Anda di halaman 1dari 20

MENGHITUNG RETURN ON

INVESTMENT (ROI) DENGAN METODE


DU PONT
Dari seluruh jenis rasio yang disebutkan sebelumnya, jenis rasio
yang paling sering dan paling banyak digunakan untuk menilai
hasil kerja manajemen secara keseluruhan adalah rasio tingkat
pengembalian investasi atau Return on investment (ROI).

ROI = Laba Usaha


Total Aset
Manfaat melakukan penilaian kinerja dengan menggunakan
ROI (Return Of Investment) yaitu:
a.Mendorong setiap manajer menaruh perhatian serius terhadap
hubungan antara pendapatan, biaya, dan investasi.
b.Mendorong setiap manajer melakukan efisiensi biaya.
c.Mencegah setiap manajer melakukan investasi yang
berlebihan dalam organisasi yang dipimpinnya.
Rumus dasar ROI pada dasarnya merupakan ringkasan dari
rumusan yang lebih Panjang, yaitu laba usaha dibagi dengan
penjualan, yang menghasilkan marjin laba, dikalikan dengan
penjualan yang dibagi terlebih dahulu dengan total aset yang
menghasilkan total asset turnover .

ROI = Laba Usaha X Penjualan


Penjualan Total Aset

Itu juga berarti ROI merupakan perkalian antara marjin laba


yang diperoleh sebuah perusahaan dengan perputaran aset yang
dimiliki perusahaan tersebut.

ROI = Marjin Laba x Perputaran Total Aset


Dari setiap komponen yang terlibat dalam perhitungan
ROI (Return On Invesment), dapat dikembangkan menjadi
rumusan yang lebih terinci lagi, sehingga terlihat dengan jelas
unsur apa sajakah yang dapat mempengaruhi naik turunnya
ROI suatu perusahaan.
Jika perusahaan menggunakan metode nilai asset bersih
sebagai dasar pembagi dalam menghitung ROI, sebenarnya dari
tahun ke tahun akan terjadi peninggkatan ROI dengan
sendirinya, jika nilai penjualan dan biaya yang dikeluarkan
perusahaan cenderung stabil.

Ilustrasi 11.2
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui dengan jelas
bahwa terdapat 3 cara untuk meningkatkan ROI yaitu:

A. Meningkatkan Penjualan
Peningkatan penjualan yang tidak
dibarengi dengan peningkatan
biaya dan investasi akan
meningkatkan ROI secara
signifikan
B. Mengurangi Biaya
Jika penjualan tidak meningkat
atau cenderung stabil, maka
upaya untuk melakukan
efisiensi biaya terus merupakan
Tindakan yang akan
meningkatan ROI secara nyata.
C. Mengurangi Aset
Tindakan mengurangi atau
menambah asset memang
merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan ROI dalam jangka
pendek.

Alternatif PT. Tangga


Nada
Dari ilustrasi tersebut, terlihat jelas bahwa rasio keuangan selain
digunakan sebagai alat kinerja evaluasi dapat juga digunakan sebagai
alat perencanaan kerja perusahaan. Sebagai alat evaluasi , manajemen
dapat menggunakan berbagai data historis yang dimiliki, sedangkan
sebagai alat perencanaan, manajemen dapat menggunakan anggaran
induk sebagai alat analisis. Itu berartidalam fungsi perencanaan, rasio
keuangan merupakan tolok ukur kinerja keuangan yang ditetapkan dan
harus dicapai manajemen perusahaan diwaktu yang akan datang.

Alat untuk menganalisis tingkat pengembalian atas investasi perusahaan


dengan penjabaran lebih terperinci guna melihat berbagai komponen
yang mempengaruhi ROI, seperti bagan berikut disebut Metode Du Pont.
Kelebihan dari metode ini debandingkan rasio keuangan biasa adalah
kemampuan melihat faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian
atas investasi pada tahun tertentu, naik atau turun. Dengan metode ini,
manajemen perusahaan memiliki kerangka analisis yang memetakan
berbagai unsur yang membentuk ROI pada suatu periode tertentu.
Tingkat
Pengembalian
Investasi

Marjin Laba X Perputaran Aset

Laba
Bersih : Penjualan Penjualan : Total Aset

Beban Aset Aset Tidak


Penjualan - Usaha Lancar + Lancar

HPP Beban Aset


Beban Beban Aset Tetap
Di Luar Lain - lain
Pemasaran Administras
usaha
i
Aset lancar yang dimiliki perusahaan merupakan gabungan dari kas,
piutang usaha, dan persediaan yang dimiliki perusahaan. Sedangkan
asset tidak lancar merupakan gabungan dari seluruh asset tetap dan asset
lain yang dimiliki perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan dapat
terdiri dari peralatan kantor, kendaraan, mesin, bangunan dan tanah.
Penjumlahan dari asset lancer dan asset tidak lancar tersebut
menghasilkan komponen kedua dari ROI.

Setelah return on investment (ROI) diketahui nilainya, maka return on


equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
ROE = ROI / (1-(Total Utang/Total Aset))
Dari rumusan ROI yang terici tersebut, terlihat sisi unggul dari
perhitungan kinerja manajemen perusahaan yang menggunakan ROI.
Di sini pihak penilai maupun dinilai dapat sejak awal melihat dan
merencanakan strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan ROI
perusahaan. Ilustrasi 11.3
ROI
31,35%

Marjin Laba Perputaran Aset


7,82% 4,008 X

Laba Bersih Penjualan Penjualan Total Aset


2.319.960.000 29.656.000.000 29.656.000.000 7.400.000.000

Penjualan Beban Usaha Aset Lancar Aset Tidak Lancar


29.656.000.000 27.336.040.000 4.444.000.000 2.956.000.000

Beban Beban Beban Di Luar


HPP
Pemasaran Administrasi usaha Aset Tetap Aset Lain – lain
21.860.000.000
2.482.000.000 2.177.720.000 43.000.000 2.956.000.000 0
  2012 2013 2014
Return on Investment 34,66% 32,74% 31,35%
Marjin Laba 10,66% 9,31% 7,82%
Perputaran Aset 3,251 X 3,518 X 4,008 X

Berdasarkan laporan keuangan komparatif PT. Bintang Kejora tahun 2012,


2013, dan 2014. terlihat bahwa jumlah penjualan yang diperoleh
perusahaan meningkat terus dari tahun ke tahun. Demikian pula, jumlah
laba kotor dan laba bersih yang diperoleh perusahaan selama 3 tahun
tersebut juga meningkat terus. Tetapi peningkatan pendapatan dan laba
perusahaan tidak diimbangi dengan peningkatan tingkat pengembalian atau
investasi (return on investment) yang diperoleh. Return on investment yang
diperoleh perusahaan selama tahun – tahun tersebut malah mengalami
penurunan.
Berdasarkan laporan keuangan komparatif PT. Bintang
Kejora tahun 2012, 2013, dan 2014, terlihat bahwa jumlah
penjualan yang diperoleh perusahaan meningkat terus dari tahun ke
tahun. Demikian pula jumlah laba kotor dan laba bersih yang
diperoleh perusahaan selama 3 tahun tersebut juga meningkat terus.
Tetapi peningkatan pendapatan dan laba perusahaan tidak
diimbangi dengan peningkatan tingkat pengembalian atas investasi
(return on investment) yang diperoleh. Return on investment yang
dperoleh perusahaan selama tahun – tahun tersebut malah
mengalami penurunan.
Dalam kasus PT. Bintang Kejora, terlihat ROI mengalami
penurunan terus. Demikian pula Marjin laba yang diperoleh juga
mengalami penurunan. Sementara tingkat perputaran aset total
terus mengalami kenaikan. Jadi, bisa dipastikan bahwa penyebab
turunnya ROI perusahaan selama tiga tahun tersebut lebih
dipengaruhi oleh penurunan marjin laba.

Ilustrasi
Kelemahan melakukan perencanaan dan penilaian kinerja
dengan menggunakan ROI :
a)Tidak mendorong setiap manajer untuk melakukan investasi
yang dapat mengakibatkan turunnya ROI dari pusat laba yang
dipimpinnya
b)Setiap manajer laba hanya akan memusatkan perhatiannya
pada sasaran jangka pendek
c)Kinerja setiap pusat laba akan sangat dipengaruhi oleh metode
penyusutan asset tetap yang digunakan.
Rumus dasar ROI, seperti yang ditulis sebelumnya adalah laba
usaha dibagi dengan nilai investasi dalam pusat laba tersebut.
Laba usaha yang dimaksud adalah laba usaha operasi, yaitu laba
usaha yang diperoleh dari aktivitas utama perushaan sebelum
bunga dan pajak atau biasa disebut EBIT (Earning Before Interest
and Tax). Sedangkan nilai investasi yang dijadikan dasar adalah
nilai total asset operasi yang tercantum pada neraca. Asset
operasi adalah seluruh aset yang digunakan secara produktif
untuk memperoleh pendapatan perusahaan.
Beberapa ahli menggunakan nilai asset neto sebagai dasar pembagi
laba usaha perusahaan, sementara Sebagian lagi menggunakan asset
bruto sebagai dasar pembagi untuk menghitung ROI. Masing-masing
pihak memiliki argumentasi yang dijadikan dasar pilihan tersebut.

Argumentasi penggunaan nilai buku neto Ketika mengukur asset


operasi dalam perhitungan ROI adalah:
A.Metode nilai buku neto konsisten dengan bagaimana pabrik dan
peralatan dilaporkan pada neraca (nilai asset dikurangi akumulasi
penyusutan sampai saat ini).
B.Metode nilai buku neto konsisten dengan perhitungan panefapatan
operasi, yang mencakup penyusutan sebagai biaya operasi.
Sedangkan argumentasi penggunaan nilai bruto Ketika mengukur
asset operasi dalam perhitungan ROI adalah:
A.Metode nilai bruto menghilangkan umur peralatan maupun metode
penyusutan sebagai factor-factor dalam perhitungan ROI. (Dengan
metode nilai buku neto, ROI akan cenderung menigkat sejalan dengan
waktu Bersama dengan menurunnya nilai buku neto karena
penyusutan)
B.Metode nilai bruto tidak menghalangi penggantian peralatan lama
dan using. (dengan metode nilai buku neto, menggantikan peralatan
yang tela sepenuhnya disusutkan dengan peralatan baru memiliki
dampak yang dramatis terhadap ROI).
Dasar pembagi manapun yang digunakan metode ini – asset
neto atau asset bruto – yang penting adalah kesepakatan dan
konsistensinya dari waktu ke waktu. Kesepakatan antara pihak
penilai dan pihak yang dinilai mengenai dasar pembagi yang
akan digunakan sangat diperlukan guna menyamakan
pandangan dalam hal ini.

Anda mungkin juga menyukai