Oleh
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN
Diketahui Oleh :
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
ii
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 31
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil Pencapaian Kriteria Kentuntasan Minimum (KKM) Kelas XII IPS SMA
Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan TP. 2019/2020…………………………….4
3.1 Pelaksanaan Tindakan ..................................................................................... 36
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
yang sedang berlangsung. Pembelajaran adalah suatu proses yang sangat rumit
dari guru, karena melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan
kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang pendidikan
1
2
pendidikan. Hal tersebut dilakukan agar siswa lebih aktif dalam melakukan proses
optimal.
serangkaian perbuatan guru dan siswa, siswa dan siswa, serta antara siswa dengan
Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik apabila proses belajar mengajar
tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa secara
faktor guru dan siswa. Guru merupakan tokoh sentral dalam menentukan
yang ideal akan mampu bertindak dan berfikir kritis dalam melaksanakan
tugasnya secara professional dan dapat menemukan alternatif yang harus diambil
guru menjadi sumber belajar di kelas. Sedangkan siswa hanya menjadi pendengar
Ruang gerak siswa pun menjadi terbatas, siswa menjadi terbiasa untuk
enggan untuk belajar, merasakan kejenuhan dan keinginan agar proses belajar
mengajar cepat selesai. Bahkan sebelum proses belajar selesai, siswa cenderung
tidak sedikit siswa yang mendapatkan nilai tidak sesuai dengan Kriteria
potensi yang dimiliki untuk melakukan pembelajaran dengan baik. Hasil belajar
Tabel 1.1
Hasil Pencapaian Kriteria Kentuntasan Minimum (KKM)
Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan TP. 2019/2020
Dari tabel 1.1 diatas terlihat bahwa dari ulangan 1 hanya 18 siswa (47%)
yang mendapat ketuntasan belajar. Pada ulangan harian 2 hanya 16 siswa (42%)
dan pada ulangan 3 hanya 17 siswa (45%) yang mendapat ketuntasan belajar. Jika
mendapat ketuntasan dalam belajar, sedangkan 21 siswa atau (55%) siswa belum
bosan dan tidak senang atau terpaksa mengikuti pembelajaran akuntansi yang
terlihat dari kurang maksimalnya siswa saat mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru.
Respon dan perhatian para siswa pun terhadap kegiatan pembelajaran yang
pembelajaran akuntansi ini. Keseriusan dan konsentrasi belajar siswa pun masih
rendah, terlihat dari kegiatan di luar belajar yang masih dilakukan siswa pada saat
rendah. Siswa sulit untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Berhasil atau tidaknya kegitan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil
belajar yang diperoleh siswa dari sekolah. Kesulitan belajar sisa akan
mempengaruhi hasil belajar siswa, yang penyebabnya antara lain ; faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal ialah keadan-keadaan yang datang dari dalam
diri siswa diantaranya aspek fisik, motivasi, bakat, cita-cita, kebiasaan, rasa
percaya diri, minat, dan konsentrasi, sedangkan faktor eksternal ialah keadaan-
keadaan yang datang dari luar diri siswa diantaranya lingkungan masyarakat,
melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus bisa untuk menyesuaikan
model pembelajaran yang akan dicapai dari pokok bahasan materi yang akan
berbagai model dan strategi dalam pembelajaran yang dapat melatih kemampuan
Untuk itu peneliti menawarkan suatu model pembelajaran yang mungkin lebih
kemandirian serta rasa percaya diri terhadap mata pelajaran akuntansi, agar bahan
pelajaran selesai dengan waktu yang ditentukan maka model pembelajaran ini
pendapat, dan menyelesaikan tugas. Melalui proses yang seperti ini siswa akan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ijah (2018)
melaksanakan dua peran kepemimpinan yaitu sebagai pemimpin dalam tugas dan
signifikan.
Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1
1. Mengapa hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Percut Sei
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA
Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020 yang masih
cenderung rendah ?
3. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA
Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020 yang masih
cenderung rendah ?
