Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Rasio Profitabilitas Jenis-Jenisnya Serta Pola Riil

By astagadragon  Minggu, 10 Juni 2018  Add Comment

Daftar isi

 01. Margin Laba atas Penjualan


 02. Pengembalian atas Total Aset
 03. Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba
o Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (BEP) = EBIT : Total Aset
 04. Pengembalian Ekuitas Biasa
 05. Laba Per Saham Biasa
 06. Rasio Harga Terhadap Laba
 07. Dividen Pada Saham
 08. Hasil Dividen
 09. Catatan Ringan Rasio Profitabilitas – Strategi Investasi
o Investasi Nilai
o Investasi Pertumbuhan
 10. Kesimpulan

Pengertian Rasio profitabilitas (profitability ratios) ialah sekelompok rasio yang memperlihatkan
kombinasi dari efek likuiditas, asset management dan utang pada hasil operasi.Analisis
profitabilitas menitikberatkan pada relasi antara hasil aktivitas operasi menyerupai yang
dilaporkan di laporan keuntungan rugi dengan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan yang
dilaporkan di laporan posisi keuangan / neraca.

Analisis utama yang dipakai dalam menilai profitabilitas antara lain mencakup:
 Margin Laba atas Penjualan
 Pengembalian atas Total Aset
 Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba
 Pengembalian Ekuitas Biasa
 Laba Per Saham Biasa
 Rasio Harga Terhadap Laba
 Dividen Pada Saham
 Hasil Dividen
 Catatan Ringan Rasio Profitabilitas – Strategi investas

01. Margin Laba atas Penjualan

Margin laba atas penjualan (profit margin on sales) ialah rasio yang dihitung dengan membagi
keuntungan higienis dengan penjualan.
Bila dituliskan dalam sebuah formula ialah sebagai berikut:

Berikut ini pola perhitugan Margin Laba atas Penjualan


engan memakai pola laporan keuangan perusahaan tbk berikut ini :
Con
toh : Laporan Keuangan – Neraca

 
C
ontoh : Laporan Keuangan – Laba Rugi

Perhatikan contoh laporan keuangan perusahaan tbk di atas, maka :

Margin Laba atas Penjualan = Laba Bersih : Penjualan

= $117,5 : $3.000 = 3,9%


Sedangkan rata-rata industri sejenis ialah sebesar = 5%.
Dari hasil perhitungan di atas, kita bisa melihat bahwa margin keuntungan perusahaan tersebut
ialah di bawah rata-rata industri.
Hasil yang berada di bawah rata-rata ini terjadi lantaran biaya yang terlalu tinggi. Biaya yang
terlalu tinggi ini, terjadi lantaran operasi yang tidak efisien.
Margin keuntungan yang rendah ini juga bisa disebabkan oleh tingginya penggunaan utang.
Sebagaimana kita tahu bahwa LABA BERSIH ialah keuntungan sesudah bunga.
Jadi bila dua perusahaan yang mempunyai operasi yang identik  di mana penjualan, biaya
operasi, dan EBIT sama.
Namun, bila satu perusahaan memakai lebih banyak utang dibandingkan lainnya, maka
perusahaan tersebut akan mempunyai BEBAN BUNGA yang lebih tinggi.Beban bunga tersebut
akan menurunkan keuntungan bersih, lantaran penjualan konstan, akhirnya ialah margin
keuntungan yang relatif rendah.Dalam situasi yang menyerupai ini, margin keuntungan yang
rendah akan memperlihatkan adanya perbedaan pada taktik pendanaan dan bukan persoalan
operasi.Jadi perusahaan dengan margin keuntungan yang rendah kemungkinan akan
mendapatkan tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham yang tinggi lantaran adanya
penggunaan leverage keuangan.

Perhatikan pula bahwa bila tingkat pengembalian atas penjualan yang tinggi itu dianggap sebagai
hal yang baik, hal-hal yang lain dianggap konstan, maka harus dipertimbangkan juga tingkat
perputarannya.

Jika suatu perusahaan memasang harga yang sangat tinggi untuk produknya, perusahaan tersebut
mungkin menerima pengembalian yang tinggi atas setiap penjualan, tapi tidak menghasilkan
banyak penjualan.Hal ini bisa jadi memperlihatkan margin keuntungan yang tinggi, tapi tetap
tidak optimal lantaran total penjualannya rendah.

02. Pengembalian atas Total Aset


Pengembalian atas Total Aset atau Return on Total Assets (ROA) ialah rasio Laba Bersih
terhadap Total Aset

ROA = Laba Bersih : Total Aset

Untuk lebih jelasnya, berikut ini pola perhitungan ROA dengan memakai data-data dari contoh
laporan keuangan perusahaan tbk di atas.

ROA = Laba Bersih :Total Aset

ROA = $117,5 : $2.000 = 5,9%


Dan rata-rata industri sejenis ialah = 9%

Dengan melihat hasil perhitungan ROA di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa
pengembalian perusahaan tersebut jauh di bawah standar.
Dan hal ini bukanlah sesuatu yang baik, walaupun tingkat pengembalian atas aset yang rendah
tidak selalu berarti buruk.

Hal itu bisa disebabkan oleh keputusan perusahaan yang disengaja untuk memakai utang dalam
jumlah besar, dan beban bunga yang tinggi menjadikan keuntungan higienis menjadi relatif lebih
rendah.Utang menjadi penyebab rendahnya ROA perusahaan tersebut.Untuk itu, ketika akan
menilai kinerja suatu perusahaan dan mencari banyak sekali alternatif terbaik apa yang harus
dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Maka melihat beberapa rasio, melihat arti
tiap-tiap rasio kemudian melihat situasi secara keseluruhan.

03. Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba


Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (Basic Earning Power) ialah rasio yang
memperlihatkan kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan keuntungan operasi.
Cara menghitung rasio profitabilitas ini ialah dengan membagi jumlah keuntungan sebelum
bunga dan pajak (EBIT) dengan total aset. Dan bila dituliskan dalam sebuah rumus, maka akan
menyerupai berikut ini :

Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (BEP) = EBIT : Total Aset

Untuk lebih jelasnya berikut ini pola perhitungan BEP dengan data-data dari pola laporan
keuangan perusahaan tbk di atas, sehingga akhirnya ialah

BEP = EBIT : Total Aset

BEP = $283,8 : $2.000 = 14,2%

Dan rata-rata industri yang sejenis besarnya BEP ialah = 18%

Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari aset


perusahaan, sebelum efek pajak dan leverage.Rasio ini bermanfaat ketika membandingkan
perusahaan dengan banyak sekali tingkat leverage keuangan dan situasi pajak.Dan lantaran rasio
perputarannya rendah serta margin keuntungan atas penjualan juga buruk, perusahaan tidak
mendapatkan tingkat pengembalian atas aset setinggi rata-rata perusahaan sejenis.

04. Pengembalian Ekuitas BiasAPengembalian Ekuitas Biasa atau ROE ialah rasio
keuntungan higienis terhadap ekuitas biasa; mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham
biasa.

Rasio akuntansi “bottom line” ialah pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity – ROE), dan bila
ditulisakan dalam sebuah formula sebagai berikut :
ROE = Laba Bersih : Ekuitas Biasa

Untuk pola perhitungan ROE, masih memakai pola laporan keuangan perusahaan tbk di atas, kita sanggup
mengetahui ROE-nya sebagai berikut :

ROE = Laba Bersih : Ekuitas Biasa

ROE = $117,5 : $940 = 12,5%


Sedangkan rata-rata industri sejenis ialah sebesar = 15%.
Pemegang saham berharap mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini menerangkan
besarnya pengembalian tersebut dari sisi akuntansi.
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai ROE sebesar 12,5%, berada dibawah nilai standar di industri
sejenis sebesar 15%. ROE yang sedikit lebih baik ini disebabkan banyaknya penggunaan utang oleh
perusahaan.
05. Laba Per Saham Biasa
Salah satu indikator rasio profitabilitas yang seringkali dinyatakan oleh media keuangan ialah keuntungan per
saham biasa (LPS) atau earning per share (EPS) on common stock.
Rasio keuntungan per saham dipakai untuk menilai profitabilitas investasi yang dilakukan oleh pemegang
saham biasa.

Bila dituliskan dalam sebuah persamaan matematika, ialah sebagai berikut:

Ukuran ini biasanya juga dilaporkan dalam laporan keuntungan rugi pada laporan tahunan perusahaan.
Jika sebuah perusahaan hanya menerbitkan satu kelas saham, keuntungan per saham dihitung dengan cara
membagi keuntungan higienis dengan jumlah lembar saham yang beredar.
Jika terdapat saham preferen dan saham biasa yang beredar, keuntungan higienis dikurangkan terlebih dahulu
dengan jumlah dividen yang diharapkan untuk saham preferen.

Perhatikan contoh rasio keuangan:


Cara menghitung keuntungan per saham biasa PT Manajemen Keuangan Network, dengan data-data
keuangan sebagai berikut:

06. Rasio Harga Terhadap Laba


Ukuran profitabilitas lain yang dikutip oleh media keuangan ialah rasio harga terhadap keuntungan (price
earning ratio – P/E).

Dan bila dituliskan dalam sebuah persamaan matematika adalah:

Fungsi rasio profitabilitas harga terhadap keuntungan merupakan indikator bagi prospek pendapatan
perusahaan di masa mendatang.
Yang dihitung dengan cara membagi harga pasar per lembar saham biasa pada tanggal tertentu dengan
keuntungan per saham tahunan.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa harga saham per lembar saham biasa ialah sebesar Rp 41.000 pada final
tahun 2018 dan Rp 27.000 pada final tahun 2017.
Rasio harga terhadap keuntungan per saham biasa untuk PT Manajemen Keuangan Network dihitung sebagai
berikut:

Rasio harga terhadap keuntungan memperlihatkan bahwa pada final tahun 2017, satu lembar saham biasa
milik PT Manajemen Keuangan Network dijual sebesar 20 kali dari jumlah keuntungan per saham.
Pada final tahun 2018, saham biasa dijual sebesar 25 kali dari jumlah keuntungan per saham.
Perhatikan contoh soal perkara rasio profitabilitas yang lain:
Misalnya sebuah perusahaan melaporkan data-data sebagai berikut:

Laba higienis Rp 250.000.000

Dividen saham preferen Rp 15.000.000

Jumlah lembar saham biasa yang beredar = 20.000

Harga pasar per lembar saham Rp 35.000

Maka:
Laba per saham biasa perusahaan adalah:
= (Laba Bersih – Dividen Saham Preferen) / Jumlah lembar saham biasa yang beredar

= Rp 250.000.000 – Rp 15.000.000) / 20.000

= Rp 11.750
Rasio harga terhadap keuntungan perusahaan adalah:
= Harga pasar per lembar saham biasa / Laba per saham biasa

= Rp 35.000 / Rp 11.750

= 3,0
07. Dividen Pada Saham
Dasar utama untuk pembagian dividen ialah laba, oleh lantaran itu dividen per saham dan keuntungan per
saham biasa umumnya dipakai oleh investor dalam menilai pilihan investasi saham.
Rasio ini untuk memperlihatkan sejauh mana keuntungan dibagikan kepada pemegang saham biasa. Untuk
menghitung rasio ini dipakai rasio persamaan matematika sebagai berikut:

Perhatikan contoh analisis rasio profitabilitas:


isalnya dividen untuk saham biasa PT Manajemen Keuangan Network tahun 2018  ialah sebesar Rp
40.000.000 dan tahun 2017 ialah Rp 30.000.000, sedangkan jumlah lembar saham biasa yang beredar ialah
50.000, maka dividen per lembar saham PT Manajemen Keuangan Network adalah:
Tahun 2018:
= Rp 40.000.000 / 50.000 = Rp 800
Tahun 2017:
= Rp 30.000.000 / 50.000 = Rp 600
Dividen per saham sanggup dilaporkan dengan keuntungan per saham untuk memperlihatkan relasi antara
dividen dan laba.
Membandingkan kedua nilai per lembar saham memperlihatkan sejauh mana perusahaan menahan labanya
untuk dipakai dalam aktivitas operasi.

Dan berikut ilustrasi yang menggambarkan relasi dividen dan keuntungan per
saham biasa:
08. Hasil Dividen
Hasil dividen (dividend yield) terhadap saham biasa merupakan ukuran profitabilitas yang memperlihatkan
tingkat pengembalian kepada pemegang saham biasa dalam bentuk dividen tunai.
Hal ini penting bagi investor yang tujuan investasi utamanya ialah untuk mendapatkan pengembalian (dividen)
ketika ini dari investasi, dan bukannya kenaikan dalam harga pasar investasi.
Hasil dividen dihitung dengan cara membagi dividen per saham tahunan yang dibayarkan dengan harga pasar
per lembar saham pada tanggal tertentu.
Dan dituliskan dalam persamaan matematika ialah sebagai berikut:

