Anda di halaman 1dari 4

RESUME PENGANGGARAN MODERN

PROYEKSI LABA RUGI

Anggota Kelompok:
Hapsari Nur Ramadhani (041811333208)
Rachmadiah Ilma I (041811333234)
Felicia Amartya S (041811333235)
Salsabila nabilah aliyah (041811333248)
1. Proyeksi Harga Pokok Penjualan
2. Anggaran Biaya Distribusi

3. Anggaran Biaya Administrasi


4. Proyeksi Laba - Rugi

Laporan keuangan merupaka hasil proses akuntansi. Laporan ini berguna


untuk menyajikan pendapatan dan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Untuk memahami bagaimana pengolahan data biaya. Tujuan dari
proyeksi ini adalah untuk mengetahui perkiraan pendapatan atau perkiraan uang
masuk yang bisa didapatkan setiap bulan ke depan dalam perusahaan.
Contoh :

Laporan L/R Tahun 2011 dan Laporan Proforma 2012


LANGKAH I

PT. EMAK BAPAK


Laporan L/R per 31 Desember 2011 dan Laporan L/R Proforma 31 Desember 2012

2011 2012 (Proforma)

Penjualan 34.450.288.560 48.230.403.984 (naik 40% dr


Bersih Penjualan bersih
2011)

HPP 27.498.976.340 38.498.566.876 (naik 40% dr


Penjualan bersih
2011)

Laba Kotor 6.951.312.220 9.731.837.108

Biaya 4.539.792.012 4.823.040.398 (dibulatkan) (naik 10% dr


Operasional Penjualan bersih
2012)

EBIT 2.411.520.208 4.908.796.710

Biaya Bunga (6.151.110) 964.608.080 (Dibulatkan) (naik 2% dr


Penjualan bersih
2012)

EBT 2.405.369.098 3.944.188.630

Pajak 20% (481.073.820) 788.837.726

Laba Bersih 1.924.295.278 3.155.350.904


Note : Proyeksi menggunakan Persentase Penjualan
Analisa pertama adalah pada akun penjualan, hal ini dikarenakan pendapatan terbesar dr
perusahaan adalah dari penjualan. Pada umumnya penjualan akan mengalami kenaikan
penjualan setiap tahun karena dipengaruhi oleh waktu uang dan inflasi yang mempengaruhi
harga bahan baku, kenaikan upah buruh dan sebagainya.

KELEMAHAN PERSENTASE PENJUALAN


Berdasarkan data yang saya peroleh bahwa proyeksi Laporan keuangan dengan metode
penjualan adalah kurang akuransinya angka hasil proyeksi. Hal ini terjadi akibat
digunakannya rasio historis antara penjualan dan HPP, biaya operasi, dan biaya bunga. Rasio
ini akan menimbulkan kesan bahwa semua kompunen biaya adalah biaya variable atau tidak
ada biaya tetap. Masalah akan muncul jika terjadi penurunan atau kenaikan volume
penjualan. Perubahan pada volume penjualan akan diikuti oleh perubahan persentase yang
sama besarnya dalam ketiga factor tersebut. Hal ini mengurangi tingkat akuransi proyeksi
laporan yang kita buat..
Tetapi kelemahan ini dapat dihilangkan dengan cara membagi komponen-kompunen biaya
menurut sifat masing-masing. Misalnya setiap kompunen biaya dipilih menjadi biaya variable
dan biaya tetap. Setelah itu ditetapkan besarnya persentase untuk tiap kompunen biaya.
Misalnya besar biaya persentase biaya variable untuk biaya operasi adalah 10% dari
penjualan.

LANGKAH II

PT. EMAK BAPAK


Laporan L/R per 31 Desember 2011 dan Laporan L/R Proforma 31 Desember 2012

2011 2012

Penjualan Bersih 34.450.288.560 48.230.403.984


HPP:
- Variabel 7.498.976.340 10.498.566.876*
- Tetap 20.000.000.000 20.000.000.000

Laba Kotor 6.951.312.220 17.731.837.108

Biaya Operasional
- Variabel 3.445.028.856 4.823.040.398 (dibulatkan)**
- Tetap 1.094.763.156 1.094.763.156

EBIT 2.411.520.208 5.917.803.554

Note :
perbedaan yang begitu besar dari perolehan EBIT. Terutama kita lihat dari laporan proforma
(2012) yang sebelumnya kita peroleh 3.155.350.904 menjadi 5.917.803.554 terjadi kenaikan.
Hal ini disebabkan adanya perhitungan biaya tanpa pemilahan sifat, setiap kenaikan
penjualan akan diikuti persentase yang sama dengan biaya-biaya.
Diperolehnya angka :
a. 7.498.976.340 + (40% x 7.498.976.340) = 10.498.566.876*
b. 20.000.000.000 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap disetiap
tahunnya;
c. 48.230.403.984 x 10% = 4.823.040.398 (dibulatkan)**
d. 1.094.763.156 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap disetiap
tahunnya;

Anda mungkin juga menyukai