Anda di halaman 1dari 17

TUGAS RESUME

KONSEP PENDAPATAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi yang diampu
oleh Bapak Rendra Arief Hidayat, S.pd., M.Sc.

Dibuat oleh :
KELOMPOK 3

1. Dhea Rica Rishady (21080694012)


2. Dewi Diana Putri (21080694013)
3. Erika Dwi Yanti (21080694017)
4. Yuni Kurniawati (21080695025)
5. Abeigail Princess Kehziana Lesar (21080694033)
6. Fahkriandyah Kurniawan Prasetya (21080694040)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. Masalah Teoretis Pendapatan

Urutan yang logis setelah pembahasan aset dan kewajiban adalah


ekuitas karena ketiganya merupakan elemen neraca.Pendapatan dan biaya
dibahas terlebih dahulu sebelum ekuitas karena merupakan penyebab penting
perubahan ekuitas yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dan
pembentuk statemen laba rugi yang menentukan laba perusahaan. Konsep dasar
upaya dan hasil menyatakan bahwa hasil dan capaian harus diperoleh dengan
upaya atau bukan sebaliknya capaian dulu baru capaian menanggung biaya.
Jadi, tidak ada capaian tanpa upaya. Konsep dan hasil mempunyai implikasi
bahwa pendapatan dihasilkan oleh biaya. Artinya, hanya dengan biaya
pendapatan dapat tercipta dan bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.

Walaupun demikian, secara teknis akuntansi, pendapatan biasanya


diukur lebih dahulu dan baru kemudian biaya yang diperkirakan menghasilkan
pendapatan tersebut diukur sehingga laba dapat ditentukan dengan tepat. Seperti
aset dan kewajiban, pembahasan pendapatan meliputi pengertian, pengukuran,
pengakuan dan penilaian. Masalah teoritis pendapatan dapat dilukiskan dalam
gambar berikut.

A. Definisi Pendapatan

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi


pendapatan dari IASC yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur
penghasilan (income) sebagai berikut :

1) Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode


akuntansi dalam bentuk arus masuk atau perangkat tambahan aset
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas,
selain yang berkaitan dengan peserta ekuitas.

2) Definisi penghasilan ecompasses baik pendapatan dan keuntungan.


Pendapatan timbul dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
disebut dengan berbagai nama yang berbeda termasuk penjualan,
biaya, bunga, dividen, royalti, dan sewa

3) Keuntungan merupakan item lainnya yang memenuhi definisi


penghasilan dan mungkin, atau tidak mungkin, timbul dalam
perjalanan dari aktivitas normal perusahaan. Keuntungan
merupakan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian tidak
berbeda di alam dari pendapatan. Oleh karena itu, mereka tidak
dianggap sebagai merupakan elemen yang terpisah dalam kerangka
kerja ini

Definisi-definisi di atas memisahkan antara pengertian dan pengakuan


sehingga tidak ada yang menjukkan kriteria pengakuan. Sementara itu, APB
(1970) mendefinisikan pendapatan dengan memasukkan kriteria pengakuan
sebagai berikut

“Pendapatan - kenaikan bruto dalam aset atau penurunan bruto dalam


kewajiban yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum yang dihasilkan dari jenis-jenis laba-kegiatan diarahkan
kegiatan perusahaan yang dapat mengubah ekuitas pemilik.”

2. Pengertian Pendapatan

Terdapat berbagai macam jenis pengertian atau definisi dari pendapatan.


Menurut PSAK Nomor 23, pendapatan adalah arus kas masuk bruto yang
berasal dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama
periode apabila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal. Dalam Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK ETAP) yang diungkapkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), definisi dari pendapatan adalah
penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasanya
dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan, imbalan, bunga, dividen,
royalty, dan sewa. Financial Accounting Standard Board (FASB) menyatakan
bahwasannya pendapatan merupakan arus kas masuk atau peningkatan lainnya
dari aset entitas atau penyelesasian kewajibannya (kombinasi keduanya) dari
memberikan atau menghasilkan tujuan, memberi layanan, maupun kegiatan
lainnya yang merupakan operasi utama.

Menurut Pengantar Akuntansi, pendapatan diartikan sebagai jumlah


yang dibebankan kepada langganan untuk barang serta jasa yang dijual. Bagi
perusahaan, pendapatan adalah aliran masuk aktiva atau pengurangan utang
yang diperoleh dari hasil penyerahan barang dan atau jasa kepada pelanggan.
Apabila dilihat dari sisi teori pengantar mikro ekonomi, pendapatan
merupakan uang yang diterima serta diberikan kepada subjek ekonomi berdasar
pada prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa pendapatan dari profesi
yang dijalani atau usaha perseorangan dan dari kekayaan. Dari berbagai definisi
dan pengertian yang sudah dituliskan, dapat disimpulkan bahwa pendapatan
adalah arus kas masuk yang asalnya adalah dari kegiatan normal perusahaan
dalam penciptaan barang maupun jasa yang menyebabkan kenaikan aktiva serta
penurunan kewajiban. Semakin besar nilai pendapatan suatu perusahaan, maka
semakin besar juga keuntungan yang didapat oleh perusahaan tersebut.

3. Karakteristik Pendapatan

Walaupun jenis pendapatan yang dimiliki setiap perusahaan berbeda-


beda, tetapi dari sudut akuntansi seluruh pendapatan tersebut mulai dari
kelompok pendapatan yang berasal dari penjualan barang jadi hingga
pendapatan dari penjualan jasa memiliki karakteristik yang sama dalam
pencatatannya. Karakteristik pendapatan dibagi menjadi dua karakteristik
yaitu:

a) Jika bertambah saldonya, harus dicatat disisi kredit. Setiap pencatatan di sisi
kredit berarti akan menambah saldo pendapatan tersebut.

b) Jika berkurang saldonya harus dicatat di sisi debet. Setiap pencatatan di sisi
debet berarti akan mengurangi saldo pendapatan tersebut.

4. Landasan Pikiran dan Kriteria Pengakuan Pendapatan


A. Landasan Pikiran
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan.
Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh
karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi
kualitas keterukuran (measurability), dan keterandalan (reliability) Kualitas
tersebut harus diopersionalkan dalam bentuk kriteria pengakuan pendapatan.
Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan
pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan
dan realisasi pendapatan

● Pembentukan Pendapatan

Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan


masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul dan
menjadi ada. Dengan kata lain. apakah pendapatan itu timbul dari keadaan
produktif atau karena kejadian tertentu Konsep ini menyatakan bahwa
pendapatan terbentuk, terhimpun atau terhal bersamaan dan dengan melekat
pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi perusahaan dan
bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Konsep dasar ini sering disebut
pendekatan proses pembentukan pendapatan atau pendekatan kegiatan
Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil capaian serta
kontiuitas usaha. Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep homogenesitas
kos yaitu baliwa semua kegiatan atau unsur di dalamnya mempunyai
kedudukan atau arti penting yang sama dalam menghasilkan pendapatan

● Realisasi Pendapatan

Menurut konsep ini, pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada
saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk
membayar produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau belum
dibuat sama sekali, Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih
menekankan kejadian yang dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu:
1. Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses
penjualan yang sah atau semacamnya

2. Penguatan atau validassi transaksi penjualana tersebut dengan


diperolehnya aset lancar

B. Kriteria Pengakuan Pendapatan


● Timbulnya hak atas pendapatan

Timbulnya hak atas pendapatan dapat diartikan bahwa entitas telah


memiliki hak atas suatu pendapatan namun wajib bayar belum melakukan
pembayaran (accrued) atau dapat juga berarti bahwa entitas telah menerima
pembayaran namun belum memiliki hak untuk mengakui pendapatan
tersebut sehingga pengakuannya ditangguhkan (deffered) Sehingga apabila
dihubungkan dengan aliran kas maka "timbulnya hak atas pendapatan",
dapat digunakan untuk mengakui pendapatan yang belum diterima aliran
kasnya maupun untuk mengakui pendapatan yang telah diterima aliran
kasnya namun belum menjadi hak entitas yang dilakukan dengan
menyesuaikan pendapatan tersebut.

Hak atas pendapatan yang timbul dan belum diterima aliran kasnya tersebut
dicatat sebagai piutang (receivable), sementara pendapatan yang telah
diterima aliran kasnya namun belum menjadi haknya entitas ditangguhkan
pengakuannya dan diakui sebagai pendapatan yang ditangguhkan (deferral)

● Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran sumber daya ekonomi ke


entitas

Pendapatan direalisasi dapat diartikan bahwa entitas menerima aliran


sumber daya ekonomi, yang dapat berupa kas maupun berupa non kas tanpa
didahului adanya penagihan. Aliran sumber daya ekonomi ke entitas yang
diakui sebagai pendapatan adalah aliran sumber daya ekonomi yang
meningkatkan nilai ekuitas Apabila aliran sumber daya ekonomi yang
diterima oleh entitas tidak meningkatkan ekuitasnya, misalnya dari
penarikan utang, maka tidak termasuk ke dalam kategori pendapatan.
5. Pengakuan Pendapatan

● Pengakuan Pendapatan Menurut SAK

Pendapatan dalam SAK diatur dalam PSAK Nomor 23 tentang Pendapatan


yang menyatakan bahwa “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama periode jika arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal daari kontribusi
penanam modal”

Maka yang dikategorikan pendapatan menurut PSAK 23 adalah :

1. Penjualan Barang

2. Penjualan Jasa

3. Bunga, Royalti dan Dividen

1. Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan barang dapat diakui jika seluruh syarat ini
terpenuhi, yaitu :

a. Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan


barang secara signifikan kepada pembeli;

b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya


terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan
pengendalian efektif atas barang yang dijual;

c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal;

d. Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan


transaksi tersebut akan mengalir ke entitas
e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan
transaksi penjualan tersebut dapat diukur dengan andal

Apabila salah satu dari syarat tersebut tidak terpenuhi dalam transaksi
penjualan barang maka entitas tidak dapat mengakui penjualan
tersebut sebagai suatu pendapatan.

2. Penjualan Jasa

Pendapatan dari penjualan jasa dapat diakui jika seluruh syarat ini
terpenuhi, yaitu :

a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal

b. Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan


transaksi tersebut akan mengalir ke entitas

c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir


periode pelaporan dapat diukur dengan andal

d. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk


menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan
andal.

3. Bunga, Royalti dan Dividen

Pendapatan dari bunga, royalti dan dividen dapat diakui jika seluruh
syarat ini terpenuhi, yaitu :

a. Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan


transaksi tersebut akan mengalir ke entitas
b. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal

Dalam PSAK 23 Paragraf 30 dijelaskan sebagai berikut :

a. Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif

b. Royalty diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansu


perjanjian yang relevan

c. Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima


pembayaran ditetapkan

 Pengakuan Pendapatan Jasa


a. Pengakuan pendapatan dari penjualan jasa secara umum mengikuti
pemikiran yang melandasi pengakuan pendapatan untuk penjualan barang.
b. Masalah yang sering dihadapi lebih banyak menyangkut kriteria realisasi
daripada pembentukan pendapatan.
c. Yang sering sulit ditentukan adalah mengenali kejadian atau aktivitas yang
menandai bahwa penyerahan jasa telah terjadi dan selesai.
d. Pada perusahaan transportasi, rekreasi, rumah makan, telekomunikasi,
hotel, persewaan gedung dan sejenisnya.
e. Waktu pelaksanaan atau konsumsi jasa dapat dipandang setara dengan saat
penjualan barang untuk tujuan pengukuran dan pengakuan pendapatan.
f. Untuk jasa jangka pendek, saat penerimaan kas adalah saat yang umum
untuk mengakui pendapatan.
g. Karena penerimaan kas biasanya terjadi hampir bersamaan dengan
selesainya pelaksanaan jasa.
h. Sedangkan untuk jasa yang dilaksanakan dalam jangka panjang.
i. Pendapatan dapat diakui bersamaan dengan kemajuan pelaksanaan,
berdasarkan penagihan periodik (periodic billings).
A. Pengakuan Pendapatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP)

Paragraf 19 PSAP 12 Pendapatan-LO menyatakan bahwa “Pendapatan-LO


diakui pada saat:

● Timbulnya hak atas pendapatan


● Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran sumber daya ekonomi ke
entitas”.

Timbulnya hak atas pendapatan dapat diartikan bahwa entitas telah


memiliki hak atas suatu pendapatan namun wajib bayar belum melakukan
pembayaran (accrued) atau dapat juga berarti bahwa entitas telah menerima
pembayaran namun belum memiliki hak untuk mengakui pendapatan
tersebut sehingga pengakuannya ditangguhkan (deffered).

B. Pengakuan Pendapatan menurut Standar Akuntansi Keuangan


(SAK)

PSAK Nomor 23 tentang Pendapatan menyatakan bahwa “Pendapatan


adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yg timbul dari aktivitas
normal entitas selama periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

Dalam PSAK 23, pendapatan terdiri dari:

1. Penjualan barang;
2. Penjualan jasa;
3. Bunga, royalti dan dividen

Bagaimana pengaturan pengakuan pendapatan di Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP)?

Secara umum, pengakuan pendapatan yang terdapat dalam Standar


Akuntansi Pemerintahan (SAP) terdiri dari tiga titik pengakuan yaitu:
● Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas
Negara/Daerah (PSAP 02 par 21);
● Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan (PSAP 12
par 19);
● Pendapatan-LO diakui pada saat pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran
sumber daya ekonomi ke entitas (PSAP 12 par 19).

Berikut ini 4 (empat) kaidah pengakuan pendapatan penjualan jasa:

1. Jika pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan satu pekerjaan atau tindakan,
pendapatan harus diakui pada saat pekerjaan tersebut telah dilakukan.
2. Jika pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan atau
tindakan secara bertahap, pendapatan harus diakui selama periode
pelaksanaan pekerjaan secara proporsional.
3. Jika pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan.

Atau tindakan secara bertahap, pendapatan dapat diakui pada saat seluruh
pekerjaan telah selesai dilaksanakan bila kondisi berikut ini terpenuhi:

a. Proporsi jasa yang dilaksanakan pada tahap ahir pekerjaan begitu kritisnya.

Sehingga seluruh pekerjaan tidak dapat dikatakan selesai sebelum tahap


akhir dilaksanakan.

Sebagai contoh, perusahaan ekspedisi barang mengerjakan pengepakan,


pemuatan, pengangkutan dan penyerahan barang.

Dalam hal ini, penyerahan barang adalah pekerjaan kritis sehingga


pekerjaan belum dapat dinyatakan selesai sebelum penyerahan barang telah
terlaksana.

Oleh karena itu, dalam metode pengakuan pendapatan setelah penyerahan


barang ini, perusahaan dapat mengakui pendapatan hanya pada saat
penyerahan jasa telah dilakukan.
b. Jasa harus dikerjakan dalam beberapa tahap yang tidak dapat ditentukan di
muka selama waktu yang tidak pasti.

Dan tidak ada cara yang cukup layak untuk menentukan tingkat penyelesaian
pekerjaan.

Sebagai contoh, jasa pengacara atau jasa investigasi kasus kriminal oleh detektif
swasta.

4. Jika terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi berkenaan dengan


ketertagihan atau kolektabilitas pendapatan jasa, pendapatan baru diakui setelah
kas terkumpul.

6. Prinsip Pengakuan Pendapatan Jasa

Pada prinsip pengakuanpendapatan (revenue recognation principle), umumnya


pendapatan diakui pada saat (1) direalisasikan atau dapat direalisasikan dan
(2)dihasilkan (earned). Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa:

1. Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang


dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atauklaim atas kas; Pendapatan
dianggap dapat direalisasikan apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran
segera dapat konversi (siapditukar) menjadi kas atau klaim atas kas dengan
jumlah yang diketahui;

2. Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada


hakikatnya telah menyelesaikan apa yangseharusnya dilakukan untuk mendapat
hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses
menghasilkan labatelah selesai atau sebenarnya telah selesai.

● Prinsip dasar pengakuan pendapatan jasa adalah pengukuran pendapatan


pada nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dengan
prasyarat bahwa imbalan tersebut dapat diestimasi secara baik.
● Imbal jasa diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi
pada akhir pelaporan.
● Standar Akuntansi Kontrak Konstruksi mengatur secara khusus pengakuan
pendapatan jasa konstruksi.\

Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip di atas, yaitu :

1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang


biasanya diinterpretasikan sebagai tanggalpenyerahan pada pelanggan.
2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa
itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva
perusahaan seperti bunga, sewa dan royalti diakuisesuai dengan
berlakunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan.
4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal
penjualan

7. Prosedur Pengakuan Pendapatan Secara Teknis


Lima langkah pengakuan pendapatan menurut IFRS 15 / PSAK 72
a. Langkah 1: Identifikasi kontrak dengan pelanggan

Kontrak dapat berupa lisan, tertulis, atau bintang pertunjukan oleh praktik
entitas bisnis. Kontrak dengan pelanggan akan termasuk dalam ruang
lingkup IFRS 15 ketika semua kriteria berikut tercapai dimana para pihak
dalam kontrak kontrak :

a. Hak masing-masing pihak dalam menemukan barang atau jasa yang


akan dialihkan dapat diidentifikasi;
b. Syarat dan ketentuan pembayaran untuk barang atau jasa yang akan
ditransfer dapat diidentifikasi;
c. Kontrak memiliki substansi komersial; dan
d. Tertagihnya jumlah ketidakseimbangan yang menjadi hak entitas
dalam pertukaran barang atau jasa

Jika kriteria di atas terpenuhi, kontrak tidak akan dinilai kecuali ada indikasi
perubahan signifikan dalam fakta atau keadaan, namun jika kontrak tidak
memenuhi kriteria di atas, entitas akan terus menilai kembali kontrak
tersebut. untuk menentukan apakah Kriteria selanjutnya terpenuhi.
Model ini akan diterapkan berdasarkan kontrak individu. Namun, sebagai
pertimbangan praktis, pendekatan portofolio diperbolehkan untuk
karakteristik serupa secara wajar diharapkan bahwa berbeda terhadap
laporan keuangan tidak akan sesuai dengan materi penerapan model ini pada
kontrak individu.

Modifikasi kontrak harus dicatat sebagai kontrak terpisah jika berikut


terpenuhi:
Ada penambahan barang atau jasa yang bersifat khas dan meningkatkan
ruang lingkup; dan
Harga barang dalam meningkat sebesar jumlah keseimbangan yang
mencerminkan harga mandiri atas barang tambahan dan penyesuaian yang
tepat atas harga tersebut untuk mencerminkan keadaan suatu kontrak
tertentu.
Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, modifikasi kontrak akan dicatat secara
prospektif atau retrospektif (bergantung pada apakah sisa barang atau jasa
yang akan diserahkan setelah modifikasi berbeda dari yang dikirimkan
sebelum modifikasi) dengan memodifikasi akuntansi untuk periode kini.
kontrak dengan pelanggan.

b. Langkah 2: Identifikasi Kewajiban dalam Kontrak


Pada awal kontrak, menilai barang atau jasa yang dilihat oleh pelanggan,
dan mengidentifikasi sebagai kewajiban pelaksanaan:
a. Barang atau jasa yang dapat dibedakan; atau
b. Serangkaian barang atau jasa yang dapat dibedakan secara
substansial sama dan memiliki pola yang sama dengan pelanggan.
faktor-faktor untuk dipertimbangkan apakah janji entitas untuk
menampilkan barang atau jasa kepada pelanggan dapat diidentifikasi secara
terpisah termasuk, namun tidak terbatas pada:

a. Entitas tidak menyediakan jasa signifikan untuk mengintegrasikan


barang atau jasa dengan barang atau jasa lain yang berhubungan
dalam kontrak.
b. Barang atau jasa tidak secara signifikan mengubah atau
menyesuaikan barang atau jasa lain yang berhubungan dengan
kontrak.
c. Barang atau jasa tidak bergantung pada atau sangat terkait dengan
barang atau jasa lain yang terkait dalam kontrak.

c. Langkah 3: Tentukan harga transaksi


Harga transaksi akan menjadi jumlah keseimbangan yang diharapkan
menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk mentransfer barang atau jasa
yang diharapkan kepada pelanggan. Entitas akan mempertimbangkan
persyaratan kontrak dan praktik bisnis yang lazim di masa lalu ketika
membuat ini.

Jika suatu kontrak mengandung suatu jumlah variabel, entitas akan mencatat
jumlah yang akan menjadi haknya berdasarkan kontrak. Imbalan juga dapat
bervariasi jika hak atas tidak seimbang bergantung pada terjadinya peristiwa
di masa depan. Imbalan variabel hanya dimasukkan dalam harga transaksi
kemungkinan besar pembalikan signifikan dalam jumlah yang diakui tidak
akan terjadi ketidakpastian terkait dengan keseimbangan selanjutnya
diselesaikan.

Penyesuaian nilai waktu uang dilakukan pada harga transaksi untuk dampak
pembiayaan, jika ada dan signifikan terhadap kontrak, misalnya, di mana
ketidakseimbangan dibayar di muka atau di belakang. Sebuah praktis praktis
tersedia di mana interval antara transfer barang atau jasa yang mengenalkan
dan pembayaran oleh pelanggan diharapkan kurang dari 12 bulan.
d. Langkah 4: Alokasikan harga transaksi
Entitas mengalokasikan harga transaksi untuk setiap kewajiban dalam
jumlah yang menggambarkan keseimbangan yang diharapkan menjadi hak
entitas dalam pertukaran untuk mentransfer barang atau jasa yang ditujukan
kepada pelanggan.

Jika suatu kontrak memiliki banyak kewajiban, alokasi biaya pelaksanaan


dalam kontrak dengan mengacu pada harga jual yang berdiri sendiri relatif.
Jika harga jual mandiri tidak dapat diobservasi secara langsung, entitas perlu
menggestimasinya. IFRS 15 mengusulkan metode yang dapat digunakan,
antara lain:
a. Pendekatan penilaian pasar yang disesuaikan;
b. Biaya yang diharapkan ditambah pendekatan margin; atau
c. Pendekatan residual (hanya diperbolehkan dalam keadaan terbatas).

kadang-kadang harga mungkin termasuk diskon. Setiap diskon dialokasikan


di antara kewajiban pelaksanaan harga jual yang berdiri sendiri relatif.
Dalam beberapa keadaan mungkin tepat untuk mengalokasikan diskon
untuk beberapa tetapi tidak semua kewajiban pelaksanaan.

e. Langkah 5: Kenali pendapatan ketika dipenuhi


Entitas harus mengakui pendapatan ketika (atau ketika) memenuhi
kewajiban pelaksanaan dengan mentransfer barang atau jasa kepada
pelanggan, yaitu ketika kontrol waktu atau pada suatu titik.

Pengendalian atas suatu aset berarti memiliki kemampuan untuk


mengarahkan penggunaan, dan memperoleh secara substansial seluruh sisa
manfaat dari aset tersebut. Entitas mengakui pendapatan dari waktu ke
waktu jika salah satu kriteria berikut terpenuhi:
a. Pelanggan secara bersamaan menerima dan mengkonsumsi yang
diberikan oleh entitas saat entitas melakukan;
b. Kinerja menciptakan atau meningkatkan aset yang dikendalikan
pelanggan saat aset dibuat atau ditingkatkan; atau
c. Kinerja entitas tidak menciptakan aset dengan penggunaan alternatif
untuk entitas dan entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan untuk
pembayaran atas diselesaikan hingga saat ini.

Untuk pelaksanaan yang dipenuhi dari waktu ke waktu, entitas akan


memilih ukuran yang tepat untuk menentukan berapa banyak pendapatan
yang harus diakui sebagai kewajiban yang dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai