Anda di halaman 1dari 8

APDK – 2 BAB 10 Rasio Laporan Keuangan

BAB 10
RASIO ANTAR LAPORAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah berakhirnya perkuliahan dengan bahasan “Rasio Antar Laporan” ini,
mahasiswa mampu menentukan kinerja keuangan perusahaan, karateristik
industri serta potensi kebangkrutan berdasarkan rasio-rasio profitabilitas, rasio
aktifitas serta rasio leverage, baik bagi perusahaan jasa, manufaktur,
perdagangan, ekstratif terutama bagi perusahaan terbuka yang listing di pasar
modal
Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah berakhirnya perkuliahan dengan bahasan “Rasio Antar Laporan” ini,
mahasiswa mampu :
1. Menghitung tujuh jenis rasio yang berada dalam klasifikasi Rasio Profitabilitas.
2. Menghitung enam jenis rasio yang berada dalam klasifikasi Rasio Aktivitas
3. Menghitung lima jenis rasio yang berada dalam klasifikasi Rasio Leverage
4. Menghitung empat jenis rasio yang berada dalam klasifikasi Rasio Likuiditas
5. Mengukur karateristik industri berdasarkan kemampuan menghasilkan laba
6. Menilai potensi kebangkrutan suatu usaha berdasarkan rasio-rasio keuangan
Ringkasan Materi :
1. Rasio Profitabilitas.
2. Rasio Aktivitas
3. Rasio Leverage
4. Rasio Likuiditas
5. Metoda Du Pont
6. Analisis Deskriminan

RASIO KEUANGAN.
Pengukuran yang paling populer dalam menilai kinerja keuangan perusahaan
adalah dengan mengevaluasi data akuntansi berupa laporan keuangan, hal ini
terutama disebabkan karena laporan keuangan disusun berdasarkan standar
penyusunan laporan keuangan dan diterapkan secara meluas oleh perusahaan-
perusahaan. Untuk mengevaluasi data akuntansi, dapat digunakan rasio-rasio
keuangan atau rasio finansial.
Rasio keuangan menjelaskan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain dalam suatu laporan keuangan. Tujuan analisis rasio
keuangan dimaksudkan agar perbandingan-perbandingan yang dilakukan
terhadap pos-pos dalam laporan keuangan merupakan suatu perbandingan yang
logis, dengan menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang memang telah diakui
mempunyai manfaat tertentu pula, sehingga hasil analisisnya layak dipakai
sebagai pedoman pengambilan keputusan. Rasio keuangan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu: rasio profitabilitas, rasio
aktivitas, rasio leverage, dan rasio likuiditas. Berikut akan dibahas secara lebih
terperinci beserta formua untuk menghitung masing-masing rasio tersebut .

RASIO RENTABILITAS.
Rasio Rentabilitas atau disebut juga Rasio Profitabilitas, merupakan rasio yang
dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan jumlah penjualan, aktiva,
laba maupun modal sendiri, rasio Rentabilitas dikenal pula dengan rasio
Profitabilitas. Terdapat 5 jenis rasio rentabilitas, yaitu: Gross Profit Margin, Net
Profit Margin,Return On Invesment, Return on Equity, Operating Profit Margin,
serta Basic Earning Power, berikut akan dibahas secara ringkas masing-masing
rasio tersebut serta formulasi untuk menghitungnya.

destian @rshad_2018 75
APDK – 2 BAB 10 Rasio Laporan Keuangan
1. Gross Profit Margin.
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian
harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan
perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin besar gross profit
margin maka akan semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini
menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan
dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin
semakin kurang baik operasi perusahaan. Untuk menghitung GPM dapat
menggunakan formula berikut :
Laba Kotor
Gross Profit Margin  ... ...

Penjualan
Gambar 10.1
2. Net Profit Margin
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin
tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
Laba Setelah Pajak
Net Profit Margin  .... .

Penjualan
Gambar 10.2
3. Return On Invesment.
Return on investment (ROI) merupakan perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan total aktiva. ROI merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan,
semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Laba Setelah Pajak
Return On Invesment  . .....

Total Aktiva
Gambar 10.3
Selain dengan formula diatas, ROI dapat pula dihitung dengan :

ROI = Net Profit Margin x Assets Turn Over


Gambar 10.4
4. Return on Equity
Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah
pajak dengan total ekuitas. ROE merupakan suatu pengukuran dari
penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik
pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan . ROE
adalah  rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola
modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham
perusahaan.  ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering
disebut rentabilitas usaha.
Laba Bersih
Return On Equity  ..... .

Total Ekuitas
Gambar 10.5
5. Basic Earning Power
Basic Earning Power (BEP) atau dikenal pula dengan sebutan Rentabilitas
Ekonomi atau merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total
asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan
asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau
pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan
kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Basic Earning Power  ......

Total Aktiva
Gambar 10.6
6. Operating Profit Margin
Operating Profit Margin (OPM) merupakan perbandingan antara laba usaha
dan penjualan. OPM merupakan rasio yang menggambarkan apa yang
biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan

destian @rshad_2018 76
APDK – 2 BAB 10 Rasio Laporan Keuangan
yang dilakukan,
semakin tinggi OPM maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.
Laba Operasi
Operating Profit Margin  .. ....

Penjualan
Gambar 10.7
7. Earning Per Share
Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan
menghasilkan laba untuk setiap lembar saham, EPS menggambarkan
keberhasilan pencapaian tujuan utama perusahaan oleh karena itu sangat
diminati oleh pemeilik perusahaan (pemegang saham), mamnajemen maupun
(calon) investor Earning per share dihitung dengan formula
Laba Bersih Setelah Pajak - Deviden Saham Preferen
Earning Per Share  . . .. . .

Jumlah Saham Biasa Yang Beredar

Gambar 10.8

RASIO AKTIFITAS.
Pada dasarnya Rasio Aktifitas mengukur tingkat produktivitas kualitas aktiva,
dimana dengan aktifitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu, maka
akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan (idle money) yang
tertanam pada aktiva-aktiva tersebut, dana kelebihan tersebut akan lebih baik
bila ditamakan pada aktiva lain yang lebih produktif.
Terdapat enam jenis rasio aktifitas yang biasa digunakan oleh berbagai kalangan
sebagai salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu
Rasio Perputaran Modal kerja (Working Capital Turn Over) Periode Pengumpulan
Hutang (rata-rata umur piutang), Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan
(Inventory Turn Over) , Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turn Over) dan
Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over), berikut akan dibahas secara
lebih mendetail amsing-masing rasuo aktivitas tersebut.
1. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan
modal kerja bersih, dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar.
Perputaran modal kerja merupakan rasio yang dapat digunakan untuk
mengukur aktifitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban
lancar serta menuinjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat
diperoleh perusaaan untuk tiap rupiah modal kerja. Working Capital Turn Over
atau Rasio Perputaran Modal Kerja ini dapat dihitung dengan formula:
Penjualan
Rasio Perputaran Modal Kerja  .. . . ..

Modal Kerja bersih


Gambar 10.9
Atau dapat pula diukur dengan menggunakan formula:
Penjualan
Rasio Perputaran Modal Kerja  ......

Aktiva Lancar - Utang Lancar


Gambar 10.10
2. Rata-rata Umur Piutang
Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan serta
menunjukkan seberapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang
atau merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung
dengan membanduingkan jumnlah piutang dengan penjualan per hari.
Dimana penjualan per hari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 ,
Piutang
Rata - rata Umur Piutang  . .. .. .

Penjualan per Hari


Gambar 10.11
Atau dapat pula diukur dengan menggunakan formula:
Piutang X 365
Periode Peng. Hutang  .. ....

Penjualan Kredit
Gambar 10.12
3. Perputaran Piutang.

destian @rshad_2018 77
APDK – 2 BAB 10 Rasio Laporan Keuangan
Rasio Perputaran Piutang dapat digunakan untuk mengukur kualitas piutang
serta efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan
kreditnya. Dengan rasio ini dapat dianalisis efisiensi modal kerja dalam
kaitannya dengan seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas,
dimana semakin lama jangka waktu pelunasan piutang tersebut, maka akan
semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang (piutang
ragu-ragu dan piutang dihapuskan) Dengan Rasio Perputaran Piutang dapat
diukur efektifitas pengelolaan piutang, dimana semakin tinggi tingkat
perputarannya maka akan semakin efektif pula pengelolaan piutangnya.
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang  .. ...

Piutang rata - rata


Gambar 10.10

4. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)


Rasio Perputaran Persediaan atau disebuut juga dengan Rasio Hari Persediaan
(Inventory turn over) dapat digunakan untuk menilai atau mengevaluasi
efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki
oleh perusahaan. Perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan semakin
efektif pengelolaan persediaandemikian pula sebaliknya, jika perputaran
persediaan rendah menunjukkan pengendalian atas persediaan kurang
efektif. Mengukur rasio perputaran persediaan dapat dihitung dengan
menggunakan formulasi:
Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan 
Rata - rata Persediaan
Gambar 10.11

5. Perputaran Aktiva tetap (Fixed Assets Turnover)


Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva
tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi tingkat
perputarannya atau semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya. Pada
beberapa industri seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang
tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan. Perputaran aktiva tetap dapat
dihitung dengan rumus
Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap  .... ..

Aktiva Tetap
Gambar 10.12

6. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over).


Rasio Perputaran Total Aktiva dapat digunakan untuk efektifitas penggunaan
total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik,
sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi
strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya. Rasio
TATO dapat dikur dengan formulasi berikut: 
Penjualan
Perputaran Total Aktiva  .... ..

Total Aktiva
Gambar 10.13

RASIO LEVERAGE.
Rasio Leverage atau disebut juga dengan istilah Rasio Solvabilitas merupakan
rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala
kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi. Perusahaan yang mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup
untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut perusahaan yang solvable,
sedang yang tidak disebut insolvable. Perusahaan yang solvabel belum tentu
ilikuid , demikian juga sebaliknya yang insolvable belum tentu ilikuid.
Terdapat beberapa jenis rasio Leverage, antara lain rasio hutang (debt ratio) ,
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio)
1. Rasio Hutang (Debt Ratio).
Rasio Hutang (Debt Ratio) atau dikenal pula dengan Rasio Hutang Terhadap
Aktiva (Debt To Asset Ratio /DAR) ini mengukur prosentase besarnya dana

destian @rshad_2018 78
APDK – 2 BAB 10 Rasio Laporan Keuangan
yang berasal dari hutang, baik jangka pendek maupun yang jangka panjang,
semakin tinggi tingkat DAR, maka semakin lemah (insolvable) dalam
menyelesaikan segala kewajibannya dengan aset yang dimiliki, demikian
pula sebaliknya, semakin rendah tingkat DAR maka akan semakin tinggi
untuk menyelasaikan segala kewajibannya (solvable).
Total Hutang
Debt Ratio  ......

Total Aktiva
Gambar 10.14

2. Rasio Hutang Dengan Modal Sendiri (Debt To Equity Ratio /DER)


Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) menggambartkan
perbandingan antara hutang yang menjadi beban perusahaan dengan modal
sendiri yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin
sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya, besarnya
hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu
tinggi. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Maksudnya, semakin kecil porsi
hutang terhadap modal, semakin aman. Rumusnya :
Total Hutang
Debt to Equity Ratio  ... ..

Total Modal Sendiri


Gambar 10.15

3. Time Interest Earned Ratio


Merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)dengan beban
bunga , rasio ini menunjukkan besarnya jaminan keuntungan untuk
membayar bunga hutang jangka panjang. Time Interest Earned Ratio dapat
dihitung dengan menggunakan formulasi:
Laba Operasi
Time Interest Earned Ratio  . . . .. .

Beban Bunga per Tahun


Gambar 10.16

4. Fixed Change Coverage Ratio


Fixed Change Covered Ratio (FCCR) dapat digunakan untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan utang. Jika
menggunakan perbandingan lebih dari satu periode , maka nilai FCCR yang
semakin besar akan semakin bagus, dalam artian pendapatan yang diperoleh
sebelum pajak (income before tax) yang diperoleh perusahaan pada suatu
periode tertentu lebih besar nilainya daripada beban bunga yang harus
dibayar. Apabila rasio Fixed Change Covered Ratio sebesar 1.00 maka
income before tax yang diperoleh perusahaan hanya cukup untuk membayar
bunga.
Ebit  Bunga  Pembayaran Sewa
Fixed Change Coverage Ratio 
Bunga  Pembayaran Sewa

Gambar 10.17

5. Debt Service Coverage (DSC)


Yaitu perbandingan antara arus kas yang tersedia dan pembayaran utang
pkok serrta bunga dalam periode tertentu untuk menuilai apakah hasil usaha
suatu perusahaan cukup untuk memenuhi kewajiban membayar pkok utang
dan bunga dalam periode tersebut
Laba SebelumBunga dan Pajak
Debt Service Coverage 
(Bunga  Sewa  (Angs.Pokok Pinjaman /1 - Tarif Pajak)

Gambar 10.18

6. Long Term Debt to Equity Rato (LTDtER)


Long Term Debt to Equity Rato merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara utang jangka panjang dengan total modal
sendiri. Untuk menghitung Long Term Debt to Equity Rato, dapat digunakan
formulasi berikut :
Hutang Jangka Panjang
LTDtER 
Ekuitas
Gambar 10.19

RASIO LIKUIDITAS.

destian @rshad_2018 79
APDK – 2 BAB 10 Rasio Laporan Keuangan
Rasio likuiditas dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban yang harus dipenuhi
berupa hutang jangka pendek. Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila
mampu membayar atau melunasi semua kewajiban hutang jangak pendeknya,
sementara suatu perusahaan dikatakaj ilikuid apabila tidak mampu
menyelesaikan segala kewajiban jangka pendeknya.
Untuk mengukur kemampuan likuiditas perusahaan dapat digunakan beberapa
rasio, antara lain Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio dan Net Working Capital,
berikut akan dibahas secara lebih mendetail masing-masing rasio tersebut.
1. Current Ratio
Current Ratio dihitung dengan jalan membandingkan aktiva lancar dengan
hutang lancar. Current Ratio memberikan informasi tentang kemampuan
aktiva lancar untuk menutup hutang lancar. Aktiva lancar meliputi kas,
piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang
lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan
hutang lainnya yang segera harus dibayar. Tingkat rasio yang berada diatas 1
(> 100%) menunjukkan kemampuan aktiva lancar diatas kebutuhan untuk
memenuhi kewajiban kangka pendeknya (likuid), sedangkan apabila kurang
dari 1 (<100%), menunjukan ketidakcukupan (ilikuid) aktiva lancar untuk
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Untuk menghitung tingkat current
ratio, dapat digunakan formulasi:
Kas  Efek
Current Ratio  .. .. ..

Hutang Lancar
Gambar 10.20

2. Rasio Kas (Cash Ratio )


Rasio kas atau Cash Ratio membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang
bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud
adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk
rekening Koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar
yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi Negara yang menjadi domisili perusahaan
bersangkutan. Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas
dibandingkan dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin
baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%. Untuk
menghitung Rasio Kas, dapat digunakan formula berikut:
Aktiva Lancar - Persediaan
Cash Ratio  . .. ..

Hutang Lancar
Gambar 10.21

3. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Rasio Cepat, Quick Ratio atau sering disebut dengan acid test ratio
digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
menggunakan aktiva lancar untuk menutupi utang lancarnya, Adapun yang
termasuk kedalam aktiva lancar adalah aktiva lancar yang dapat cepat diubah
dalam bentuk kas, antara lain kas, surat-surat berharga, beban dibayar
dimuka, piutang dagang, dan pembayaran yang mnasih harus diterima.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini
tidak harus 100% atau 1:1, walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi
mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat. Jika terjadi perbedaan yang
sangat besar antara quick ratio dengan current ratio, dimana current ratio
meningkat sedangkan quick ratio menurun, berarti terjadi investasi yang
besar pada persediaan.

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Hutang Lancar


Gambar 10.22
4. Modal kerja Bersih (Net Working Capital)
Modal kerja Bersih (Net Working Capital) dilakukan dengan membandingkan
antara jumklah aktiva lancar dengan hurtang lancar, dengan rasio ini dapat

destian @rshad_2018 80
APDK – 2 BAB 10 Rasio Laporan Keuangan
diketahui seberapa besar kemampuan membayar hutang dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

Aktiva Lancar
Net Working Capital  . ...

Hutang Lancar

Gambar 10.23

5. Working Capital to Assets Ratio


Working Capital to Assets Ratio digunakan untuk menilai likuiditas dari total
aktiva dan posisi modal kerja , semakin besar rasionya, maka semakin baik,
menghitung WCtAR:
Aktiva Lancar - Hutang Lancar
WCtAR  . . ..

Jumlah Aktiva (T otal Asset)

LATIHAN 10.1 (PENGUKURAN RASIO RENTABILITAS)


1. Buat File Latihan_10.1, rubah nama sheet 1 menjadi Profitabilitas, sheet 2
menjadi Aktivitas, sheet 3 menjadi Leverage dan keempat menjadi Likuiditas.
2. Buka Latihan_9.2. (Laporan Laba Rugi Perbandingan) reposisikan tampilan
jendela layar penyuntingan kedua file workbook tersebut pada posisi
berdampingan (restrore mode) sehingga saudara dapat bekerja dengan dua
lembar kerja pada dua workbook berbeda
3. Berdasarkan formula yang tertera dimuka, hitung 6 (enam) rasio profitabilitas,
yaitu GPM, NPM, ROI, OPM, BEP, dengan hasil akhir dari perhitungan rasio
Profitabilitas menyerupai:

LATIHAN 10.2 (PENGUKURAN RASIO AKTIVITAS)


Dengan didasarkan atas Laporan Laba Rugi Perbandingan dan dengan
pendekatan yang sama seperti Latihan 1 diatas, pada lembar kerja kedua buat
tabel Rasio Aktifitas berikut

LATIHAN 10.3 (PENGUKURAN RASIO LEVERAGE)


Dengan didasarkan atas Laporan Laba Rugi Perbandingan dan dengan
pendekatan yang sama seperti Latihan 1 diatas, pada lembar kerja kedua buat
tabel Rasio Leverage berikut

destian @rshad_2018 81
APDK – 2 BAB 10 Rasio Laporan Keuangan

LATIHAN 10.4 (PENGUKURAN RASIO LIKUIDITAS)


Dengan didasarkan atas Laporan Laba Rugi Perbandingan dan dengan
pendekatan yang sama seperti Latihan 1 diatas, pada lembar kerja kedua buat
tabel Rasio Likuiditas berikut

LATIHAN 10.5 (PENGUKURAN KARATERISTIK INDUSTRI)


Dengan didasarkan atas data Laporan Keuangan PT. Pelangi Nusantara Tour &
Travel yang dibuat pada tahun 2017 dan CV Indah Cemerlang Bersinar bercahaya
Abadi yang dibuat pada tahun 2018, saudara tentukan karateristik kedua industri
tersebut beri argumentasi empiris atas jawaban saudara.

LATIHAN 10.6 (PENGUKURAN POTENSI KEBANGKRUTAN)


Dengan didasarkan atas data Laporan Keuangan PT. Pelangi Nusantara Tour &
Travel yang dibuat pada tahun 2017 dan CV Indah Cemerlang Bersinar bercahaya
Abadi yang dibuat pada tahun 2018, saudara tentukan apakah kedua perusahaan
tersebut berpotensi untuk mengalami kebangkrutan atau tidak, beri argumentasi
empiris atas jawaban saudara.

TUGAS 14 (ANALISIS LAPORAN KEUANGAN)


Petunjuk :
1. Tugas dapat dikerjakan secara individual atau berkelompok (maksimal 2
orang)
2. Jawaban dikerjakan pada selembar kertas (tulis tangan)
3. Lembar jawaban tertulis dan file (soft copy) diserahkan dan dipresentasikan
selambat-lambatnya sebelum berakhirnya perkuliahan BAB 10 atau sebelum
UAS (Ujian Akhir Semester)
4. Untuk menentukan orisinilitas dan mendapatkan validasi guna menghindari
duplikasi tugas, setiap individu/kelompok menyerahkan data/nama
perusahaan selambatnya 2 hari (48 jam) sebelum tugas
diserahkan/dipresentasikan
5. Data Perusahaan tersebut disapaikan via WAG dengan format : nama
perusahaan <nama anggota kelompok 1> dan atau <nama kelompok 2>,
periode (tahun) pengamatan laporan keuangan
6. Laporan Keuangan yang saudara jadikan sumber harus terkini (Update), usia
expiry maksimal 2 (dua) tahun sejak saat ini (2016)
7. Apabila saudara mengerjakan tugas tidak sesuai dengan salah satu atau lebih
dari 5 point diatas, maka saudara dianggap tidak mengerjakan tugas dengan
konsekwensi nilai: (?)
8. Apabila saudara tidak mengerti dengan tugas diatas, saudara dapat
diskusikan dengan dosen saudara, baik pada saat jam perkuliahan ataupun
diluar jam perkuliahan
9. Terima kasih saudara telah membaca, mendiskuikan dan mengerjakaan tugas
diatas, semoga bermanfaat, dimudahkan langkah anda dan diberkahi Allah
SWT.

Instruksi :
Lakukan analisis kinerja keuangan badan usaha berdasarkan laporan keuangan
perusahaan

destian @rshad_2018 82

Anda mungkin juga menyukai