Anda di halaman 1dari 6

KK.

1 : ANALISIS KONTRIBUSI PENJUALAN PER DIVISI

Berdasarkan data di dalam Laporan Kontribusi Penjualan dan Persentase Penjualan


Per Divisi, perusahaan induk berkontribusi terbanyak di setiap tahunnya yaitu di tahun 2017
sebesar 79,72%, tahun 2016 sebesar 85,42%, dan di tahun 2015 sebesar 84,00%. Perusahaan
mengalami penurunan kontribusi pada tahun 2017 namun masih tetap memiliki kontribusi
tertinggi dalam penjualan. Untuk tahun 2014, SEI memiliki kontribusi yang terbanyak yaitu
99,55% dibandingkan dengan entitas anak yaitu GEI sebesar 0,45%, karena memang pada
tahun 2014 hanya ada kontribusi dari SEI dan GEI. Pada tahun 2013 yang berkontribusi
terbanyak dalam penjualan yaitu SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat dengan
persentase penjualan sebesar 70,98%.

Sedangkan entitas yang berkontribusi terendah pada tahun 2017 yaitu PGASKOM
sebesar 0,45%, pada tahun 2016 yaitu PGASSOL sebesar 0,02%, pada tahun 2015 yaitu
PGASKOM sebesar 0,21%, pada tahun 2014 yaitu GEI sebesar 0,45%, dan pada 2013 yaitu
PGASSOL sebesar 0,21%.

Jumlah penjualan di setiap tahun selalu berbeda-beda dan sumber kontribusinya pun
juga ada yang berbeda dan tidak semua entitas anak memberikan kontribusi yang selalu
tinggi di setiap tahunnya.

KK.2 : ANALISIS KOMPARATIF LAPORAN LABA RUGI

Pada tahun 2017, pendapatan PT Perusahaan Gas Negara mengalami peningkatan


tetapi tidak terlalu signifikan yaitu sebesar $ 34,813,101 atau 1,19% dari pendapatan tahun
2016. Pada tahun 2016, pendapatan PT Perusahaan Gas Negara mengalami penurunan
sebesar $ 134,012,135 atau 4,37% dari pendapatan tahun 2015. Pada tahun 2015, pendapatan
PT Perusahaan Gas Negara mengalami penurunan sebesar $ 399,799,216 atau sebesar 9,97%
dari pendapatan tahun 2014. Pada tahun 2014, pendapatan PT Perusahaan Gas Negara
mengalami peningkatan sebesar $ 407,073,431 atau 13,56% dari pendapatan tahun 2013.

Laba tahun berjalan pada tahun 2014 menurun sebesar 16,36%, tahun 2015 menurun
sebesar 46,13%, tahun 2016 menurun sebesar 23,38%, tahun 2017 menurun sebesar 52,11%
dari tahun sebelumnya sebagai dasarnya. Secara persentase, penurunan tertinggi yaitu pada
tahun 2017, namun secara satuan dollar penurunan tertinggi yaitu pada tahun 2015 sebesar $
344,912,576.

Pendapatan PT Perusahaan Gas Negara mengalami fluktuasi atau ketidakstabilan


setiap tahunnya, sedangkan laba tahun berjalan semakin menurun setiap tahunnya.

KK.3 : ANALISIS KOMPARATIF LAPORAN POSISI KEUANGAN

PT Perusahaan Gas Negara memiliki total aset yang paling banyak yaitu pada tahun
2016 sebesar $ 6,834,152,968, meningkat dari tahun 2015 sebesar $ 339,130,707 atau sebesar
5,22% dari total aset tahun 2015. Sedangkan total aset terendah dalam rentang waktu lima
tahun yaitu pada tahun 2013 sebesar $ 4,363,174,995.
PT Perusahaan Gas Negara memiliki total liabilitas yang paling tinggi yaitu pada
tahun 2016 sebesar $ 3,663,959,634 meningkat dari tahun 2015 sebesar $ 191,741,427 atau
sebesar 5,52% dari total liabilitas tahun 2015. Sedangkan liabilitas terendah dalam rentang
waktu lima tahun yaitu pada tahun 2013 sebesar $ 1,635,948,472.

PT Perusahaan Gas Negara memiliki ekuitas yang paling tinggi yaitu pada tahun 2017
sebesar $ 3,186,912,879 meningkat dari tahun 2015 sebesar $ 16,719,545 atau sebesar
0,53% dari ekuitas tahun 2016. Sedangkan ekuitas terendah dalam rentang waktu lima tahun
yaitu pada tahun 2013 sebesar $ 2,727,226,523.

Total aset dan liabilitas mengalami masa penurunan dan peningkatan di tahun yang
sama, maksudnya ketika aset turun, liabilitas juga turun pada suatu periode. Sedangkan
ekuitas selalu meningkat setiap tahunnya.

KK.4 : ANALISIS KOMPARATIF LAPORAN ARUS KAS

Arus kas neto dari aktivitas operasi yang tertinggi yaitu pada tahun 2014 sebesar $
896,663,945 meningkat sebesar $ 67.788.916 atau 8,18% dari arus kas neto dari aktivitas
operasi tahun 2013. Kas dan setara kas akhir tahun yang paling tinggi yaitu pada tahun 2013
sebesar $ 1,319,168,247 .

KK.5 : ANALISIS TINGKAT PERTUMBUHAN LIMA TAHUN

Rata-rata penjualan atau pendapatan per lembar saham tertinggi yaitu rata-rata tahun
2013-2017 terhadap rata-rata tahun 2016-2017 yaitu sebesar 15,669. Rata-rata laba neto per
lembar saham tertinggi yaitu rata-rata pada tahun 2013-2015 terhadap 2016-2017 yaitu
sebesar 2,347. Rata-rata dividen per lembar saham tertinggi yaitu rata-rata tahun 2013-2017
terhadap 2016-2017 yaitu sebesar 0,003. Rata-rata ekuitas per lembar saham yang tertinggi
yaitu rata-rata pada tahun 20133-2017 terhadap 2016-2017 yaitu sebesar 0,160.

KK.6: ANALISIS COMMON SIZE LAPORAN LABA RUGI

Beban pokok pendapatan selalu memiliki proporsi yang tinggi terhadap pendapatan
neto, sedangkan laba lebih sedikit. Laba tahun berjalan memiliki proporsi yang terendah
karen telah dikurangi dengan beban-beban. Beban distribusi dan transmisi serta beban umum
dan administrasi memiliki proporsi yang tinggi dibandingkan dengan beban-beban operasi
yang lain yaitu selalu di atas 5%.

KK.7 : ANALISIS COMMON SIZE LAPORAN POSISI KEUANGAN

Aset tetap selalu memberikan kontribusi yang tertinggi di dalam total aset yaitu selalu
di atas 25% dari total aset. Kemudian disusul oleh kas dan setara kas yang memiliki proporsi
di atas 10% setiap tahunnya dari total aset. Proporsi aset tidak lancar lebih banyak dari pada
aset lancar.

Proporsi liabilitas jangka panjang terhadap total liabilitas lebih banyak dari pada
liabilotas jangka pendeknya. Artinya, sumber dana untuk membiayai aktivitas perusahaan
lebih banyak dari liabilitas jangka panjang. Liabilitas jangka panjang memiliki proporsi di
atas 50% bahkan 60% terhadap total liabilitas perusahaan yang digunakan untuk membiayai
aktivitas perusahaan.

Saldo laba yang dicadangkan memiliki proporsi yang terbanyak terhadap total ekuitas
yaitu selalu di atas 50% bahkan 60% dalam rentang lima tahun terakhir.

KK.8 : ANALISIS TREND INDEKS

Kebanyakan akun yang yang ada di dalam laporan keuangan mengalami peningkatan
berkali-kali lipat dari tahun yang dijadikan tahun dasar yaitu 2013. Seperti, akun persediaan
yang mengalami peningkatan empat kali lipat kecuali di tahun 2015 hanya dua kali lipat.

KK.9 : ANALISIS HASIL PER SAHAM

Pendapatan neto per saham pada tahun 2017 merupakan pendapatan neto per saham
yang tertinggi yaitu sebesar $ 26.395. Laba neto per saham tertinggi yaitu pada tahun 2013
sebesar $ 2.998. Dividen per lembar saham tertinggi yaitu pada tahun 2017 sebesar $0.007.
nilai buku per saham tertinggi yaitu pada tahun 2017 sebesar 0.283. jumlah lembar saham
yang beredar terbanyak pada tahun 2014 sebesar 24,942,802,733.33 .

KK.10 : ANALISIS ARUS KAS UKURAN UMUM

Arus kas neto dari aktivitas operasi merupakan proporsi yang tertinggi dari arus kas
pendanaan dan arus kas dari investasi. Arus kas pendanaan dan investasi terdapat pengeluaran –
pengeluaran yang besar.

KK.11 : ANALISIS RASIO ARUS KAS

Rasio kecakupan arus kas lebih besar dari rasio reinvestasi kas karena kas yang diterima dari
operasi lebih besar dari jumlah pengeluaran modal dan selisihnya pun juga besar.

KK.12 : ANALISIS LIKUIDITAS JANGKA PENDEK

Perusahaan mampu memenuhi liabilitas dengan aset yang dimilikinya selama lima tahun
terakhir. Proporsi kas terhadap aset lancar pun selalu di atas 50%. Kas yang tersedia dari operasi pun
memiliki proporsi yang melebihi jumlah liabilitas jangka pendek sehingga akan memudahkan
perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Perputaran piutang dan persediaannya pun
tidak memerlukan waktu yang lama, tidak sampai setengah tahun.

KK.13 : ANALISIS COMMON SIZE ASET LANCAR DAN LIABILITAS JANGKA PENDEK

Proporsi kas dan setara kas terhadap total aset lancar dan proporsi liabilitas yang masih harus
dibayar terhadap total liabilitas jangka pendek merupakan proporsi yang tertinggi. Dengan demikian,
perusahaan akan mampu membayar utang atau liabilitasnya.

KK.14 : ANALISIS DATA PERSEDIAAN

Jumlah persediaan bersih yang tertinggi yaitu pada tahun 2016 sebesar $ 65,293,227 dan yang
terendah yaitu pada tahun 2013 sebesar $ 14,615,268. Hal ini karena perlengkappan sumur pada tahun
2016 merupakan jumlah yang sangat tinggi dan pada tahun 2013 jumlahnya sangat rendah. oleh
karena itu selisihnya pun sangat jauh.
KK.15 : ANALISIS DATA PERSEDIAAN MENGGUNAKAN FIFO VERSUS LIFO

Dari tahun 2013 hingga tahun 2016, persediaan akhir perusahaan mengalami peningkatan.
Namun pada tahun 2017 mengalami penurunan.

KK.16 : ANALISIS STRUKTUR MODAL

Sumber pendanaan internal lebih besar dari pendanaan eksternal. Artinya, ekuitas selalu yang
lebih besar dari pada liabilitas setiap tahunnya.

KK.17 : ANALISIS COMMON SIZE ATAS STRUKTUR MODAL

Proporsi liabilitas jangka panjang selalu lebih besar dari liabilitas jangka pendek untuk tahun
2014 sampai dengan tahun 2017, sedangkan di tahun 2013 sumber pendanaan dari liabilitas jangka
pendek lebih besar dari jangka panjang terhadap total pendanaan. Sedangkan ekuotas merupakan
sumber pendanaan terbesar yaitu dengan proporsi rata-rata 51%. Artinya, lebih dari setengah total
sumber pendanaan berasal dari ekuitas.

KK.18 : ANALISIS RASIO STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS

1. Total utang terhadap ekuitas : proporsi total utang terhadap ekuitas selalu meningkat dari
tahun 2013, kecuali pada tahun 2017 proporsinya menurun. Artinya perusahaan mulai
mengurangi sumber pendanaan dari eksternal atau utang, atau bisa jadi perusahaan telah
mampu membayar utang-utangnya pada periode yang bersangkutan.
2. Total rasio utang : proporsi utang terhadap total pendannaan selalu meningkat kecuali pada
tahun 2017 mengalami penurunan. Artinya perusahaan mulai mengurangi sumber pendanaan
dari eksternal atau utang, atau bisa jadi perusahaan telah mampu membayar utang-utangnya
pada periode yang bersangkutan.
3. Utang jangka panjang terhadap ekuitas : proporsi utang jangka panjang terhadap ekuitas
cukup besar, karena memang sumber pendanaan utang itu sebagian besar berasal dari utang
jangka panjang.
4. Ekuitas terhadap total utang : rasio ekuitas teradap total utang itu cukup besar yaitu hampir
mendekati angka satu, bahkan pada tahun 2017 sudah mencapai angka satu bahkan lebih yaitu
sebesar 1,03. Artinya, perusahaan menggunakan sumber pendanaan sebagian besar dari
internal atau ekuitas.
5. Aset tetap terhadap ekuitas : rasio atau proporsi aset tetap terhadap ekuitas itu mencapai
setengahnya bahkan lebih. Ini menunjukkan bahwa ekuitas perusahaan sebagian besar
digunakan sebagai investasi aset tetap perusahaan.
6. Liabilitas jangka pendek terhadap total liabilitas : proporsi atau rasio liabilitas jangka pendek
relatif lebih kecil daripada liabilita bjangka panjangnya terhadap total liabilitas karena
memenag perusahaan lebih memilih untuk sumber dana dari liabilitas jangka panjang.
7. Laba terhadap biaya tetap : pada tahun 2014, perusahaan mampu mendapatkan laba hampir
dua setengah kali lipat dari biaya tetapnya dan ini merupakan pencapaian tertinggi dari kurun
waktu lima tahun terakhir. Artinya perusahaan mampu menggunakan biaya tetap secara
efisien sehingga mampu menghasilkan laba besar.
8. Arus kas terhadap biaya tetap : proporsi arus kas terjhadap biaya tetap yang tertinggi yaitu
pada tahun 2015, artinya pada tahun 2015, perusahaan lebih sedikit mengeluarkan biaya tetap
dari pada tahun-tahun yang lain dalam kurun waktu lima tahun (2013-2017).

KK.19 : ANALISIS IMBAL HASIL ATAS MODAL YANG DIINVESTASIKAN


Aset operasi neto memberikan tingkat imbal hasil tertinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar
0,31. Saham biasa memberikan imbal hasil yang tertinggi yaitu pada tahun 2014 sebesar 9,91, artinya
saham biasa dapat meberikan kontrubusi yang besar dalam menghasilkan pendapatan perusahaan.
Imbal hasil yang bersala dari ekuitas selalu lebih besar daripada imbal hasil atas aset operasi neto.

KK.20 : ANALISIS RASIO PENDAYAGUNAAN ASET

Perusahaan telah mampu mendayagunakan aset dan modal kerja sehingga dapat
menghasilkan penjualan yang tinggi dan berkali-kali lipat dari aset dan modal kerja yang digunakan.

KK.21 : ANALISIS RASIO MARGIN LABA

Margin laba bruto mengalami penurunan setiap tahunnya, mulai dari sebesar 47% di tahun
2013 menurun hingga 27% di tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh besarnya beban pokok pendapatan
yang selalu mengingkat setiap tahunnya.

Margin laba operasi juga mengalami penurunan setiap tahunnya, mulai dari sebesar 31% di
tahun 2013 menurun hingga 13% di tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh besarnya beban operasi yang
meningkat setiap tahunnya.

Margin laba neto juga mengalami penurunan setiap tahunnya, mulai dari sebesar 30% di
tahun 2013 menurun hingga 5% di tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh besarnya beban keuangan,
penurunan nilai, dan beban pajak penghasilan.

KK.22 : ANALISIS PENYUSUTAN

Besarnya penyusutan tahunan terhadap aset tetap bruto itu umumnya sebesar 1% ke bawah.
Begitu besarnya proporsi penyusutan terhadap penjualan hanya sebesar 0,5% ke bawah. Akumulasi
penyusutan juga tidak mencapai 100%.

KK.23 : ANALISIS KEUANGAN DISKRISIONER

Proporsi baiaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap penjualan mengalami penurunan pada
tahun 2014 dan 2017, artinya perusahaan mengeluarkan biaya pemeliharaan dan perbaikan lebih
rendah dari tahun sebelumnya. Begitu juga dengan proporsi pemeliharaan dan perbaikan terhadap aset
tetap neto mengalami penurunan pada tahun 2014, dan mengalami kenaikan untuk tahun – tahun
setelahnya. Artinya perusahaan tidak mengeluarkan biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tinggi
pada tahun 2014, berbeda dengan tahun sebelumnya atau tahu setelahnya yang selalu meningkat.

KK.24 : ANALISIS PRAKIRAAN LABA RUGI

Berdasarkan analisis sebelumnya, pada tahun 2018 diperkirakan pendapatan akan meningkat
dan laba neto juga akan meningkat., karena pendapatan telah mendapatkan imbal hasil yang tinggi di
setiap tahunnya.

KK.25 : ANALISIS PRAKIRAAN POSISI KEUANGAN

Berdasarkan analisis sebelumnya, posisi keuangan tahun 2018 diperkirakan akan meningkat
karena telah memberikan kontribusi yang tinggi untuk menghasilkan pendapatan.

KK.26 : ANALISIS PRAKIRAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN FINAL


Berdasarkan analisis sebelumnya, jumlah akun yang ada di laporan posisi keuangan final akan
meningkat. Jumlah pda akhir tahun 2018 akan meningkat dari jumlah pada awal tahun 2018. Hal ini
karena peningkatan kualitas produksi.

KK.27 : ANALISIS VALUASI SAHAM BIASA

Diasumsikan bahwa peningkatan jumlah akun sama setiap tahunnya untuk 6 tahun ke depan.
Maka tingkat imbal hasil yang dibutuhkan juga sama yaitu sebesar 4,66%.

KK.28 : ANALISIS UKURAN PASAR

Harga pasar per saham tahun 2013 sebesar Rp 4.474, tahun 2014 sebesar Rp 6.000, tahun
2015 sebesar Rp 2.745, tahun 2016 sebesar Rp 2.700, dan tahun 2017 sebesar Rp 1.750. Harga pasar
per saham pada tahun 2014 meningkat dan menjadi yang tertinggi dala kurun waktu lima tahun
terakhir, namun setelah itu menurun derastis pada tahun 2015 menjadi hanya sebesar Rp 2.745, terus
menurun hingga pada tahun 2017 menjadi sebesar Rp 1.750. Begitu juga dengan rasio ukuran pasar
yang meningkat dan menurun mengikuti fluktuasi harga pasar per saham. Kecuali pada tingkat
pembayaran dividen yang tidak berkaitan dengan harga saham justru mengalami peningkatan, namun
mengalami penurunan pada tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai