Anda di halaman 1dari 19

RMB TEORI AKUNTANSI

KONSEP INCOME DAN KONSEP PENDAPATAN DAN BEBAN DALAM


PELAPORAN KEUANGAN

Dosen Pengampu : Dr. Mukhzarudfa, SE., M.Ak

Disusun oleh :
KELOMPOK 3

Cherlita Anjani C1C021057


Luluq’il Jannah C1C021066
Sabina Dewanda Putri C1C021068
Ariny Asyhari C1C021070
Abdila Rungki P. C1C021072

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan laba rugi merupakan laporan yang dibuat oleh perusahaan untuk
mengetahui berapa besarnya keuntungan yang diperoleh atau yang telah dicapai oleh
perusahaan. Di dalam laporan laba rugi memiliki dua unsur yang sangat penting
yaitu arus pendapatan dan arus beban. Arus pendapatan dan arus beban inilah yang
menjadi ukuran keberhasilan kegiatan operasional perusahaan yang dilakukan
selama satu periode. Pada umumnya tujuan pendirian perusahaan yang paling
mendasar diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu memperoleh laba,
pertumbuhan dan kelangsungan hidup serta keharmonisan terhadap lingkungan dan
masyarakat dalam arti luas. Kita ketahui setiap perusahaan, baik perusahaan dagang,
perusahaan jasa dan perusahaan industri dalam kegiatannya selalu menghadapi
berbagai masalah. Sebagaimana telah diketahui pendapatan merupakan salah satu
hal yang sangat berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Setiap
perusahaan menginginkan suatu tingkat pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan
tersebut tercermin dengan pencapaian tingkat laba yang diperoleh perusahaan.
Setiap elemen-elemen yang ada dalam perusahaan akan berusaha untuk
meningkatkan laba yang telah ditargetkan atau bahkan melebihi target yang telah
ditetapkan. Pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan
yang disusun oleh perusahaan. Salah satu laporan keuangan adalah laporan laba
rugi.
Dalam praktek, para akuntan hampir-hampir tidak mengubah kebiasaan-
kebiasaan mereka untuk menghitung net income, sekalipun dalam diskusi-diskusi
teoritis maupun penelitian empiris telah didengung-dengungkan bahwa income
statementsakan menghadapi kematiannya apabila perubahan-perubahan drastis
untuk menyempurnakannya, tidak dilakukan. Beberapa titik terhadap accounting
income dalam bentuknya yang traditional adalah sebagai berikut:
1) konsep accounting income belum diformulasikan dengan jelas;
2) tidak ada landasan teoritis yangbersifat jangka panjang untuk menghitung dan
menyajikan accounting income;

2
3) praktek-praktek akuntansi yang lazim diterima memungkinkan incosistencies dalam
pengukuran periodic income dari berbagai-bagai perusahaan dan dari suatu
perusahaan untuk tahun-tahun yang berbeda;
4) perubahan-perubahan tingkat harga telah mengubah makna daripada nilai mata
uang historis; dan
5) informasi lain bisa lebih berguna bagi investor dalam membuat keputusan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana Konsep income dalam pelaporan keuangan?
1.2.2. Bagaimana konsep pendapatan pelaporan keuangan?
1.2.3. Bagaimana konsep beban?
1.2.4. Bagaimana kegunaan dan keterbatasan dari pelaporan keuangan?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui konsep income dalam pelaporan keuangan
1.3.2. Untuk mengetahui konsep pendapatan pelaporan keuangan
1.3.3. Untuk mengetahui konsep beban
1.3.4. Untuk mengetahui kegunaan dan keterbatasan dari pelaporan keuangan

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Income dalam pelaporan keuangan
2.1.1. Pengertian laba (Income)

Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh
FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai
kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik.
Sedangkan earning adalah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode
atau kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang disebabkan karena
aktivitas operasi maupun aktivitas di luar usaha selama periode tertentu. Earning
merupakan konsep yang paling sempit sedang comprehensive income
merupakan konsep paling luas.

Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa


komponen pokok seperti laba kotor , laba usaha, laba sebelum pajak dan laba
sesudah pajak, sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor
dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 mengasumsikan
bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan
dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa
depan.
2.1.2. Tujuan Pelaporan Laba
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi
keuangan yang dapat menunjukan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba
(earning per share). Dengan konsep yang selama ini digunakan diharapkan para
pemakai laporan dapat mengambil keputusan ekonomi yang tepat sesuai dengan
kepentingannya. Meskipun konsep laba yang digunakan diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan para pemakai, namun adanya berbagai konsep dan tujuan
laba, mengakibatkan konsep laba tunggal tidak dapat memenuhi semua
kebutuhan pihak pemakai laporan. Atas dasar kenyataan ini ada dua alternatif
yang dapat digunakan yaitu memformulasikan konsep laba tunggal untuk

4
memenuhi berbagai tujuan secara umum atau menggunakan berbagai konsep
laba dan menyajikan secara jelas konsep laba tersebut secara khusus.
2.1.3. Kualitas Informasi Laba
M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat
dalam kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas
informasi laba ditentukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu
dan membantu pengambilan keputusan yang efektif. Hal ini didukung oleh
FASB yang menerbitkan SFAC No. 1 yang menganggap bahwa laba akuntansi
merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan oleh karena itu
laba akuntansi hendaknya dapat digunakan dalam prediksi arus kas dan laba di
masa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Hendriksen dalam bukunya Accounting
Theory edisi kelima (1992:338) menetapkan tiga konsep dalam usaha
mendefinisikan dan mengukur laba menuju tingkatan bahasa. Adapun konsep-
konsep tersebut meliputi:
1) Konsep Laba pada Tingkat Sintaksis (Struktural)
Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi
(kebiasaan) dan aturan logis serta konsisten dengan mendasarkan pada
premis dan konsep yang telah berkembang dari praktik akuntansi yang ada.
Terdapat dua pendekatan pengukuran laba (income measurement) pada
tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan Transaksi dan Pendekatan Aktiva.
2) Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif)
Pada konsep ini income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi.
Dalam usahanya memberikan makna interpretatif dari konsep laba akuntansi
(accounting income), para akuntan seringkali merujuk pada dua konsep
ekonomi. Kedua konsep ekonomi tersebut adalah Konsep Pemeliharaan
Modal dan Laba sebagai Alat Ukur Efisiensi.

3) Konsep Laba pada Tingkat Pragmatis (Perilaku)


Pada tingkat pragmatis (perilaku) konsep income dikaitkan dengan
pengguna laporan keuangan terhadap informasi yang tersirat dari laba

5
perusahaan. Beberapa reaksi usaha users dapat ditunjukkan dengan proses
pengambilan keputusan dari investor dan kreditor, reaksi harga surat
terhadap pelaporan income atau reaksi umpan balik (feedback) dari
manajemen dan akuntan terhadap income yang dilaporkan.

2.2. Konsep Pendapatan

Pendapatan sering disebut sebagai Revenue. Pendapatan dan keuntungan atau laba
(gains) merupakan komponen dari penghasilan (income). Untuk perusahaan pada umunya
pendapatan berasal dari kegiatan utama yang tercermin pada penjualan output (produk
dan jasa) perusahaan, yang berarti dinyatakan jumlah aliran kotor (gross inflows),
imbalan, bunga , deviden, royalti dan sewa.

Terdapat tiga jenis penafsiran terhadap konsep pendapatan, yaitu:

1. Pendapatan adalah arus masuk (net asset) sebagai akibat dari penjualan barang dan
jasa – inflow concept

2. Pendapatan adalah arus kas keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan
– outflow concept

3. Pendapatan adalah Produk perusahaan yang dihasilkan dari semata-mata penciptaan


barang atau jasa oleh perusahaan selama periode tertentu product concept .
Pengertian pendapatan dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang sehingga
pengertian pendapatan itu dapat berbeda-beda tergantung dari sudut mana pendapatan itu
dipandang. Untuk lebih memahami konsep pendapatan, dibawah ini dikemukakan
beberapa pengertian pendapatan adalah sebagai berikut :

 Menurut FASB mendefenisikan pendapatan sebagai berikut :


“revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu entitas atau
penyelesaian kewajiban dari entitas atau gabungan keduanya selama periode tertentu
yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atas pelaksanaan kegiatan
lainnnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan”
Definisi tersebut menyimpulkan dua hal mengenai pendapatan yaitu adanya
penentuan waktu pengakuan dan penetapan jumlah yang diakui. Penentuan pisah batas

6
(cut off) yang tepat dan konsisten pada awal dan akhir adalah perlu sehingga pendapatan
dari laba dapat ditetapkan secara wajar.

 Nelson Lam dan Peter Lau mengemukakan pengertian pendapatan adalah sebagai berikut:
“Pendapatan (revenue) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomis selama periode
berjalan yang muncul dalam rangkaian kegiatan biasa dari sebuah entitas ketika arus
masuk dihasilkan dalam penambahan modal, selain yang berkaitan dengan kontribusi
pemegang ekuitas”.

 Menurut Hery dalam bukunya Teori akuntansi mengatakan


“Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau
penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari pengiriman barang,
pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral
perusahaan.”

 Menurut L.M. Samryn didalam bukunya mengatakan


“Pendapatan merupakan nilai moneter dari pengalihan hak atas barang atau jasa melalui
transaksi penjualan kepada pelanggan. Pendapatan umumnya menambah jumlah
kekayaan, atau bisa juga mengurangi utang. Pendapatan bisa berupa kas atau piutang,
aktiva lain, atau kompensasi dengan utang tergantung dari sistem pembayaran yang
disepakati dengan pelanggan.”

 Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Mengemukakan bahwa


“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”
Dari beberapa pengertian dari uraian di atas maka disimpulkan pula bahwa
pengertian pendapatan dapat dipandang dari dua sudut pandang, yaitu :sudut pandang
kesatuan usaha (Entity concept) dan sudut pandang kesatuan pemilik (proprietary
concept). Dari sudut pandang kesatuan usaha pendapatan merupakan aliran aktiva baru
yang masuk keperusahaan yang berasal dari pembeli/pelanggan sebagai pemakai produk
perusahaan. Sedangkan dari sudut pendang kesatuan pemilik, pendapatan merupakan
kelebihan aliran sumber ekonomi yang masuk diatas potensi jasa yang keluar dari
perusahaan. Potensi jasa tersebut berupa biaya-biaya yang dapat dibebankan pada
pendapatan.

7
2.2.1 Karakteristik Pendapatan

Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatas i
bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal
dari operasi perusahaan.

1. Sumber Pendapatan
Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua
cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan
dapat berasal dari transaksi modal; laba dari penjualan aktiva yang bukan barang
dagangan seperti aktiva tetap; surat berharga; ataupun penjualan anak atau cabang
perusahaan; hadiah, sumbangan atau penemuan; revaluasi aktiva tetap; dan penjualan
produk perusahaan. Dari semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk
saja yang dapat dianggp sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi
mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama
perusahaan.

2. Produk dan kegiatan utama Perusahaan


Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan
tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk atau baik berupa barang
atau jasa atau keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi
perusahaan. Terkadang, produk yang dihasilkan secara insidental bila dihubungkan
dengan kegiatan utama perusahaan atau yang timbul tidak tetap, sering dipandang sebagai
elemen pendapatan non operasi, maka pemberian pembatasan tentang epndapatan sangat
perlu, untuk itu produk perusahaan harus diartikan meliputi seluruh jenis barang atau jasa
yang disediakan atau diserahkan kepada konsumen tanpa memandang jumlah rupiah
relatif tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut atau sering tidaknya
produk tersebut dihasilkan.

3. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penanding


Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual.
Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah
pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi yang terjadi
baru akan diketahui setelah pendapatan dan beban dibandingkan. Setelah biaya yang
dibebankan secara layak dibandingkan dengan pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah
laba atau pendapatan neto.

8
Aliran masuk ini terjadi akibat dari kegiatan penjualan out put perusahaan. Jadi dua
aliran yang berhubungan dengan penentuan pendapatan yaitu :

a. Aliran fisik yang melibatkan :


 Kegiatan (event) memproduksikan dan menjual produk (out put)
 Objek kegiatan berupa produk itu sendiri.

b. Aliran moneter yang melibatkan :


 Peristiwa (event) diakuinya nilai aktiva dalam perusahaan
 Objek peristiwa berupa jumlah rupiah produksi atau pun penjualan

Dari penjelaan diatas dapat dinyatakan bahwa yang disebut dengan


pendapatan lebih merupakan persitiwa naiknya nilai aktiva dalam bentuk perusahaan
sebagai akibat dari kegiatan produksi dan penjulan produk itu sendiri.

2.2.2. Sumber dan Jenis Pendapatan

Pendekatan pertama dalam konsep pendapatan berhubungan dengan


pertambahan didalam sumber pengahasilan suatu satuan usaha yang bersala dari
penjualan barang-barang atau jasa. Pertambahan tersebut diperoleh dari operasi
normal perusahaan. Pendapatan juga diartikan sebagai penghasilan yang sudah
direalisir yang berasal dari transaksi selama periode tertentu dengan harga pokok
historis yang bersangkutan. Pendekatan kedua dalam konsep pendapatan yang
memusatkan perhatian pada arus keluar menekankan bahwa dasar timbulnya
pendapatan adalah diawali dengan proses penciptaan barang atau jasa yang
kemudian menimbulkan pendapatan bagi perusahaan. Pendapatan juga merupakan
hasil usaha perusahaan, yakni penciptaan barang/jasa yang diperoleh atas usaha
perusahaan secara keseluruhan melalui proses operasi yang terpadu.

Dari berbagai definisi pendapatan yang telah disebutkan sebelumnya, maka


dapat interprestasikan bahwa pendapatan merupakan:

1) Arus masuk aktiva bersih sebagai hasil dari penjualan barang maupun jasa.

2) Arus keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada konsumen.

Pendapatan diperoleh melalui transaksi dan kegiatan ekonomi dari penjualan


barang, Penjualan jasa, dan penggunaan aktiva oleh pihak-pihak lain. Pendapatan
dan laba diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas perusahaan yang memanfaatkan faktor-

9
faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan seluruh aktivitas
perusahaan yang menimbulkan income secara keseluruhan disebut Earning proces.
Pendapatan umumnya diklasifikasikan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan
normal perusahaan dan pendapatan yang bukan dari kegiatan normal perusahaan.

Secara umum sumber dan jenis pendapatan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pendapatan Operasional

Merupakan pendapatanyang timbul dari kegiatan utama atau tujuan utama


perusahaan, atau yang berhubungan langsung dengan usaha pokok perusahaan
tersebut, serta terjadi berulang-ulang selama perusahaan beroperasi termasuk
didalmnya penjualan barang dagangan atau jasa dalam periode akuntansi tertentu.
Pendapatan operasional untuk setiap perushaan berbeda-beda sesuai dengan jenis
usaha yang dikelola perushaan. Salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan
adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan
barang dan penjualan jasa yang menjadi obejek maupun sasarn utama dari usaha
pokok perusahaan. Penjualan ini dapata dibedakan dalam bentuk:

1) Penjualan Kotor
Penjualan kotor merupakan semua hasil atau penjualan barang-barang maupun
jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-potongan atau pengurangan
lainnya. Untuk dibebankan kepada langganan atau yang mebutuhkannya.

2) Penjualan Bersih
Penjualan bersih merupakan semua hasil penjualan yng sudah
diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan yang
menjadi hak pihak pembeli.

a. Penjualan produk atau barang yang meliputi barang yang diproduksi


perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali seperti
barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah yang dibeli untuk dijual
kembali pada perushaaan developer

b. Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara


kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan dalam satu periode atau lebih.

10
Misalnya penjualan jasa seorang manajer proyek dan jasa seorang konsultan
atau arsitek.

2. Pendapatan Non operasional

Pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu tetapi


bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Pendapatan ini sering disebut
pendapatan lain (Other income). Pendapatan ini tidak terjadi secara kontinyu,
namun menunjang atau mendukung pendapatan operasional perusahaan. Adapun
jenis pendapatan non operasional dapat dibedakan atas :

a) Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi


perusahaan oleh pihak lain misalnya pendapatan bunga, sewa, raylti,
deviden, dan lain-lain
b) Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang daganagan
atau hasil produksi misalnya penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva
tidak berwujud dan lain-lain. Contohnya dalam perusahaan yang bergerak
dibidang jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, maka pendapatan non
operasionalnya dapat diperoleh dari penjualan surat berharga milik rumah
sakit tersebut kepada pihak lain.
2.2.3 Konsep Pendapatan dalam pelaporan keuangan

Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan yang mengukur keberhasilan


kinerja perusahaan selama periode tertentu. Digunakan untuk menilai dan memprediksi
jumlah dan waktu atas ketidakpastian arus kas masa depan. Laporan laba rugi
komprehensif akan menggambarkan sumbersumber penghasilan yang diperoleh oleh
perusahaan dalam menjalankan usahanya, serta jenisjenis biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan perusahaan. Dengan melihat atau
memperhatikan selisih antara pendapatan (revenues) dengan biaya (expenses), disini
akan dapat ditetapkan berapa jumlah laba atau kerugian yang didapat perusahaan dalam
suatu periode tertentu.

Pendapatan merupakan penghasilan yang berasal dari aktivitas operasi utama


perusahaan, misalnya aktivitas penjualan barang bagi perusahaan dagang atau
perusahaan manufaktur dan aktivitas penyediaan jasa bagi perusahaan jasa. Sedangkan
keuntungan merupakan kenaikan aset neto yang berasal dari transaksi insidental di luar
transaksi perusahaan yang menghasilkan pendapatan. Misalnya sebuah perusahaan

11
dagang memperoleh penghasilan dari penjualan barang dagangnya akan mengakui
sebagai pendapatan, namun jika suatu ketika perusahaan ini menjual kendaraan angkut
barangnya pada harga jual di atas nilai buku kendaraan tersebut, maka akan diakui
sebagai keuntungan.
Beban juga bisa dikelompokkan lagi menjadi dua unsur, yaitu beban dan kerugian.
Beban merupakan beban yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan, misalnya
yang terkait dengan aktivitas penjualan barang dagang bagi perusahaan da gang.
Sementara kerugian merupakan beban yang berasal dari transaksi insidental. Komponen
pendapatan komprehensif lain, antara lain sebagai berikut :
1) Perubahan dalam surplus revalu asi aset tetap dan aset tak berwujud Surplus
revaluasi adalah selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap danaset
tak berwujud yang diukur menggunakan model revaluasi.
2) Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui.
3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing.
4) Keuntungan dan kerugian dari p engukuran kembali aset keuanga n yang
dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual. Keuntungan dan kerugian ini berasal
dari keuntungan dan kerugian belum terealisasi berupa selisih antara nilai tercatat
aset keuangan tersedia untuk dijual dengan nilai wajarnya pada tanggal pelaporan
keuangan.
5) Bagian efektif dari keuntungan d an kerugian instrumen lindung nil ai dalam
rangka lindung nilai arus kas.
Terkadang sulit bagi kita untuk menduga pos mana yang seharusnya masuk kedalam
komponen laba rugi, dan pos mana yang seharusnya masuk kedalam komponen
pendapatan komprehensif lain. PSAK tidak memberi ketentuan spesifik mengenai
kriteria suatu pos dapat masuk ke laba rugi atau pendapatan komprehensif lain. PSAK
hanya menyatakan bahwa pos ini masuk ke laba rugi dan pos tertentu yang lain masuk
kependapatan komprehensif lain tanpa membahas kriteria yang membedakan.
Dalam PSAK 1 (revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan diatur mengenai pos
minimum yang harus disajikan dala m laporan laba rugi komprehensif b entuk tunggal,
yaitu :
1) Pendapatan (revenue)
2) Biaya keuangan

12
3) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi atau ventura yang dicatat menggunakan
metode ekuitas
4) Beban pajak
5) Jumlah laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan keuntungan dan
kerugian setelah pajak dari pelepasan aset dalam rangka operasi yang dihentikan
6) Laba rugi
7) Bagian pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan menurut sifat
8) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura yang dicatat
dengan metode ekuitas .
9) Total laba rugi komprehensif Pada laporan laba rugi komprehensif bentuk tunggal,
maka penyajian laba rugi periode berjalan dan pendapatan komprehensif lain
periode berjalan disajikan dalam satu laporan laba rugi komprehensif.

2.3. Konsep Beban


Dalam akuntansi sering dijumpai pemakaian istiah biaya dan beban. Istilah biaya
(Cost) seringkali diartikan sama dengan istilah beban (Expense), namun sebenarnya
terdapat perbedaan diantara keduanya. Biaya adalah pengeluaran yang belum habis
masa manfaatnya, jadi masih harus dibebankan pada periode berikutnya. Sedangkan
beban adalah pengeluaran yang sudah habis masa manfaatnya dan sudah seluruhnya
dibebankan pada periode berjalan. Perbedaan antara biaya dan beban terkait waktu
penggunaan dan manfaat. Beban digunakan beban digunakan jika kejadian atau
transaksi keuangan sudah memberikan manfaat yang biasanya berbentuk arus kas
keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas, persediaan, dan aktiva tetap yang
terjadi sebagai akibat dari operasi yang berkesinambungan dari perusahaan.,
sedangkan biaya digunakan untuk transaksi yang belum memberikan manfaat.
Beban Menurut Bastian Bustami adalah: “Biaya yang telah memberikn
manfaat dan sekarang telah habis”.17 Sedangkan biaya yang belum dinikmati yang
dapat memberikan manfaat di masa akan datang dikelompokkan sebagai harta.
Beban Menurut L.M. Samryn. Beban merupakan pengorbanan aktiva, atau
peningkatan utang yang terjadi sebagai akibat menggunakan barang atau jasa
tertentu dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Beban bisa berupa penurunan
nilai aktiva, atau berupa bagian dari nilai aktiva yang habis masa manfaatnya. Atau

13
bisa berupa penambahan jumlah hutang jika jasa yang digunakan belum dilunasi
pembayarannya.
Sedangkan FASB mendefinisikan beban sebagai berikut : “Expense sebagai arus
keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi
keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang,
pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan”
Dari defenisi tersebut, beban mencakup baik kerugian maupun beban yang
timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang bisa meliputi, misalnya : beban
pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus
keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas dan setara kas, persediaan dan aktiva
tetap. Beban juga mencakup kerugiaan yang belum direalisasi, misalnya kerugian
yang timbul dari pengaruh peningkatan kurs valuta asing dalam hubungannya
dengan pinjaman perusahaan dalam mata uang tersebut.
2.3.1 Jenis Beban
Pengklasifikasian terhadap beban harus dilakukan secara tepat agar laporan
laba rugi perusahaan dapat memebrikan informasi yang bermanfat dan mudah
dipahami. Beban dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu
1) Beban Akrual (Accured Expense).
Beban akrual adalah beban yang masih harus dibayar (beban-beban tertentu
mungkin telah terjadi), tetapi pembayarannya belum dilakukan sampai pada
periode berikutnya. Pada akhir periode akuntansi adalah perlu untuk
menentukan dan mencatat beban-beban yang telah terjadi ini meskipun belum
dibayarkan.
2) Beban Kredit Macet (Bad Debts Expense)
Beban kredit macet adalah beban yang timbul atas tindakan tertagihnya piutang
usaha. Contohnya beban piutang raguragu (doubtful accounts expense), dan
beban piutang yang tidak dapat ditagih (uncollectible accounts expense).
3) Beban Lain-lain (Other Expenses)

14
Beban lain-lain adalah beban yang berasal dari transaksi peripheral (transaksi
di luar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau aktivitas sekunder
perusahaan. Contohnya adalah beban sewa dan bunga.
4) Beban Operasional (Operational Expense).
Beban operasional adalah beban-beban yang terdiri dari beban penjualan,
beban umum dan beban administrasi. Laba operasi dihitung dengan cara
mengurangkan laba kotor dengan beban operasional.
5) Beban Penjualan (Selling Expense).
Beban penjualan adalah beban-beban yang terkait langsung dengan segala
aktivitas toko atau aktivitas yang mendukung operasional penjualan
barangdagang. Contohnya adalah beban gaji atau beban upah karyawan, beban
iklan, beban perlengkapan/keperluan, dan beban penyusutan peralatan.
6) Beban Penyusutan (Depreciation Expense).
Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari
suatu aktiva. Sifat beban penyusutan secara konsep tidak berbeda dengan baban
yang mengakui pemanfaatan atas premi asuransi ataupun sewa yang dibayar di
muka selama periode berjalan. Beban penyusutan adalah beban yang tidak
memerlukan pengeluaran uang kas (non-cash expense). Alokasi harga perolehan
aktiva tetap dilakukan dengan cara mendebet akun beban penyusutan dan
mengkredit akun akumulasi penyusutan. Akun beban penyusutan akan tampak
dalam laporan laba-rugi, sedangkan akun akumulasi penyusutan akan terlihat
dalam neraca.
7) Beban Umum dan Administrasi (General and Administration Expense).
Beban umum dan beban administrasi merupakan beban-beban yang dikeluarkan
dalam trangka mendukung aktiva/urusan kantor (administrasi) dan operasi
umum. Contohnya beban gaji, beban perlengkapan dan beban penyusutan
peralatan.
8) Beban yang Ditangguhkan (Deffered Expense, Prepaid Expense)
Beban yang ditangguhkan adalah beban dibayar di muka/pengeluaran-
pengeluaran tertentu yang telah dibayarkan namun atas barang atau jasa yang

15
belum digunakan. Untuk bagian dari pengeluaran-pengeluaran yang baru akan
digunakan dalam periode berikutnya memerlukan pengakuan sebagai aktiva.
2.3.2. Pengukuran Beban
Menurut para ahli yang mendefinisikan beban sebagai penurunan dalam
aktivitas perusahaan suatu alat ukur yang logis adalah nilai pada barang dan jasa
pada waktu digunakan dalam operasi perusahaan. Di lain pihak menganjurkan
bahwa beban harus diukur berdasarkan transaksi yang dilakukan dan
pengeluaran kas yang ada sekarang dan yang akan datang. Pengeluaran beban
yang paling umum ada tiga yaitu:
a) Biaya histories (harga perolehan historis)
Dalam metode ini menganggap bahwa nilai barang dan jasa setidaktidaknya
sebesar harga perolehan sebesar harga perolehan jika tidak maka barang dan
jasa itu tidak akan dibeli. Jika barang dan jasa berubah menjadi lebih
bernilai dari pada biaya historis maka kelebihannya menggambarkan
keuntungan (gain) bagi perusahaan.
b) Nilai berjalan atau pengukuran dalam tahun berjalan seperti implacement
cost (biaya pengganti)
c) Biaya Opurtinitas atau ekuivalen kas pada saat berjalan.

Menurut teori matching concept, maka biaya harus dibebankan sesuai


dengan pengakuan dari periode penghasilan. Dalam hal sukar melakukan
matching, maka pembebanan harus dilakukan secara rasional dan sistematis.
Dalam hal biaya yang dikeluarkan masih memiliki potensi menhasilkan dimasa
yang akan datang, maka dapat ditunda pembebanannya, sebaliknya jika tidak
ada kemungkinannya lagi, langsung dibebankan.

2.4. Kegunaan dan keterbatasan dari pelaporan keuangan


2.4.1 Kegunaan Laba Rugi Komprehensif
Laporan laba rugi komprehensif berguna untuk membantu pengguna laporan keuangan
dalam memprediksi arus kas masa depan, dalam rangka menentukan p rofitabilitas, nilai
investasi, dan kelayakan kredit. Laporan laba rugi komprehensif sering di gunakan oleh
beberapa pengguna laporan keuangan berikut ini :
1) Investor

16
Investor menggunakan informasi mengenai penghasilan perusahaan di masa lalu
sebagai input penting dalam memprediksi laba dan arus kas di masa depan, yang
kemudian dijadikan dasar untuk memprediksi harga saham dan deviden perus ahaan
dimasa depan.
2) Kreditor
Dengan menggunakan informasi laba rugi masa lalu, kreditor dapat memahami
kemampuan calon debitur dalam menghasilka n arus kas masa depan yangdipe
rlakukan untuk membayar beban bunga dan membayar pokok pinjaman. Pencairan
asset jaminan bukan hal yang paling diinginkan oleh kreditur,melainkan
keberhasilan perusahaan memperoleh penghasilan dan menghasilkanarus kas dari
operasi.
3) Manajemen
Laporan laba rugi komprehensif diipandang penting bagi investor dan kreditur, maka
sudah sepatutnya manajemen juga berkepentingan terhadap laporan laba rugi
komperhensif. Selain itu, banyak perusahaan, bonus yang diberikan kepadamanajer
ditentukan berdasarkan keberhasilannya dalam mencapai target laba

2.4.2 Keterbatasan Laporan Laba Rugi Komprehensif


Selain memiliki beberapa keguna an, laporan laba rugi komprehensif j uga memiliki
beberapa keterbatasan. Penggunaan laporan laba rugi komperhensif harus
memperhatikan bahwa laporan ini disusun berdasarkan asumsi dan kebijakan tertentu.
Beberapa keterbatasan laporan laba rugi komprehensif diantaranya sebagai berikut :
1) Penghasilan atau beban yang tid ak dapat diukur dengan andal, tidak dimasukkan ke
dalam laporan laba rugi komprehensif. SAK mensyaratkan bahwa penghasilan atau
beban dapat diakui ketika dapat diukur dengan andal. Transaksi yang mempengaruhi
laporan laba rugi komprehensif namun tidak dapat diukur pengaruhnya secara andal,
tidak dapat dimasukkan ke dalam laporan laba rugi komperhensif.
2) Laba yang dilaporkan dipengaruhi metode akuntansi yang digunakan.) perusahaan
diperkenankan oleh SAK untuk memilih dasar alokasi atau metode untuk
menyusutkan aset tetap. Jika suatu perusahaa n memilih menggunakan metode untuk
menyusutkan aset tetap. Maka suatu perusahaan memilih menggunakan metode garis
lurus, sementara perusahaan lain memilih metode penyusutan saldo menurun, dan
jika hal lain dianggap sama,maka laba kedua perusahaan ini akan berbeda.

17
3) Pengukuran penghasilan dan beban melibatkan pertimbangan (judgment)
manajemen. Beberapa hal yang melibatkkan pertimbangan manajemen misalnya, ada
sebuah perusahaan yang menyusutkan aset tetap gedung selama 20 tahun, namun ada
juga yang menyusutkan selama 15 tahun untuk aset sejenis. Begitu juga dengan
pertimbangan dalam mengestimasi kewajiban atas klaim garasi dan pengakuan
pengghapusan piutang tak tertagih, ada yang melakukan dengan optimistis, sehingga
menyebabkan beban yang lebih rendah dan laba yang lebih tinggi.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Laporan laba rugi biasanya dibuat pada akhir tahun atau akhir periode. Adanya
laporan laba rugi pada sebuah perusahaan juga akan memudahkan para investor
dalam membaca juga memahami kinerja dari sebuah perusahaan. bagian dari
laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi
yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga
menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih. pengertian pendapatan dapat dipandang
dari dua sudut pandang, yaitu :sudut pandang kesatuan usaha (Entity concept) dan
sudut pandang kesatuan pemilik (proprietary concept). Dari sudut pandang kesatuan
usaha pendapatan merupakan aliran aktiva baru yang masuk keperusahaan yang
berasal dari pembeli/pelanggan sebagai pemakai produk perusahaan. Sedangkan
dari sudut pendang kesatuan pemilik, pendapatan merupakan kelebihan aliran
sumber ekonomi yang masuk diatas potensi jasa yang keluar dari perusahaan.
Potensi jasa tersebut berupa biaya-biaya yang dapat dibebankan pada pendapatan.

Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan yang mengukur keberhasilan


kinerja perusahaan selama periode tertentu. Digunakan untuk menilai dan
memprediksi jumlah dan waktu atas ketidakpastian arus kas masa depan. Laporan
laba rugi komprehensif akan menggambarkan sumbersumber penghasilan yang
diperoleh oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, serta jenisjenis biaya yang

18
harus ditanggung oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
perusahaan. Beban Menurut Bastian Bustami adalah: “Biaya yang telah memberikn
manfaat dan sekarang telah habis”.17 Sedangkan biaya yang belum dinikmati yang
dapat memberikan manfaat di masa akan datang dikelompokkan sebagai harta.

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, B., & Nurlela. (2013). Akuntansi Biaya (4 ed.). Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Da Rato, E. Y., & Wahidahwati. (2021). LAPORAN LABA RUGI
KOMPREHENSIF. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 12, 960-964.
Harahap, S. S. (2012). Teoi Akuntansi (2nd ed.). Jakarta: Raja Garfindo Persada.
Hery. (2011). Teori Akuntansi (1st ed.). Jakarta: Kencana.

19

Anda mungkin juga menyukai