Anda di halaman 1dari 4

A.

Konsep Pemeliharaan Modal


Konsep modal adalah sumber – sumber ekonomi diluar tenaga kerja yang dibuat oleh
manusia. Dari konsep modal tersebut terciptanya konsep pemeliharaan modal. Konsep
pemeliharaan modal merupakan konsep perhitungan laba. Dalam konsep ini laba
dianggap harus memperhitungkan bahwa modal yang diinvestasikan harus terpelihara.
Ada dua konsep pemeliharaan modal, yaitu:
1. Pemeliharaan Modal Keuangan
Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh kalau jumlah finansial (atau uang) dari
aktiva bersih pada akhir periode melebihi jumlah finansial (atau uang) dari aktiva
bersih pada awal periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada,
dan mengeluarkan setiap kontribusi dari, para pemilik selama periode.
Pemeliharaan modal keuangan dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal
atau dalam satuan daya beli yang konstan.
Jadi, kenaikan harga aktiva yang dimiliki selama suatu periode, yang secara
konvensional disebut keuntungan akibat pemilikan (holding gains), secara
konseptual disebut laba. Namun demikian, jumlahnya tidak diakui sampai aktiva
tersebut dilepaskan dalam transaksi pertukaran. Kalau konsep pemeliharaan
modal keuangan didefinisikan dalam satuan daya beli konstan, laba merupakan
kenaikan daya beli yang diinvestasikan selama suatu periode.

2. Pemeliharaan Modal Fisik


Menurut konsep ini laba hanya diperoleh kalau kapasitas produktif fisik (atau
kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada
awal periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada, dan
mengeluarkan setiap kontribusi dari, para pemilik selama suatu periode.
Konsep pemeliharaan modal fisik memerlukan penggunaan dasar pengukuran
biaya kini (current cost). Pemilihan dasar dalam konsep ini tergantung pada jenis
modal keuangan yang ingin dipelihara perusahaan. Dalam pengertian umum,
perusahaan telah memelihara modalnya kalau modal yang dimiliki pada akhir
periode sama dengan pada awal periode. Setiap jumlah di atas atau yang melebihi
yang diperlukan untuk memelihara modal pada awal tahun merupakan laba.
Konsep pemeliharaan modal menjelaskan mengenai bagaimana cara perusahaan
mendefinisikan modal yang ingin dipelihara (dipertahankan). Konsep ini mengaitkan
konsep modal dengan konsep laba karena memberikan dasar rujukan untuk mengukur
laba. Konsep ini juga merupakan prasyarat untuk membedakan antara imbalan modal
perusahaan (return on capital) dan pengembalian modal (return of capital) hanya arus
masuk aktiva yang melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk memelihara modal yang
dapat dianggap laba dan merupakan imbalan modal.
3. Perhitungan Laba Rugi
Konsep pemeliharaan modal berkaitan dengan konsep laba dan memberikan dasar
rujukan dalam perhitungan laba rugi. Pemahaman konsep ini penting untuk
membedakan pengertian imbalan modal entitas (return on capital) dan
pengembalian moda (return of capital). Imbalan modal entitas adalah laba atau
keuntungan yang dihasilkan atas modal yang diinvestasikan pada entitas,
sedangkan pengembalian modal merupakan penarikan kembali modal oleh
pemilik.

https://www.coursehero.com/file/p7avsc1/Konsep-Pemeliharaan-Modal-dan-Penetapan-
Laba-Konsep-modal-menciptakan-dua/
http://ngeblogwebid.blogspot.com/2009/11/tugas-teori-akuntansi.html

B. Konsep Laba
Laba adalah jumlah residual atau selisih penghasilan dikurangkan semua beban
(termasuk semua penyesuaian pemeliharaan modal kalau ada). Bila beban melebihi
penghasilan, berarti telah terjadi kerugian.
M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat dalam
kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas informasi laba
ditentukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu dan membantu
pengambilan keputusan yang efektif. Hal ini didukung oleh FASB yang menerbitkan
SFAC No. 1 yang menganggap bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik
atas prestasi perusahaan dan oleh karena itu laba akuntansi hendaknya dapat digunakan
dalam prediksi arus kas dan laba di masa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory


edisi kelima (1992:338) menetapkan tiga konsep dalam usaha mendefinisikan dan
mengukur laba menuju tingkatan bahasa. Adapun konsep-konsep tersebut meliputi:
1. Konsep Laba pada Tingkat Sintaksis (Struktural)
Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi (kebiasaan)
dan aturan logis serta konsisten dengan mendasarkan pada premis dan konsep
yang telah berkembang dari praktik akuntansi yang ada. Terdapat dua pendekatan
pengukuran laba (income measurement) pada tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan
Transaksi dan Pendekatan Aktiva.
Dalam tingkat sintaksis ini ada dua cara pengukuran laba:

a. Pendekatan transaksi dalam pengukuran laba


Laba tercatat jika terjadi perubahan aset dan liabilitas sebagai akibat
dilakukannya suatu transaksi. Laba baru dicatat ketika terjadi pemindahan
hak kepemilikan pada pihak ketiga.
b. Pendekatan aktivitas dalam pengukuran laba
Berfokus pada deskripsi aktivitas dalam suatu perusahaan dan bukan pada
pelaporan transaksi.
Contoh: Laba aktivitas akan dicatat selama perencanaan, pembelian,
peroduksi, penjualan dan penagihan.
Perbedaan utama antara pendekatan transaksi dan aktivitas adalah pendekatan
transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang mengukur kejadian eksternal
yaitu transaksi, sedangkan pendekatan aktivitas berusaha mendasarkan diri pada
konsep real world dari aktivitas atau kejadian dalam arti yang lebih luas.
Sayangnya, kedua pendekatan itu gagal untuk mencerminkan relitas dalam
pengukuran laba karena keduanya tergantung pada hubungan struktural yang
tidak mempunyai interpretasi dunia nyata (real world).

2. Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif)


Pada konsep ini income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi. Dalam
usahanya memberikan makna interpretatif dari konsep laba akuntansi (accounting
income), para akuntan seringkali merujuk pada dua konsep ekonomi. Kedua
konsep ekonomi tersebut adalah Konsep Pemeliharaan Modal dan Laba sebagai
alat ukur efisiensi.
3. Konsep Laba pada Tingkat Pragmatis (Perilaku)
Pada tingkat pragmatis (perilaku) konsep income dikaitkan dengan pengguna
laporan keuangan terhadap informasi yang tersirat dari laba perusahaan. Beberapa
reaksi usaha users dapat ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari
investor dan kreditor, reaksi harga surat terhadap pelaporan income atau reaksi
umpan balik (feedback) dari manajemen dan akuntan terhadap income yang
dilaporkan.
https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/11/konsep-laba-dalam-pelaporan-
keuangan/
https://www.warsidi.com/2011/01/konsep-laba-dalam-akuntansi.html

Anda mungkin juga menyukai