DISUSUN OLEH:
LAILA SARTIKA LINGGA (7143342022)
MAHDI RAHMAD (7143342023)
MUTIA RISKA FARIDANI (7143342026)
Kelas B Ekstensi
Pendidikan Akuntansi 2014
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak yang
memberikan bantuan moril maupun materil. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
setulusnya kepada :
1. Ibu Rini Mulan Sari,Spk. selaku Dosen Mata Kuliah Ekonomi Koperasi, yang telah
banyak memberikan bimbingan dan masukan yang berharga dalam perkuliahan dan
penyelesaian tugas kelompok ini.
2. Terima kasih yang tak terhingga buat orang tua yang sangat penulis sayangi yang telah
banyak memberikan kasih sayang, motivasi, dana, dan semangat kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam - dalamnya kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis juga menyadari bahwa didalam tugas ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan analisis selanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi dalam melaksanakan aktivitas usaha dan sebagai Badan Usaha sangat
ditentukan terhadap besar kecilnya modal yang digunakan. Sejak munculnya UU Koperasi no. 79
Tahun 1958, no. 12 Tahun 1967 dan sekarang UU Perkoperasian no. 25 Tahun 1992 simpanan
koperasi adalah merupakan modal. Kalangan masyarakat awam pengertian modal koperasi
dipersamakan dengan simpanan, sedangkan simpanan koperasi hanya meliputi Simpanan Pokok
dan simpanan wajib.
Sebelum UU seperti tersebut diatas yaitu UU tahun 1915, 1927, 1933 dan 1949 tidak
mengatur tentang permodalan koperasi dan bidang usaha lainnya, namun hanya mengatur
masalah pengertian dan identitas koperasi, aspek kelembagaan, dan pengesahan oleh pemerintah.
Sedangkan aspek usaha atau bila koperasi menjalankan aktivitas usaha mempedomani hukum
sipil yang berlaku pada saat itu. Maka dengan demikian istilah yang digunakan untuk modal
koperasi adalah andil atau saham, sama dengan yang digunakan oleh perusahaan pada umumnya.
Ada yang berpandangan bahwa istilah simpanan merupakan ciri khas koperasi Indonesia. Akan
tetapi kekhasan tersebut tidak akan ada gunanya jika tidak memiliki keunggulan dibanding yang
lain. Namun justru sebaliknya kekhasan bisa menempatkan koperasi menjadi eksklusif yang
susah berkompetisi atau bahkan tersisih dalam kancah dunia usaha. Tidak ada bahwa rumusan
ICA Cooperative Identity Statement ( ICIS ; 1995 ) menempatkan koperasi dalam posisi
eksklusif. Koperasi harus berani tampil dalam lingkungan dunia usaha memperjuangkan
ekonomi anggota yang berdampingan dengan dunia usaha lainnya. Baru mulai tahun 1992
ditegaskan bahwa perbedaan pengertian status modal koperasi, yaitu modal sendiri dengan modal
pinjaman.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di ambil sebuah rumusan masalah, yaitu:
PEMBAHASAN
Pengertian modal koperasi adalah sejumlah dana yang akan digunakan untuk melakukan
kegitan- kegiatan atau usaha-usaha dalam koperasi. Modal koperasi ini bisa berasal dari modal
sendiri maupun pinjaman anggota ataupun lembaga,maupun surat-surat hutang.
2.2.Permodalan koperasi
Sumber - Sumber Modal Koperasi
1. Modal Dasar
Modal yang tujuan utama nya mendirikan sebuah organisasi koperasi adalah untuk
mengakumulasikan potensi keuangan para anggota dan pendiri yang meskipun pada
awalnya berjumlah kecil tetapi tetap ada.
2. Modal Sendiri
Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas
koperasi oleh para pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi
anggota. Simpanan pokok tidak dapat ditarik kembali oleh anggota koperasi
tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat menjadi anggota koperasi.
Simpanan Wajib
Konsekuensi dari simpanan ini adalah harus dilakukan oleh semua anggota
koperasi yang dapat disesuaikan besar kecilnya dengan tujuan usaha koperasi dan
kebutuhan dana yang hendak dikumpulkan, arena itu akumulasi simpanan wajib
para anggota harus diarahkan mencapai jumlah tertentu agar dapat menunjang
kebutuhan dana yang akan digunakan menjalankan usaha koperasi.
Dana Cadangan
Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari sebagian hasil usaha
yang tidak dibagikan kepada anggotanya; tujuannya adalah untuk memupuk
modal sendiri yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila koperasi
membutuhkan dana secara mendadak atau menutup kerugian dalam usaha.
Hibah
Hibah adalah bantuan, sumbangan atau pemberian cuma-cuma yang tida
mengharapkan pengembalian atau pembalasan dalam bentuk apapun. Siapa pun
dapat memberikan hibah kepada koperasi dalam bentuk apapun sepanjang
memiliki pengertian seperti itu; untuk menghindarkan koperasi menjadi
tergantung dengan pemberi hibah sehingga dapat mengganggu prinsip-prisnsip
dan asas koperasi.
3. Modal Pinjaman
Pinjaman dari Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan
simpanan sukarela anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil
dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam
pinjaman, koperasi meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang
yang berasal dari anggota.
Pinjaman dari Koperasi Lain
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan
usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk
dan lingkup kerja sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam
lingkup yang sempit; tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.
o Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat
prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi
sebetulnya merupakan komitmen pemerintah dari negara-negara yang
bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha
koperasi.
Obligasi dan Surat Utang
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang
kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum
diluar anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat
utang tersebut diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
Sumber Keuangan Lain
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana yang
tidak sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.
Distribusi Cadangan Koperasi
Cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Sesuai Anggaran Dasar yang
menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa25 % dari SHU yang
diperoleh dari usaha anggota disisihkan untuk Cadangan , sedangkan SHU yang
berasal bukan dari usaha anggota sebesar 60 % disisihkan untuk Cadangan.
Banyak sekali manfaat distribusi cadangan, seperti contoh di bawah ini:
1. Memenuhi kewajiban tertentu
2. Meningkatkan jumlah operating capital koperasi
3. Sebagai jaminan untuk kemungkinan kemungkinan rugi di kemudian hari
4. Perluasan usaha
2.3.Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
A. Pengertian SHU
Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut :
Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan.
SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa
usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan
untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota.
Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya
ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya
partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka
semakin besar SHU yang akan diterima.
B. Dasar SHU dan Informasi Dasar
Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut :
1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian (persentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang
5. bersumber dari anggota.
6. Jumlah simpanan per anggota
7. Omzet atau volume usaha per anggota
8. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
9. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota
C. Analisi Laporan Koperasi
Analisis laporan koperasi adalah laporan keuangan koperasi yang merupakan bagian dari
laporan pertanggung jawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan
keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi.
Laporan keuangan koperasi berisi :
1. Laporan Neraca
2. Perhitungan hasil usaha ( income statement)
3. Laporan arus kas
4. Catatan atas laporan keuangan
5. Laporan perubahan kekayaan bersih sebagai laporan keuangan tambahan.
Perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukan usaha yang berasal
dari anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan
bukan anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang
diterima oleh anggota dan bukan anggota.
Laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-
koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi badan
hokum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai
aktiva bersih dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal operasi
mempunyai perusahaan dan unit – unit usaha yang berada dibawah satu
pengelolaan,maka disusun laporan keuangan gabungan.
2.4.Rumus Pembagian SHU
Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU
kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki
seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota
terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut:
Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%,
dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini
tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut : SHUA = JUA + JMA
Di mana :
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pengertian modal dalam sebuah organisasi perusahaan termasuk badan koperasi
adalah sama, yaitu modal yang digunakan untuk menjalankan usaha.
2. Sumber - Sumber Modal Koperasi
Modal Dasar
Modal Sendiri (Simpanan Pokok, Simpanan Wajib)
Dana Cadangan
Hibah
Modal Pinjaman (Pinjaman dari Anggota, Pinjaman dari Koperasi Lain,
Pinjaman dari Lembaga Keuangan, Obligasi dan Surat Utang
Sumber Keuangan Lain
3. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan
anggota sendiri.
Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
3.2.Saran
Disarankan para pengurus koperasi untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota dan
peningkatan pengelolaan modal kerja untuk mengembangkan usaha serta melakukan pencatatan,
partisipasi anggota dengan tertib disertai pengawasan dari Badan Pemeriksa agar benar-benar
terlihat mana partisipasi anggota yang aktif dan mana yang pasif. Dengan adanya pencatatan
yang tertib dapat memudahkan pengurus untuk membagi SHU. Dan disarankan agar para
anggota meningkatkan partisipasi dalam melakukan transaksi pada koperasi agar koperasi
memperoleh pendapatan yang tinggi sehingga sisa hasil usaha mengalami kenaikan yang tinggi.
Serta disarankan pihak Dinas Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil untuk dapat membimbing
secara rutin pada koperasi ini dan dapat memberikan bantuan dana untuk pengembangan
koperasi yang cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA