PENDAPATAN
DISUSUN OLEH :
Dosen Pembimbing :
Dr. Mulia Saputra, SE, M.Si, Ak
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
2015
LATAR BELAKANG
Menurut Rosjidi ( 1999 : 128 ) ”Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan
jumlah kewajiban perusahaan, yang timbul dari transaksi penyerahan barang dan jasaatau
aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode yang dapat diakui dan diukur berdasarkan Prinsip
Akuntansi Berlaku Umum”. Dalam pengertian ini pendapatan yang diperoleh dari transaksi
penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya itu adalah yang berhubungan secara
langsung dengan kegiatan untuk memperoleh laba
usaha yang dapat mempengaruhi terhadap jumlah ekuitas pemilik. Dengan demikian, tidak
termasuk dalam pengertian pendapatan, adalah peningkatan aktiva perusahaan yang timbul
dari pengadaan aktiva, investasi oleh pemilik, pinjaman ataupun koreksi labarugi pada
periode sebelumnya. Menurut Belkaoui ( 2000 : 178 ) Pendapatan diinterprestasikan
sebagai :
1. Aliran masuk asset bersih yang berasal dari penjualan barang dan jasa.
2. Aliran keluar barang atau jasa dariperusahaan kepada pelanggan, dan
3. Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan
selama periode waktu tertentu.
Menurut Henry ( 2000 : 358 ) ”Pendapatan ( revenue )adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode
bilamana arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi pemodal”.
PEMBAHASAN
Urutan yang logis setelah pembahasan aset dan kewajiban adalah ekuitas karena
ketiganya merupakan elemen neraca.Pendapatan dan biaya dibahas terlebih dahulu sebelum
ekuitas karena merupakan penyebab penting perubahan ekuitas yang berasal dari kegiatan
operasi perusahaan dan pembentuk statemen laba rugi yang menentukan laba
perusahaan.Konsep dasar upaya dan hasil menyatakan bahwa hasil dan capaian harus
diperoleh dengan upaya atau bukan sebaliknya capaian dulu baru capaian menanggung
biaya.jadi, tidak ada capaian tanpa upaya.Konsep dan hasil mempunyai implikasi bahwa
pendapatan dihasilkan oleh biaya.Artinya, hanya dengan biaya pendapatan dapat tercipta dan
bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
Walaupun demikian, secara teknis akuntansi, pendapatan biasanya diukur lebih
dahulu dan baru kemudian biaya yang diperkirakan menghasilkan pendapatan tersebut diukur
sehingga laba dapat ditentukan dengan tepat.Seperti aset dan kewajiban, pembahasan
pendapatan meliputi pengertian, pengukuran, pengakuan dan penilaian.Masalah teoritis
pendapatan dapat dilukiskan dalam gambar berikut.
1. Kenaikan Aset
Paton dan Litleton (1970:47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena
berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut:
a. Transsaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor.
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat
berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan.
c. Hadiah, donasi atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada.
e. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa)
Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah
kotor.FASB mengisyaratkan jumlah kotor dengan menyatakan bahwa pendapatan adalah
jumlah rupiah yang datang dari p-enyerahan produk atau pelaksanaan jasa.(IASC) menunjuk
jumlah kotor dengan menyebutkan bahwa jumlah rupiah pendapatan dapat berupa penjualan,
imbalan jasa, bunga, dividen, royalitas, dan sewa.
Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan
konsep aliran masuk. Konsep ini mempunyai kelemahan karena pendapatan dianggap baru
ada setelah transaksi penjualan terjadi.dengan kata lain pendapatan timbul karena peristiwa
atau transaksi pada saat tertentu dan bukan karena proses selama suatu periode. Kelemahan
lain adalah definisi ini mengacaukan pengukuran dan penentuan saat pengakuan dengan
proses penciptaan pendapatan. IAI harus membatasi bahwa kenaikan aset tersebut adalah
yang menaikkan ekuitas kecuali yang berasal dari transaksi dengan pemilik.konsep
ka\enaikan aset mengalami masalah dalam hal aliran masuk yang berupa pembayaran di muka
yang berasal dari pelanggan.Walaupun pembayaran semacam ini merupakan bagian dari
operasi utama perusahaan, pada kenyataannya aliran masuk tersebut tidak atau belum
dianggap pendapatan.Demikian juga, walaupun penjualan kredit menimbulkan piutang usaha,
piutang sering dianggap buakan suatu aliranmasuk aset.
3. Penurunan Kewajiban
Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya misalnya
menerima pembayarn di muka dari pelanggan penerimaan ini bukan merupakan pendapatan
karena perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak penuh atas aset yang
diterima.Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya diperlukan sebagai
pendapatan tekterhak atau pendapatan tangguhan yang statusnya adalah kewajiban sampaiada
prestasi dari perusahaan berupa pengirimkan barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman
barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan.
Kejadian itu mengubah kewajiban menjadi pendapatan.
4. Suatu Entitas
Dimasukkan kata entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratkan bahwa
konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian.Pendapatan didefinisikan sebagai
kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih.Jadi, aset yang masuk itulah yang disebut
pendapatan.Aset tersebut dikuasai oleh perusahaan. Akan tetapi, karena hubungan perusahaan
dengan pemilik merupakan hubungan utang-piutang, pada saat aset naik sebagai pendapatan
utang perusahaan kepada pemilik juga naik dengan jumlah yang sama. Hal ini mengisyaratkan
bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Karena pendapatan didefinisikan
sebagai kenaikan aset bukan kenaikan ekuitas.
5. Produk Perusahaan
Paton dan Littleton menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan.Di sini
pendapatan didefinisikan secara fisis bukan moneter.Definisi ini juga netral terhadap saat
pengakuan.Aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai pengukur tetapi bukan
pendapatan itu sendiri; produk fisis yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah
pendapatan.Pengertian semacam ini sesuai dengan konsep upaya dan capaian (efford and
accomplishment) yaitu pendapatan merupakan capaian upaya produktif perusahaan.Produk
merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif.Dengan pengertian ini, pendapatan terbentuk
atau terhimpun bersamaan dengan atau selama kegiatan produktif tanpa harus menunggu
kejadian atau saat penyerahan produk kepada pelanggan.
Ada dua aliran yang berkaitan dengan pendapatan yaitu aliran fisis dan
moneter.Pendapatan merupakan aliran masuk aset (unit moneter dan hal tersebut berkaitan
dengan aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan.Dalam hal ini, Kam (1990,
hlm. 237) mempertanyakan apakah pendapatan itu objek atau kejadian. Untuk menjawab hali
tersebut, Kam merinci lebih lanjut kedua aliran tersebut yaitu:
a. Aliran fisis berupa :
• Kejadian memproduksi dan menjual produk
• Objek, yaitu produk fisis itu sendiri.
b. Aliran moneter berupa :
• Kejadian menaiknya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan produk
ke konsumer.
• Objek, yaitu jumlah rupiah aset atau produk yang dihasilkan atau dijual.
6. Pertukaran
Ini dikarenakan pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk
dicatat dalam sistem pembukuan.Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah
rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen.
b. Realisasi Pendapatan
Kosep realisasi pendapatan:
Menurut konsep ini, pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi
kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar produk baik produk
telah selesai dan diserahkan atau belum dibuat sama sekali. Dengan kata lain, pendapatan
terbentuk pada saat produk selesai dikerjakan dan terjual langsusng atau pada saat terjual atas
dasar kontrak penjualan (barang mungkin belum jadi atau belum diserahkan). Berdasarkan
konsep, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi penjualan atau
kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak tersebut terjadi pendapatan belum terjadi
atau terbentuk.
Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pemdapatan secara
objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna pendapatan. Konsep
realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai
pengakuan pendapatan yaitu :
1. Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya.
2. Penguatan atau validassi transaksi penjualana tersebut dengan diperolehnya aset
lancar.
Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi
merupakan koonfirmasi proses penghimpunan dana.
2. Kos purna-jual
Masalah yang paling pelik dan sulit adalah masalah yang bersangkutan dengan
penyesuaian yang diperlukan untuk mengakui pengaruh kegiatan yang mungkin akan terjadi
setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap penjualan tersebut. Prosedur yang umum
dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam itu adalah mendebit jumlah rupiah yang sama
ke dalam satu akun cadangan melalui penyesuaian akhir tahun.
3. Kerugian piutang
Keberatan lain terhadap dasar penjualan adalah pendapat yang menyatakan bahwa
piutang bukanlah merupakan bukti yang efektif terhadap realisasi pendapatan. Alasannya,
piutang bukan merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran sehingga
kurang tepat digunakan sebagai pengukur pendapatan. Masalah kerugian piutang dapat diatasi
dengan perlakuan yang sama seperti kos purna jual, yaitu dengan membentuk cadangan
kerugian piutang. Dengan demikian pendapatan disajikan dalam statemen sejumlah piutang
yang benar-benar dapat direalisasi.
4. Transaksi penjualan
Secara umum, penjualan adalah transaksi pertukaran barang atau jasa hasil produksi
perusahaan dengan kas atau klaim atas kas.Secara teknis, transaksi penjualan adalah transaksi
pertukaran aset secara aktual bukan transaksi kontrak itu sendiri.Penjualan dikatakan telah
terjadi secara teknis bila produk (dan risiko yang melekat) telah ditransfer ke pembeli dan
sebagai penghargaan penjual mendapat kas atau klaim atas kas.
e. Pada saat kas terkumpul
Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan pengakuan
pendapatan berdasarkan asas kas.Penerapan pengakuan berdasarkan kas paling banyak
dijumpai pada perusahaan jasa dan perusahaan yang melakukan penjualan secara angsuran.
Pengakuan dasar kas digunakan untuk transaksi penjualan yang barang atau jasanya telah
diserahkan/dilaksanakn tetapi kasnya baru akan diterima secara berkala dalam waktu yang
cukup panjang.
Alasan digunakannya dasar ini adalah adanya ketidakpastian tentang kolektabilitas
atau ketertagihan piutang
Prosedur Pengakuan
Kebijakan akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau kegiatan internal apa
yang dapat digunkan sebagai pemicu pencatatan ke dalam sistem akuntansi.
Kegiatan Internal Sebagai Pemicu dan Bukti Pengakuan Pendapatan:
Kaidah Pengakuan Kegiatan Internal yang Terlibat Kegiatan Pemicu dan Bukti
Pengakuan
1. Pada saat kontrak penjualan. Penandatanganan kontrak, penerimaan uang
muka.Pendapatan belum diakui.Surat kontrak dan penerimaan bukti setor bank sebagai dasar
pencatatan uang muka.
2. Selama proses produksi secara bertahap. Penggunaan BB, BTKL, dan
BOP.Pembayaran biaya Adm. Penagihan.Penyesuaian akhir tahun. Penyiapan dan
pengiriman surat penagihan. Penyesuaian akhir tahun atas dasar catatan akumulasi kos.
3. Pada saat proses produksi selesai. Pemindahan barang jadi dari pabrik ke
gudang.Penyesuaian akhir tahun.
- Belum ada kontrak :
(1) penyerahan barang ke gudang disertai nota penerimaan, atau
(2) penyesuaian akhir tahun.
- Sudah ada kontrak :
Penyerahan barang ke bagian gudang disertai nota penerimaan dan surat kontrak
atau order pembelian.
4. Pada saat penjualan. Penerimaan order pembelian. Penerimaan uang
muka.Pengiriman barang.Pengiriman faktur penjualan.Penerimaan nota terima barang dari
pembeli.
- Pengiriman barang disertai pengiriman faktus sesuai syarat.
- Penerimaan nota terima barang didukung faktur dan order pembelian/penjualan.
5. Pada saat kas terkumpul Pengiriman surat tagihan angsuran. Penerimaan kas
atau alat pembayaran lain. Penyesuaian akhir tahun.Penerimaan kas didukung nota
pembayaran atau bukti transfer.Penyesuaian akhir tahun atas dasar catatan kas yang
terkumpul sampai akhir periode.
Penyajian
Masalah penyajian berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah memisahkan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar biasa
dan cara menuangkannya dalam statemen laba rugi.
(Sumber Suwardjono, 2005 : 369-392)
1. Pendapatan (IAS18/PSAK23)
No. Keterangan IAS 18 PSAK 23
Pengertian
Pendaptan (revenue) itu sendiri didefinisikan sebagi pendapatan yang timbul dari
aktivitas normal suatu entitas—baik perseorang atau badan usaha yang melakukan aktivitas
usaha—dalam berbagai varian, mungkin disebut:
1. Penjualan;
2. Fee;
3. Bunga;
4. Dividend;
5. Royalti - Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun
keuntungan (gain).
- Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal entitas
dan dikenal dengan bermacam-macam sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan
jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.
Ruang lingkup
(a) penjualan barang;
(b) penjualan jasa; dan
(c) penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan
dividen.
(a) penjualan barang;
(b) penjualan jasa; dan
(c) penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan
dividen.
Istilah penting/ definisi
Nilai wajar adalah jumlah darimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
yang diselesaikan antara pihak-pihak yang berpengetahuan, berkeinginan dalam transaksi
yang wajar.
Pendapatan (revenue) adalah arus masuk kotor dari imbalan ekonomis selama periode
yang ditimbulkan dalam rangkaian aktivitas biasa dari suatu entitas apabila arus masuk
menimbulkan kenaikan dalam ekuitas selain dari kenaikan yang terkait dari iuran peserta
ekuitas. - Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar (arm’s length transaction).
Pendapatan(income) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Pengukuran pendapatan
Pendapatan diukur atas dasar jumlah nilai wajar yang diterima atau ditagihkan dengan
memperhitungkan jumlah potongan perdagangan dan volume rabat yang diperbolehkan suatu
entitas. Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Pengidentifikasian transaksi
Dalam kondisi yang umum, kriteria standar pengakuan diterapkan terhadap setiap
transaksi. Akan tetapi, dalam transaksi yang lebih kompleks, kriteria perlu diterapkan kepada
kompomem suatu transaksi.Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
dapat diterima.
Pendapatan atas penjualan barang
Pendapatan (revenue) dari penjualan barang harus diakui hanya bilamana seluruh
kondisi ini terpenuhi :
a. Risiko dan imbalan yang signifikan dari kepemilikan atas barang tersebut yang
telah ditransfer oleh entitas kepada pembeli.
b. Entitas tidak memiliki kendali yang efektif atas banrang sudah dijual atau tidak
memiliki keterlibatan menajerial yang berkelanjutan hingga suatu tingkatan yang biasanya
berhubungan denga kepemilikan.
c. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
d. kemungkinan besar imbalan secara ekonomi yang terkait dengan transaksi yang
akan mengalir kepada entitas tersebut; dan
e. biaya yang terjadi atau akan terjadi dalam kaitan dengan transaksi dapat diukur
dengan andal
Pendapatan dari penyerahan jasa
Pendapatan (revenue) dari penyerahan jasa harus diakui melalui rujukan kepada tahap
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan bilamana:
a. Jumlah pendapatan (revenue) dapat diukur dengan andal.
b. Kemungkinan bahwa imbalan ekonomis yang terkait dengan trasaksi akan
mengalir ke dalam entitas.
c. Tahapan penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
dengan andal.
d. Biaya yang terjadi atas transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transakasi dapat
diukur dengan andal (Penjualan jasa);
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal
jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
a. jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
b. kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat
diperoleh entitas;
c. tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan
andal; dan
d. biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur dengan andal.
8 Bunga, royalti, dan dividen Pendapatan (revenue) yang timbul dari penggunaan
aset entitas oleh pihak ketiga dan menghasilkan bunga, royalti dan deviden baru diakui
bilamana :
a. Dimungkinkan bahwa imbalan ekonomis yang terkait dengan transaksi akan
mengalir kepada entitas.
b. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
DAFTAR PUSAKA
C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip Akuntansi
(terjemahan), Alih Bahasa : Alfonsus Sirait, Jilid I, Edisi 16, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal. 56-57.
Dyckman, Dukes dan Davis (1999), Akuntansi Keuangan Menengah I (terjemahan), Jilid I, Edisi 3,
Alih Bahasa : Munir Ali, Jakarta: Erlangga.
Harahap, Sofyan Syafri, (2001), Teori Akuntansi, Peneribit Raja Grafindo Persada. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Soemarsono. SR, (2000) Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT. Rineka Cipta.
Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
------------- and Michael F. Van Breda, (2000), Teori Akunting, (terjemahan) Buku I, Edisi Kelima,
Penerbit Interaksara, Jakarta, hal. 374.