Anda di halaman 1dari 12

Teori Akuntansi

KONSEP LABA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
RIVA RIVELYANTI S. 7143342032
TRI GITA AMELIA 7143342038
YOLANDA 7143342041
YOVITA SUGIASTI 7143342042

B NON REGULER 2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Laba ............................................................................................................................ 2
2.2 Tujuan Pelaporan Laba.................................................................................................................. 2
2.3 Konsep Laba .................................................................................................................................. 3
2.3.1 Laba Ekonomi ......................................................................................................................... 3
2.3.2 Laba Akuntansi ....................................................................................................................... 3
2.3.3 Laba Bisnis/Business Income/Money Income........................................................................ 4
2.4 Pengukuran Dan Pengakuan Laba................................................................................................. 6
2.4.1 Pendekatan Transaksi ............................................................................................................ 7
2.4.2 Pendekatan Kegiatan ............................................................................................................. 7
2.4.3 Pendekatan Mempertahankan Kemakmuran........................................................................ 8
BAB III PENUTUPAN ................................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 10

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi
murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam
modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal
tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi
didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.Perbedaan
diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.

Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba
diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan
tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan
pengukuran laba.

Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk


memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Sementara
itu, pemakai informasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba
menghadapi dua pendekatan : satu laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba.
Teori akuntansi diarahkan untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengertian Laba ?
2. Apa tujuan dari pelaporan Laba ?
3. Apa yang dimaksud dengan Konsep Laba ?
4. Bagaimana cara pengukuran dan pengakuan laba ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian Laba
Untuk mengetahui tujuan dari pelaporan Laba
Untuk mengetahui Konsep Laba
Untuk mengetahui cara pengukuran dan pengakuan laba

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laba
Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang,
tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh karena
itu, para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang konsep laba yaitu
sebagai berikut
Menurut Belkaoui, laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar
keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya
dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran
dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi. Menurut Stice,
Skousen, laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang
dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama
dengan posisi awalnya. Sedangkan menurut M. Nafarin, laba (income) adalah perbedaan
antara pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode tertentu.
Namun berbeda dengan IAI yang memiliki pengertian sendiri mengenai income, IAI
justru tidak menerjemahkan income dengan istilah laba, tetapi dengan istilah penghasilan.
Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, (IAI,1994) mengartikan
income (penghasilan) sebagai berikut : Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
konstribusi penanam modal. (paragraf. 70). Selanjutnya dalam paragraf 74 disebutkan
bahwa, definisi penghasilan meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains).
Tidak adanya persamaan pendapat untuk mendefinisikan laba secara tepat
disebabkan oleh luasnya penggunaan konsep laba. Para pemakai laporan keuangan
mempunyai konsep laba sendiri yang dianggap paling cocok untuk pengambilan keputusan
mereka

2.2 Tujuan Pelaporan Laba


Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan :
1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang
diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested
capital).
2
2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn.
3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
5. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
6. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
7. Dasar untuk kenaikan kemakmuran
8. Dasar pembagian dividen

2.3 Konsep Laba


2.3.1 Laba Ekonomi
Adam Smith menjelaskan bahwa Income adalah kenaikan dalam kekayaan. Pengertian
ini diikuti oleh Marshall dkk dan dihubungkan dengan konsep praktik bisnis. Mereka
membedakan modal tetap dengan modal kerja, modal fisik dan laba, dan menetapkan pada
realisasi sebagai pengakuan laba. Von Bohm Bawerk pada akhir abad XIX telah
memperkenalkan pendapat bahwa laba bukan saja unsure kas, dia memperkenalkan konsep
laba nonmoneter. Kemudian pada awal abad XX Fischer, Lindahl dan Hick menjelaskan
sifat-sifat laba ekonomi yang mencakup tiga tahap sebagai berikut :
1. Physical Income yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya
memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan. Laba jenis ini tidak dapat
diukur.
2. Real Income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap
kesenangan fisik. Ukuran yang dapat digunakan untuk Real Income ini adalah Biaya
Hidup (Cost of Living).
3. Money Income merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi
dalam memenuhi kebutuhan hidup.

2.3.2 Laba Akuntansi


Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi adalah perbedaan antara
revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan
biaya-biaya yang dikleuarkan pada periode tersebut. Menurut Belkaoui definisi tentang laba
itu mengandung lima sifat yaitu :

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya
hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

3
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik laba itu, artinya merupakan prestasi
perusahaan pada periode tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri
tentang apa yang termasuk hasil.

4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis
yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching, artinya hasil dikurangi biaya yang
diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.

Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi ini adalah :

Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji.


Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan dilaporkan
secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (verifiability).
Memenuhi prinsip conservatisme, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan
tidak memperhatikan perubahan nilai.
Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen.

Disamping adanya keistimewaan,konsep laba juga mempunyai kelemahan yang


terkandung didalamnya adalah :

Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai.
Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena adanya
perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan
biaya.
Penerapan prinsip realisasi, historical cost, dan conservatisme dapat menimbulkan
salah pengertian terhadap data yang disajikan.

2.3.3 Laba Bisnis/Business Income/Money Income


Money Income atau disebut juga Bussiness Income berbeda dengan Accounting
Income. Vernon Kam (dalam Harahap 2015) menggunakan istilah business income yang
berarti kelebihan dari harga akhir yang dibayar individu dan lembaga lain atas output
perusahaan diatas biaya yng dikeluarknnya.
Penghitunan income atau profit ini sangat sederhana jika transaksi itu komplit atau
sempurna, tidak ada saldo piutang, sisa persediaan atau aktiva tetap. Semua terjual menjadi

4
kas untuk kasus seperti ini laba adalah jum;ah kas yang ada setelah semua dikonfersikan ke
kas pada akhir periode dikurangi dengan jumlah kas (modal awal) pada wal periode. Kalau
hasil pejualan barang dan sebagainya Rp 15.000, sedangkan modal awal adalah Rp.10.000,
laba bisnis adalah Rp.5.000.
Namun dalam kenyataannya tidak demikia, apalagi bisnisnya besar dan luas.
Disamping ada transaksi perusahaan yang sudah sempurna dilaksanakan, yang masih
memerlukan kas tambahan atau pengorbanan lainnya. Mungkin ada piutag, ada persediaan
barang, dan ada aktiva tetap yang terus menerus dipakai dalam proses bisnis. Dalam konteks
ini Verno Kam memberikan dua kemungkinan yaitu
1. Kondidi pasti (certainty) dimana jumlah harga atau kas yang akan diterima atau
dibayarkan dimasa yang akan datang dapat di tentukan
2. Kondisi penuh ketidkpastian (uncertainty) dimana jumlah harga atau kas yang aka
diterima atau dibayarkan dimasa yang aka datang belum dapat di tentukan secara
pasti.
Untuk kasus yang pertama, hamper sama dengan kasus sederhana diatas,
perbedaannya hanya terletak pda taksiran kas terhadap kondisi dari transaksi yang akan
datang yang sudah dapat ditentukan itu. Sementara itu, yang selalu terjadi dalah kasus kedua
dimana transaksi kas kebnyakan masih belum menentu bik kejadiannya, waktunya dan
hargamya. Utuk itu kita menghadapi beberapa masalah tentang : niai ekonomi, harga, modal,
skala, pengukurang pertuukaran. Nilai ekonomi adalah preferensi seseorang terhadap suatu
komoditas berdasarkan kegunaanya baginya diasa yang akan datang disbanding denfan
komunitas lain.jika terjadi pertukaran, muncullah harga aau harga perkepala. Harga ini

Modal
Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba adalah
arus kekayaan sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Sehingga penentuan laba, yaitu
penentuan kenaikkan modal yang juga menyangkut masalah harga. Modal bisa berarti
financial capital di mana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dikurangi dengan nilai
kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik.Physical capital di sini difokuskan pada
kemampuan fisik dari modal untuk memproduksikan barang dan jasa bukan pada nilai
uangnya. Ukurannya adalah kapasitas produksi dari aktiva yang dimiliki.

Replacement Cost Income


Dalam konsep Replacement Cost Income dikenal dua komponen Income, yaitu :
5
1. Current Operating Profit yang dihitung dari pengurangan biaya pengganti (replacement
cost) dari penghasilan.
2. Realized Holding Gain and Loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement cost dari
barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama. Laba rugi ini dibagi dua
yaitu :
a. Yang direalisasi dan accrued selama periode tersebut.
b. Yang direalisasi pada periode itu tetapi accrued pada periode sebelumnya.
Dari pembagian ini maka, menurut Belkaoui (dalam Harahap 2015), Accounting
Income ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pa = X + Y + Z

Pa = Accounting Income
X = Current Operating Profit
Y = Realisasi dan Accrued Holding Gain periode itu
Z = Realisasi holding gain pada periode itu tapi accrued pada periode sebelumnya.
Money Income berbeda dengan Accounting Income dalam hal :
1. Money Income dihitung berdasarkan nilai replacement cost, sedangkan Accounting
Income berdasarkan historical cost.
2. Money Income hanya mengakui gain yang accrued pada periode itu.
Sehingga dapat diketahui bahwa money income dapat dihitung sebagai berikut :
Pm = Pa Z + W
Pm = Money Income
Pa = Accounting Income
Z = Realisasi holding gain and loss pada periode itu accrued pada periode
sebelumnya.
W = Holding gain and loss yang belum direalisasi.

2.4 Pengukuran Dan Pengakuan Laba


Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan
disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat tergantung pada
besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian dari pendapatan, maka konsep
penghimpunan dan realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan demikian perlakuan
akuntansi terhadap laba tidak akan menyimpang dari perlakuan akuntansi terhadap
pendapatan.

6
Oleh karena itu, laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, secara umum
laba diakui sejalan dengan pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam konsep dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, IAI menyebutkan bahwa penghasilan akan
diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa mendatang yang berkaitan dengan
peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur
dengan anda.
Secara konseptual ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba.
Pendekatan tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan pendekatan
mempertahankan kapital/ kemakmuran.

2.4.1 Pendekatan Transaksi


Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva/ hutang laba terjadi
hanya karena adanya transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal timbull
karena adanya transaksi yang melibatkan perubahan aktiva/ hutang dengan pihak luar
perusahaan. Transaksi internal timbull dari pemakaian atau konversi aktiva dalam
perusahaan.
Pada saat transaksi eksternal terjadi, nilai pasar dapat dijadikan dasar untuk
mengakui pendapatan. Transaksi internal berasa dari perubahan, yaitu perubahan nilai dari
pemakaian atau konversi aktiva. Apabila konversi telah terjadi, maka nilai aktiva lama akan
diubah menjadi aktiva baru. Konsep/ pendekatan ini sama dengan konsep realisasi
pendapatan.
Pendekatan ini memiiki beberapa kebaikan yaitu;
1. Komponen laba dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara.
2. Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi
3. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada pada
akhir periode.
4. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi eksternal untuk berbagai tujuan.
5. Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang
lainnya.

2.4.2 Pendekatan Kegiatan


Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisaa
timbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas. Dalam
penerapannya, pendekatan ini merupakan perluasan dari pendekatan transasksi. Hal ini
7
disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dari transaksi sebagai dasar pengukuran.
Perbedaannya adalah bahwa pendekatan transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang
mengukur transaksi pihak luar.
Sementara pendekatan kegiatan didasarkan pada konsep peristiwa/ kegiatan dalam
arti luas, tidak dibatasi pada kegiatan dengan pihak luar. Meskipun demikian, keduannya
gagal menunjukan pengukuran laba dalam dunia nyata. Hal ini disebabkan dua pendekatan
tersebut didasarkan pada hubungan struktural yang sama tidak ada dalam dunia nyata.
Kebaikan pendekatan kegiatan adalah
1. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenis evauasi dan
prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembeian dan penjualan surat
berharga yang ditujukan pada usaha memperoleh capital gain.
2. Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan menurut
jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawalb manajemen.
3. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari jenis
kegiatan yang berbeda.

2.4.3 Pendekatan Mempertahankan Kemakmuran


Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat
dipertahankan. Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital diartikan sebagai
sekelompok kekayaan tanpa memperhatikan siapa yang memiliki kekayaan tersebut.
Laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat dikonsumsikan dinikmati selama
satu periode, tanpa mengurangi tingkat kenikmatan sebelumnya. Dengan demikian laba dapat
diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada akhir periode dengan tingkat
kemakmuran pada awal periode [laba = total aktiva neto (akhir periode) kapital yang
diinvestasikan (awal periode)].
Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto atau aktiva neto.
Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala pengukuran tertentu. Pengukuran
sangat dipengaruhi Oleh nilai unit pengukur, jenis kapital, dan skala pengukuran.
Perbedaannya terhadap ketiga factor tersebut akan mengakibatkan besarnya laba yang
diperoleh.

8
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan

9
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri.2015.Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011.Jakarta: RajaGrafindo
Persada
Lubis, Arfan Ikhsan, dkk.2017.Teori Akuntansi Edisi 2.Medan: Madenatera

10

Anda mungkin juga menyukai