8
pembelajaran Guided Teaching terhadap siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1
pembelajaran Guided Teaching terhadap siswa XII IPS SMA Negeri 1 Percut
pembelajaran Guided Teaching di XII IPS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
pembelajaran Guided Teaching di XII IPS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan
kenyataannya aktivitas dan hasil belajar akuntansi belum mencapai target yang
perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, salah satu alternatif yang digunakan untuk
9
fasilitator yang menolong siswa untuk melalukan refleksi diri dan diskusi
percaya diri pada siswa sehingga dapat mengurangi rasa takut dan malu dalam diri
mereka. Agar siswa merasa nyaman dalam belajar, guru seharusnya member
pengawasan yang tidak terlalu ketat dan otoriter sehingga siswa dapat belajar
secara aktif dan kreatif dalam proses belajar mengjar dan tidak merasa jenuh dan
bosan.
serta berbeda bakatnya. Siswa dapat belajar dengan sendiri (individual) dan juga
dapat dibentuk kelompok, namun lebih disukai soal yang memiliki banyak
kemungkinan jawaban atau bisa juga dengan proses berfikir divergen (proses
dan proses berfikir konvergen (proses berfikir yang mencari jawaban tunggal).
yang nyata dan kompleks. Maka dari itu dengan menerapkan model pembelajaran
untuk bisa menerima dan menyampaikan informasi yang dibahas secara tepat.
Masing-masing siswa diharuskan aktif dan dapat bekerja sama dengan teman
diri dan meningkatkan rasa percaya diri. Siswa akan lebih terbuka wawasannya
satu kelompoknya.
dalam kelas. Selain itu, penerapan model pembelajaran yang bervariatif juga dapat
mengajak siswa untuk lebih aktifdan kreatif lagi dalam berfikir sehinggamereka
siswa di XII IPS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan Tahun Pembelajaran
2019/2020
adalah :
11
1. Secara Teoritis
penelitian yang akan datang dan juga mampu memberikan sumbangan untunk
2. Secara Praktis
a Bagi Peneliti
b Bagi Siswa
c Bagi Guru
KAJIAN PUSTAKA
siswa. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan guru yang
aktif dan inovatif dalam proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, seorang
pembelajaran di kelas”
yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran merupakan suatu cara
yang digunakan oleh guru untuk menciptakan suasana yang berbeda dengan
13
14
Belajar yang efektif dan efisien dapat tercapai apabila seorang guru dapat
untuk dapat mencapai hasil yang maksimal. Banyak model pembelajaran yang
Guided Teaching.
peserta didik satu atau dua pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman
Teaching merupakan rangkaian penyampaian materi ajar yang diawali dari satu
allowing teachers to learn what is already known by students before making the
points of learning, and it is ideal to use in the teaching of the concepts that are
mempelajari apa yang sudah diketahui oleh siswa sebelum membuat poin
pembelajaran, dan itu sangat ideal untuk pengajaran konsep-konsep yang abstak
(terjemahan).
Teaching adalah suatu model pembelajaran aktif yang dimana guru memberikan
pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Dengan model pembelajaran ini
siswa diarahkan untuk memecahkan masalah yang menjadi inti dari materi yang
ingin ditekankan oleh guru. Hal ini dikarenakan, dalam model pembelajaran
Guided Teaching siswa disuguhkan satu atau lebih pertanyaan. Dan pertanyaan itu
lah yang akan menjadi topik pembahasan yang harus diselesaikan dan dibahas.
jawab siswa secara mandiri dan menuntut saling ketergantungan yang positif
guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan
6. Penutup.
pertanyaan dan membahasnya dengan orang lain. Selain itu, siswa juga dapat
siswa.
juga terdapat kelebihan dan kelemahan yang perlu diperhatikan guru sebagai
Kelebihan :
1. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sebab pembelajaran diawali
dengan beberapa pertanyaan.
2. Melatih siswa berfikir untuk menjawab pertanyaan secara benar.
3. Dapat meningkatkan kerjasama siswa, karena dalam belajar dibentuk
kelompok-kelompok kecil.
Kekurangan :
1. Kadang-kadang terjadi kelarutan dalam pertanyaan sehingga materi
yang akan diajarkan kurang tersampaikan dengan baik.
2. Lebih mengutamakan perbandingan dengan materi yang akan
disampaikan.
Kekurangan :
1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
2. Waktu yang tersedia perlu dimanfaatkan dengan baik agar waktu yang
ada tidak terbuang sia-sia
3. Guru memerlukan persiapan dengan matang seperti persiapan bahan
alat yang memadai
jawaban maupun poin-poin utama dalam materi pembelajaran. Guru harus mampu
19
mengarahkan siswa memilih sumber belajar yang tepat sehingga siswa dapat
baik.
yang diciptakan sendiri, baik secara pribadi maupun kelompok. Tanpa adanya
aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, dan dalam kegiatan belajar kedua
adalah proses belajar sambil bekerja yang bersifat fisik maupun mental, dan dalam
bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut
harus selalu berkait. Aktivitas belajar siswa sangat kompleks. Paul B. Diedrich
berikut:
demonstrasi, percobaan
pidato.
menganalisis.
pembelajaran yang lebih memicu kegiatan siswa. Dengan demikian siswa akan
pengetahuan, nilai - nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang
tentu sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan, sehingga sekolah benar –
diadakannya penilaian tersebut siswa menjadi aktif dalam belajar, dan proses
belajar mengajar menjadi lancar. Hal ini akan berdampak positif bagi siswa
maupun guru yang bersangkutan sehingga tercipta hubungan yang baik antara
sesama siswa, guru, dan lingkungan sekolah. Proses penilaian harus objekti,
karena setiap sikap dan tingkah laku siswa perlu diperhatikan oleh guru.
22
seseorang, terdiri atas dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal
(Purwanto 2017:107). Secara rinci kedua faktor tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut :
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu
yang belajar terbagi dua yakni (1) aspek fisiologis (fisik) dan (2) aspek
psikologis (psikhis).
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri atas: keadaan keluarga, guru dan cara mengajar,
alat-alat pelajaran, motivasi sosial, dan lingkungan serta kesempatan
(Purwanto, 2017:102-106). Untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah
ini :
a. Keadaan Keluarga
Pengaruh pendidikan di lingkungan keluarga, suasana di lingkungan
keluarga, cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi, hubungan antar
anaggota keluarga, pengertian orang tua terhadap pendidikan anak dan
hal-hal laainnya di dalam keluarga
b. Guru dan Cara Mengajar
Lingkungan sekolah, dimana dalam lingkungan ini siswa mengikuti
kegiatan belajar mengajar, dengan segala unsur yang terlibat di
dalamnya
c. Alat-alat Pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang
diperlukan untuk belajar.
d. Motivasi Sosial
Dalam proses pendidikan timbul kondisi-kondisi yang di luar tanggung
jawab sekolah, tetapi berkaitan erat dengan corak kehidupan lingkungan
masyarakat atau bersumber pada lingkungan alam.
e. Lingkungan dan Kesempatan
Lingkungan, dimana siswa tinggal akan mempengaruhi perkembangan
belajar siswa
Demikian juga halnya dalam proses belajar mengajar. Hasil adalah sesuatu yang
terjadi akibat dari usaha yang dilakukan. Dikaitkan dengan dunia pendidikan,
23
hasil adalah suatu perubahan yang terjadi akibat dari diadakannya sebuah proses
belajar mengajar.
perilaku.” Menurut Susanto (2014:31) “Belajar adalah suatu proses yang ditandai
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam prilaku dan penampilan yang
belajar sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa
ditetapkan.”
Dari berbagai pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang dialami siswa berupa nilai,
1. Faktor Internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu. Faktor
internal dibagi dalam tiga faktor, yaitu: a. Faktor jasmaniah yang
terdiri dari: faktor kesehatan, cacat tubuh; b. Faktor psikologis yang
terdiri dari: intelligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan; c. Faktor kelelahan yang terdiri dari: kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani.
2. Faktor Eksternal merupakan faktor yang ada dari luar individu. Faktor
ekstern di kelompokkan ke dalam tiga faktor, yaitu: a. Faktor keluarga
yang terdiri dari: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, latar belakang kebudayaan; b. Faktor sekolah yang terdiri dari:
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa,disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah;
c. Faktor masyarakat yang terdiri dari: kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman gaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Slameto (2017:70) menyatakan bahwa “Beberapa hal yang
mempengaruhi hasil belajar siswa mencakup: kegiatan siswa dalam
masyarakat, media masa, teman bergaul, serta bentuk kehidupan
masyarakat.”
belajar tersebut dipengaruhi oleh masukan pribadi berupa motivasi dan harapan
untuk berhasil dan masukan yang berasal dari lingkungan berupa rangsangan dan
besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa tersebut untuk mencapai hasil belajar.
Hasil belajar dipengaruhi oleh intelegensi dan kesempatan yang diberikan kepada
siswa yang pada gilirannya berpengaruh terhadap konsekuensi dari hasil belajar
mengetahui peningkatan partisipasi dan hasil belajar ips siswa kelas V SDN 7
belajar dan hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran Guided
kerja kelompok meningkat sebesar 48.44 %. Dari siklus I dan Siklus II,
pada siklus II. Hasil ketuntasan belajar sisa meningkat dari 46,87 % pada siklus I
pembelajaran aktif Guided Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII pada mata pelajaran Matematika di SMP Negeri 1 Gunung Talang Tahun
belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam
kelas eksperimen dibanding kelas kontrol, yaitu t hitung = 2,823 > t tabel =1,681.
Quiz untuk mengetahui pengaruh kolaborasi metode Guided Teaching dengan Team
Quiz terhadap hasil belajar dan aktivitas pada mata pelajaran fisika siswa kelas X
penelitian yang diperoleh bahwa kolaborasi metode Guided Teaching dengan Team
Quiz dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada materi pokok suhu dan kalor,
hal ini dapat dilihat pada hasil uji hipotesis di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, hasil uji hipotesis diperoleh t hitung =
7,90 dengan t tabel = 1,669 (t hitung > t tabel), sehingga dapat dsimpulkan hasil
belajar dan aktivitas siswa pada mata pelajaran fisika pada kelas eksperimen lebih
baik dibandingkan dengan hasil belajar dan aktivitas siswa pada kelas kontrol,
berarti ada pengaruh kolaborasi metode Guided Teaching dengan Team Quiz terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor kelas kelas X SMA Negeri 1
kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 65,80 tergolong dalam kategori cukup
aktif.
skill) dalam mata pelajaran bahasa inggris mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada kelas eksperimen digunakan model pembelajaran Guided Teaching dan kelas
bahwa kemampuan menulis kelas kontrol dengan jumlah skor 1080 lebih besar
kemampuan menulis kelas eksperimen lebih besar dengan jumlah skor 2214
pembelajaran konvensional.
Guided Teaching dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi, hal ini dapat dilihat
pada siklus I hasil belajar ekonomi yang diperoleh dengan skor rata-rata 68,00
atau 47% siswa yang tuntas belajar atau mencapai nilai KKM. Sedangkan siklus II
terjadi peningkatan yaitu hasil belajar ekonomi yang diperoleh dengan skor rata-
28
rata 81 atau 90% siswa yang tuntas belajar atau mencapai nilai KKM. Maka
Guru merupakan salah satu pelaku dalam proses pendidikan yang harus
mengajar (PBM). Guru harus bisa mendesain pembelajara yang menarik dan tidak
membuat siswa bosan. Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar banyak
bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan tindakan dalam kegiatan pembelajaran guna
materi yang kurang tepat dalam proses pembelajaran. Untuk memeperbaiki proses
pembelajaran di kelas, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan
guru berperan sebagai fasilitator yang menolong siswa untuk merefleksikan diri
mengembangkan rasa percaya diri pada siswa sehingga dapat mengurangi rasa
takut dan malu dalam diri mereka. Agar siswa merasa nyaman dalam belajar, guru
29
seharusnya memberi pengawasan yang tidak terlalu ketat dan otoriter sehingga
siswa dapat belajar secara aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar dan
model pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran akuntansi. Hal ini
secara diskusi kelompok. Disaat berdiskusi dipilih salah seorang siswa untuk
kelompok tersebut sampai siswa mendapat giliran. Setelah itu guru mengadakan
Dengan demikian, hal ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa XII IPS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan Tahun Pembelajaran
2019/2020 .
30
di XII IPS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan Tahun Pembelajaran
2019/2020
Teaching di XII IPS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan Tahun
Pembelajaran 2019/2020
BAB III
METODE PENELITIAN
beralamat di Jalan Irian Bar. Sampali No. 37 Sampali, Percut Sei Tuan. Penelitian
adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan dengan jumlah
38 siswa.
Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
31
32
2. Aktivitas belajar adalah proses belajar sambil bekerja yang bersifat fisik
maupun mental, dan dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu
berkaitan..
akuntansi
Dari ke empat tahap tersebut, berikut ini digambarkan siklus model penelitian
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Gambar 3.1
Siklus Model Penelitian Tindakan Kelas
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, maka
1. Tahap Perencanaan
a. Meminta ijin kepada kepala sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan
Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan secara keseluruhan dan keadaan proses
34
belajar mengajar akuntansi di kelas XII IPS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
Medan.
mengajar.
2. Tahap Pelaksanaan
pembelajaran Guided Teaching yang telah disusun. Adapun prosedur kerja yang
Tabel 3.1
Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I
3. Tahap Observasi/Pengamatan
atas tindakan telah mencapai sasaran. Peneliti menguraikan jenis-jenis data yang
diperoleh, cara pengumpulan data, dan alat pengumpulan data. Pengamatan yang
4. Tahap Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang mengulas secara kritis tentang perubahan yang
terjadi setelah adanya tindakan. Pada saat refleksi ini dilakukan analisa data
mengenai proses, masalah, dan hambatan yang ditemui dan dilanjutkan dengan
refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk melanjut ke tahap siklus
berikutnya. Jika siklus I sudah berhasil, maka guru dapat melanjutkan ke siklus II
Untuk memperoleh data yang valid dan akurat dari siswa tentang Aktivitas
dan hasil belajar akuntansi, maka teknik untuk pengumpulan data adalah:
3.5.1 Tes
mengetahui kemampuan awal siswa dan Post test untuk mengetahui kemampuan
38
siswa setelah tindakan dilakukan. Tes yang diberikan berbentuk uraian (essay test)
3.5.2 Observasi
mengamati perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam dengan jumlah
dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
Tabel 3.2
materi dan kata kunci yang akan dibahas dalam diskusi dan mengamati
dan diskusi.
soal.
menganalisis.
B. Kriteria Skor
C. Kriteria Penilaian
40
23 – 27 = Aktif (A)
(Aqib, 2010)
Semua data yang telah terkumpul tidak akan berarti, jika tidak diadakan
penganalisisan. Teknik analisis data merupakan unsur yang sangat penting dalam
melakukan penelitian, hasil analisis akan memberikan gambaran arah, tujuan dan
maksud penelitian. Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan yaitu
aktivitas siswa yang akan disajikan dan dikategorikan dalam klasifikasi : sangat
Guided Teaching yaitu dengan membandingkan aktivitas siklus I dan siklus II.
Jika aktivitas siklus ke 2 lebih besar dari siklus 1 maka hipotesis diterima. Kelas
dikatakan aktif jika terdapat 80% siswa termasuk dalam kategori aktif.
Keterangan :
a. Jumlah siswa yang aktif diperoleh atau diketahui setelah dilakukan penilaian
atas observasi aktivitas belajar siswa. Dimana siswa dikatakan aktif apabila
siswa tersebut memperoleh skor minimal 23 dan dikatakan sangat aktif apabila
belajar siswa.
b. Jumlah siswa merupakan jumlah subjek penelitian atau jumlah seluruh siswa
akuntansi siswa, maka hasil belajar siklus I dibandingkan dengan siklus II.
Hipotesis diterima apabila hasil belajar siklus II lebih tinggi dari siklus I. Dengan
catatan hasil belajar siklus I dan siklus II memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
Keterangan:
DS : Daya Serap
Skor yang diperoleh siswa : Nilai post test siswa
Skor maksimum : 100
Dengan Kriteria : 0 ≤ DS < 75 dikatakan tidak tuntas
75 ≤ DS ≤ 100 dikatakan tuntas
Secara individu, siswa dinyatakan tuntas dengan nilai ≥ 75
42
Dari uraian diatas dapat diketahui siswa yang tuntas dalam pembelajaran
dan siswa yag tidak tuntas dalam pembelajran. Selanjutnya, dapat diketahui
Keterangan :
kelas tersebut telah terdapat 85% siswa yang telah mencapai ≥ 75, maka
Guided Teaching. Penulis melaksanakan model dan strategi ini dalam mengajar
diperoleh siswa yaitu ≥35 siswa mencapai 70%. Maka aktivitas belajar
2. Hasil belajar siswa ditentukan jika 80% siswa mengikuti mata pelajaran
Indikator dampak setelah penelitian ini berakhir yaitu aktivitas dan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. YramaWidya.
Bahri. 2012. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Guided Teaching Kelas XI IS di
MAN Stabat. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Lestari, Sari Inda. 2018. The Effect of Guided Teaching Method on Students’
Writing Skill at Grade X of SMA Negeri 2 Tanjung Balai in Academic Year
of 2016/2017. Open Jurnal System. VI(II): 1-10. ISSN : 2406-9401
45
Lubis, Effi Aswita. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Medan : Perdana Publishing