ANALISIS PROSPEKTIF
Disusun Oleh :
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
1
Dalam metode prospektif, menentukan elemen kunci masa depan dilakukan
dengan tahapan yaitu; 1) mencatat seluruh elemen penting; 2) mengidentifikasi
keterkaitan; 3) membuat tabel yang menggambarkan keterkaitan; dan 4) memilih
elemen kunci masa depan.
PROSES PROYEKSI
2
seperti tingkat aktivitas ekonomi makro yang diharapkan, peta persaingan, dan
bauran toko baru dan toko lama.
Setelah penjualan diproyeksi, margin laba kotor diproyeksi beradasarkan tren
historis, kekuatan ekonomi dan tingkat kompetisi pasar. Biaya penjualan, umum
dan administrasi biasanya diasumsikan tetap konstan (tiak bergantung dari
penjualan), sedangkan biaya tenaga kerja (gaji) serta biaya iklan memerlukan
estimasi lebih lanjut.
Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksi secara
terpisah. Penyusutan merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah
aset yang dapat disusutkan. Untuk itu beban penyusutan harus dihitung
berdasarkan persentase penyusutan dikalikan saldo akhir aset di tahun sebelumnya
(ditambah pengeluaran modal untuk membeli aset baru apabila ada). Demikian
pula halnya dengan beban bunga yang dihitung berdasrkan persentase suku bunga
dikalikan dengan utang pada awal periode (saldo akhir utang berbunga pada
periode sebelumnya).
Contoh :
Langkah 1
PT ABC
Laporan L/R per 31 Desember 2015 dan Laporan L/R Proforma 31 Desember 2016
2015 2016 (Proforma)
naik 40% dari penjualan bersih
Penjualan Bersih 34.450.288.560 48.230.403.984 2015
naik 40% dari penjualan bersih
HPP 27.498.976.340 38.498.566.876 2015
3
Note : Proyeksi menggunakan Persentase
Penjualan Analisa pertama adalah pada akun penjualan, hal ini dikarenakan
pendapatan terbesar dr perusahaan adalah dari penjualan. Pada umumnya
penjualan akan mengalami kenaikan penjualan setiap tahun karena dipengaruhi
oleh waktu uang dan inflasi yang mempengaruhi harga bahan baku, kenaikan
upah buruh dan sebagainya.
Kelemahan Persentase Penjualan Berdasarkan data yang diperoleh
bahwa proyeksi Laporan keuangan dengan metode penjualan adalah kurang
akuransinya angka hasil proyeksi. Hal ini terjadi akibat digunakannya rasio
historis antara penjualan dan HPP, biaya operasi, dan biaya bunga. Rasio ini akan
menimbulkan kesan bahwa semua kompunen biaya adalah biaya variable atau
tidak ada biaya tetap. Masalah akan muncul jika terjadi penurunan atau kenaikan
volume penjualan. Perubahan pada volume penjualan akan diikuti oleh perubahan
persentase yang sama besarnya dalam ketiga factor tersebut. Hal ini mengurangi
tingkat akuransi proyeksi laporan yang dibuat.
Tetapi kelemahan ini dapat dihilangkan dengan cara membagi komponen-
kompunen biaya menurut sifat masing-masing. Misalnya setiap kompunen biaya
dipilih menjadi biaya variable dan biaya tetap. Setelah itu ditetapkan besarnya
persentase untuk tiap kompunen biaya. Misalnya besar biaya persentase biaya
variable untuk biaya operasi adalah 10% dari penjualan.
Langkah 2
PT ABC
Laporan L/R per 31 Desember 2015 dan Laporan L/R Proforma 31 Desember
2016
2015 2016
Penjualan Bersih 34.450.288.560 48.230.403.984
HPP:
Variabel 7.498.976.340 10.498.566.876*
Tetap 20.000.000.000 20.000.000.000
Laba Kotor 6.951.312.220 17.731.837.108
Biaya Operasional
Variabel 3.445.028.856 4.823.040.398**
Tetap 1.094.763.156 1.094.763.156
EBIT 2.411.520.208 5.917.803.554
4
Note : Jelas dapat dilihat perbedaan yang begitu besar dari perolehan EBIT.
Terutama kita lihat dari laporan proforma (2016) yang sebelumnya kita peroleh
3.155.350.904 menjadi 5.917.803.554 terjadi kenaikan. Hal ini disebabkan adanya
perhitungan biaya tanpa pemilahan sifat, setiap kenaikan penjualan akan diikuti
persentase yang sama dengan biaya-biaya. Diperolehnya angka :
a. 7.498.976.340 + (40% x 7.498.976.340) = 10.498.566.876*
b. 20.000.000.000 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap disetiap
tahunnya;
c. 48.230.403.984 x 10% = 4.823.040.398 (dibulatkan)**
d.1.094.763.156 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap disetiap
tahunnya;
Jadi apabila perusahaan yang dibuat adalah perusahaan lingkup kecil tanpa
menghiraukan adanya penggolongan biaya (variable atau tetap) dengan kata lain
perusahaan mengatakan semua biaya adalah biaya variable maka langkah pertama
yang akan kita ambil. Tetapi apabila perusahaan lingkup besar atau di golongkan
setiap kompunen biaya maka langkah II yang dipakai dalam menuyusun proyeksi.
Apalagi dapat diketahui bahwa volume penjualan di perusahaan itu tinggi baik
penurunan atau kenaikannya.
2. Proyeksi Neraca
Ramalan terhadap neraca dapat meliputi beberapa langkah berikut:
a. Buatlah proyeksi aset lancar selain kas, dengan menggunakan proyeksi
penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan
Proyeksi Penjualan
Tingkat perputaran piutang usaha
b. Buatlah proyeksi kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang
didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian Management
Discussion and Analysis-MDA di laporan tahunan.
c. Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang dengan menggunakan proyeksi
penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan
5
d. Hitunglah bagian lancar hutang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari
catatan utang jangka panjang
e. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun
sebelumnya kecuali menunjukan tren yang jelas berbeda
f. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka
panjang tahun lalu dikurangi dengan bagian yang jatuh tempo.
g. Asumsikan kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu
kecuali menunjukan tren yang jelas berbeda
h. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu
i. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi)
dengan laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.
j. Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun, kecuali
menunjukkan tren yang jelas berbeda.
PT ABC
Neraca
Per 31 Desember 2011 (Dalam Ribuan Rupiah)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
6
Jumlah Aktiva lancar 10.491.604.397 Hutang Lancar Lainnya 1.057.313.556
PT ABC
Neraca Proforma
Per 31 Desember 2012 (Dalam Ribuan Rupiah)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
7
(523.279.228) 1.050.000.000
ANALISA :
a. Analisa pertama adalah peningkatan omzet penjualan sebesar 40% dan jumlah
rata-rata piutang diperkirakan sebesar 50%. Dengan demikian rata-rata umur
piutang adalah 50% x 30 hari = 15 hari. Jadi (15/360) x 48.230.403.984 =
2.009.600.166 (dibulatkan).
b. Sekarang disisi Pasiva . Harga pokok pembelian bahan-bahan adalah 25% dari
harga penjualan : 25% x 48.230.403.984 = 12.057.600.996 dan umur rata-rata
hutang adalah 60 hari maka besarnya taksiran hutang dagang adalah 60/360 x
12.057.600.996 = 2.009.600.166 (dibulatkan).
c. Besarnya R/E mengalami perubahan yaitu 2.463.919.769 asalnya dari
((3.453.883.785)
8
Arus Kas Bersih dari Ativitas Operasi $ 2.435
Sumber : http://bagus-ahmad.blogspot.co.id/2016/01/analisis-prospektif.html