Anda di halaman 1dari 28

INCOME STATEMENT - REVENUES

MAKALAH INI MERUPAKAN SYARAT UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

DISUSUN OLEH :

ULFA TRI WIYANTI 2011070560


ITSNANI NUR RIZKY 2011070586
OCTAVIA NURROHMAWATI 2011070593

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERBANAS INSTITUTE
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Income Statement - Revenues” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Teori Akuntansi dengan dosen pengampu Jarot Triono, SE., MM., Ak.,
CA., CPA. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang revenue dalam income statement bagi para pembaca dan penulis.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bekasi, 11 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan .............................................................................................................2
1.4 Manfaat ...........................................................................................................2
BAB 2 Pembahasan ................................................................................................3
2.1 Definisi Pendapatan ( Definition of Revenues )......................................................3
2.2.1 Pandangan terhadap pendapatan ( Behavioral View of Revenue ) .........4
2.2 Pengakuan Pendapatan ( Recognition of Revenues ) .....................................5
2.2.1 Historical Perspective ..............................................................................6
2.2.2 Analisa Kriteria Pengakuan Pendapatan..................................................6
2.3 Pengukuran Pendapatan ( Measurement of Revenues ) .............................................9
2.3.1 Penjualan Barang ...................................................................................10
2.3.2 Pemberian Layanan ...............................................................................14
2.3.3 Bunga, Royalti, dan Dividen .................................................................15
2.3.4 Perkembangan dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan ............15
2.4 Pengungkapan Pendapatan ( Disclousure of Revenues )..........................................18
BAB 3 Penutup .....................................................................................................20
3.1 Simpulan .......................................................................................................20
3.2 Saran .............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan laba rugi atau income statement merupakan salah satu dari
komponen laporan keuangan yang wajib disusun oleh suatu entitas. Laporan laba
rugi memberikan informasi tentang kinerja keuangan entitas selama satu periode
tertentu. Laba yang dilaporkan mencerminkan keberhasilan/kegagalan perusahaan
dalam mencapai tujuan opersionalnya. Laporan laba rugi itu sendirir terdiri dari
penghasilan (income) dan beban (expennse). Penghasilan adalah kenaikan manfaat
ekonomi selalma suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan / penambahan
aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal. Perhitungan dalam laba rugi sangat
bergantung dari waktu dan cara pengakuan serta pengukuran penghasilan baik
pendapatan ( revenue ) maupun keuntungan ( gain ) serta beban ( expense ).
Pendaptan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan seperti penjualan,
penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan sewa. Dalam KDPPLK disebutkan
bahwa pendapatan ( revenues ) merupakan salahh satu unsur yang membentuk
penghasilan selain keuntungan ( gains ). Para ahli mendefnisikan pendapatan
dengan berbagai sudut pandang, seperti IAI dan IAS 18 mendefinisikannya
sebagai arus masuk yang timbul dari kegiatan operasional. Dalam IASB
Framework dan FASB pemdapatan didefinisikan sebagai bagian dari penerimaan
(income) yang merupakan peningkatan aset atau penurunan liabilitas.
IASB dan FASB telah melakukan penetapan terhadap prinsip pengakuan
dan pengukuran pendapatan dimana pengakuan pendapatan pada periode
akuntansi tertentu serta diukur berdasarkan fair value. Pengukuran pendapatan
juga dilakukan saat nilai wajar mengalami kenaikan aset / penurunan liabilitas.
Pengungkapan pendapatan berarti mengungkapkan informasi yang cukup untuk
pengguna laporan keuangan serta menjadi salah satu alat yang penting untuk
mengurangi asimetri informasi antar manajer dengan pemilik perusahaan.
Mengingat begitu penting dan kompleksnya permasalahan mengenai pendapatan
membuat penulis tertarik untuk membahasnya lebih mendalam dalam makalah ini.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalahnya
adalah sebagai berikut ;
1. Apa definisi dari pendapatan ( Definition of Revenues ) ?
2. Bagaimana pengakuan untuk pendapatan ( Recognition of Revenues ) ?
3. Bagaimana pengukuran untuk pendapatan ( Measurement of Revenues ) ?
4. Bagaimana pengungkapan untuk pendapatan ( Disclosure of Revenues ) ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah sebagai
berikut ;
1. Untuk mengetahui definisi dari pendapatan ( Definition of Revenues ).
2. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan untuk pendapatan ( Recognition of
Revenues ).
3. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran untuk pendapatan ( Measurement
of Revenues ).
4. Untuk mengetahui bagaimana pengungkapan untuk pendapatan ( Disclosure
of Revenues ).

1.4 Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki tujuan agar dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca sebagai penambah wawasan mengenai
Pendapatan (Revenues) dalam income statement ini.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pendapatan ( Definition of Revenues )


Pendapatan adalah hubungan antara kegiatan moneter yang menaikkan nilai
perusahaan yang berasal dari kegiatan produksi dan penjualan output yang
dihasilkan perusahaan. Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa
macam, terdapat beberapa pandangan yang menegaskan arti konseptual dari
pendapatan:

1. Menurut Ikatan akuntan Indonesia dalam PSAK No. 23 Paragraf 6,


Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal (kontribusi pemilik).

2. IAS 18/ AASB 118 – Revenue


Pendapatan merupakan aliran masuk bruto manfaat ekonomi selama
satu periode yang berasal dari kegiatan rutin suatu entitas yang menyebabkan
peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik.

3. IASB Framework – Revenue forms part of income


Pendapatan merupakan bagian dari penerimaan (income) yang
merupakan peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam
bentuk peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang berasal dari
peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik.

4. FASB
Pendapatan merupakan aliran masuk atau peningkatan aset atau
penurunan liabilitas (atau kombinasi keduanya) dalam suatu periode yang
berasal dari penyerahan atau produksi barang atau jasa atau aktivitas lain
yang merupakan kegiatan utama entitas.

3
4

Melihat definisi tersebut, maka pendapatan akan diakui dalam laporan laba
rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan
peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur
dengan andal. Ini berarti bahwa pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan
pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (misalnya kenaikan bersih
aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang
timbul dari pembebasan pinjaman).

2.2.1 Pandangan terhadap pendapatan ( Behavioral View of Revenue )


Pendapatan bukan hanya diukur dengan rupiah. Paton dan Littleton
mengatakan, pendapatan menunjukkan pencapaian bruto atau kinerja bruto
perusahaan, sementara beban (expense) mewakili usaha perusahaan.
Penyandingan pendapatan dan beban menghasilkan profit yang merupakan
pencapaian neto perusahaan/perilaku pendapatan.
Sedangkan Bedford menekankan pada pandangan operasional pendapatan
dan pusat laba, dimana laba didefinisikan dalam operasi tertentu yang dilakukan
oleh entitas dan bukan hanya hasil dari penerapan metode akuntansi. Laba timbul
hanya dari kegiatan yang berasal dari operasi bisnis. Operasi bisnis umum yang
ditetapkan oleh Badford adalah :
a. Akuisisi sumber daya uang
b. Akuisisi layanan
c. Penggunaan layanan
d. Rekombinasi jasa yang diperoleh
e. Disposisi layanan
f. Distribusi sumber daya uang
Berikut adalah gambaran proses memperoleh pendapatan:

Myers mengungkapkan konsep pendapatan dan profit berhubungan dengan


keputusan atau kejadian kritis tertentu yng dibuat oleh manajer. Profit diperoleh
ketika pengambilan keputusan kritis atau melakukan tugas yang paling sulit dalam
suatu siklus transaksi yang lengkap. Teori Myers ini membantu akuntan dalam
5

menentukan kapan pengakuan pendapatan. Myers, Paton dan Littleton


berpendapat bahwa pendapatan dan laba akrual adalah seluruh proses produktif
yaitu, terdapat perubahan yang terus-menerus terhadap nilai dari jumlah aktiva
dan modal dalam proses pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan perusahaan.
Pandangan perilaku pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan (dan
keuntungan) muncul karena sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan. Semua
kegiatan perusahaan merupakan bagian dari proses produktif.
Dalam proses ini, sebuah titik untuk pengakuan pendapatan harus
ditentukan. Pendapatan juga merupakan suatu konsep yang bersifat generik dan
mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun, sehinggaantara
perusahaan dagang atau institusi keuangan bisa memiliki nama yang berbeda
dalam pendefinisian Pendapatan.

2.2 Pengakuan Pendapatan ( Recognition of Revenues )


Secara umum pedoman untuk pengakuan pendapatan sangat luas. Prinsip
pengakuan pendapatan memberikan perusahaan pengetahuan bahwa mereka harus
mengakui pendapatan pada saat pendapatan tersebut telah direalisasikan dan pada
saat telah diterima/didapatkan. Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima
untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan itu baru dapat direalisasikan ketika
klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha) diterima seperti
yang ditentukan. Pendapatan didapatkan ketika perusahaan telah menyelesaikan
semua yang harus dilakukannya atau belum diselesaikan dengan catatan biaya-
biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menghasilkan laba dapat
diestimasi secara tepat. Oleh karena itu, pengakuan pendapatan yang benar
melibatkan 3 syarat :
1. Pendapatan direalisasikan pada saat perusahaan melakukan pertukaran
barang dan jasa untuk mendapatkan cash.
2. Pendapatan dapat direalisasikan ketika aset yang diterima perusahaan dari
pertukaran (exchange) siap untuk ditukarkan menjadi sejumlah uang.
3. Pendapatan dihasilkan/didapatkan ketika sebuah perusahaan telah
menyelesaikan apa yang harus dia kerjakan untuk mendapatkan keuntungan,
ketika earning process selesai
6

Menurut Pawan dalam Jurnalnya ada 2 dasar pengakuan dari pendapatan,


yaitu:
1. Accrual Basis, yaitu pendapatan diakui pada saat periode terjadinya transaksi
pendapatan. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui
pada saat kejadian walaupun kas belum diterima.

2. Cash Basis, yaitu pendpatan hanya diperhitungkan berdasarkan penerimaan


dan pengeluaran kas. Penjualan barang atau jasa hanya dapat diperhitungkan
pada saat tagihan langganan diterima.

2.2.1 Historical Perspective


Historical Perspective yaitu
1. Profit dan Revenue ditentukan berdasarkan kenaikan kekayan perusahaan (net
worth of the firm).
seperti yang diketahui asset dikurangi liability menghasilkan equity yang
didalamnya menunjukan kinerja perusahaan.
2. Laba dan pendapatan harus direalisasikan.
Pencatatan yang digunakan adalah menggunakan accrual basis. Laba yang
dicatat secara accrual belum tentu menghasilkan uang kas tetapi pada suatu
saat nanti harus dapat dikonversi menjadi uang kas.
3. Dikembangkan menjadi prinsip pengakuan pendapatan.
4. Pembedaan modal dan laba muncul dari peraturan peradilan
Pencatatan dimasukan ke dalam modal ataupun laba muncul dari peraturan
pengadilan yang berlaku.

2.2.2 Analisa Kriteria Pengakuan Pendapatan


Pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada tahap siklus operasi
perusahaan. Mengakui pendapatan pada saat :
1. Menyusun atau merancang sebuah ide, jika memiliki bisnis produk A dan
menawarkan ke customer, kita boleh mengakui pendapatan pada saat itu
juga.
2. Kemajuan produksi, dilakukan oleh industry kontruksi pada kontrak long
term construction seperti, pembuatan kapal, gedung, jalan raya, bendungan
dll.
7

3. Produk selesai dan menerima order, ketika tanggung jawab pembeli untuk
mengumpulkan barang.
4. Penjualan barang atau delivery goods.
5. Penerimaan kas, biasanya dilakukan perusahaan jasa, para partisi
professional atau angsuran penjualan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikaan dalam menganalisa kriteria


dalam pengakuan pendapatan diantaranya,
1. Kemampuan menentukan nilai asset
kemampuan yang dibutuhkan dalam hal menagih. Pada saat perusahaan
berhasil menerima uang kas, maka uang kas dapat diklaim mejadi secara
legal menjadi cash atau kas. Dapat diartika, pendapatan dapat menunjukan
aliran masuk yang meningkatkan sebuah nilai dari total asset perusahaan.
Hal ini berkaitan juga dengan kenaikan ekuitas. Apabila terdapat nilai asset
yang dapat diukur secara objektif, sebaliknya. Apabila terdapat nilai asset
yang tidak dapat diukur secara objektif maka pendapatan tidak juga dapat
dihitung berdasarkan objektif.

2. Adanya Transaksi
Terdapat pemindahan resiko dari penjual ke pembeli yang menjadi bukti
objektif dalam peningkatan nilai perusahaan.

3. Proses earning secara substansial telah selesai


Jika perusahaan ingin mengakui pendapatan/laba,maka perusahaan tersebut
perlu melakukan sebagian besar proses. Sehingga pendapatan tidak dapat
diakui sebelum perusahaan melaksanakan sebagian besar proses untuk
mendapatkan pendapatan.

Menurut PSAK No. 23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan


secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah
perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen
yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya
mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan
diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut
8

terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti


tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.
Pendapatan dari penjualan barang harus segera diakui bila seluruh kriteria
berikut ini terpenuhi :
1. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah
memudahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.
2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau pengendalian efektif atas barang yang
dijual.
3. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan handal.
4. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi
akan mengalir ke perusahaan tersebut.
5. Biaya yang akan terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan handal.

Menurut PSAK No. 23,bila salah satu kriteria di atas tidak dipenuhi, maka
pengakuan pendapatan harus ditangguhkan. Pendapatan tidak diakui apabila
perusahaan tersebut menahan resiko dari kepemilikan, antara lain :
1. Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu
hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin sebagaimana lazimnya.
2. Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tertentu tergantung pada
pendapatan pembeli yang bersumber dari penjualan barang yang
bersangkutan.
3. Bila pengiriman barang tergantung pada instalasinya, dan instalasi tersebut
merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh
perusahaan.
4. Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang
ditentukan dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat memastikan apakah
akan terjadi return. Pendapatan dan transaksi penjualan jasa dapat diestimasi
atas tugas yang disepakati perusahaan. Pendapatan sehubungan dengan
transaksi tersebut diakui pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada
tanggal neraca.
9

2.3 Pengukuran Pendapatan ( Measurement of Revenues )


Terdapat 2 kriteria dalam pengakauan pendapatan yang terdapat di IASB
framework paragraf 83 diantaranya,
1. Kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan item
tersebut akan mengalir ke atau dari entitas
2. Item tersebut memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.

Dalam IAS 18 / AASB 118 menyatakan secara spesifik bahwa pendapatan


harus diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Selain itu, dalam IAS 18 / AASB 118 memberikan aturan khusus untuk
pengakuan dan pengukuran berbagai jenis pendapatan yaitu :
1. Penjualan barang.
2. Pemberian jasa.
3. Bunga, Royalti, dan Dividen.

Dibawah ini adalah pengakuan pendapatan dan aturan pengukuran dalam


IAS 18/AASB 118 Pendapatan,
1. Penjualan Barang ( Paragraf 14 )
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui jika memenuhi kondisi
berikut ini :
a. Entitas telah mengalihkan kepada pembeli risiko dan manfaat yang
signifikan dari kepemilikan barang.
b. Entitas tidak melanjutkan keterlibatan manajerial sampai tingkat yang
biasanya terkait dengan kepemilikan maupun pengendalian efektif atas
barang yang dijual.
c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas.
e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi tersebut
dapat diukur dengan andal.

2. Pemberian Layanan ( Paragraf 20 )


Ketika hasil transaksi yang melibatkan pemberian layanan dapat
diestimasi secara andal, pendapatan yang terkait dengan transaksi tersebut
10

harus diakui dengan mengacu pada tahap penyelesaian transaksi pada tanggal
pelaporan. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika kondisi
dibawah ini terpenuhi :
a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
b. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas.
c. Tahap penyelesaian transaksi pada tanggal pelaporan dapat diukur secara
andal.
d. Biaya yang dikeluarkan untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi dapat diukur dengan andal.

3. Bunga, Royalti, dan Diveden ( Paragraf 29 & 30 )


Paragraf 29
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain
yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui jika,
a. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas.
b. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

Paragraf 30
Pendapatan harus diakui dengan dasar sebagai berikut :
a. Bunga diakui dengan menggunakan metode bunga efektif seperti yang
ditetapkan dalam AASB 139 ( paragraf 9 dan AG5-AG8 )
b. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian
yang bersangkutan
c. Dividen diakui pada saat hak pemegang saham untuk menerima
pembayaran ditetapkan.

2.3.1 Penjualan Barang


Pengakuan penjualan memiliki 3 kriteria umum pengukuran nilai aset,
keberadaan transaksi, dan penyelesaian substansial dari proses penghasilan. Oleh
karena itu, pendapatan dari penjualan dapat diukur dan dicatat. Pada saat
penjualan terjadi transaksi antara penjual dan pembeli dengan begitu proses
menghasilkan secara substansial terselesaikan.
11

Penjualan dapat diartikan ketika produk/jasa diserahkan atau diberikan oleh


penjual kepada pelanggan. Dalam beberapa kasus, penjual dapat melakukan
penyerahan bukan dengan memindahkan barang tetapi dengan penyerahan
dokumen hak milik. Penyerahan hak milik merupakan salah satu aspek dari
pertimbangkan dalam menentukan apakah penjualan telah dilakukan (IAS
18/AASB 118, paragraf 15).
Sewa seperti leasing adalah contoh dimana metode akuntansi mungkin
berbeda dari sudut pandang hukum. Standar telah menyatakan bahwa sewa yang
mengalihkan secara substansial semua manfaat dan risiko yang terkait dengan
kepemilikan properti harus dicatat sebagai akuisisi aset oleh lessee dan penjualan
oleh lessor. sewa, dari sudut pandang akuntansi transaksi adalah penjualan. Jika
lessor mengalihkan salah satu produknya ke lessee, maka pendapatan penjualan
dan beban pokok penjualan harus dicatat. Kriteria untuk memastikan apakah suatu
sewa adalah sewa jenis penjualan (sewa pembiayaan) tercantum dalam IAS
17/AASB 117.
Selain itu, ada kasus dimana pengiriman belum terselesaikan namun
penjualan dapat dicatat. Karena prinsip pengakuan didasarkan pada permintaan
akan bukti objektif, pengecualian berkaitan dengan bukti yang tidak cukup
sebelum penjualan atau pada saat penjualan, pengecualian terhadap aturan umum
yang berkaitan dengan dasar penjualan dapat atau harus digunakan hanya dalam
kondisi tertentu. Berikut ini adalah beberapa pengecualian yang dapat diterima
dalam pengakuan pendapatan penjualan :

1. Pendapatan yang diakui selama produksi


Pendapatan dapat diakui secara bertahap dalam beberapa kasus saat
produk masih dalam produksi. Dalam IAS 18 / AASB 118 mengizinkan
pengakuan pendapatan berdasarkan metode persentase penyelesaian. Kontrak
kontruksi ( IAS 11 / AASB 111 ) memberikan panduan untuk penggunaan
metode dalam kontrak konstruksi jangka panjang. Kontrak ini mencakup
konstruksi untuk proyek tertentu yang biasanya dilakukan di lokasi kerja.
Dalam beberapa kasus, mereka dapat mencakup pembuatan atau
pembangunan barang-barang khusus berdasarkan kontrak di pabrik pabrikan
itu sendiri.
12

Dalam pengkuan pendapatan penjualan, tidak tepat untuk mencatat total


pendapatan pada saat penjualan jika sebagian besar operasi yang diperlukan
untuk memperoleh pendapatan tersebut belum dilakukan. Namun, dalam
metode persentase penyelesaian, jumlah proporsional pendapatan yang dicatat
untuk periode saat ini terkait dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, yang
mewakili kinerja perusahaan untuk periode tersebut. Oleh karena itu,
penggunaan metode persentase penyelesaian untuk kontrak konstruksi adalah
tepat hanya jika estimasi yang andal dapat dibuat dari sejauh mana kemajuan
menuju penyelesaian, biaya dan pendapatan kontrak.
Kriteria umum pertama dalam pengakuan pendapatan berkaitan dengan
keterukuran dan kolektibilitas aset. Dalam hal ini tahap penyelesaian kontrak
adalah hal terpenting karena dalam kontrak terdapat pengukuran dari total
nilai penjualan barang yang ditetapkan untuk memenuhi kewajiban mereka.
Terdapat 3 cara yang dapat membantu menentukan tahap penyelesaian
kontrak (IAS 11/AASB 111, paragraf 30),
a. Proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilakukan
sampai saat ini terhadap estimasi total biaya kontrak,
b. Survei pekerjaan yang dilakukan,
c. Penyelesaian sebagian fisik dari pekerjaan kontrak.

Kriteria umum kedua untuk pengakuan pendapatan (adanya transaksi)


dipenuhi dengan penandatanganan kontrak yang menetapkan nilai total
penjualan. Meskipun ini adalah kontrak pelaksana, kontrak ini secara objektif
menetapkan harga barang dan mengungkapkan kesediaan pihak luar untuk
membayar jumlah tersebut. Kontrak biasanya akan menentukan hak yang
didapat untuk masing-masing pihak. Dengan asumsi persentase penyelesaian
yang cukup andal, maka jumlah proporsional dari total pendapatan yang
diharapkan yang dicatat setiap periode dapat dianggap ditentukan secara
rasional.
Jika proses pendapatan dianggap selesai hanya ketika proyek selesai,
maka kriteria ketiga yang diterapkan secara umum untuk pengakuan
pendapatan (penyelesaian substansial dari proses pendapatan) tidak dapat
dikatakan terpenuhi. Namun, maksud dari kriteria penyelesaian substansial
13

adalah pendapatan yang dicatat mencerminkan tingkat kinerja perusahaan


dengan kata lain untuk memastikan bahwa perusahaan telah melakukan
kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh pendapatan saat ini.

2. Pendapatan yang diakui pada akhir produksi


Pengakuan pendapatan berdasarkan akhir produksi adalah ketika terjadi
peristiwa yang kritikal dan penjualan berikutnya merupakan transaksi yang
dilakukan secara rutin dengan adanya bukti yang cukup atas penjualan
tersebut.

3. Pendapatan yang diakui pada saat kas diterima setelah penjualan dilakukan
Metode angsuran dan metode pemulihan biaya merupakan prosedur
yang tepat sehubungan dengan pengakuan pendapatan berdasarkan kas yang
diterima setelah penjualan. Kas yang diterima adalah jumlah pendapatan. Di
bawah metode angsuran, biaya produk dialokasikan dengan rasio

Uang tunai yang dikumpulkan selama periode tersebut


Total harga penjualan (total uang tunai yang diharapkan)

Berdasarkan metode pemulihan biaya, jumlah beban sama dengan


pendapatan diakui sampai semua biaya dipulihkan. Setelah itu, setiap
tambahan uang tunai yang diterima adalah keuntungan. Metode angsuran dan
pemulihan biaya mengungkapkan posisi konservatif dalam kaitannya dengan
pengakuan pendapatan, karena menganggap penjualan produk bukan
merupakan bukti yang cukup bahwa pendapatan telah diperoleh. Hanya
penerimaan kas aktual dari pelanggan yang akan memenuhi persyaratan
bukti. Metode ini diperlukan karena salah satu kriteria pertama untuk
pengakuan pendapatan ( keterukuran ) atau yang ketiga ( penyelesaian
substansial ) tidak terpenuhi. Pada kriteria ketiga, perusahaan tidak mencatat
pendapatan karena belum memperolehnya dengan melakukan aktivitas yang
diperlukan. Berdasarkan kriteria pertama, penjual tidak memiliki jaminan
bahwa semua uang tunai akan dikumpulkan dari penjualan.
14

2.3.2 Pemberian Layanan


IAS 18/AASB 118 paragraf 20 menyatakan bahwa pendapatan yang terkait
dengan pemberian jasa harus diakui dengan mengacu pada tahap penyelesaian
transaksi pada tanggal pelaporan. Dengan demikian, pendapatan diakui saat jasa
diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang
berguna tentang aktivitas jasa dan kinerja perusahaan pada periode tersebut, yang
tidak akan tersedia jika jasa tersebut telah diselesaikan sebelum pendapatan
diakui.
Paragraf 23 menyatakan bahwa entitas pada umumnya dapat membuat
estimasi yang andal yang memungkinkan pengakuan pendapatan, jika entitas telah
menyetujui hal-hal berikut ini dengan pihak lain,
1. Hak masing-masing pihak yang dapat dipaksakan terkait layanan yang akan
diberikan dan diterima oleh para pihak.
2. Imbalan yang akan dipertukarkan.
3. Cara dan syarat penyelesaian

Pemberian jasa dapat melibatkan satu tindakan dan waktu, atau beberapa
tindakan dan waktu. Pengakuan pendapatan harus mempertimbangkan sifat dan
waktu tindakan. Jika ada tindakan signifikan yang harus diselesaikan, pengakuan
tidak dapat dilakukan sampai tindakan tersebut terselesaikan. Jika jasa terdiri dari
sejumlah tindakan yang tidak dapat ditentukan selama periode tertentu,
pendapatan harus diakui dengan metode garis lurus dimana jumlah pendapatan
yang diakui harus mencerminkan jasa yang diberikan.
Misalnya, ASIC menemukan bahwa perusahaan dalam bentuk keagenan,
seperti agen perjalanan, melaporkan pendapatan secara bruto. Mereka
menunjukkan nilai transaksi yang dilakukan oleh klien mereka, bukan jumlah
bersih yang seharusnya diterima mereka. Meskipun laba tidak terpengaruh (karena
perusahaan juga membuat biaya yang terlalu tinggi), ASIC menganggap praktik
tersebut bertentangan dengan persyaratan pengakuan pendapatan dan berpotensi
menyesatkan bagi pengguna laporan keuangan.
15

2.3.3 Bunga, Royalti, dan Dividen


Bunga, royalti, dan dividen dapat diakui pada saat diterima, memenuhi
ketiga kriteria pengakuan umum (dapat diukur, transaksi, dan penyelesaian
substansial). Namun, untuk beberapa item, berlalunya waktu menandakan
pendapatan telah diperoleh. Dalam hal ini, pendapatan yang masih harus dibayar
dicatat, meskipun tidak ada transaksi eksternal. Contohnya adalah pendapatan
bunga yang diperoleh pada akhir periode akuntansi. Efeknya. sebuah layanan
sedang dijual dengan menggunakan uang seiring berlalunya hari. IAS 18/AASB
118 paragraf 30 menetapkan bahwa :
1. Bunga harus diakui dengan menggunakan metode bunga efektif,
2. Royalti harus diperoleh sesuai dengan substansi perjanjian yang
bersangkutan, dan
3. Dividen harus diakui pada saat pemegang saham berhak menerima
pembayaran.

2.3.4 Perkembangan dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan


Perkembnagan dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan membuat
IASB dan FASB melakukan proyek bersama terkait dengan pengakuan dan
pengukuran pendapatan dikarenakan transaksi pendapatan tidak disaijkan dengan
baik oleh literatur panduan yang ada. Selain itu, transaksi menjadi lebih kompleks,
misalnya, penggabungkan barang, jasa dan transaksi keuangan. Para pembuat
standar mencatat bahwa adanya ketidak konsistenan antara framework IASB dan
beberapa standar. Misalnya, penerapan kriteria pengakuan dalam framework dan
IAS 18 dapat membuat aset dan kewajiban ditangguhkan yang tidak sesuai dengan
definisi Kerangka tentang aset dan kewajiban.
Selanjutnya, standar tersebut tidak menangani dengan baik transaksi yang
melibatkan komponen (pengaturan pendapatan multi-elemen). Misalnya,
'penggabungan produk utama dengan produk tambahan dan layanan
berkelanjutan, seperti yang terjadi di sektor teknologi, membuat pengakuan
pendapatan menjadi rumit. FASB telah mengindikasikan ada kekosongan dalam
pedoman pengakuan pendapatan dan kurangnya dasar konseptual untuk
menyelesaikan masalah yang relevan. Kebijakan pengakuan pendapatan
perusahaan AS telah menjadi subjek dari sebagian besar permintaan SEC untuk
16

penyajian kembali laporan keuangan.


Proyek FASB/LASB bertujuan untuk mengembangkan seperangkat prinsip
yang komprehensif untuk pendapatan pengakuan yang akan menghilangkan
inkonsistensi dalam literatur otoritatif yang ada dan praktik yang diterima" Proyek
ini menangani isu-isu konseptual utama yang mendasari pelaporan keuangan,
termasuk perbedaan antara kewajiban dan ekuitas, pengakuan kewajiban
(termasuk panduan yang berkaitan dengan definisi dan kriteria pengakuan), dan
prinsip-prinsip umum untuk mengakui pendapatan. FASB dan IASB telah
mengusulkan prinsip-prinsip dasar berikut untuk pengakuan dan pengukuran
revenue :
1. Sebuah pelaporan entitas harus mengakui pendapatan dalam periode
akuntansi di mana mereka muncul dan mengukurnya pada nilai wajarnya
pada tanggal mereka muncul jika dapat menentukan kejadian dan
pengukurannya dengan keandalan yang memadai.
2. Entitas pelapor harus mengukur pendapatan yang timbul dari peningkatan
asetnya atau sebagai penurunan liabilitasnya (atau kombinasinya) pada nilai
wajar dari kenaikan atau penurunan tersebut.

Prinsip-prinsip ini merupakan kelanjutan dari panduan sebelumnya Namun,


mereka mencakup perubahan dalam penekanan di beberapa area, yang dapat
menyebabkan perubahan dalam praktik akuntansi. Sebagai contoh,
1. Pendapatan diakui pada periode terjadinya.
Ada penekanan pada tepat waktu pengakuan pendapatan, bukan realisasi
pendapatan.

2. Pendapatan timbul dari peningkatan aset atau penurunan kewajiban.


Pendapatan dapat dihasilkan dari perubahan nilai aset yang terjadi dalam
siklus produksi dan dari memegang aset (yaitu dari pengukuran ulang)
Kedua elemen pendapatan termasuk dalam pengukuran pendapatan
komprehensif.

3. Pengakuan dan pengukuran pendapatan mencerminkan nilai wajar.


Pendekatan nilai wajar memiliki telah diadopsi sebagai prinsip kerja, tetapi
ini akan dipengaruhi di masa depan oleh keputusan dalam proyek Dewan
17

tentang pengukuran. Pendekatan nilai wajar kontroversial dan tidak


memiliki dukungan bulat dari pembuat standar. Misalnya, Akuntansi
Standard Setting Board Jepang telah menyatakan keprihatinan tentang
penggunaan nilai wajar

4. Pengukuran pendapatan harus dapat diandalkan (reliable) serta konsisten


berdasarkan kerangka konsepnya.

IASB secara tentatif telah menyetujui 2 kriteria yang harus dipenuhi untuk
mengakui pendapatan.
1. Kriteria elemen, yang mengharuskan perubahan aset atau kewajiban,
a. Terjadi peningkatan aset yang meningkatkan ekuitas, tanpa investasi
yang sepadan oleh pemilik, dan
b. Terjadi penurunan loabilitas yang meningkatkan ekuitas, tanpa investasi
yang sepadan oleh pemilik (seperti pengampunan oleh pemilik hutang
yang terutang kepada mereka oleh entitas).
2. Kriteria pengukuran, yang mensyaratkan bahwa perubahan aset atau liabilitas
dapat diukur dengan tepat,
a. Aset atau Liabilitas diukur dengan menggunakan atribut yang relevan,
b. Peningkatan aset atau penurunan liabilitas dapat terukur dengan
keandalan yang memadai.

Kriteria pengukuran tidak mengandung kriteria probabilitas, seperti dalam


framework IASB dan AASB. Keputusan untuk tidak menggunakan kriteria
probabilitas mencerminkan pandangan IASB bahwa probabilitas harus menjadi
bagian dari pengukuran elemen keuangan pernyataan dan tidak boleh menjadi
kriteria untuk pengakuan. Measurability masih merupakan elemen penting dari
kriteria baru, tetapi penekanannya kurang pada penyelesaian substansial dari
proses pendapatan. Pendekatan yang diambil dalam proyek ini adalah untuk fokus
pada perubahan nilai aset dan kewajiban daripada penyelesaian proses
pendapatan.
18

2.3.5 Pengukuran nilai wajar


Munculnya aset dengan karakteristik yang berbeda (seperti instrumen
keuangan) dan penggunaan pengukuran nilai wajar yang lebih besar dalam standar
tertentu seperti IAS 39/AASB 139. Instrumen Keuangan Pengakuan dan
Pengukuran, LAS 40/AASB 140 Properti investasi, dan IAS 41/AASB 141
Pertanian telah menghasilkan minat yang cukup besar dalam pengakuan
pendapatan dan isu-isu terkait tentang kapan dan bagaimana perubahan nilai aset
dan kewajiban harus diakui dan diukur. Di bawah model atribut pengukuran
campuran, semua item diukur pada nilai wajar pada saat akuisisi (yaitu, biaya
perolehan atau harga masuk) dan setelah itu dicatat pada biaya historis atau biaya
historis yang diturunkan. Beberapa item diukur kembali ke nilai wajar setelah
akuisisi
Definisi pendapatan yang diadopsi oleh IASB adalah pendapatan yang dapat
dihasilkan dari perubahan nilai aset bersih. Beberapa standar IASB mensyaratkan
bahwa keuntungan dan kerugian yang timbul dari pengukuran kembali aset
termasuk dalam pendapatan operasional atau pendapatan komprehensif '(yaitu
pendapatan yang mencakup semua keuntungan dan kerugian dari periode tersebut,
baik yang direalisasikan atau belum direalisasi).

2.4 Pengungkapan Pendapatan ( Disclousure of Revenues )


Sebagai salah satu prinsip dalam akuntansi keuangan, istilah pengungkapan
dikaitkan secara langsung dengan laporan keuangan. Pengungkapan merupakan
salah satu alat yang penting untuk mengurangi asimetri informasi antar manajer
dengan pemilik perusahaan.

1. Suwardjono menjelaskan pengungkapan berarti memasok informasi dalam


laporan keuangan, termasuk laporan itu sendiri, catatan atas laporan, dan
pengungkapan tambahan yang terkait dengan laporan. Ini tidak mencakup
pernyataan publik atau swasta yang dibut oleh manajemen atau informasi
yang diberikan diluar laporan keuangan.

2. Menurut PSAK 23 (IAI:2014), entitas mengungkapkan:


a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,
termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian
19

transaksi yang melibatkan pemberian jasa.


b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui
selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
 Penjualan barang
 Penjualan jasa
 Bunga
 Royalti
 Dividen

c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa


yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.

3. Menurut PSAK 72
Tujuan persyaratan pengungkapan adalah agar entitas mengungkapkan
informasi yang cukup yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
memahami sifat, jumlah, waktu dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas
yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
entitas mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang seluruh
hal berikut:
a. Kontrak dengan pelanggan,
 Pemisahan Pendapatan
 Saldo Kontrak
 Kewajiban Pelaksanaan
 Harga Transaksi yang Dialokasikan terhadap Sisa Kewajiban
Pelaksanaan
b. Pertimbangan signifikan dan perubahan dalam pertimbangan, yang
dibuat dalam menerapkan pernyataan ini terhadap kontrak tersebut,
 Menentukan Waktu Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan,
 Menentukan harga transaksi dan jumlah yang dialokasikan untuk
kewajiban pelaksanaan
c. Aset yang diakui dari biaya untuk memperoleh atau memenuhi kontrak
dengan pelanggan.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis
dalam pembuatan makalah ini.
1. Pendapatan adalah hubungan antara kegiatan moneter yang menaikkan nilai
perusahaan yang berasal dari kegiatan produksi dan penjualan output yang
dihasilkan perusahaan. Dari beberapa pandangan ahli mengenai arti
konseptual dai pendaptan dapat disimpulkan bahwa pendapatan ( Revenue )
adalah arus kas yang masuk selama satu periode tertentu dari aktivitas
operasional perusahaan serta merupakan penerimaan ( income ) yang berasal
dari peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang meyebabkan
peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik.

2. Pendapatan akan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat
ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau
penurunan liabilitas yang terjadi dan dapat diukur dengan andal.

3. Pandangan terhadap pendapatan (behavioral view of revenue) menurut paton


dan littleton, pendapatan menunjukkan pencapaian bruto atau kinerja bruto
perusahaan, sementara beban (expense) mewakili usaha perusahaan.
Sedangkan menurut bedford, laba didefinisikan dalam operasi tertentu yang
dilakukan oleh entitas dan bukan hanya hasil dari penerapan metode
akuntansi. Laba timbul hanya dari kegiatan yang berasal dari operasi bisnis.
Myers mengungkapkan konsep pendapatan dan profit berhubungan dengan
keputusan atau kejadian kritis tertentu yng dibuat oleh manajer. Profit
diperoleh ketika pengambilan keputusan kritis atau melakukan tugas yang
paling sulit dalam suatu siklus transaksi yang lengkap.

4. Dalam pengakuan pendapatan terdapat historical prepctive yaitu,


a. Profit dan revenue ditentukan berdasarkan kenaikan kekayaan perusahaan
b. Profit dan revenue harus direalisasikan

20
21

c. Dikembangkan menjadi prinsip pengakuan pendapatan


d. Pencatatan modal dan laba muncul dari aturan pengadilan yang berlaku

5. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikaan dalam menganalisa kriteria


dalam pengakuan pendapatan diantaranya,
a. Kemampuan dalam menentukan nilai aset
Kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan dalam hal menagih,
ketika perusahaan mendapatkan kas maka dapat diklaim secara legal
yang menunjukkan adanya peningkatan nilai dari aset dan nilai aset
tersebut dapat diukur secara andal.
b. Adanya transaksi
Terdapat pemindahan resiko dari penjual ke pembeli yang menjadi bukti
objektif dalam peningkatan nilai perusahaan.
c. Proses earning secara subtansial telah selesai
Jika perusahaan ingin mengakui pendapatan/laba,maka perusahaan
tersebut perlu melakukan sebagian besar proses. Sehingga pendapatan
tidak dapat diakui sebelum perusahaan melaksanakan sebagian besar
proses untuk mendapatkan pendapatan.

6. Terdapat 2 poin penting dalam measurability of asset value,


a. Menurut FASB, pendapatan tidak dapat diakui sebelum dapat terealisasi
dan direalisasi
b. Kolektibilitas, berkaitan denga judgment yang berdasarkan pengalaman
perusahaan. Semakin panjang periode penagihan maka semakin tidak
pasti untuk ditagih secara mudah.

7. Dalam IAS 18 / AASB 118 menyatakan secara spesifik bahwa pendapatan


harus diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau dapat
diterima. Selain itu, dalam IAS 18 / AASB 118 memberikan aturan khusus
untuk pengakuan dan pengukuran berbagai jenis pendapatan yaitu :
a. Penjualan barang ( Sale of Goods ).
 Nlai aset dapat diukur
 Adanya suatu transaksi
 Penyelesaian subtansial dari proses pendaptan
22

b. Pemberian jasa. ( Rendering of Service )


IAS 18/AASB 118 paragraf 20 menyatakan bahwa pendapatan yang
terkait dengan pemberian jasa harus diakui dengan mengacu pada tahap
penyelesaian transaksi pada tanggal pelaporan. Dengan demikian,
pendapatan diakui saat jasa diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar
ini memberikan informasi yang berguna tentang aktivitas jasa dan kinerja
perusahaan pada periode tersebut, yang tidak akan tersedia jika jasa
tersebut telah diselesaikan sebelum pendapatan diakui.

c. Bunga, Royalti, dan Dividen.


Bunga, royalti, dan dividen dapat diakui ketika saat penerimaan
memenuhi 3 kriterian umum pengakuan. IAS 18/AASB 118 paragraf 30
menetapkan bahwa :
 Bunga harus diakui dengan menggunakan metode bunga efektif,
 Royalti harus diperoleh sesuai dengan substansi perjanjian yang
bersangkutan, dan
 Dividen harus diakui pada saat pemegang saham berhak menerima
pembayaran.

8. Perkembnagan dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan membuat


IASB dan FASB melakukan proyek bersama terkait dengan pengakuan dan
pengukuran pendapatan dikarenakan transaksi pendapatan tidak disaijkan
dengan baik oleh literatur panduan yang ada. Selain itu, transaksi menjadi
lebih kompleks, misalnya, penggabungkan barang, jasa dan transaksi
keuangan. Para pembuat standar mencatat bahwa adanya ketidak
konsistenan antara framework IASB dan beberapa standar. Selanjutnya,
standar tersebut tidak menangani dengan baik transaksi yang melibatkan
komponen (pengaturan pendapatan multi-elemen). FASB telah
mengindikasikan ada kekosongan dalam pedoman pengakuan pendapatan
dan kurangnya dasar konseptual untuk menyelesaikan masalah yang
relevan.

9. FASB dan IASB telah mengusulkan prinsip-prinsip dasar berikut untuk


pengakuan dan pengukuran revenue :
23

a. Sebuah pelaporan entitas harus mengakui pendapatan dalam periode


akuntansi di mana mereka muncul dan mengukurnya pada nilai wajarnya
pada tanggal mereka muncul jika dapat menentukan kejadian dan
pengukurannya dengan keandalan yang memadai.

b. Entitas pelapor harus mengukur pendapatan yang timbul dari


peningkatan asetnya atau sebagai penurunan liabilitasnya (atau
kombinasinya) pada nilai wajar dari kenaikan atau penurunan tersebut.

10. Pengungkapan merupakan salah satu alat yang penting untuk mengurangi
asimetri informasi antar manajer dengan pemilik perusahaan.

11. Menurut PSAK 23, entitas mengungkapkan:


a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,
termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat
penyelesaian transaksi yang melibatkan pemberian jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui
selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
 Penjualan barang
 Penjualan jasa
 Bunga
 Royalti
 Dividen

c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa


yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.

12. Menurut PSAK 72


Tujuan persyaratan pengungkapan adalah agar entitas mengungkapkan
informasi yang cukup yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
memahami sifat, jumlah, waktu dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas
yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, entitas mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang
seluruh hal berikut:
24

a. Kontrak dengan pelanggan,


 Pemisahan Pendapatan
 Saldo Kontrak
 Kewajiban Pelaksanaan
 Harga Transaksi yang Dialokasikan terhadap Sisa Kewajiban
Pelaksanaan
b. Pertimbangan signifikan dan perubahan dalam pertimbangan, yang
dibuat dalam menerapkan pernyataan ini terhadap kontrak tersebut,
 Menentukan Waktu Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan,
 Menentukan harga transaksi dan jumlah yang dialokasikan untuk
kewajiban pelaksanaan
c. Aset yang diakui dari biaya untuk memperoleh atau memenuhi kontrak
dengan pelanggan

3.2 Saran
Adapun beberapa saran ynag dapat diberikan oleh penulis mengenai Income
Statement – Revenues adalah perlu lebih memerhatikan pengakuan pendapatan
yang menjadi poin terpenting dalam pembahasan kali ini . Pengakuan untuk
pendapatan menjadi penting karena akan mempengaruhi pengukuran serta
pengungkapannya. Standar terkait pendapatan cenderung berubah – ubah dan
terkadang bertolak belakang dengan beberapa standar yang ada sehingga
memerlukan standarisasi yang baik untuk mengurangi perbedaan – perbedaan
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Godfrey, Jayne., Allan Hodgson., Ann Tarca., Jane Hamilton and Scott Holmes.
2010. Accounting Theory 7th Edition. Singapore: Craft Print International Ltd.
Hasanah, Nur., dan Siswanti, Tutik. 2019. Evaluasi Pengakuan, Pengukuran, dan
Penyajian Pendapatan Berdasar PSAK 23 Pada PT. Angkasa Pura II (Persero).
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya, 4(1), 34-50.

Anda mungkin juga menyukai