BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Profit Margin
10
Laba Usaha
Profit Margin =
Penjualan Neto
X 100%
Net Sales
X 100%
11
b.
2.
12
sales selama periode tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan
berkurangnya operating expense yang lebih sebanding maka akibatnya ialah
bahwa profit marginya makin besar.
2.2.
13
Total aktiva
14
15
d.
produk
yang
dihasilkan
oleh
perusahaan.
Dengan
menggunakan "product cost system " yang baik, modal dan biaya dapat
dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang
bersangkutan, sehingga dengan demikian akan dapat dihitung profitabilitas
dari rate of return masing-masing produk.
16
e.
b.
Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya
fluktuasi nilai dari uang (daya belinya). Suatu mesin atau perlengkapan
tertentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan kalau
dibeli pada waktu tidak ada inflasi, dan hal ini akan berpengruh dalam
menghitung investment turnover dan profit margin.
c.
2.3.
17
operating
assets
turnover
masing-masing
atau
keduanya
akan
18
akan sangat bergantung pada kebijakan pemerintah. Alasan lain mengapa laba bersih
diperhitungkan sebelum pajak adalah karena dapat saja terjadi bahwa bahwa laba bersih
yang relatif besar yang diperhitungkan setelah pajak sebenarnya merupakan hasil
perusahaan memanipulasi pajak. Jika demikian, mungkin saja laba sebelum pajak yang
lebih besar menghasilkan laba bersih yang lebih kecil jika dihitung sebagai laba sesudah
pajak. Prestasi dalam menekan beban pajak seperti yang dimaksud di atas, sebenarnya
tidak ada hubungannya sama sekali dengan produksi dan kinerja penjualan yang
mempengaruhi hubungan antara laba dan pendapatan.
Rasio laba bersih atas penjualan ini juga merupakan alat untuk mengukur sampai seberapa
efektif perusahaan telah mengelola pengeluarannya.
Semakin besar rasio, semakin baik.
Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak atas Penjualan
Rumus : Laba bersih sebelum bunga dan pajak/penjualan bersih x 100%
Laba Sebelum Bunga dan Pajak dianggap dapat dipakai sebagai ukuran kinerja manajemen
dalam mengoperasikan perusahaan karena pada implementasinya bunga dan pajak berada
di luar kendali manajemen.
Semakin besar rasio, semakin baik.
Rasio Laba Kotor atas Penjualan
Rumus : Laba kotor operasi/penjualan bersih operasi x 100%
Laba kotor adalah pendapatan dikurangi harga pokok produksi.
Ratio ini akan memberikan gambaran yang lebih teliti untuk mengukur produktivitas
perusahaan, khususnya di departemen produksi.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena menunjukkan peningkatan presentasi laba
bersih operasi terhadap hasil penjualannya.
Kegunaan Rasio Laba Kotor atas Penjualan adalah :
1) Mutu pengelolaan harga pokok produksi (yang berarti kinerja bagian produksi) dapat
dimonitor dari waktu ke waktu. Semakin tinggi angka rasio, semakin baik.
2) Untuk meramalkan besarnya laba kotor pada waktu yang akan datang atas dasar
estimasi penjualan
Rasio Laba Operasi atas Total Investasi
Rumus : Laba bersih/total investasi x 100%
Laba bersih dapat dihitung baik Sebelum Pajak maupun Sebelum Beban Bunga dan Pajak
Total Investasi = Total Harta Utang Jangka Menengah dan Jangka Panjang
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih operasi
terhadap total investasi. Semakin besar rasio semakin baik karena berarti semakin besar
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return On Investment (ROI) adalah
salah satu rasio kunci yang biasa digunakan dalam bisnis. Rasio laba atas investasi
sebaiknya paling sedikit sama dengan pendapatn yang diperoleh dari hasil
menginvestasikan uang dalam kegiatan bisnis yang cukup aman, misalnya deposito di
bank. Selain itu ROI sebaiknya lebih tinggi daripada biaya meminjam dana demi keamanan
perusahaan dari resiko menggunakan uang pinjaman.
Semakin besar rasio semakin baik.
Rasio Laba atas Modal
Rumus : Laba bersih/modal x 100%
19