Anda di halaman 1dari 61

ANALISA LAPORAN

KEUANGAN
OLEH :
MEINA WULANSARI Y
LAPORAN KEUANGAN
 Laporan keuangan adalah catatan informasi
keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

 Laporan keuangan adalah bagian dari proses


pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi:

 Laporan neraca (Balance Sheet)


 Laporan laba/rugi (Income Statement)
 Laporan posisi keuangan yang dapat disajikan
berupa laporan arus kas (Cashflow)
NERACA
• Neraca adalah bagian dari
laporan keuangan suatu
perusahaan yang dihasilkan
pada suatu periode akuntansi
yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan pada
akhir periode tersebut

AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL


UNSUR-UNSUR NERACA
AKTIVA (ASSET) KEWAJIBAN

 Aktiva lancar (Current Asset) Kewajiban lancar


 Investasi jangka panjang (Long- (hutang dagang, gaji, pajak, dll),
term Investment)
 Aktiva tetap (Fixed Asset) Kewajiban jangka panjang
 Aktiva tak berwujud (Intangible obligasi pensiun, dll
Asset)
 Aktiva lain-lain (Other Asset)

MODAL

modal biasanya menunjuk kepada kekayaan finansial,


terutama dalam penggunaan awal atau menjaga
kelanjutan bisnis
Perlu Di Ingat !!!
Aktiva berwujud yang tidak lancar sering
pula disebut sebagai aktiva tetap (fixed
asset),. aktiva yang diharapkan dapat
digunakan selama lebih dari satu tahun.
Contohnya adalah gedung, alat produksi,
investasi jangka panjang, serta aktiva tak
berwujud
LAPORAN LABA / RUGI

bagian dari laporan keuangan suatu


perusahaan yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang
menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban
perusahaan sehingga
menghasilkan suatu laba (atau
rugi) bersih
Unsur-Unsur laba / Rugi
Unsur-unsur laporan biasanya terdiri dari :

Pendapatan dari penjualan


◦ Dikurangi Biaya penjualan
Laba/rugi kotor
◦ Dikurangi Biaya operasi
Laba/rugi operasi
◦ Ditambah atau dikurangi Pendapatan/pengeluaran
lain
Laba/rugi sebelum pajak
◦ Dikurangi Biaya pajak
Laba/rugi bersih
CASHFLOW

 Cash flow (aliran kas) merupakan


“sejumlah uang kas yang keluar dan
yang masuk sebagai akibat dari
aktivitas perusahaan dengan kata lain
adalah aliran kas yang terdiri dari
aliran masuk dalam perusahaan dan
aliran kas keluar perusahaan serta
berapa saldonya setiap periode.
PERLU DIKETAHUI !!!!
 Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang
mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami
dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita
simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu
terbagi menjadi tiga yaitu :
 Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia
untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat
dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada
pengurangan investasi awal.
 Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna
menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa
datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
 Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk
penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka
waktu relatif panjang..
METODE ANALISA
LAPORAN KEUANGAN
 Common-Size Financial Statements
(Vertical Analysis):
 Analisis laporan keuangan perusahaan

selama setahun
 Laporan keuangan distandarkan dengan

menggunakan ukuran pembagi tertentu


(Total Aktiva atau penjualan)
 Semua jumlah dinyatan dengan

prosentase dari ukuran pembagi


tersebut.
12

COMMON-SIZE INCOME STATEMENT

Untuk common-
size income
statements,
pembaginya
adalah total kue,
yaitu Penjualan
100% = Net Sales bersih.
13

Common-Size Income Statement


Comparative Income Statements (in millions)
2005 % 2004 %

Penjualan Bersih $5,700 100.0 $6,600 100.0


Harga Pokok Penjualan 4,000 70.2 4,800 72.7
Laba Kotor $1,700 29.8 $1,800 27.3
Biaya Pemasaran $1,120 19.6 $1,200 18.2
Biaya Umum 400 7.0 440 6.7
Total Biaya Usaha $1,520 26.6 $1,640 24.9
Laba Kotor $ 180 3.2 $ 160 2.4
Pendapatan Lain-Lain 80 1.4 130 2.0
Laba Sebelum Pajak $ 260 4.6 $ 290 4.4
PPh 80 1.4 85 1.3
Laba Bersih $ 180 3.2 $ 205 3.1
14

Common-Size Balance Sheet

Common-size
balance sheet
dapat dilakukan
dengan
menggunakan total
aktiva untuk
menstandarkan
Jumlah elemen
Neraca.

100% = Total Assets


15

Common-Size Balance Sheet


Comparative Balance Sheets (in millions)

2005 % 2004 %
Assets
Aktiva Lancar $ 855 37,6 $ 955.5 43,5
Tanah, Bangunan &
Peralatan (net) 1,275 55,9 1,075.0 49,1
Akt Tidak Berwujud 100 4,4 100.0 4,6
Aktiva Lain-Lain 48 2,1 60.5 2,8
Total Aktiva $2,278 100 $2,191.0 100

Continued
16

Common-Size Balance Sheet


Comparative Balance Sheets (in millions)

Kwjb. & Ekuitas 2005 % 2004 %

Kwjbn Lancar $ 410 18,0 $ 501 22,9


Kwjbn Jk Panjang 400 17,5 600 27,4
Total Kewajiban $ 810 35,6 $1,101 50,3
Modal Saham $1,100 48,3 $ 800 36,5
Saldo Laba (LD) 368 16,1 290 13,2
Total Ekuitas $1,468 64,4 $1,090 49,7
Total Kewajiban dan
Ekuitas Pmg Shm. $2,278 100 $2,191 100
Horizontal analysis
 Cara analisa laporan keuangan dengan melihat persentase
perubahan dalam instrumen laporan keuangan pada periode
tertentu. Dengan kata lain, analisa ini

 EXAMPLE — Sales were 310,000 in 2005 and 330,000 in 2006.


The percentage change in sales is:
 ( 330,000 - 310,000) / 310,000 = 6.5%

Sales :6.5%
Cost of good sold :4.8%
G & A Expenses :5.0%
Net Income :9.5%
ANALISA TREND
Adalah metode sederhana untuk mencatat rasio
dan biaya setiap periode waktu untuk evaluasi
kinerja keuangan perusahaan
Analisa trend menggunakan perbandingan
perhitungan keuangan berapa tahun (umumnya
3 tahun)
Penetapan tahun dasar :
- tahun paling awal
- tahun dengan kinerja paling baik
- tahun dengan kinerja standar
AVR
Pengeluaran Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Industri
Jumlah % Jumlah % Jumlah % %
Penjualan 7,000 100 7,250 100 7,500 100 100
HPP 5,000 71.4 5,220 72 5,400 72 75
Laba kotor 2,000 28.6 2,030 28 2,100 28 25
Upah 1,300 18.6 1,430 19.7 1,390 18.4 15
Angkutan 70 1.0 110 1.5 90 1.2 t.a
Piutang Ragu-ragu 40 0.6 40 0.6 30 0.5 0.3
Utilitas 70 1.0 70 0.9 76 1 0.4
Penyusutan 40 0.6 40 0.6 40 0.5 1.0
Asuransi 70 1.0 70 0.9 75 1.0 0.6
Pajak 30 0.4 35 0.5 37 0.5 0.7
Iklan 30 0.4 35 0.5 37 0.5 0.7
Bunga 100 1.4 80 1.1 52 1.1 1.0
Lain-lain 42 0.6 45 0.6 55 0.7 4.0
  1,842 26.3 2,005 27.7 1,925 25.7 23.0
Pendapatan usaha 158 2.3 25 0.3 1,750 2.3 1.8
Pendapatan lain-lain 5 0 7 0.1 9 0.1 0.6
Pendapatan sebelum pajak 163 2.3 32 0.4 184 2.5 2.4
AVG
RASIO TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 INDUSTRI
Aktiva lancar
Kewajiban lancar 1,7 x 1,9 x 1,9 x 1,8 x
Penjualan bersih
Modal kerja 5,9 x 6,5 x 6,7 x 11,9 x
Total hutang
Modal pemegang saham 3,2 x 2,5 x 2,0 x 1,9 x
Pendapatan usaha
Penjualan bersih 2,3 % 3% 2,3 % t.a
Pendapatan sebelum pajak
Total aktiva 3,9 % 0,8 % 4,4 % 5,7 %
Pendapatan sebelum pajak
Modal pemegang saham 16,3 % 3,2 % 18,4 % 31,5 %
Piutang dagang x 365
Penjualan bersih 4 hari 38 hari 46 hari 33 hari
HPP
Persediaan rata-rata 2,4 x 3,7 x 4,0 x 7,2 x
Penjualan bersih
Aktiva tetap 5,6 x 8,0 x 10,0 x 29,2 x
Objectives of Ratio Analysis
Ratio Analysis: Anlisis laporan keuangan
perusahaan dengan cara membandingkan ratio
dan membandingkannya dengan trend dan rata-
rata industri.
Tujuan Analisis Ratio :
◦ Menstandarkan informasi keuangan untuk tujuan
perbandingan
◦ Evaluasi hasil usaha dan risiko usaha
◦ Membandingkan kinerja sekarang dengan tahun
sebelumnya
◦ Membandingkan kinerja perusahaan dgn perusahaan
lain atau standard industri
Logika dibalik Ratio Analysis
Perusahaan memiliki sumber ekonomi
Perusahaan mengubah sumber ekonomi menjadi
laba melalui
◦ Produksi barang/penyediaan jasa
◦ Penjualan barang/pemberian jasa
Ratios
◦ Mengukur hubungan antara sumber ekonomi dengan
aliran keuangan
◦ Menunjukkan cara-cara yang digunakan perusahaan jika
dibandingkan dengan cara yang digunakan
 Tahun sebelumnya
 Perusahaan lain
 Industri
 Semua Perusahaan
Tujuan Analisa Keuangan
Analisa keuangan seringkali menilai suatu usaha berdasarkan :

 Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan


suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya
dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang
menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
 Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan
seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan
seluruh kewajiban terhadap ekuitas
 Likuiditas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi
kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan
perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
 Stabilitas adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan
usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita
kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan
laporan laba rugi dan neraca keuangan (balance sheet) perseroan
serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.
RASIO KEUANGAN
Menghitung kondisi perusahaan biasanya
dilakukan dengan menggunakan rasio-
rasio keuangan. Rasio secara garis besar
di bagi dalam 5 kategori utama antara
lain, yaitu : keuntungan (profitability),
harga (price ), likuiditas (liquidity), daya
ungkit (leverage), dan efisiensi.
Tipe Ratios
Financial Ratios:
◦ Liquidity Ratios
 Kemampuan melunasi hutang jangka pendek
◦ Leverage Ratios
 Kemampuan melunasi hutang jangka panjang
Operational Ratios:
◦ Activity (Turnover) Ratios
 Menilai efektifitas dan efisiensi aktivitas yang berhubungan dg
pemakaian sumber ekonomi
◦ Profitability Ratios
 Kemampuan menghasilkan laba
Valuation Ratios
LIQUIDITY RATIO
Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
Pengertian lain adalah kemampuan
seseorang atau perusahaan untuk
memenuhi kewajiban atau utang
yang segera harus dibayar dengan
harta lancarnya
Liquidity Ratio Examples: Dell
Current Ratio:
Current As sets $7,681.00
Current Ratio :   1.48
Current Liabilities $5,192.00

Quick (Acid Test) Ratio:

Current Assets - Inventories $7,681.00  $391.00


Acid Test Ratio :   1.40
Current Liabilities $1,107,000
Ratio Comparison: Current Ratio
2.5

2
Current Ratio

1.5

0.5

Jan-96 Jan-97 Jan-98 Jan-99 Jan-00


Dell 2.08 1.66 1.45 1.72 1.48
Industry 1.80 1.80 1.90 1.60
Leverage Ratio Examples: Dell
Debt Ratio:

Total Liabilities $6,163.00


Debt Ratio :   53.73%
Total Assets $11,471.00
Ratio Comparison: Debt Ratio
0.8
0.7
0.6
Debt Ratio

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

Jan-96 Jan-97 Jan-98 Jan-99 Jan-00


Dell 54.70% 73.07% 69.70% 66.25% 53.73%
Industry 62.96% 60.00% 52.38% 62.96%
Profitability Ratio Examples:
Dell
Return on Assets (ROA):
Net Income $1,666.00
ROA :   14.52 %
Total Assets $11,471.00

Return on Equity (ROE):

Net Income $1,666.00


ROE:   31.39%
Total CommonEquity $5,308.00
Profitability Ratio Examples:
Dell
Net Profit Margin:

EBIT $2,451.00
NetProfit
Margin
:  6.59%
Sales $25,265.00
Ratio Comparison: ROE
80%
70%
60%
50%
ROE

40%
30%
20%
10%
0%

Jan-96 Jan-97 Jan-98 Jan-99 Jan-00


Dell 28.13% 64.27% 73.01% 62.90% 31.39%
Industry 22.30% 30.60% 25.50% 18.00%
Ratio Comparison: ROA
25%

20%

15%
ROA

10%

5%

0%

Jan-96 Jan-97 Jan-98 Jan-99 Jan-00


Dell 12.66% 17.31% 22.12% 21.23% 14.52%
Industry 6.80% 10.90% 7.20% 5.70%
Ratio Comparison: Profit Margin
9%
8%
7%
Profit Margin

6%
5%
4%
3%
2%
1%
0%

Jan-96 Jan-97 Jan-98 Jan-99 Jan-00


Dell 5.14% 6.68% 7.66% 8.00% 6.59%
Industry 3.40% 4.74% 3.79% 2.85%
Activity (Turnover) Ratio Examples:
Dell
Total Asset Turnover Ratio:

Sales $25,265.00
Total Asset Turnover :   2.20
Total Assets $11,471.00
Inventory Turnover Ratio:

Sales $25,265.00
Inventory Turnover :   64.62
Inventory $391.00
Ratio Comparison: Asset Turnover
350%

300%
Asset Turnover

250%

200%

150%

100%

50%

0%

Jan-96 Jan-97 Jan-98 Jan-99 Jan-00


Dell 2.47 2.59 2.89 2.65 2.20
Industry 2.00 2.30 1.90 2.00
MARKET VALUE RATIO
Rasio Laba Terhadap Saham Beredar (EPS)
 EPS= Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar
Rasio ini digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari
perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal
yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan
pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio
ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun
penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham

EXAMPLE —

 Earnings are Rp. 100,000 and preferred stock dividends of Rp. 20,000
need to be paid. There are a total of 80,000 common shares
outstanding.
 Earnings per Share (EPS) is (Rp. 100,000 - Rp. 20,000) / 80,000
shares outstanding or 1.00 per share.
Rasio Harga Saham Terhadap Laba Perlembar Saham

 P/E Ratio = Harga saham / EPS

 Biasa juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung dengan cara membagi
harga saham dengan keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan
untuk membandingkan suatu perusahaan dengan P/E Ratio rata-rata dari
perusahaan dalam kelompok industri sejenis

EXAMPLE —

 Earnings per share is Rp. 3.00 and the stock is selling for Rp. 36.00 per
share.
 The P / E Ratio is Rp. 36 / Rp. 3 = Rp. 12.
 The company is selling for 12 times earnings.
Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba
perseroan (PEG ratio)

PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan


EPS
 Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka
berarti harga sahamnya adalah dibawah harga
semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki
rasio pertumbuhan EPS yang tinggi. Misalnya suatu
perusahaan dengan pertumbuhan EPS sebesar 21.5%
dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya
adalah 21.5/37.3=0.576.
Rasio harga saham terhadap nilai buku (PB/V Ratio)

 PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang)

 Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau
berada dibawah harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada
sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut.

 Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar Rp. 100 milyar dan
hutangnya sebesar Rp. 70 milyar maka nilai buku perusahan tersebut
adalah Rp. 30 milyar dan apabila saham yang beredar 500 juta maka berarti
setiap saham mewakili Rp. 600 nilai buku, dengan harga perlembar saham
sebesar Rp. 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut adalah
1.200/600 = 2.
SISTEM DU PONT

SistemDu Pont dirancang untuk


menunjukkan bagaimana marjin laba atas
penjualan, rasio perputaran aktiva, serta
penggunaan utang berinteraksi dalam
menentukan tingkat pengembalian atas ekuitas
(ROE)

Manajemen perusahaan bisa memakai sistem


Du Pont untuk menganalisis cara-cara untuk
memperbaiki kinerja perusahaan
The DuPont System
Metode yang memisah ROE kedalam dua
elemen:
◦ ROA dan Equity Multiplier
ROA dipecah menajdi dua:
◦ Profit Margin dan Asset Turnover
Membantu identifikasi sumber kekuatan
dan kelemahan kinerja usaha
Membantu identifikasi faktor penentu
penciptaan nilai tambah
The DuPont System

ROE

ROA Equity Multiplier

Profit Margin Total Asset Turnover


The DuPont System
ROE

ROA Equity M ultiplier

Profit M argin T otal A sset T urnover

ROE  ROA  Equity Multiplier


Net Income Total Assets
 
Total Assets Common Equity
The DuPont System
ROE

ROA Equity M ultiplier

Profit M argin T otal A sset T urnover

ROA  Profit Margin  Total Asset Turnover


Net Income Sales
 
Sales Total Assets
The DuPont System
ROE

ROA Equity M ultiplier

Profit M argin T otal A sset T urnover

ROE  Profit Margin  Total Asset Turnover Equity Multiplier


Net Income Sales Total Assets
  
Sales Total Assets Common Equity
The DuPont System: Dell
Net Income Sales Total Assets
ROE   
Sales Total Assets Common Equity
 Profit Margin  Total Asset Turnover  Equity Multiplier
 ROA  Equity Multiplier

$1,666.00 $25,265.00 $11,471.00


ROE   
$25,265.00 $11,471.00 $5,308.00
 0.0659  2.2025  2.1611
 0.1452  2.1611
 31.39%
Contoh Bagan Du Pont
MELENGKAPI ANALISIS RASIO

 Selainanalisis rasio, para analis juga harus


memeriksa:
◦ Kualitas data keuangan
◦ Diversifikasi perusahaan untuk menghadapi
perubahan kebiasan pembelian konsumen
◦ Rencana perusahaan atas susksesi manajemen
Ringkasan Financial Ratios
Ratios membantu:
◦ Evaluasi kinerja
◦ Analisis struktur modal dan aktiva
◦ Menunjukkan hubungan antara aktovotas dan
kinerja
Benchmark
◦ Benchmarking adalah proses
membandingkan perusahaan tertentu
dengan sekelompok perusahaan
“benchmark”
◦ Masa lalu perusahaan
◦ Industri
Keterbatasan Analisis Ratio
Katagori industri seringkali sulit untuk
diidentifikasi
Rata-rata industri yang dipublikasikan hanya
sekedar pedoman
Praktik akuntansi cenderung berbeda antar
perusahaan
Seringkali sulit untuk menginterpretasikan
penyimpangan/variasi dalam rasio
Rasio industri mungkin bukan target yang
diinginkan
Kondisi musiman sering mempengaruhi ratio
D. ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
EVA merupakan ukuran kinerja yang
menggabungkan perolehan nilai dengan
biaya untuk memperoleh nilai tambah
tersebut.
EVA = NOPAT – Biaya Modal
NOPAT adalah tingkat keuntungan yang
diperoleh dari modal yang kita tanam.
Biaya modal adalah biaya dari modal
yang kita tanamkan.
.

 NOPAT = Modal yang Diinvestasikan x ROIC


 Biaya Modal = Modal yang Diinvestasikan x WACC
 EVA = Modal yang Diinvestasikan (ROIC – WACC).
 ROIC = Return on Invested Capital
 WACC = Weighted Average Cost of Capital
 Formula di atas menunjukkan bahwa nilai tambah yang
diperoleh adalah nilai tambah bersih (net), yaitu nilai
tambah yang dihasilkan dikurangi biaya yang digunakan
untuk memperoleh nilai tambah tsb. Berbeda dengan
pengukuran kinerja akuntansi yang tradisional (seperti
ROE), EVA mencoba mengukur nilai tambah yang
dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban
biaya modal (cost of capital ) yang timbul sebagai akibat
investasi yang dilakukan.
Kelebihan dan Kekurangan EVA
Kelebihan EVA:
1. Bermanfaat sebagai penilai kinerja
yang berfokus pada penciptaan nilai
(value creation), membuat perusahaan
lebih memperhatikan struktur modal, dan
dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan kegiatan atau proyek
yang memberikan pengembalian lebih
tinggi daripada biaya modal.
. Manajemen dipaksa untuk mengetahui berapa
2.
the true cost of capital dari bisnisnya sehingga
tingkat pengembalian bersih dari modal yang
merupakan hal yang sesungguhnya menjadi
perhatian para investor dapat diperlihatkan secara
jelas.
3. Manajer akan berpikir dan bertindak seperti
halnya pemegang saham yaitu memilih investasi
yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan
meminimumkan tingkat biaya modal sehingga
nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
Kelemahan EVA
1. EVA hanya menggambarkan
penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu.
2. Secara praktis, penerapan EVA masih
sulit, karena proses perhitungan EVA
memerlukan estimasi atas biaya modal
dan estimasi ini terutama untuk
perusahaan yang belum go public sulit
untuk dilakukan.
Market Value Added (MVA)
MVA menghitung selisih antara nilai
pasar dengan nilai buku saham.
MVA = Nilai Pasar Saham – Nilai Buku
Saham.
MVA dihitung dengan menggunakan
dasar nilai buku saham awal.
MVA dapat untuk mengukur prestasi
perusahaan sejak perusahaan berdiri.
.
MVA hanya digunakan untuk perusahaan
secara keseluruhan, sedangkan EVA bisa
digunakan untuk divisi disamping juga
untuk perusahaan secara keseluruhan.
The End

Anda mungkin juga menyukai