Anda di halaman 1dari 15

Nama Kelompok : 1.

2.Rekno Winarsih 17102344

PENTINGNYA PENGEMBALIAN ATAS MODAL DAN ANALISIS


PROFITABILITAS

A.PENTINGNYA PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL

Kinerja perusahaan dapat dianalisis dengan berbagai cara. Pertumbuhan pendapatan,


laba bersih, dan asset merupakan ukuran kinerja yang biasa digunakan. Namun tidak
satupun dari ukuran-ukuran ini yang dapat digunakan secara terpisah sebagai ukuran
kinerja perusahaan yang komprehensif.
Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian atas investasi
modal (return on invested capital – ROIC) atau pengembalian atas investasi (return on
investment – ROI) mungkin merupaan ukuran kinerja perusahaan yang dikenal luas.
Ukuran ini dapat:
- Membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal.
- Memungkinkan kita menilai pengembalian perusahaan relatif terhadap resiko
investasi modal
- Membandingkan pengembalian atas investasi modal dengan pengemballian
investasi alternative.
KOMPONEN PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL
Pengembalian atas investasi modal (return on invested capital) dihitung sebagai berikut:
Laba
Investasi Modal
A. Asset Operasi Bersih
Banyak analis memisahkan neraca dan laporan laba rugi menjadi komponen
operasi dan non operasi dan menghitung pengembalian asset operasi bersih
(return on net operating assets – RNOA ) sebagai ringkasan ukuran kinerja.
Aktivitas operasi merupakan aktivitas inti perusahaan. Aktivitas ini meliputi
seluruh aktivitas yang dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa perusahaan
ke pasar, serta melayani kebutuhan para pelanggan. Dalam laporan laba rugi,
aktivitas operasi biasanya meliputi penjualan, harga pokok penjualan, dan beban
penjualan umum serta administrasi. Di neraca aktivitas operasi diwakili oleh
asset dan kewajiban yang berhubungan dengan akun-akun laporan laba rugi di
atas, seperti piutang usaha, persediaan, asset tetap, utang usaha dan beban yang
masih harus dibayar. Lebih spesifik lagi.
Laba operasi bersih setelah pajak (Net operating profit after tax - NOPAT)
RNOA =
Rata-rata aset operasi bersih (Net operating assets - NOA)

B. Modal Ekuitas Biasa


Pengembalian ekuitas biasa (return on common equity – ROCE) dinyatakan
sebagai laba bersih dikurangi deviden saham preferen dibagi rata-rata ekuitas
biasa. Equitas biasa dapat juga dinyatakan sebagai total asset dikurangi utang
dan saham preferen.
C. Menghitung Investasi Modal Suatu Periode
Investasi modal untuk suatu periode umumnya dihitung menggunakan rata-rata
modal yang tersedia bagi perusahaan selama periode tersebut. Metode yang
paling umum digunakan adalah menambah saldo awal dan akhir tahun investasi
modal lalu dibagi dua. Metode yang lebih akurat adalah dengan merata-ratakan
jumlah interim – misalnya, menambahkan jumlah investasi modal tiap akhir
kuartal dan membaginya dengan empat.

Penyesuaian atas Investasi Modal dan Laba


 Analisis pengembalian atas investasi modal menggunakan angka laporan
keuangan sebagai titik awal. Beberapa angka yang tidak dilaporkan di dalam
laporan keuangan juga perlu diperhitungkan. Beberapa penyesuaian seperti yang
berhubungan dengan persediaan, mempengaruhi pembilang maupun penyebut
pengembalian investasi modal, sehingga mengurangi pengaruhnya.

Menghitung Pengembalian Investasi Modal


A. Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
Laba operasi bersih setelah pajak (Net operating profit after tax - NOPAT)
RNOA =
Rata-rata aset operasi bersih (Average net operating assets - NOA)
Aset dan kewajiban operasi adalah pos yang dibutuhkan untuk menjalankan
usaha perusahaan, dan meliputi kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar
dimuka, asset pajak tangguhan, asset tetap, dan investasi jangka panjang yang
terkait dengan akuisisi strategis. Kewajiban operasi bersih adalah utang usaha
dan beban yang masih harus dibayar serta kewajiban operasi jangka panjang dan
kewajiban pajak tangguhan. Aset non operasi meliputi investasi dalam efek yang
dapat diperdagangkan investasi non strategis, dan investasi dalam operasi yang
dihentikan sebelum di jual.
NFO = Kewajiban non operasi – asset non operasi

B. Pengembalian atas Equitas Pemegang Saham Biasa


Pengembalian atas ekuitas biasa dihitung sebagai berikut:
Laba bersih - Deviden saham preferen
Rata-rata ekuitas pemegang saham biasa

B.ANALISIS RASIO PROFITABILITAS


Menurut Agus Sartono (2010:122) definisi rasio profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor
jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini.
Menurut Kasmir (2014:115) definisi rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Menurut K.R
Subramanyam (2010:9), profitabilitas adalah ringkasan hasil bersih aktivitas
operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi. Initinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan
efisiensi perusahaan. Pengertian rasio profitabilitas menurut Fahmi (2013:116)
adalah: “Rasio profitabilitas yaitu untuk menunjukan keberhasilan perusahaan
didalam menghasilkan keuntungan. Investor yang potensial akan menganalisis
dengan cermat kelancaran sebuah perusahaan dan kemampuannya untuk
mendapatkan keuntungan. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik
menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.” 21
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa rasio
profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan
keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba yang hubungannya dengan
penjualan, aktiva maupun investasi.

TUJUAN RASIO PROFITABILITAS

Rasio profitabilitas memiliki tujuan tidak hanya bagi pihak internal, tetapi juga
bagi pihak ekternal atau diluar perusahaan, terutama pihakpihak yang memiliki
kepentingan dengan perusahaan.
1.Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal sendiri

MANFAAT RASIO PROFITABILITAS


Manfaat yang diperoleh rasio profitabilitas menurut Kasmir (2014:198),
1.Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengtahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
JENIS RASIO PROFITABILITAS
Adapun jenis rasio probabilitas yang sering digunakan perusahaan :

 Profit margin (Profit margin on sales)


 Margin Laba kotor (Gross Profit Margin)
 Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
 Return on investment (ROI)
 Return on equity (ROE)
 Laba per lembar saham

Margin laba kotor


Adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar
harga pokok penjualan. Semakin tinggi margin laba kotor, maka semakin baik dan
secara relative semakin rendah harga pokok barang yang dijual.

Margin laba operasi


Adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan
pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan ajak atau laba bersih yang dihasilkan dari
setiap rupiah penjualan.

Margin laba operasi mengukur laba yang dihasilkan murni dari operasi perusahaan
tanpa melihat beban keuangan (bunga) dan beban dari pemerintah (pajak).

Margin laba bersih


Adalah ukuran persentase dari setiap dari setiap hasil penjualan sesudah dikurangi
semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
Hasil pengembalian investasi (Return on Investment / ROI)
Adalah ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasillkan laba dengan
aktiva yang tersedia disebut juga hasil atas investasi (HAI). Semakin tinggi
pengembalian yang dihasilkan semakin baik. ROI merupakan rasio yang menunjukkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Juga merupakan
suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Hasil pengembalian ekuitas (Return on Equity/ ROE)


Adalah ukuran pengembalian yang pengembalian yang diperoleh pemilik (baik
pemegang saham preferen dan saham biasa) atas investasi di perusahaan. Rasio ini
digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
juga menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik. artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula
sebaliknya.

Sama dengan ROI untuk mencari hasil penembalian ekuitas, selain dengan cara yang
sudah dikemukakan di atas, juga dapat pula digunakan pendekatan Du Pont.

ROE = Margin laba bersih x Perputaran total aktiva x Pengganda ekuitas

Pendapatan per saham


Pendapatan per saham perusahaan biasanya menjadi perhatian dari pemegang saham
pada umumnya atau calon pemegang dan manajemen. PPS menunjukkan jumlah uang
yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa. Hal ini tidak menunjukkan pendapatan
yang nyata dibagikan kepada pemegang saham. Rasio laba per lembar saham atau
disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen
dalam mencapai keuantungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti
menejemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan
rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat.

Rasio harga saham/pendapatan per saham (Rasio H/P)


Rasio harga saham/pendapatan per saham (Price/Earning ratio – P/E ratio), mengukur
jumlah uang yang dibayar oleh investor untuk setiap rupiah pendapatan perusahaan.
Semakin tinggi P/E ratio maka semakin besar kepercayaan investor terhadap masa
depan perusahaan.

Sundjaja,Ridwan.2002.Manajemen Keuangan Satu.Jakarta:Penerbit Ikrar Mandiri Abad

C. MENGANALISA PENGEMBALIAN ATAS ASET OPERASI BERSIH


Pengembalian investasi modal berguna dalam evaluasi manajemen, analisis
profitabilitas, serta perencanaan dan pengendalian. Penggunaan pengembalian atas
investasi modal untuk tugas-tugas di atas menuntut pemahaman menyeluruh atas
pengukuran pengembalian ini. Ini karena pengukuran pengembalian mengandung
komponen yang berpotensi untuk menyumbangkan pemahaman atas kinerja perusahaan.
Bagian ini akan membahas pengembalian tersebut ketika investasi modal dilihat
dari sudut pandang operasi, biasanya disebut sebagai pengembalian atas asset
operasi bersih (RNOA).

Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih

Kita dapat memisahkan pengembalian ini menjadi komponen yang bermakna secara
relative terhadap penjualan. Pemisahan pengembalian atas asset operasi bersih adalah :

RNOA = margin laba operasi bersih x Perputaran asset operasi bersih

Margin NOPAT dan perputaran NOA merupakan pengukuran yang bermanfaat dan
menuntut analisis mendapatkan pemahaman atas profitabilitas suatu perusahaan.
Figure 8.3 Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
Tingkat analisis yang pertama berfokus pada interaksi antara margin NOPAT dengan
perputaran NOA. Tingkat analisis yang kedua menyoroti faktor-faktor penting lain yang
menentukan margin laba dan asset.

Dampak Leverage Operasi


Dampak kewajiban operasi terlihat dalam alternative persamaan RNOA berikut ini :

(1+OLLEV)

Dimana OA adalah asset operasi kotor dan OLLEV (kewajiban rata-rata/Rata-rata


NOA) adalah rasio leverage kewajiban operasi. Karena OLLEV memiliki nilai positif,
kenaikan OLLEV akan meningkatkan RNOA.

Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aset


Hubungan antar margin NOPAT dan perputaran NOA diilustrasikan pada Figure
8.4
Margin laba merupakan fungsi dari penjualan (harga jualxunit terjual) dan beban
operasi. Perputaran juga merupakan fungsi dari penjualan (penjualan/asset). Akibatnya,
meningkatkan margin laba dengan menaikkan harga jual akan berdampak pada unit
terjual. Pengurangan beban operasi yang berkaitan dengan pemasaran sebagai usaha
meningkatkan profitabilitas juga biasanya berdampak pada permintaan untuk
meningkatkan profitabilitas juga biasanya akan berdampak pada permintaan atas
produk. Harga jual, pemasaran, litbang, produksi, dan sejumlah area usaha lain harus
dikelola secara efektif untuk memaksimalkan RNOA.

Pemisahan Margin Laba


Margin Laba operasi (OPM) didefenisikan sebagai :

Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk produk atau jasa
dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan untuk membawa produk atau jasa
tersebut ke pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan setelah penjualan. Untuk tujuan
analisis, margin laba sebelum pajak dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen :
PM sebelum pajak = PM penjualan sebelum pajak + PM sebelum pajak lainnya.
PM penjualan sebelum pajak = (margin kotor÷penjualan) – (beban
penjualan÷penjualan) – (beban administrasi÷penjualan) – (litbang÷penjualan).
PM sebelum pajak lainnya = (laba ekuitas÷penjualan)
Beberapa hal penting dalam analisa profitabilitas :
1. Laba Kotor (Gross Profit)
Laba Kotor diukur dari pendapatan dikurangi harga pokok penjualan, dan sering
dilaporkan dalam bentuk persentase yang dihitung dari laba kotor dibagi dengan
penjualan. Laba kotor harus cukup besar untuk mendanai pengeuaran bersifat
diskresi penting yang berorientasi pada masa depan seperti penelitian dan
pengembangan, pemasaran, serta iklan.
Analisa terhadap perubahan penjualan dan harga pokok penjualan akan berguna
dalam mengidentifikasi pendorong utama laba kotor. Perubahan laba kotor
sendiri sering kali terjadi akibat salah satu atau kombinasi dari perubahan
berikut :
a. Kenaikan (penurunan) volume penjualan
b. Kenaikan (penurunan) harga jual unit
c. Kenaikan (penurunan) biaya per unit
2. Beban Penjualan (Selling expenses)
Pentingnya hubungan antara beban penjualana dan pendapatan bervariasi untuk
tiap industry dan perusahaan. Di beberapa perusahaan tertentu, beban penjualan
terutama komisi yang sangat bersifat variable, sementara di perusahaan lain
sebagian besar bersifat tetap.
Ketika beban penjualan sebagai persentase dari pendapatan menunjukkan
adanya kenaikan, yang perlu menjadi perhatian adalah kenaikan beban penjualan
yang menghasilkan kenaikan pendapatan. Beberapa beban promosi penjualan
tertentu khususnya periklanan, menghasilkan manfaat sekarang dan masa depan.
Mengukur manfaat masa depan yang diberikan oleh beban ini memang cukup
sulit. Selain memengaruih penjualan masa depan, pengeluaran ini juga
memberikan pandangan tentang kecenderungan manajemen untuk mengelolah
laba yang dilaporkan.
3. Beban Umum dan Administrasi (General and Administrative Expenses)
Sebagian besar beban umum dan administrasi bersifat tetap, kebanyakan karena
beban ini meliputi pos-pos seperti gaji dan sewa.

Pemisahan Perputaran Aset


Ukuran standar perputaran asset untuk menentukan pengembalian atas asset adalah :
Perubahan komponen pada tingkat perputaran setiap asset dapat berguna dalam analisis
suatu perusahaan. Bagian berikut akan membahas perputaran asset untuk komponen
akun asset dan akun kewajiban. Ukuran utilitas asset yang paling relevan adalah
penjualan karena penjualan pada dasarnya adalah laba. Umumnya tingkat perputaran
mencerminkan produktivitas relative tiap asset, atau tingkat volume penjualan yang kita
peroleh dari setiap nilai yang diinvestasikan dalam satu asset tertentu. Namun bukan
berarti tingkat perputaran asset yang lebih tinggi lebih baik daripada yang rendah.
Memang kita dapat meningkatkan tingkat perputaran dengan menurunkan investasi
dalam asset tetapi hal tersebut bisa saja menjadi kontraproduktif. Contoh ; Kita
membutuhkan tingkat persediaan tertentu untuk mendukung tingkat penjualan saat ini.
Jika tingkat ini mengalami penurunan, kita menghadapi resiko kehabisan barang dan
kehilangan penjualan. Jadi, investasi dalam asset harus dioptimalkan dan tidak selalu
harus diminimalkan.

Perputaran Piutang Usaha


Tingkat perputaran piutang usaha didefenisikan sebagai berikut :

Piutang merupakan asset yang harus didanai oleh biaya modal. Selain itu piutang
memiliki resiko penagihan dan membutuhkan overhead tambahan dalam bentuk bagian
kredit dan penagihan. Dari sudut pandang ini, mengurangi tingkat piutang akan
mengurangi biaya tersebut. Akan tetapi, jika kita mengurangi terlalu banyak melalui
kebijakan kredit yang terlalu ketat dampaknya akan merugikan penjualan. Oleh karena
itu piutang harus bisa dikelolah secara efektif.
Pandangan alternative dari perputaran piutang usaha adalah periode penagihan rata-rata
yang dihitung dari :

Periode Penagihan piutang =


Ukuran ini mencerminkan lamanya piutang usaha belum tertagih secara rata-rata.

Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut :

Rasio ini menggunakan HPP sebagai ukuran volume penjualan karena penyebutnya,
persediaan dilaporkan berdasarkan harga perolehan bukan harga pasar. Penurunan rasio
perputaran persediaan sering kali mengindikasikan bahwa produk perusahaan tidak
kompetitif, mungkin karena ketinggalan zaman atau teknologi. Perusahaan
menginginkan persediaan dalam jumlah mencukupi untuk memenuhi tuntutan
pelanggan tanpa kehabisan persediaan dan tidak lebih pula. Seperti periode penagihan
rata-rata, pandangan alternative tingkat perputaran persediaan adalah :
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan = Persediaan ÷ Rata-rata hari harga
pokok
penjualan
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan memberikan indikasi tentang rentang waktu
persediaan tersedia untuk dijual. Untuk mencapai jumlah hari rata-rata dalam persediaan
sesedikit mungkin, kita dapat meminimalkan bahan baku melalui teknik manajemen
produksi, seperti pengiriman just-in-time, atau pengurangan persediaan dalam proses
melalui penggunaan proses produksi secara efisien yang menghilangkan bottleneck.
Selain itu, perusahaan ingin meminimalkan persediaan barang jadi dengan sebisa
mungkin melakukan produksi berdasarkan pesanan bukan perkiraan permintaan. Alat
manajemen ini akan meningkatkan perputaran persediaan dan mengurangi jumlah rata-
rata dalam persediaan.

Perputaran Aset Operasi jangka Panjang


Perputaran asset operasi jangka panjang dihitung sebagai berikut :

Industri padar modal seperti perusahaan manufaktur membutuhkan investasi


besar dalam asset jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan ini memiliki perputaran
asset operasi jangka panjang yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tidak
padat modal seperti perusahaan jasa.
Tingkat perputaran asset operasi jangka panjang dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan pembilang melalui kenaikan produksi (penjualan) atau dengan
mengurangi penyebut.

Perputaran Utang Usaha


Aset operasi lancar seperti persediaan sebagian besar didanai oleh utang usaha. Utang
ini biasanya mewakili pendanaan bebas bunga sehingga lebih murah daripada
menggunakan uang yang dipinjam untuk mendanai pembelian persediaan atau produksi.
Tingkat perputaran utang usaha dihitung sebagai berikut :

Karena dirasa lebih murah, perusahaan lebih memilih untuk memanfaatkan sumber
pendanaan murah ini sebanyak mungkin sehingga memiliki tingkat perputaran utang
usaha yang rendah (artinya tingkat utang yang tinggi). Menurunkan tingkat perputaran
utang usaha dapat dicapai dengan menunda pembayaran kepada pemasok, di mana
penudaan pembayaran ini dapat mengganggu hubungan dengan pemasok jika digunakan
secara berlebihan. Oleh karena itu, utang harus dikelola secara cermat.

Perputaran Modal Kerja Operasi Bersih


Modal Kerja operasi bersih sama dengan asset operasi lancar dikurangi kewajiban
operasi lancar. Tingkat perputaran modal kerja operasi dihitung sebagai berikut :

Perusahaan umumnya menginginkan tingkat perputaran modal kerja operasi bersih yang
lebih tinggi daripada lebih rendah, karena perputaran modal kerja operasi yang lebih
tinggi mencerminkan investasi dalam modal kerja yang lebih kecil untuk setiap
penjualan.

D.ANALISIS PENGEMBALIAN ATAS EKUITAS BIASA


Kreditor biasanya menerima pengembalian dalam jumlah tetap atas
pendanaannya, begitu pula pemegang saham preferen yang menerima dividen tetap.
Namun pemegang saham biasa tidak menerima pengembalian tetap, melainkan
memiliki klaim atas laba residu suatu perusahaan hanya setelah seluruh pendanaan
lainnya lunas. Oleh karena itu, pengembalian atas ekuitas saham biasa (return on
common shareholder’s equity/ROCE) sangat penting artinya bagi pemegang saham
biasa. ROCE memegang peranan penting dalam penilaian ekuitas seperti yang
digambarkan dalam rumus berikut:

Dimana V adalah nilai perusahaan, BV adalah nilai buku ekuitas pemegang saham, k
adalah pengembalian yang diharapkan. Jadi, jika ROCE lebih tinggi dari k maka
nilainya meningkat sebesar kelebihan dari yang ditunjukkan oleh nilai bukunya.

Pemisahan Pengembalian Atas Ekuitas Biasa


Dalam praktiknya, penghitungan ROCE memakai saldo rata-rata selama periode yang
dianalisis. Seperti pengembalian atas asset operasi bersih, untuk tujuan analisis ROCE
dipisah menjadi beberapa komponen. Penghitungan ROCE;

ROCE = RNOA + (LEV x Spread)

Keterangan:
RNOA : pengembalian atas asset operasi bersih
LEV (leverage keuangan) : rata-rata NFO/rata-rata ekuitas
NFO (kewajiban keuangan bersih) : RNOA - ekuitas
Spread : RNOA - NFR
NFR (tingkat keuangan bersih) : NFE/ rata-rata NFO (nilainya bisa positif/negatif)
NFE (beban keuangan bersih) : beban bunga dikurangi pengembalian investasi
untuk
asset non-operasi (nilainya bisa positif/negatif)
 Leverage keuangan akan menaikkan ROE sepanjang spread positif
Dengan kata lain, jika perusahaan mendapatkan pengembalian atas asset operasi yang
lebih tinggi daripada biaya utang yang mendanai asset tersebut, kelebihan
pengembaliannya akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Pembedaan ROCE menjadi komponen operasi (RNOA) dan non-operasi (LEV x
spread) penting karena:
 Banyaknya perusahaan yang memberikan barang dan jasa sebagai usaha
utamanya
 Aktivitas operasi berdampak jangka panjang dan paling nyata pada nilai
perusahaan
 Meskipun kenaikan ROE dapat diperoleh melalui penggunaan leverage
keuangan secara bijaksana, pembayaran utang (pokok dan bunga) adalah
kewajiban kontraktual yang harus dipenuhi.

Spread merupakan fungsi dari tingkat bunga atas utang dan pengembalian investasi
yang dapat dilihat secara terpisah sebagai berikut:
NFE/NFO = (tingkat bunga x FL/NFO) – (pengembalian atas asset keuangan x
FA/NFO)
Dimana FL adalah kewajiban keuangan dan FA adalah asset keuangan. Kebanyakan
perusahaan meminjam dengan tingkat bunga tetap sehingga NFE kemungkinan tetap,
namun bagian pengembalian investasi kemungkinan berfluktuasi sesuai pergerakan
pasar modal.

Menghitung Pengembalian Atas Investasi Modal


 Analisa Laporan Keuangan Campbell Soup Company (halaman 466-468)
 Yang perlu diperhatikan:
1. Jika ROCE turun, perlu diidentifikasi komponen yang menyebabkannya
agar dapat menilai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa depan dengan
lebih baik.
2. Menilai area dengan potensi perbaikan ROCE tebesar dan kemungkinan
perusahaan dapat melakukan strategi itu dengan sukses.
3. Analisis strategi perusahaan dan dan potensi perbaikan tergantung pada
kondisi industry dan perekonomian.

Menilai Pertumbuhan Ekuitas Biasa


Tingkat Pertumbuhan Ekuitas
Tingkat pertumbuhan ekuitas biasa dapat dinilai melalui retensi laba yang menekankan
pertumbuhan ekuitas tanpa pendanaan eksternal. Dengan asumsi retensi laba dan
pembayaran dividen yang konstan dari waktu ke waktu, tingkat pertumbuhan ekuitas =
Tingkat Pertumbuhan Ekuitas Yang Dapat Dipertahankan
Tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan (sustainable equity growth rate)
mengakui bahwa pertumbuhan internal perusahaan tergantung retensi laba dan
pengembalian yang diperoleh dari laba yang ditahan.

tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan = ROCE x (1-tingkat


pembayaran)

Untuk mengestimasi tingkat pertumbuhan ekuitas masa depan, sebaiknya


merata-ratakan/mengakui tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan selama
beberapa tahun terakhir. Selain itu, perlu mengakui potensi perubahan retensi laba dan
ramalan ROCE

Anda mungkin juga menyukai