Anda di halaman 1dari 5

BAB 14 (Investasi Pada Surat Berharga Pasar Modal)

AKUNTANSI PENYERTAAN SAHAM

Tujuan Pembelajaran Umum:


a. Menjelaskan Pengertian Penyertaan Saham
b. Menjelaskan Proses Akuntansi Penyertaan Saham
Tujuan Pembelajaran Khusus:
a. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan Pengertian Penyertaan Saham
b. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan Proses Akuntansi Penyertaan Saham
Pre – Test
a. Apakah yang Anda ketahui tentang Penyertaan Saham?
b. Bagaimana Proses Terjadinya dan Akuntansi Penyertaan Saham?
c. Apa Perbedaan Penyertaan Saham dengan Penerbitan Saham?

PENDAHULUAN
Penempatan dana perbankan dapat dilakukan pada aktiva jangka pendek misalnya pada
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), commercial paper, kredit jangka pendek atau pada aktiva
finansial jangka panjang. Penempatan dana pada aktiva jangka pendek umumnya
mempunyai tujuan yang sangat sederhana, yaitu untuk memperoleh pendapatan dan
untuk memelihara likuiditas bank. Sedangkan penernpatan untuk jangka panjang tidak
sekedar untuk memperoleh pendapatan, tapi bisa jadi untuk menyisihkan atau membentuk dana
khusus; untuk mengendalikan perusahaan lain yang sahamnya dibeli; untuk mengurangi
persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang sejenis; untuk menguasai pangsa pasar
produk atau jasa perbankan tertentu; atau mempunyai tujuan untuk menyelamatkan dana
perbankan yang telah tertanam dalam bentuk kredit di perusahaan lain.

Penyertaan Saham merupakan penanaman dana bank dalam bentuk saham


perusahaan lain untuk tujuan. investasi jangka panjang, ikut serta dalam perusahaan
lain, penyelamatan kredit, mengendalikan perusahaan lain, menguasai pangsa pasar
dan sebagainya. Penyertaan dapat dilakukan pada perusahaan baru, artinya perusahaan yang
akan beroperasi maupun perusahaan yang sedang/sudah berjalan. Penyertaan saham oleh bank
terhadap perusahaan lain menimbulkan hubungan antara bank yang menguasai/membeli
saham antara perusahaan induk dengan perusahaan anak. Bank tertentu sebagai perusahaan
induk mengendalikan manajemen perusahaan anak. Perusahaan anak ini dari segi yuridis
terlepas dari perusahaan induk, artinya perusahaan anak tersebut sebagai unit bisnis yang
berdiri sendiri. namun dari segi ekonomis perusahaan anak dibawah pengelolaan satu
manajemen perusahaan induk.
Perspektif akuntansi untuk penyertaan lebih menitikberatkan pada aspek ekonomis. Pada

BAB Akuntansi Penyertaan Saham Hal. 1


prinsipnya penyertaan saham dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan adalah
harga yang dibutuhkan untuk mendapatkan financial asset ─ Saham Biasa. Harga perolehan
diperhitungkan dari harga beli ditambah biaya-biaya lainnya dalam rangka memperoleh
saham tersebut. Metode yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam proses penyertaan,
adalah:

A. Pencatatan Penyertaan Dengan Metode Harga Perolehan (Cost Method)


Metode ini digunakan untuk mencatat penyertaan bank pada perusahaa anak, bila jumlah
penyertaannya relatif kecil. Pada penyertaan ini umumnya bank masih berkepentingan untuk
memperoleh pendapatan berupa dividen, atau dengan kata lain bank yang memiliki
penyertaan belum marnpu mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan anak. Pada
metode ini, penyertaan dicatat sebesar harga perolehannya. Setiap penerimaan dividen tunai
akan dicatat Sebagai pendapatan lain-lain, akan tetapi dalam hal pendapatan dividen
berbentuk saham (stock dividend), maka tidak akan diakui sebagai pendapatan dan tidak
boleh dicatat sebagai penambah harga perolehan penyertaan. Rekening penyertaan bahkan
akan dikredit, bila:
a. Penerimaan dividen merupakan pembagian keuntungan yang berasal dari laba yang
ditahan dalam periode sebelum penyertaan dilakukan.

b. Penurunan nilai penyertaan yang disebabkan oleh perusahaan mengalami kerugian yang
sangat material.
Contoh:
Misalkan pada tanggal 1 Januari 2003 Bank Bintang Buana melakukan pembelian Saham
Biasa PT.”PSP” Multi Finance sebanyak 450.000 lembar @ Rp10.000,-. Harga kurs 103%.
Kepemilikan ini menempatkan Bank Bintang Buana sebagai pemegang saham dengan
pangsa 15% dari seluruh saham PT.PSP Multi Finance yang beredar. Biaya biaya pembelian
saham ini adalah sebesar Rp5.000.000. Pembelian saham dilakukan secara tunai.
Tanggal 31 Desernber 2003, PT.PSP Multi Finance melaporkan telah memperoleh laba
sebesar Rp 8.600.000.000. Selajutnya pada tanggal 31 Januari 2004 PT.PSP Multi Finance
mengumumkan akan membagikan dividen dari laba yang diperoleh, sebanyak 70% nya -
secara tunai.
Tanggal 1 Februari 2004 PT. PSP membagikan dividen secara tunai kepada para
pemegang saham.
Pencatatan transaksi dengan menggunakan cost method di Bank Bintang Buana adalah
sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debet(Rp) Kredit (Rp)

Dr. Penyertaan saham PT PSP Multi F. 4.640.000.000


1 Jan.’03
Cr. Kas 4.640.000.000

Bank Bintang Buana tidak menjurnal


31 Des.’03
Laporan ini.

Dr. Piutang Dividen 903.000.000


31 Jan. ‘04
Cr. Pendapatan Lainnya 903.000.000

BAB Akuntansi Penyertaan Saham Hal. 2


Dr. Kas 903.000.000
1 Feb. ‘04
Cr. Piutang Dividen 903.000.000

Keterangan:
Nilai Penyertaan = 450.000 Ib x 10.000 X 103% = Rp 4.640.000.000,-
Bagian dividen Bank Bintang Buana = 8.600.000.000 x 70% x 15% = Rp 903.000.000,-

Dividen juga dapat diterima dalam bentuk saham. Misalnya dari contoh ini pada tanggal 31
Januari 2003 PT. PSP Multi Finance membagikan dividen saham (Stock Divident) sebanyak
1 lembar untuk setiap kepemilikan 5 lembar saham biasa. Dalam hal penerimaan dividen
berupa saham,maka tidak akan menambah harga perolehan dan tidak diakui sebagai
pendapatan, akan tetapi pengaruhnya akan menurunkan harga perolehan per lembar saham.
Berdasarkan kasus ini, maka Bank Bintang Buana akan menerima dividen sebanyak 450.000
x (1/5) = 90.000 lembar yang hanya dicatat secara administratif saja. Dengan penerimaan
stock divident ini berarti Bank Bintang Buana memiliki saham PT PSP Multi Finance
sebanyak 540.000. Harga perolehan per lembar saham menjadi Rp4.640.000.000 : 540.000 =
Rp8.593. Turunnya harga perolehan per lembar saham ini akan berpengaruh positif terhadap
laba penjualan saham tersebut bila saham itu dijual.

Pencatatan Penyertaan Saham Dengan Equity Method


Metode ini digunakan untuk mencatat, bila bank memiliki penyertaan saham relatif besar
sehingga bank tersebut mampu mengendalikan perusahaan anak. Pengertian mengendalikan,
adalah mempunyai hak suara mayoritas, mempunyai hak untuk mengatur dan menetukan
kebijakan finansial maupun operasional, memiliki kewenangan untuk menunjuk dan
memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan.
Dalam metode ini penyertaan dicatat sebesar harga perolehan dan selanjutnya didebet atau
dikredit secara proporsional dengan bagian laba atau rugi perusahaan anak. Dividen tunai
yang diterima dicatat sebagai pengurang rekening penyertaan yang bersangkutan. Pencatatan
dengan metode ini lebih mencerminkan hubungan ekonomis dibandingkan metode harga
perolehan. Sebagai investasi yang melebihi 20% saham pada perusahaan anak, jelas bagi
perusahaan induk (parent company) akan dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan anak.
Hubungan ekonomis lebih konkrit sebab setiap pengambilan keputusan perusahaan anak,
bank yang memiliki penyertaan akan mampu mempengaruhinya dengan hak suaranya.

