d. Kelengkapan
Syarat terakhir dari pengendalian yang ketat adalah kelengkapan. Kelengkapan
di sini berarti bahwa daerah yang diidefinisikan dalam sistem pengendalian
manajemen termasuk daerah yang organisasi inginkan berkinerja bagus dan
untuk pegawai yang terlibat memberikan dampak.
2. Pengukuran Kinerja
Pengendalian yang ketat juga tergantung terhadap keefektifan darri pengukuran
kinerja dibuat. Sebuah sistem pengendalian yang digunakan untuk mengaplikasi
pengendalian ketat membutuhkan semua kualitas pengukuran ini secara mantap.
Jika pengukuran gagal dalam daerah-daerah ini, maka sistem pengendalian tidak
dapat dikarakterisasikan sebagai pengendalian ketat karena mungkin masalah
perilaku.
3. Penghargaan atau Hukuman
Pengendalian mungkin lebih ketat jika penghargaan dan hukuman secara signifikan
melibatkan pegawai secara langsung dan secara tegas menghubungkannya dengan
prestasi atau kegagalan dari hasil yang diinginkan. Sebuah hubungan langsung
berarti bahwa hasil diterjemahkan secara otorisasi menjadi penghargaan atau
hukuman tanpa pandang bulu dan tanpa ambiguitas/ kebimbangan.
Sistem pengendalian ketat memiliki 2 keuntungan dibandingkan sistem pengendalian
longgar, yaitu :
a.
b.
Terus memotivasi manajer untuk mencari jalan terbaik dalam mencapai target
keuntungan.
Manajer lebih terfokus pada tujuan tujuan jangka pendek sehingga mengambil
keputusan yang berbahaya bagi perusahaan di masa datang;
b.
c.
Timbulnya distorsi komunikasi antara manajer unit dan manajer senior jika
anggaran dijadikan satu-satunya tolak ukur;
d.
Contoh:
Salah satu contoh pengendalian yang ketat melalui anggaran, untuk sewa mobil
dengan total biaya di atas Rp. 1 juta, kelompok harus melampirkan salinan
kontrak dengan pemasok. Sewa mobil diperbolehkan ketika situasi/ kondisi di
lapangan memerlukan itu, seperti di daerah yang sangat sulit. Biasanya sewa
mobil untuk mengangkut pelatih, mengambil makanan dan bahan pelatihan, dll.
Pembatasan fisik dapat mulai dari hal yang mudah seperti mengunci meja kantor
tempat menyimpan dokumen penting dan hanya orang tertentu yang memiliki
otorisasi sampai sistem sidik jari elektronik unutk absensi.
Citilink
Untuk dapat menekan biaya dan bersaing dengan maskapai penerbangan lain, PT
Citilink Indonesia menerapkan strategi berikut : tidak ada pelayanan gratis (untuk
pelayanan seperti asuransi, pembelian tiket, pemilihan tempat duduk, serta fasilitas
bagasi Citilink membebankan biaya tambahan yang bervariasi per penumpang);
jaringan atau rute penerbangan jarak pendek (Citilink memilih rute penerbangan jarak
pendek yang mempunyai durasi penerbangan tidak lebih dari 3 jam agar dapat
menghemat biaya); fasilitas yang standar (salah satu strategi menghemat biaya
operasional penerbangan adalah fasilitas yang sederhana); sistem operasional
sederhana (Citilink berencana akan menggunakan pesawat baling baling atau
propheler dalam menjalankan usahanya, hal ini dilakukan karena Citilink hanya
melayani rute penerbangan jarak pendek); penghematan distribusi dan strategi
promosi (promosi dilakukan dengan penjualan tiket murah yang bisa menarik
perhatian calon penumpang, Citilink juga bekerjasama dengan perbankan dalam
penyediaan layanan tiket agar Citilink tidak perlu mengeluarkan biaya distribusi
penjualan tiket)
Minerva
PT MINERVA MOTOR INDONESIA adalah produsen motor sport, mereka telah
mengeluarkan beberapa seri motor sport seperti Minerva R 150 vx dan Minerva
magelli 250 se. kedua motor sport ini hanya dibandrol masing masing seharga
Rp16.000.000,00 dan Rp30.000.000,00 harga ini jauh lebih murah jika dibandingkan
dengan motor sport lain dikelasnya yang bisa mencapai Rp50.000.000,00 dengan
harga yang murah ini PT MINERVA MOTOR INDONESIA berharap agar mampu
menggaet konsumen kelas menengah. Sehingga konsumen kelas menengah yang
biasanya hanya membeli motor bebek kini bisa memiliki sebuah motor sport dengan
harga yang terjangkau.
Big Cola
Produsen minuman soda Big Cola merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan
strategi ini. Meskipun memilih segmen pasar yang sama, Big Cola mampu menjual
minuman soda dengan harga yang lebih murah dibandingkan produsen lain seperti
Pepsi ataupun Coca Cola. Big Cola mampu menjual minuman soda yang lebih murah
karena mereka menggunakan bahan bahan local dan diawal kemunculannya untuk
menghemat biaya pemasaran mereka tidak melakukan pemasaran melalui iklan di
media cetak ataupun elektronik melainkan sengaja membuang botol kemasannya ke
tempat sampah agar produknya dilihat orang.
Nexian
Sampai Maret 2010, ponsel Nexian telah digunakan oleh lebih dari 5.500.000
masyarakat Indonesia. kelengkapan fitur yang ditawarkan oleh nexian, serta
penggunaan sparepart yang cenderung murah, menjadikan merk ini menjadi incaran
masyarakat.