Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI KULIAH

ANALISIS PROFITABILITAS

OLEH

MUH ZAENAL

1910323024

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & ILMU-ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS FAJAR

MAKASSAR

2019
1

Pengertian Rasio Profitabilitas

Dalam analis profitabilitas juga dapat menilai pengembalian atas modal yang ditanam kedalam
perusahaan berupa return on equity. Hubungan ini juga terdapat dalam teori yang menyebutkan
bahwa du point system memusatkan analis pada ROE, semakin tinggi ROE akan semakin baik
pemilik ekuitas, tetapi menggunakan pendekatan yang berbeda yaitu ROE merupakan hasil
perkalian dari ROA dan equity multiplier. Pendekatan tersebut menyatakan bahwa apabila suatu
perusahaan menggunakan hutang yang makin banyak (berarti equity multiplier nya main tinggi)
tetapi memperoleh ROA yang sama, maka perusahaan tersebut akan mempunyai ROE yang lebih
tinggi. ROE dapat menilai pengembalian atau profitabilitas modal para pemilik saham. Analisis
profitabilitas itu sendiri yang terdiri dari analisa Net Profit Margin (NPM), Return On Equity
(ROA), ROE.
Analisis profitabilitas melebihi pengukuran akuntansi seperti penjualan, biaya pokok, dan beban
operasional dan non-operasional, untuk menilai sumber daya, resolusi, pengukuran, dan
hubungan ekonomi. Dalam mengukur profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan
antara laba yang diperoleh dengan jumlah modal yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut, yang lazimnya dinyatakan dalam rangka presentase dan disebut
profitabilitas/rentabilitas.

Profitabilitas adalah hasil yang diperoleh perusahaan atas investasi (penggunaan modal) dalam
bentuk margin perusahaan. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Perusahaan akan selalu menginginakn keadaan yang profitable terus
menerus. Profitabilitas sering juga disebut rentabilitas. Profitabilitas perusahaan merupakan hal
yang penting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen, karena investor atau pemegang
saham akan selalu menilai tingkat kinerja dari manajemen dalam mepengaruhi tingkat
profitabilitas-nya. Bukan hanya itu tingkat profitabilitas sebuah perusahaan juga mempenaruhi
kelangsungan hidup perusahaan dalam memenuhi tujuan-tujuannya.
Dalam nilai tingkat profit yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan
menggunakan analis profitabilitas. Analis ini menggambarkan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. Tingkat profitabilitas perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi tindakan
pengelolaan laba yang dilakukan oleh manajemen, karena sesuai dengan hipotesis biaya politik
bahwa tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan mengakibatkan tingginya harapan dari
2

regulator dan masyarakat kepada perusahaan tersebut untuk memberikan kompensasi kepada
mereka berupa pembayaran pajak kepada regulator dan program sosial kepada masyarakat.
Selain itu, profitabilitas menjadi ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan
yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan dalam membeli atau menahan bahkan
menjual saham suatu perusahaan tertentu. Rasio profitabilitas perusahaan adalah rasio yang
diukur berdasarkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva perusahaan.
Dalam penilaian profitabilitas digunakan du point system. Analis ini adalah suatu metode yang
digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas.
Berdasarkan pengertian tersebut, analis system du point dapat digunakan dalam menilai
profitabilitas atau efisiensi penggunaan modal perusahaan dengan menggunakan pendekatan du
point system.
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning)
terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio
profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh
dari kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus
sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Fungsi Rasio Profitabilitas

Rasio-rasio profitabilitas diperlukan untuk pencatatan transaksi keuangan biasanya dinilai oleh
investor dan kreditur (bank) untuk menilai jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh
investor dan besaran laba perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utang
kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat
tingkat efisiensi perusahaan.
Dengan demikian, analisis tren industri dibutuhkan untuk menarik kesimpulan yang berguna
tentang tingkat laba (profitabilitas) sebuah perusahaan. Rasio profitabilitas mengungkapkan hasil
akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional yang dilakukan oleh
manajemen suatu perusahaan di mana sistem pencatatan kas kecil juga berpengaruh.

Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas


3

Rasio profitabilitas terbagi menjadi tujuh jenis yaitu


a. Gross margin (GPM),
b. Profit margin ratio (PMR),
c. Net profit margin (NPM),
d. Operating ratio (OR),
e. Earning power of total investment (EPTI),
f. Return of investment (ROI), Rentabilitas modal sendiri (RMS)
Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam jenis jenis akuntansi keuangan antara lain:
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor terhadap
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas
memaparkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya yang
terpakai untuk memproduksi produk atau jasa.
Margin Laba Kotor ini sering disebut juga dengan Gross Margin Ratio (Rasio Marjin Kotor).
Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi. Semakin
besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan operasional perusahaan yang
menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualan (sales) yang berguna untuk
audit operasional. Jika sebaliknya, maka perusahaan kurang baik dalam melakukan kegiatan
operasional. Rumus perhitungan laba kotor sebagai berikut.

Gross Profit Margin = (laba kotor/ total pendapatan) x 100%

Contoh :
Laba kotor perusahaan PT Megah Sejahtera: Rp48.000.000
Total pendapatan perusahaan: Rp55.000.000
Maka Gross Profit Margin perusahaan PT Megah Sejahtera= (Laba Kotor : Total Pendapatan) x
100%
= (48.000.000 : 55.000.000) x 100%
= 87%
4

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh
dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio. Rasio ini mengukur laba
bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi
suatu perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini.