Contoh:

Dengan merujuk contoh pada metode harga perolehan diatas, dan diasumsikan kepemilikan
saham PT Bank Bintang Buana sebanyak 450.000 lembar merupakan pangsa kepemilikan
40% saham PT PSP Multi Finance, maka pencatatan dengan metode ekuitas di PT Bank
Bintang Buana sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debet(Rp) Kredit (Rp)

1/1-2003 Dr. Penyertaan Saham PT PSP Multi F 4.640.000.000


Cr. Kas 4.640.000.000

31/12-2003 Dr. Penyertaan Saham PT PSP Multi F 3.440.000.000


Cr. Pendapatan penyertaan 3.440.000.000

BAB Akuntansi Penyertaan Saham Hal. 3


31/1-2004 Dr. Piutang Dividen 2.408.000.000
Cr. Penyertaan Saham PT PSP Multi F 2.408.000.000

1/2-2004 Dr. Kas 2.408.000.000


Cr. Piutang Dividen 2.408.000.000

Bila nilai penyertaan Rp4.640.000.000 menempati posisi 40% dari Saham Biasa
PT. PSP, maka saham PT. PSP yang beredar senilai (4.640.000.000/40) x 100 =
Rp11.600.000.000. Ketika PT PSP melaporkan memperoleh laba sebesar
Rp8.600.000.000 pada tanggal 31 /12-2003, maka yang diperhitungkan oleh bank sebesar
Rp8.600.000.000 x 40% = Rp3.440.000.000. Untuk tanggal 31 Januari 2004, piutang
dividen yang diperhitungkan adalah sebesar Rp8.600.000.000 x 70% x 40% =
Rp2.408.000.000. Sebagai tambahan informasi, untuk penerimaan dividen berupa saham,
pengaruhnya akan memperkecil nilai saham per lembar. Penerimaan dividen saham
ini tidak akan dijurnal tetapi hanya dicatat secara administrative.
Pada kasus tertentu perusahaan anak atau PT. PSP Multi Finance mengalami
kerugian yang material. Jika hal ini misalkan saja terjadi, maka bank sebagai peserta
harus ikut menanggung risiko yang dibebankan kepada rekening penyertaan. Misalnya
pada akhir tahun 2003 PT. PSP Multi Finance mengalami kerugian sebesar
Rp100.000.000, maka bank akan menjurnalnya sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debet(Rp) Kredit (Rp)

31/12-2003 Dr. Rugi Penyertaan Saham PT PSP Multi F 40.000.000


Cr. Penyertaan Saham PT PSP Multi F 40.000.000

Masalah Khusus: Penyertaan Dari Pengalihan Kredit Yang Diberikan

Kredit macet yang terjadi oleh pihak debitur harus diselamatkan oleh bank selaku kreditur.
Penyelamatan kredit dapat dilakukan dengan cara merestrukturisasi kredit atau dengan cara
pengalihan kredit menjadi penyertaan. Penyelamatan kredit dengan mengalihkan ke
penyertaan merupakan perubahan hubungan dari hubungan hutang-piutang menjadi hubungan
kepemilikan. Oleh karena itu bank harus menyesuaikan jurnal perkreditan ke jurnal
penyertaan. Untuk mencatat pengalihan kredit menjadi penyertaan, bank dapat mencatatnya
dengan equity method sebesar nilai wajar dari saham yang diterima. Nilai wajar saham adalah
nilai yang disepakati oleh kedua belah pihak. Selisih antara nilai saham dengan nilai kredit yang
dialihkan harus dicatat pada rekening laba atau rugi pada. periode pengalihan kredit tersebut.

Contoh:

Misalkan, pada tanggal 1 Mei 2003 diketahui bahwa nasabah debitur PT.ASF Multi Finance
telah mengalami penurunan kinerja, sehingga tidak sanggup lagi untuk melunasi kredit yang
diberikan oleh PT. Bank Bintang Buana. Kredit yang diberikan telah menjadi kredit
bermasalah. Dengan kesepakatan antara PT.ASF dan PT. Bank Bintang Buana, nilai kredit
tersebut dialihkan menjadi penyertaan dengan nilai wajar yang disepakati untuk saham
BAB Akuntansi Penyertaan Saham Hal. 4
sebesar Rp10.200,- per lembar. Sedangkan jumlah sahamnya sebanyak 500.000 lembar.
Jumlah pokok kredit yang bermasalah adalah sebesar Rp5.000.000.000,- dan tunggakan
bunga kreditnya berjumlah Rp300.000.000,- Total Rp 5.300.000,000,-
Pencatatan Di PT. Bank Bintang Buana, adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debet(Rp) Kredit (Rp)

31/12-2003 Dr. Penyertaan Saham PT.ASF Multi F. 5.100.000.000


Dr. Rugi Pengalihan Saham PT. ASFMulti F. 200.000.000
Cr. Kredit Yang Diberikan 5.300.000.000

BAB Akuntansi Penyertaan Saham Hal. 5

Anda mungkin juga menyukai