize revenue when (or as) the company satisfies a
performance obligation
Kenwood recognizes revenue of $600,000 when it delivers the wine to Costco
A Closer Look at the Five-Step Process

• Step 1: Identify the contract(s) with a customer


• A contract is an agreement with several characteristics
• To recognize revenue, the contract must meet several
conditions

• Generally, a company is required to apply the guidelines


on revenue recognition to each contract with each
customer
• However, must combine contracts and account for them
as a single contract if certain conditions exist

• If terms of an existing contract are changed at a later


date, a contract modification has occurred
• New contract or amendment to original?
A Closer Look at the Five-Step Process

• Step 2:
Identify Performance Obligation(s) in the Contract
• In cases where a company promises to transfer more
than one good or service to the customer, the company
accounts for each promised good or service as a
separate performance obligation if it is:
1. Distinct; or
2. A series of distinct goods or services that are substantially
the same and have the same pattern of transfer

 Criteria to be considered distinct


• Example: products with warranties
A Closer Look at the Five-Step Process

• Step 3: Determine the Transaction Price

• Companies should consider effects of the following


factors when determining transaction price:
1. Variable consideration
2. Constraining estimates of variable consideration
3. The existence of a significant financing component
4. Noncash consideration
5. Consideration payable to the customer
A Closer Look at the Five-Step Process

• Step 4: Allocate Transaction Price


to Performance Obligation(s) in Contract
• Transaction price might have to be allocated to more than one
performance obligation
• Allocated based on the relative stand‐alone selling price of
each performance obligation at the inception of the contract
• If a stand‐alone selling price is not observable, it must be
estimated by using one of the following three methods:
1. An adjusted market assessment approach
2. An expected cost plus a margin approach
3. A residual approach
• If the transaction price changes, a company should allocate
changes in the transaction price to each performance
obligations on the same basis as originally applied at the
inception of the contract
A Closer Look at the Five-Step Process

• Step 5: Recognize Revenue When (or as) the


Company Satisfies a Performance Obligation

• Revenues recognized when (or as) a performance


obligation is satisfied by transferring a promised good
or service to a customer
• The concept of change of control
A Closer Look at the Five-Step Process

• Step 5: Recognize Revenue When (or as) the


Company Satisfies a Performance Obligation

• Control might be transferred over time


• Then revenue is recognized over time as criteria met

• Control might be transferred at a point in time


• Indictors of the transfer of control
A Closer Look at the Five-Step Process

• Step 5: Recognize Revenue When (or as) the


Company Satisfies a Performance Obligation

• Methods of Measuring Progress toward Completion


1. Output method
2. Input method
A Closer Look at the Five-Step Process

• Step 5: Recognize Revenue When (or as) the


Company Satisfies a Performance Obligation

• Costs to Obtain or Fulfill Contracts with Customers


• Incremental costs of obtaining a contract
• Costs to fulfill a contract
A Closer Look at the Five-Step Process

• Special Revenue Recognition Situations

• Sales with a right to return


• Warranties
• Assurance
• Service-type
• Consignments
• Nonrefundable upfront fees
• Bill and hold arrangements
• Repurchase rights
A Closer Look at the Five-Step Process

• The Joint Transition Resource Group


• Purpose
• Issues
• Licensing Agreements
• Principal–Agent Considerations
• Licensing of Intellectual Property
A Closer Look at the Five-Step Process

• Disclosures
• Contracts with customers
• Significant judgments and changes in judgments
• Assets recognized from costs to obtain or fulfill a
contract
A Closer Look at the Five-Step Process

• Criticisms

• Senator Carl Levin


• Potential for abuses

• Tom Selling
• Elimination of industries
• Exercise of judgment
Matching

Cost
Expense
Loss Product
VS
Period
Costs
Matching

Cost

Leads to or
Results In

Asset

Used up Used up
Resulting in Resulting in No
Revenue Revenue

Expense Loss
Income Recognition Constraints

Conservatism
Materiality
Earnings Quality,
Earnings Management and
Fraudulent Financial Reporting
• Earnings quality
• Correlation between a company’s
accounting and economic income
• Existence of previously discussed issues has led
some people to conclude that economic income
is a better predictor of cash flows

• Assessing earnings quality


Earnings Quality,
Earnings Management and
Fraudulent Financial Reporting
• Assessing earnings quality
1. Compare accounting principles employed by
the company with those generally used in
the industry and by competitors
 Do the principles used by the company inflate
earnings?
2. Review recent changes in accounting principles and
changes in estimates to determine if they inflate earnings
3. Determine if discretionary expenditures,
such as advertising, have been postponed
by comparing them to previous periods
4. Attempt to assess whether some expenses, such as warranty
expense, are not reflected on the income statement
Earnings Quality,
Earnings Management and
Fraudulent Financial Reporting
5. Determine the replacement
cost of inventories
and other assets.
 Has enough cash flow been
generated to replace assets?
6. Review notes to financial
statements to determine if
loss contingencies exist that
might reduce future earnings 8. Review the management
and cash flows discussion and analysis section
of the annual report, and the
7. Review the relationship auditor's opinion, to determine
between sales and receivables management's opinion of the
to determine if receivables are company's future and to identify
increasing more rapidly than any major accounting issues
sales
Earnings Quality,
Earnings Management and
Fraudulent Financial Reporting
• Earnings management
• The attempt to influence short-term reported income
Earnings Quality,
Earnings Management and
Fraudulent Financial Reporting
• Arthur Levitt outlined five earnings management
techniques that he described as threatening the
integrity of financial reporting:
1. Taking a bath
2. Creative acquisition accounting
3. Cookie jar reserves
4. Abusing the materiality concept
5. Improper revenue recognition
Lehman Brothers Fraud

• Repo 105 transactions


• Decreased leverage and increased liquidity

• Lehman misused the rule


• Auditors (E&Y) were aware of nondisclosure

• Manipulated financial statements

• Sept. 12, 2008:Lehman reported $41 billion in cash


• 3 days later actual amount only $2 billion
Distinction between
Types of Earnings Management:
Conservative, Neutral, Aggressive and Fraudulent

1. Conservative Overly aggressive recognition of loss or reserve


accounting provisions
Overvaluation of acquired in process research
and development activities

2. Neutral Earnings that result from using a neutral


earnings perspective

3. Aggressive Understating loss or reserve provisions


accounting
Recording sales before they satisfy the earned
4. Fraudulent and measurability criteria
accounting Recording fictitious sales
Backdating sales invoices
Overstating inventory
Red flags of
Possible Fraudulent Reporting
1. A predominantly insider board of directors
2. Management compensation tied to its stock price
3. Frequent changes of auditors
4. Rapid turnover of key personnel
5. Deteriorating earnings
6. Unusually rapid growth
7. Lack of working capital
Red flags of
Possible Fraudulent Reporting
8. The need to increase the stock price to meet analysts’
earnings projections
9. Extremely high levels of debt
10. Cash shortages
11. Significant off-balance sheet financing arrangements
12. Doubt about the company’s ability to continue as
a going concern
13. SEC or other regulatory investigations
14. Unfavorable industry economic conditions
15. Suspension or delisting from a stock exchange
International Accounting Standards

• IFRS No. 15
 Fully converged with FASB ASC Topic 606
 Applies to all annual reporting periods beginning on or after
January 1, 2018.
 Supersedes IAS No. 18, “Revenue”; IAS No. 11, “Construction
Contracts”; and a number of revenue‐related interpretation

Anda mungkin juga menyukai