Disusun oleh:
Ega Darmawati 1402208377
Helmi Ilyasa Wahyudin 1402208374
Yollanda Marhani 1402208352
Abdillah Hafidz Firmansa 1402170306
Penjualan
mengalami
135.567 130.784 peningkatan
Penjualan Bersih
sebesar 3.7% dari
tahun 2018
Peningkatan
93.173 91.939 sebesar 1.3% dari
HPP
tahun 2018
42.394 38.845
Laba Kotor
Biaya operasional
mengalami
4.486 2.440 peningkatan
Biaya Operasional
sebesar 83.85%
dari tahun 2018
37.908 36.405
EBT
10.316 9.426
Pajak
27.592 26.979
Laba Bersih
B. LANGKAH 2
135.567 130.784
Penjualan Bersih
7.451 38.845
Laba Kotor
2.965 36.405
EBIT
Berdasarkan PSAK, untuk penjualan barang, pendapatan diakui jika entitas sudah
mentransfer seluruh risiko atas barang kepada pembeli atas penjualan barang dan entitas tidak
lagi memiliki pengendalian efektif atas barang tersebut. Sedangkan untuk penjualan jasa,
pendapatan diakui jika jumlah pendapatan dapat diukur secara andal dan tingkat penyelesaian
dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal. Beban diakui
pada saat terjadinya. Rekonsiliasi antara pajak penghasilan yang dihitung dengan
menggunakan tarif pajak perusahaan 20% terhadap laba sebelum pajak penghasilan setelah
dikurang pendapatan yang dikenakan pajak final dan beban pajak bersih pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
Jumlah penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi
bersih dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan
karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih, diakui sebagai pengurangan terhadap
jumlah beban umum dan administrasi pada periode terjadinya pemulihan tersebut
Rekonsiliasi antara pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak
perusahaan 20% terhadap laba sebelum pajak penghasilan setelah dikurang pendapatan yang
dikenakan pajak final dan beban pajak bersih pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk
membuat keputusan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban,
aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan yang menyertainya, dan pengungkapan
liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan.Ketidakpastian tentang asumsi dan
perkiraan ini dapat menghasilkan hasil yang memerlukan penyesuaian material terhadap nilai
tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh pada periode mendatang
Proyeksi Neraca
Menganalisa akun-akun mana saja yang diperkirakan akan naik, dan dituangkan
kedalamNeraca Proforma. Jika dalam perhitungan tersebut terjadi ketidakseimbangan antara
pos Aktiva dan Pos Pasiva, maka kita diperbolehkan membuat angka penyeimbang (plug
figure)sehingga menjadi seimbang.
ANALISA :
a. Analisa pertama adalah peningkatan omzet penjualan sebesar 40% dan jumlah rata-rata
piutang diperkirakan sebesar 50%. Dengan demikian rata-rata umur piutang adalah 50% x
30 hari = 15 hari. Jadi (15/360) x 135.567 = 3.253.608 (2019).
b. Sekarang disisi Pasiva . Harga pokok pembelian bahan-bahan adalah 25% dari harga
penjualan yi : 25% x 135.567 = 33.891,75 dan umur rata-rata hutang adalah 60 hari maka
besarnya taksiran hutang dagang adalah 60/360 x 33.891,75 = 3.253.608 (dibulatkan).
c. Besarnya R/E mengalami perubahan yaitu 27.592 asalnya dari ((37.908- (10.316)).
Proyeksi Arus Kas
Proyeksi Laporan Arus Kas PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tahun 2019
Laba Bersih 27.592
Penyesuaian laba menjadi arus kas:
Penyusutan (23.178)
Piutang usaha (18)
Persediaan 585
Utang usaha 13.897
Pajak 10.316
Arus kas dari aktivitas operasi 54.949
Pengeluaran modal (151.645)
Arus kas dari aktivitas investasi 35.791
Utang jangka panjang 43.379
Tambahan modal disetor 2.711
Dividen (15.337)
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan 18.274
Perubahan bersih kas 803
Kas awal 17.439
Kas akhir 18.242
Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan
diestimasi untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan
aset individual, maka Grup menentukan jumlah terpulihkan dari Unit Penghasil Kas (“UPK”)
yang mana aset tercakup (“aset UPK”).
Nilai tercatat aset berkurang melalui penggunaan akun cadangan dan jumlah kerugian
yang terjadi diakui pada laba rugi. Jika terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan
diestimasi untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan
aset individual, maka Grup menentukan jumlah terpulihkan dari Unit Penghasil Kas (“UPK”)
yang mana aset tercakup (“aset UPK”). Jumlah terpulihkan dari suatu aset (baik aset
individual maupun UPK) adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi
biaya pelepasan dengan nilai pakainya. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada jumlah
terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat
aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Dalam menghitung nilai pakai,
estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat
diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan
risiko spesifik atas aset.
Penurunan nilai goodwill diuji setiap tahun dan ketika terdapat keadaan yang
mengindikasikan adanya penurunan nilai. Penurunan nilai untuk goodwill ditentukan dengan
menilai jumlah terpulihkan dari UPK (atau kelompok UPK) yang mana goodwill tercakup.
Jika nilai terpulihkan dari UPK lebih rendah dari nilai tercatatnya, maka rugi penurunan nilai
diakui. Rugi penurunan nilai atas goodwill tidak dapat dipulihkan pada periode mendatang.
Pada tanggal 31 Desember 2019, UPK yang menghasilkan proyeksi arus kas masuk adalah
sambungan nirkabel tidak bergerak, seluler, dan lainnya. Manajemen berpendapat bahwa
tidak ada indikasi penurunan nilai aset dari UPK tersebut pada tanggal 31 Desember 2019.
KESIMPULAN
Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan keuangan.
Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk
mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analisis prospektif meliputi
peramalan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Analisi terdiri
dari 3 yaitu laba rugi, laporan posisi keuangan dan neraca.