Perhatikan pola berikut:
Sebagai contoh, asumsikan bahwa harga pasar ialah sebesar Rp 41.000 pada final tahun 2018 dan Rp 27.000
pada final tahun 2017.
Hasil dividen pada saham biasa untuk PT Manajemen Keuangan Network ialah sebagai berikut:

09. Catatan Ringan Rasio Profitabilitas – Strategi


Investasi
Mengapa kita mempelajari rasio-rasio keuangan?
Ini berkaitan denggan bagaimana orang menciptakan keputusan investasi?
Keputusan investasi, menyerupai keputuan investasi besar lainnya harus memenuhi kebutuhan pembelinya.
Sebagai contoh, bila anda memilki keluarga dengan jumlah anggota lima orang dan sedang berpikir untuk
membeli kendaraan beroda empat baru.
Anda mungkin tidak akan membeli kendaraan beroda empat sport dengan dua dingklik penumpang, lantaran
tidak akan memenuhi tujuan anda atau tidak sesuai dengan gaya hidup anda.
Atau bila anda masih muda dan lajang, sebuah kendaraan van kecil mungkin tidak sanggup memenuhi
kebutuhan anda.
Investor membeli saham dengan cara yang sama, membeli saham yang sanggup menyesuaikan gaya
investasi dan kebutuhan keuangan mereka.
Dua pendekatan yang umum adalah:
 Investasi nilai dan

 Investasi pertumbuha

 Investasi Nilai
Investor nilai mencari saham yang dinilai rendah, artinya investor berusaha mencari perusahaan yang nilainya
tidak dicerminkan oleh harga sahamnya.
Perusahaan semacam ini biasanya ialah perusahaan yang hening dengan kinerja keuangan yang sangat baik.
Pendekatan investasi ini berasumsi bahwa harga saham akan naik untuk menyesuaikan dengan nilai
perusahaan. Investor yang paling sukses selama ini ialah Warren Buffet, yang memakai pendekatan tersebut
secara eksklusif.
Secara alami, kunci investasi nilai yang berhasil ialah menentukan nilai saham secara akurat. Hal ini seringkali
melibatkan analisis rasio keuangan perusahaan, sebagaimana dibahas di sini.
Investasi Pertumbuhan
Investor pertumbuhan berusaha untuk mengidentifikasi perusahaan yang mempunyai potensi untuk
meningkatkan penjualan dan laba, melalui produk, pasar, atau peluang baru.
Perusahaan yang bertumbuh seringkali ialah perusahaan gres yang masih belum terbukti kinerjanya tapi
mempunyai teknologi atau kemampuan yang unik.
Contohnya Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Google, atau Microsoft pada awal-awal berdirinya.
Strategi investasinya ialah membeli perusahaan semacam ini sebelum potensinya  menjadi konkret dan
berharap memperoleh keuntungan dari kenaikan yang relatif besar dalam harga saham perusahaan.
Tapi pendekatan ini mengandung resiko, bahwa pertumbuhan mungkin saja tidak terjadi.
Invesor pertumbuhan memakai banyak rasio analisis laporan keuangan untuk meng-identifikasi perusahaan
dengan potensi pertumbuhan yang tinggi.
10. Kesimpulan
Demikian pembahasan mengenai rasio profitabilitas. salah satu jenis rasio keuangan yang sanggup dipakai
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, mencerminkan hasil final dari kebijakan
keuangan perusahaan dan keputusan operasional.
Kemampuan ini tergantung pada efektivitas dan efisiensi dari aktivitas operasinya dan sumber daya yang
ersedia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa laporan keuangan mencerminkan keadaan yang telah terjadi di masa lalu.
Namun demikian laporan tersebut juga memperlihatkan petunjuk perihal hal-hal yang sesungguhnya
mempunyai arti penting mengenai apa kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.
Dan rasio profitabilitas ini bisa dipakai untuk melihat hasil final dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan
operasional.
Analisis laporan keuangan dengan memakai rasio-rasio keuangan, menyerupai rasio prfitabilitas yang telah
dibahas ialah ‘hanya’ alat bantu kita.
Oleh lantaran itu, seyogyanya, kita bisa memilah dan menentukan alat mana yang paling cocok dan pas untuk
bisnis kita.
Harapannya ialah biar hasil analisis tersebut benar-benar akurat dan sanggup dipakai untuk menentukan taktik
terbaik bagi perjalanan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai