Disusun oleh :
KELOMPOK 3
2
3) praktek-praktek akuntansi yang lazim diterima memungkinkan incosistencies dalam
pengukuran periodic income dari berbagai-bagai perusahaan dan dari suatu
perusahaan untuk tahun-tahun yang berbeda;
4) perubahan-perubahan tingkat harga telah mengubah makna daripada nilai mata
uang historis; dan
5) informasi lain bisa lebih berguna bagi investor dalam membuat keputusan.
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui konsep income dalam pelaporan keuangan
1.3.2. Untuk mengetahui konsep pendapatan pelaporan keuangan
1.3.3. Untuk mengetahui konsep beban
1.3.4. Untuk mengetahui kegunaan dan keterbatasan dari pelaporan keuangan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Income dalam pelaporan keuangan
2.1.1. Pengertian laba (Income)
Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh
FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai
kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik.
Sedangkan earning adalah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode
atau kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang disebabkan karena
aktivitas operasi maupun aktivitas di luar usaha selama periode tertentu. Earning
merupakan konsep yang paling sempit sedang comprehensive income
merupakan konsep paling luas.
4
memenuhi berbagai tujuan secara umum atau menggunakan berbagai konsep
laba dan menyajikan secara jelas konsep laba tersebut secara khusus.
2.1.3. Kualitas Informasi Laba
M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat
dalam kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas
informasi laba ditentukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu
dan membantu pengambilan keputusan yang efektif. Hal ini didukung oleh
FASB yang menerbitkan SFAC No. 1 yang menganggap bahwa laba akuntansi
merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan oleh karena itu
laba akuntansi hendaknya dapat digunakan dalam prediksi arus kas dan laba di
masa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Hendriksen dalam bukunya Accounting
Theory edisi kelima (1992:338) menetapkan tiga konsep dalam usaha
mendefinisikan dan mengukur laba menuju tingkatan bahasa. Adapun konsep-
konsep tersebut meliputi:
1) Konsep Laba pada Tingkat Sintaksis (Struktural)
Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi
(kebiasaan) dan aturan logis serta konsisten dengan mendasarkan pada
premis dan konsep yang telah berkembang dari praktik akuntansi yang ada.
Terdapat dua pendekatan pengukuran laba (income measurement) pada
tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan Transaksi dan Pendekatan Aktiva.
2) Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif)
Pada konsep ini income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi.
Dalam usahanya memberikan makna interpretatif dari konsep laba akuntansi
(accounting income), para akuntan seringkali merujuk pada dua konsep
ekonomi. Kedua konsep ekonomi tersebut adalah Konsep Pemeliharaan
Modal dan Laba sebagai Alat Ukur Efisiensi.
5
perusahaan. Beberapa reaksi usaha users dapat ditunjukkan dengan proses
pengambilan keputusan dari investor dan kreditor, reaksi harga surat
terhadap pelaporan income atau reaksi umpan balik (feedback) dari
manajemen dan akuntan terhadap income yang dilaporkan.
Pendapatan sering disebut sebagai Revenue. Pendapatan dan keuntungan atau laba
(gains) merupakan komponen dari penghasilan (income). Untuk perusahaan pada umunya
pendapatan berasal dari kegiatan utama yang tercermin pada penjualan output (produk
dan jasa) perusahaan, yang berarti dinyatakan jumlah aliran kotor (gross inflows),
imbalan, bunga , deviden, royalti dan sewa.
1. Pendapatan adalah arus masuk (net asset) sebagai akibat dari penjualan barang dan
jasa – inflow concept
2. Pendapatan adalah arus kas keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan
– outflow concept
6
(cut off) yang tepat dan konsisten pada awal dan akhir adalah perlu sehingga pendapatan
dari laba dapat ditetapkan secara wajar.
Nelson Lam dan Peter Lau mengemukakan pengertian pendapatan adalah sebagai berikut:
“Pendapatan (revenue) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomis selama periode
berjalan yang muncul dalam rangkaian kegiatan biasa dari sebuah entitas ketika arus
masuk dihasilkan dalam penambahan modal, selain yang berkaitan dengan kontribusi
pemegang ekuitas”.
7
2.2.1 Karakteristik Pendapatan
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatas i
bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal
dari operasi perusahaan.
1. Sumber Pendapatan
Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua
cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan
dapat berasal dari transaksi modal; laba dari penjualan aktiva yang bukan barang
dagangan seperti aktiva tetap; surat berharga; ataupun penjualan anak atau cabang
perusahaan; hadiah, sumbangan atau penemuan; revaluasi aktiva tetap; dan penjualan
produk perusahaan. Dari semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk
saja yang dapat dianggp sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi
mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama
perusahaan.
8
Aliran masuk ini terjadi akibat dari kegiatan penjualan out put perusahaan. Jadi dua
aliran yang berhubungan dengan penentuan pendapatan yaitu :
1) Arus masuk aktiva bersih sebagai hasil dari penjualan barang maupun jasa.
9
faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan seluruh aktivitas
perusahaan yang menimbulkan income secara keseluruhan disebut Earning proces.
Pendapatan umumnya diklasifikasikan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan
normal perusahaan dan pendapatan yang bukan dari kegiatan normal perusahaan.
1. Pendapatan Operasional
1) Penjualan Kotor
Penjualan kotor merupakan semua hasil atau penjualan barang-barang maupun
jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-potongan atau pengurangan
lainnya. Untuk dibebankan kepada langganan atau yang mebutuhkannya.
2) Penjualan Bersih
Penjualan bersih merupakan semua hasil penjualan yng sudah
diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan yang
menjadi hak pihak pembeli.
10
Misalnya penjualan jasa seorang manajer proyek dan jasa seorang konsultan
atau arsitek.
11
dagang memperoleh penghasilan dari penjualan barang dagangnya akan mengakui
sebagai pendapatan, namun jika suatu ketika perusahaan ini menjual kendaraan angkut
barangnya pada harga jual di atas nilai buku kendaraan tersebut, maka akan diakui
sebagai keuntungan.
Beban juga bisa dikelompokkan lagi menjadi dua unsur, yaitu beban dan kerugian.
Beban merupakan beban yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan, misalnya
yang terkait dengan aktivitas penjualan barang dagang bagi perusahaan da gang.
Sementara kerugian merupakan beban yang berasal dari transaksi insidental. Komponen
pendapatan komprehensif lain, antara lain sebagai berikut :
1) Perubahan dalam surplus revalu asi aset tetap dan aset tak berwujud Surplus
revaluasi adalah selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap danaset
tak berwujud yang diukur menggunakan model revaluasi.
2) Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui.
3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing.
4) Keuntungan dan kerugian dari p engukuran kembali aset keuanga n yang
dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual. Keuntungan dan kerugian ini berasal
dari keuntungan dan kerugian belum terealisasi berupa selisih antara nilai tercatat
aset keuangan tersedia untuk dijual dengan nilai wajarnya pada tanggal pelaporan
keuangan.
5) Bagian efektif dari keuntungan d an kerugian instrumen lindung nil ai dalam
rangka lindung nilai arus kas.
Terkadang sulit bagi kita untuk menduga pos mana yang seharusnya masuk kedalam
komponen laba rugi, dan pos mana yang seharusnya masuk kedalam komponen
pendapatan komprehensif lain. PSAK tidak memberi ketentuan spesifik mengenai
kriteria suatu pos dapat masuk ke laba rugi atau pendapatan komprehensif lain. PSAK
hanya menyatakan bahwa pos ini masuk ke laba rugi dan pos tertentu yang lain masuk
kependapatan komprehensif lain tanpa membahas kriteria yang membedakan.
Dalam PSAK 1 (revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan diatur mengenai pos
minimum yang harus disajikan dala m laporan laba rugi komprehensif b entuk tunggal,
yaitu :
1) Pendapatan (revenue)
2) Biaya keuangan
12
3) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi atau ventura yang dicatat menggunakan
metode ekuitas
4) Beban pajak
5) Jumlah laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan keuntungan dan
kerugian setelah pajak dari pelepasan aset dalam rangka operasi yang dihentikan
6) Laba rugi
7) Bagian pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan menurut sifat
8) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura yang dicatat
dengan metode ekuitas .
9) Total laba rugi komprehensif Pada laporan laba rugi komprehensif bentuk tunggal,
maka penyajian laba rugi periode berjalan dan pendapatan komprehensif lain
periode berjalan disajikan dalam satu laporan laba rugi komprehensif.
13
bisa berupa penambahan jumlah hutang jika jasa yang digunakan belum dilunasi
pembayarannya.
Sedangkan FASB mendefinisikan beban sebagai berikut : “Expense sebagai arus
keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi
keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang,
pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan”
Dari defenisi tersebut, beban mencakup baik kerugian maupun beban yang
timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang bisa meliputi, misalnya : beban
pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus
keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas dan setara kas, persediaan dan aktiva
tetap. Beban juga mencakup kerugiaan yang belum direalisasi, misalnya kerugian
yang timbul dari pengaruh peningkatan kurs valuta asing dalam hubungannya
dengan pinjaman perusahaan dalam mata uang tersebut.
2.3.1 Jenis Beban
Pengklasifikasian terhadap beban harus dilakukan secara tepat agar laporan
laba rugi perusahaan dapat memebrikan informasi yang bermanfat dan mudah
dipahami. Beban dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu
1) Beban Akrual (Accured Expense).
Beban akrual adalah beban yang masih harus dibayar (beban-beban tertentu
mungkin telah terjadi), tetapi pembayarannya belum dilakukan sampai pada
periode berikutnya. Pada akhir periode akuntansi adalah perlu untuk
menentukan dan mencatat beban-beban yang telah terjadi ini meskipun belum
dibayarkan.
2) Beban Kredit Macet (Bad Debts Expense)
Beban kredit macet adalah beban yang timbul atas tindakan tertagihnya piutang
usaha. Contohnya beban piutang raguragu (doubtful accounts expense), dan
beban piutang yang tidak dapat ditagih (uncollectible accounts expense).
3) Beban Lain-lain (Other Expenses)
14
Beban lain-lain adalah beban yang berasal dari transaksi peripheral (transaksi
di luar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau aktivitas sekunder
perusahaan. Contohnya adalah beban sewa dan bunga.
4) Beban Operasional (Operational Expense).
Beban operasional adalah beban-beban yang terdiri dari beban penjualan,
beban umum dan beban administrasi. Laba operasi dihitung dengan cara
mengurangkan laba kotor dengan beban operasional.
5) Beban Penjualan (Selling Expense).
Beban penjualan adalah beban-beban yang terkait langsung dengan segala
aktivitas toko atau aktivitas yang mendukung operasional penjualan
barangdagang. Contohnya adalah beban gaji atau beban upah karyawan, beban
iklan, beban perlengkapan/keperluan, dan beban penyusutan peralatan.
6) Beban Penyusutan (Depreciation Expense).
Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari
suatu aktiva. Sifat beban penyusutan secara konsep tidak berbeda dengan baban
yang mengakui pemanfaatan atas premi asuransi ataupun sewa yang dibayar di
muka selama periode berjalan. Beban penyusutan adalah beban yang tidak
memerlukan pengeluaran uang kas (non-cash expense). Alokasi harga perolehan
aktiva tetap dilakukan dengan cara mendebet akun beban penyusutan dan
mengkredit akun akumulasi penyusutan. Akun beban penyusutan akan tampak
dalam laporan laba-rugi, sedangkan akun akumulasi penyusutan akan terlihat
dalam neraca.
7) Beban Umum dan Administrasi (General and Administration Expense).
Beban umum dan beban administrasi merupakan beban-beban yang dikeluarkan
dalam trangka mendukung aktiva/urusan kantor (administrasi) dan operasi
umum. Contohnya beban gaji, beban perlengkapan dan beban penyusutan
peralatan.
8) Beban yang Ditangguhkan (Deffered Expense, Prepaid Expense)
Beban yang ditangguhkan adalah beban dibayar di muka/pengeluaran-
pengeluaran tertentu yang telah dibayarkan namun atas barang atau jasa yang
15
belum digunakan. Untuk bagian dari pengeluaran-pengeluaran yang baru akan
digunakan dalam periode berikutnya memerlukan pengakuan sebagai aktiva.
2.3.2. Pengukuran Beban
Menurut para ahli yang mendefinisikan beban sebagai penurunan dalam
aktivitas perusahaan suatu alat ukur yang logis adalah nilai pada barang dan jasa
pada waktu digunakan dalam operasi perusahaan. Di lain pihak menganjurkan
bahwa beban harus diukur berdasarkan transaksi yang dilakukan dan
pengeluaran kas yang ada sekarang dan yang akan datang. Pengeluaran beban
yang paling umum ada tiga yaitu:
a) Biaya histories (harga perolehan historis)
Dalam metode ini menganggap bahwa nilai barang dan jasa setidaktidaknya
sebesar harga perolehan sebesar harga perolehan jika tidak maka barang dan
jasa itu tidak akan dibeli. Jika barang dan jasa berubah menjadi lebih
bernilai dari pada biaya historis maka kelebihannya menggambarkan
keuntungan (gain) bagi perusahaan.
b) Nilai berjalan atau pengukuran dalam tahun berjalan seperti implacement
cost (biaya pengganti)
c) Biaya Opurtinitas atau ekuivalen kas pada saat berjalan.
16
Investor menggunakan informasi mengenai penghasilan perusahaan di masa lalu
sebagai input penting dalam memprediksi laba dan arus kas di masa depan, yang
kemudian dijadikan dasar untuk memprediksi harga saham dan deviden perus ahaan
dimasa depan.
2) Kreditor
Dengan menggunakan informasi laba rugi masa lalu, kreditor dapat memahami
kemampuan calon debitur dalam menghasilka n arus kas masa depan yangdipe
rlakukan untuk membayar beban bunga dan membayar pokok pinjaman. Pencairan
asset jaminan bukan hal yang paling diinginkan oleh kreditur,melainkan
keberhasilan perusahaan memperoleh penghasilan dan menghasilkanarus kas dari
operasi.
3) Manajemen
Laporan laba rugi komprehensif diipandang penting bagi investor dan kreditur, maka
sudah sepatutnya manajemen juga berkepentingan terhadap laporan laba rugi
komperhensif. Selain itu, banyak perusahaan, bonus yang diberikan kepadamanajer
ditentukan berdasarkan keberhasilannya dalam mencapai target laba
17
3) Pengukuran penghasilan dan beban melibatkan pertimbangan (judgment)
manajemen. Beberapa hal yang melibatkkan pertimbangan manajemen misalnya, ada
sebuah perusahaan yang menyusutkan aset tetap gedung selama 20 tahun, namun ada
juga yang menyusutkan selama 15 tahun untuk aset sejenis. Begitu juga dengan
pertimbangan dalam mengestimasi kewajiban atas klaim garasi dan pengakuan
pengghapusan piutang tak tertagih, ada yang melakukan dengan optimistis, sehingga
menyebabkan beban yang lebih rendah dan laba yang lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Laporan laba rugi biasanya dibuat pada akhir tahun atau akhir periode. Adanya
laporan laba rugi pada sebuah perusahaan juga akan memudahkan para investor
dalam membaca juga memahami kinerja dari sebuah perusahaan. bagian dari
laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi
yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga
menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih. pengertian pendapatan dapat dipandang
dari dua sudut pandang, yaitu :sudut pandang kesatuan usaha (Entity concept) dan
sudut pandang kesatuan pemilik (proprietary concept). Dari sudut pandang kesatuan
usaha pendapatan merupakan aliran aktiva baru yang masuk keperusahaan yang
berasal dari pembeli/pelanggan sebagai pemakai produk perusahaan. Sedangkan
dari sudut pendang kesatuan pemilik, pendapatan merupakan kelebihan aliran
sumber ekonomi yang masuk diatas potensi jasa yang keluar dari perusahaan.
Potensi jasa tersebut berupa biaya-biaya yang dapat dibebankan pada pendapatan.
18
harus ditanggung oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
perusahaan. Beban Menurut Bastian Bustami adalah: “Biaya yang telah memberikn
manfaat dan sekarang telah habis”.17 Sedangkan biaya yang belum dinikmati yang
dapat memberikan manfaat di masa akan datang dikelompokkan sebagai harta.
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, B., & Nurlela. (2013). Akuntansi Biaya (4 ed.). Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Da Rato, E. Y., & Wahidahwati. (2021). LAPORAN LABA RUGI
KOMPREHENSIF. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 12, 960-964.
Harahap, S. S. (2012). Teoi Akuntansi (2nd ed.). Jakarta: Raja Garfindo Persada.
Hery. (2011). Teori Akuntansi (1st ed.). Jakarta: Kencana.
19