Anda di halaman 1dari 10

TEORI AKUNTANSI:

KONSEP PENGUKURAN PENGHASILAN


DAN PENDAPATAN

DOSEN PENGAMPU:
I. Prof., Dr., I Made Narsa, S.E., M.Si., Ak., CA, CMA
II. Prof., Dr., Soegeng Soetedjo, SE., Ak.
III. Drs. Basuki, M.Com (Hons), Ph.D, Ak, CMA, CA
IV. Dr. Zaenal Fanani, S.E., M.SA., Ak.

OLEH:
I Putu Agus Sugiri Putra 041611323046
Muhammad Indro Swasono 041611323062
Pisesawan Didi Yosani 041611323068

ALIH JENIS AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI dan
BISNIS UNIVERSITAS
AIRLANGGA
2017
KONSEP PENGUKURAN PENGHASILAN DAN PENDAPATAN

KARAKTERISTIK
Penghasilan (Income)
Dalam pandangan yang lebih luas, income berarti bertambahnya kekayaan seseorang
atau perusahaan dalam satu periode tertentu. Hicks (1946) menjelaskan “A man’s income as
maximum value which he can consume during a week and still expect to be as well off at be
the end of the week as he was at the beginning”
Business Income
Apabila produk perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan masyarakat pembeli,
maka pembeli tidak akan menghargai produk perusahaan atau tidak akan membeli, sehingga
perusahaan tidak mampu menghasilkan income. Bagi perrusahaan, income adalah kelebihan
penghargaan pembeli di atas biaya produksinya dalam periode tertentu. Dalam akuntansi,
kelebihan ini tidak harus dalam bentuk uang. Bedford (1965) menyatakan
“it is the reward paid by individual to business entities for their produktivity which
represents business income and therefore it is the reward, which acts as the motivating force
in a free market economy”
Income dalam Kondisi Tidak Menentu
Penentuan income dalam kondisi tidak menentu dapat dipandang sebagai gabungan
antara kondisi dengan kepastian tinggi (umur tidak terbatas atau ideal) dan income dengan
ukuran transaksi kas (perusahaan dengan umur terbatas). Dalam pandangan accural, transaksi
kas tidak dapat dikatakan sebagai kepastian yang tinggi, namun begitu juga transaksi non kas
tidak bisa dianggap suatu yang tidak pasti. Oleh karena itu FASB mendifinisikan income
sebagai berikut:
“comprehensive income is the change in equity (net assets) of an entity during a period from
transactions and other events and circumstances from nonowners sources”
FASB sengaja menggunakan kata comprehensive income untuk membedakan dengan
istilah earning. Earning adalah bagian dari comprehensive income. Menurut FASB:
“earning do not include the cummulative effect of certain accounting adjustments at earlier
periods that are recognized in the current period. The principal example that is included in
present net income but exluded from earnings is the cummulative effect of change in
accounting principle, but other may be identified in the future. Earning is measure of
performance for a period and to the extent feasible excludes items that are extraneous to the
period items that belong primary to other periods”
Vernon kam mendifinisikan sendiri:
“Income is the change of capital of an entity between two points in time, excluding changes
due to investment by and distributions to owners, where capital is expressed in term of value
and based on a given scale”.
Dari definisi diatas timbul empat pertanyaan, terkait (1) apakah value (nilai)? (2) apa modal,
(3) apa skala? (4) bagaimana perubahan diukur?
• Nilai
Yang dimaksud nilai di sini berarti nilai ekonomis, suatu benda memiliki nilai ekonomis
bila benda tersebut mempunyai manfaat ekoomis baik sekarang maupun masa yang akan
datang, misal mesin produksi, seperti halnya definisi aset. Struktur harga menunjukkan
nilai sebuah barang atau jasa. Struktur terdiri dari masa lalu, masa kini, dan masa yang
akan datang. Masalahnya sekarang bagaimana mengukur income? Bula dikatanakan
kompenen income adalah keaikan nilai aset dan penurunan kewajiban, menjadi masalah
sekarang kenaikan nilai aset berasal dari mana? Bila dari operasi operusahaan
kemungkinan harga historis, tetapi bisa juga kenaikannya karena harga kini atau harga
pengganti yang berbeda dengan harga historisnya?
• Skala
Skala di dalam akuntansi berarti suatu notasi yang mewakili jumlah nilai tertentu yang
kemudian disepakati dengan nilai uang. Pandangan lain mengatakan bahwa ada dua
pandangan dalam currency, yaitu nilai nominal (unit of money) dan daya beli
(purchasing power)

Pendapatan (Revenue)
Menurut PSAK No. 23 paragraf 6, pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Menurut SFAC No.6, pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya pada
aktiva suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajiban-kewajibanya (atau kombinasi
keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang berkesinambungan.
Menurut FASB definisi pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan nilai asset dari
suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan dari penyerahan/ produksi
barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama
perusahaan yang sedang berjalan.
Melihat definisi tersebut, maka pendapatan akan diakui dalam laporan laba rugi kalau
kenaikan manfaat ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti bahwa
pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan
kewajiban (misalnya kenaikan bersih aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau
penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman). Dengan demikian, dalam
penciptaan pendapatan ada dua aliran, yaitu aliran fisik dan aliran uang.
Aliran fisik
a. Memproduksi dan menjual barang/jasa
b. Sebagai objeknya barang/jasa itu sendiri
Aliran uang:
a. Menilai dan menjual barang/jasa tersebut kepada pembeli (customer)
b. Sebagai objeknya adalah nilai barang/jasa itu sendiri
Menurut SFAC No 6, Gains adalah peningkatan dalam ekuitas (aset bersih) dari
transaksi sampingan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi dan kejadian lain
yang mempengaruhi entitas selain yang diakibatkan dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik.
Terdapat dua kata yang sering disebut dalam definisi yaitu ekuitas dan entitas. Ekuitas
adalah modal yang diinvestasikan dalam suatu usaha (ekuitas dalam akuntansi merupakan
penambahan dari profit selama tahun berjalan dengan modal mula-mula). Dalil entitas
menganggap bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi yang terpisah dan berbeda
dari pemiliknya dan dari perusahaan-perusahaan lainnya.
Adapun karakteristik pendapatan:
• Aliran masuk atau aliran aset adalah jumlah aset baru yang diterima dari konsumen,
aliran dana dari konsumen, kenaikan laba ekonomi, laba penjualan aset.
• Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang terus menerus adalah
pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan
barang atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan.
• Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban dimana suatu entitas mengalami
kenaikan aset sebelumnya, misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan,
pengiriman barang, atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang
menimbulkan pendapatan. Jadi kenaikan aset, pendapatan dapat diartikan sebagai
penurunan kewajiban.
• Suatu entitas maksudnya adalah pendapatan didefinisi sebagai kenaikan aset bukannya
kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap
kenaikan ekuitas bersih.
• Produk perusahaan maksudnya dimana aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya
sebagai pengukur, tetapi bukan pendapatan itu sendiri. Produk fisik yang dihasilkan oleh
kegiatan usaha itulah yang merupakan pendapatan. Produk merupakan pencapaian dari
tiap kegiatan produktif. Pendapatan merupakan aliran masuk aset (unit moneter) dan hal
tersebut berkaitan dengan aliran fisis berupa penyerahan produk (ouput) perusahaan.
• Pertukaran produk, harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat ke dalam
system pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah jika jumlah rupiah
tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen.
• Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa produk, dimana pendapatan
merupakan konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai
bentuk dan nama apapun.

PEMBENTUKAN DAN REALISASI


Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai
pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh
dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang
diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak
semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah
membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah
nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
a. Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh pemegang saham.
b. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap,
surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
c. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
d. Revaluasi aktiva.
e. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
f. Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus diakui sebagai
sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan
penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan dalam butir kedua.

KONSEP PENDAPATAN
Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan
yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi
pendapatan (Realization Process).
1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan.
Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi yang diperlukan
dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran,
maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan
berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan
kegiatan produksi.
2. Proses realisasi pendapatan (realization process)
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk
sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan
dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa
dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului
produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum
terjadi proses penghimpunan pendapatan.

PENILAIAN PENDAPATAN
Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk
menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu transaksi
atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas)
yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva
tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan dalam
jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan menjual
aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih dimasa
depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan
hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

PENGUKURAN PENDAPATAN
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaiti
pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa
pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran
pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut:
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah
pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antra
perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur denga
nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah
diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan”.
Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi [iutang ragu-ragu
perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap
sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah
nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan
diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku barang
yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
a. Cash equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan
yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi dan penjualan
benar-benar terjadi.

b. Nilai setara kas


Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa
mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
c. Harga dibawah harga pasar
Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.
d. Harga pasar
Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan
biaya penyerahan produk.
e. Harga kesepakatan
Harga dimana yang merupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah
rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

PENGAKUAN
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
23 menjelaskan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pasa saat tanggal penjualan, biasanya
merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut
telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan
oleh pihak lain, seperti pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan dengan berlakunya
waktu atau pada saat digunakan aktiva yan bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap
atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari
kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari
jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima. Berkaitan dengan masalah
pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang prinsip pengakuan
pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan
ketika:
1. Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.
Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan
dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses
penetuan waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi
pendapatan (Revenue Realization).
Eldon S HEndriksen mengutp pernyataan American Accounting Association
Committee on Concept and Standard External Reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai
pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba
objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”. Secara
teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai saat, yaitu:
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi.
2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi.
3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan.
4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

REALISASI PENDAPATAN
Pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi kesepakatan
atau kontrak dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar produk baik produk telah
selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama sekali. Pendapatan terbentuk pada
saat produk selesai dikerjakan dan terjual langsung atau pada saat terjual atas dasar kontrak
penjualan.

PENGUNGKAPAN PENDAPATAN
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai
pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
1. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang
dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
2. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut
termasuk pendapatan dari:
a) Penjualan barang.
b) Penjualan jasa.
c) Bunga.
d) Dividen, dan
e) Royalty.

Kriteria Pengakuan Pendapatan


Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board
(FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera
terealisasi.
2. Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.

Metode Pencatatan Pendapatan


Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut:
metode berbasis kas (cash basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual basis
method).
1. Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum
diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang
menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi
hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah
karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi)
dan neraca selisih.

Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa


Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian
besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:
1. Metode kinerja khusus
Metode ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi
tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian
penambalan gigi.
2. Metode Kinerja Profesional
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari
satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode akuntansi.
3. Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan
melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam
hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah
dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode
kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4. Metode Penagihan
Metode ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat
tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya
sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas
diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biya yang digunakan untuk
penjualan produk.

Anda mungkin juga menyukai