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan

Contoh:
Pendapatan Penjualan Bersih (Net Sales) = Rp27.063.310.000.000.
Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit after Tax) = Rp2.064.650.000.000.
Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) : ??
Jawaban:
Margin Laba Bersih = Laba Bersih setelah Pajak : Pendapatan Penjualan bersih
Margin Laba Bersih = Rp2.064.650.000.000 : Rp27.063.310.000.000
Margin Laba Bersih = 7,63%
c. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase keuntungan
(laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total asset sehingga efisiensi suatu
perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini. Rumus Rasio
Pengembalian Aset sebagai berikut.

ROA = Laba Bersih : Total Aset

Contoh perhitungan ROA dengan memakai data laporan keuangan sebuah perusahaan.
Diketahui: laba bersih perusahaan sebesar Rp180.000.000 dan total aset Rp20.000.000, maka
hitunglah ROA perusahaan.
ROA = Laba Bersih : Total Aset
ROA = 180.000.000 : 20.0000.000 = 9%
d. Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)
Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut yang
5

dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan terhadap
modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham biasa dan pemegang
saham preferen). Return on equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola
modalnya (net worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik modal atau
pemegang saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri atau yang disebut rentabilitas
usaha. Rumus Return On Equity sebagai berikut.

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham

Contoh:
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan per tanggal 31 Desember 2017, PT Megah
Sejahtera yang bergerak di sektor konstruksi memiliki laba bersih setelah pajak sebesar Rp500
juta, total ekuitas para pemegang saham adalah sebanyak Rp800 juta. Berapakah rasio
pengembalian ekuitas atau Return of Equity (ROE) PT Megah Sejahtera?
ROE = Laba bersih setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham
ROE = Rp500.000.000 : Rp800.000.000
ROE = 62,5%
e. Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Penjualan)
Return on Sales merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat keuntungan
perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah pekerja, bahan baku,
dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan
yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut margin operasional (operating
margin) atau Margin pendapatan operasional (operating income margin). Berikut ini rumus untuk
menghitung return on sales (ROS).

ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%

Contoh:
PT Megah Sejahtera menghasilkan Laba sebelum Pajak dan Bunga sebesar Rp100 juta
sedangkan Penjualan adalah sebesar Rp1,5 miliar. Berapakah Return on Sales atau tingkat
pengembalian Penjualan PT Megah Sejahtera?
Jawaban:
ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan) x 100%
6

ROS = (Rp. 100.000.000 : Rp. 1.500.000.000) x 100%


ROS = 6,7%
f. Return on Capital Employed (Pengembalian Modal yang digunakan)
Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur keuntungan
perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase (%). Modal yang dimaksud adalah
rkuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar atau total aset dikurangi kewajiban
lancar. ROCE mencerminkan efisiensi dan profitabilitas modal atau investasi perusahaan. Laba
sebelum pengurangan pajak dan bunga dikenal dengan istilah ”EBIT” yaitu Earning Before
Interest and Tax. Berikut ini 2 rumus ROCE yang sering digunakan.

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja


atau
ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban)

g. Return on Investment (ROI)


Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih setelah
dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan terhadap jumlah
aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin baik kondisi suatu perusahaan. Rumus Return on Investment berikut ini.

ROI= ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi )x 100 %

Contoh :
Perusahaan Maju Bersama melakukan investasi sebesar Rp500.000.000 kepada sebuah usaha
penjualan produk kendaraan. Perusahaan Maju Bersama ternyata mendapatkan penjualan sebesar
1.000 unit kendaraan. Dan dari penjualan tersebut perusahaan mendapat keuntungan sebesar
Rp600.000.000.
Diketahui : keuntungan (laba) investasi sebesar Rp100.000.000
Dan modal (investasi) awal sebesar Rp500.000.000
Jadi diperoleh perhitungannya sebagai berikut.
ROI = (Rp600 juta – Rp500 juta) : Rp500 juta) x 100 = 20%
Jadi diperoleh ROI nya adalah sebesar 20%
7

h. Earning Per Share (EPS)


Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan per lembar
saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Manajemen perusahaan, pemegang saham
biasa dan calon pemegang saham sangat memperhatikan earning per share karena menjadi
indikator keberhasilan perusahaan. Rumus earning per share sebagai berikut.

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah Saham Biasa
yang Beredar

Contoh:
Perusahaan Setia Merdeka mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar pada tahun
2017, Laba bersih setelah pajak adalah Rp1 miliar. Perusahaan Setia Merdeka kemudian
memutuskan untuk membagikan 10% dividen atau sekitar Rp100 juta kepada pemegang
sahamnya. Berapakah Earning Per Share (EPS) atau Laba per lembar sahamnya ?
Laba per Saham (EPS) = (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) : Jumlah Saham yang Beredar
Laba per Saham (EPS) = (1.000.000.000 – Rp100.000.000) : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900.000.000 : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900,-
Jadi Laba per Saham atau Earning per Share (EPS) PT Setia Merdeka adalah sebesar Rp900.
Rasio-rasio keuangan yang memuat rasio profitabilitas benar-benar dibutuhkan untuk
memperhitungkan tingkat keuntungan perusahaan pada setiap periode. Untuk memperoleh
perhitungan rasio profitabilitas secara tepat dan akurat maka keberadaan software akuntansi
online seperti Jurnal sangat perlu mendapat perhatian. Selain itu, Jurnal juga bisa membantu
Anda membuat laporan keuangan dengan mudah, baik laporan keuangan laba rugi, neraca,
perubahan modal lainnya. Sehingga mempermudah Anda dalam menganalisa rasio profitabilitas
dengan lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai