Anda di halaman 1dari 17

CHAPTER 5

ANALISIS KEUANGAN

Tujuan dari analisis keuangan adalah untuk menilai kinerja suatu perusahaan dalam
konteks yang menyatakan tujuan dan strategi . Ada 2 alat analisis keuangan yang utama yaitu
analisis rasio dan analisis arus kas. Analisis rasio melibatkan bagaimana berbagai pos dalam
laporan keuangan perusahaan saling berhubungan satu sama lain. Analisis arus kas
memungkinkan analis untuk memeriksa likuiditas perusahaan dan bagaimana perusahaan
mengelola arus kas operasi, investasi, dan pendanaan.
Analisis Rasio
Nilai dari suatu perusahaan ditentukan oleh profitabilitas dan pertumbuhannya. Seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 5-1, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas dipengaruhi
oleh pasar produk dan strategi pasar keuangan. Strategi pasar produk diimplementasikan melalui
strategi kompetitif, kebijakan operasi, dan keputusan investasi. Strategi pasar keuangan
diimplementasikan melalui pendanaan dan kebijakan dividen.
Jadi, manajer dapat menggunakan 4 bidang untuk mencapai target pertumbuhan dan
keuangan. (1) manajemen operasi, (2) manajemen investasi, (3) strategi pembiayaan, dan (4)
kebijakan dividen. Tujuan dari analisis rasio adalah untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan
perusahaan di masing-masing bidang. Analisis rasio efektif melibatkan angka-angka keuangan
terhadap faktor-faktor yang mendasari bisnis sedetail mungkin. Sedangkan analisis rasio
mungkin tidak memberikan semua jawaban untuk seorang analis mengenai kinerja perusahaan,
ini akan membantu analis menyusun pertanyaan untuk menyelidiki lebih lanjut.
Dalam analisis rasio, analis dapat (1) membandingkan rasio perusahaan selama beberapa
tahun (perbandingan time-series), (2) membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan lain
di industri (perbandingan cross-sectional), dan (3) membandingkan rasio dengan beberapa tolak
ukur absolut. Dalam perbandingan time-series, analis dapat memegang faktor-faktor perusahaan
yang konstan dan mengetahui efektivitas strategi perusahaan dari waktu ke waktu. Perbandingan
cross-sectional memudahkan menilai kinerja perusahaan relatif dalam suatu industri, dengan
memegang faktor-faktor level industri konstan. Untuk sebagian besar rasio tidak ada tolok ukur
absolut. Pengecualiannya adalah tingkat rate of return, yang dapat dibandingkan dengan cost of
capital yang terkait dengan investasi. Misalnya, tunduk distorsi yang disebabkan oleh akuntansi,
Return on Equity (ROE) dapat dibandingkan dengan cost of equity capital.
Gambar 5-1 Driver Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan

Dalam pembahasan di bawah ini, kita akan mengilustrasikan dua pendekatan


menggunakan contoh TJX dan Nordstrom. TJX adalah pesaing off-price yang mengejar strategi
kepemimpinan biaya. Nordstrom telah memantapkan dirinya sebagai pesaing yang mengejar
strategi diferensiasi dengan menyediakan layanan pelanggan yang unggul dan pilihan barang
dagangan yang luas dan berbeda. Perbandingan akan memungkinkan kita untuk memeriksa
dampak dari kedua strategi ini terhadap rasio keuangan perusahaan. Selain mengejar strategi
kompetitif yang berbeda, TJX dan Nordstrom juga mengikuti strategi yang sangat berbeda dalam
hal pembiayaan toko mereka. TJX menyewakan hampir semua tokonya menggunakan off – sewa
operasi neraca. Sebaliknya, Nordstrom juga menggunakan sewa operasi sampai batas tertentu,
perusahaan tersebut memiliki setidaknya sebagian dari dua pertiga dari luas luas tokonya (tanah,
bangunan, atau keduanya), dan membiayai bagian yang dimilikinya dengan hutang jangka
panjang. Strategi pembiayaan ini berdampak pada banyak rasio yang akan kita hitung dalam bab
ini.
Mengukur Profitabilitas Secara Keseluruhan
Titik awal untuk analisis sistematis kinerja perusahaan adalah Return On Equity (ROE)
didefinisikan sebagai :

ROE merupakan indicator yang komprehensif dari kinerja perusahaan karena


memberikan indikasi seberapa baik manajer menggunakan dana yang diinvestasikan oleh
pemegang saham untuk memperoleh laba. Rata-rata selama periode dua puluh tahun 1991 -
2010, perusahaan publik di AS menghasilkan ROE di atas 10 persen.
Dalam jangka panjang, nilai ekuitas perusahaan ditentukan oleh hubungan antara ROE
dan Cost of Equity Capital. 4 Artinya, perusahaan yang diharapkan selama jangka panjang
menghasilkan ROE melebihi Cost of Equity Capital seharusnya memiliki nilai pasar yang
melebihi nilai buku, dan sebaliknya.
Perbandingan ROE dengan biaya modal berguna tidak hanya untuk menganalisis nilai
perusahaan tetapi juga dalam mempertimbangkan jalur profitabilitas masa depan. Oleh karena
itu, ROE cenderung dari waktu ke waktu didorong oleh kekuatan kompetitif menuju level normal
- Cost of Equity Capital (CEC). Jadi, CEC ditetapkan sebagai tolak ukur untuk ROE yang akan
diamati dalam ekuilibrium kompetitif jangka panjang. Penyimpangan dari level ini muncul
karena dua alasan umum. Salah satunya adalah kondisi industri dan strategi bersaing yang
menyebabkan perusahaan menghasilkan laba ekonomi supernormal (atau subnormal), setidaknya
dalam jangka pendek. Yang kedua adalah distorsi karena akuntansi.
Menguraikan Profitabilitas : Pendekatan Tradisional
ROE suatu perusahaan dipengaruhi oleh dua faktor: seberapa besar memperoleh
keuntungan dari penggunaaan asetnya dan seberapa besar aset perusahaan relatif terhadap
investasi pemegang saham. Untuk memahami dampak dari dua factor, ROE dapat diuraikan
kedalan Return on Asset (ROA) dan ukuran financial leverage sbb :

ROA memberi tahu kita berapa banyak keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan
untuk setiap aset yang diinvestasikan. Financial leverage menunjukkan berapa banyak asset
perusahaan mampu sebarkan untuk setiap dana diinvestasikan oleh pemegang sahamnya. ROA
dapat diuraikan sbb :

Rasio laba bersih terhadap penjualan disebut net profit margin atau return on sales
(ROS); rasio penjualan terhadap aset dikenal sebagai asset turnover. Rasio profit margin
menunjukkan seberapa banyak perusahaan mampu mempertahankannya sebagai keuntungan
untuk setiap penjualan yang dihasilkan. Asset turnover menunjukkan seberapa banyak penjualan
yang mampu dihasilkan perusahaan untuk setiap asetnya.
Tabel 5-2 menampilkan tiga driver ROE untuk perusahaan ritel : net profit margin , asset
turnover, dan financial leverage. Dalam membandingkan TJX dengan Nordstrom berdasarkan As
Reported, asset turnover yang lebih tinggi secara signifikan adalah kunci untuk menjelaskan
bagaimana TJX, bahkan dengan net profit margin yang sedikit lebih rendah dan financial
leverage yang jauh lebih rendah daripada Nordstrom, mampu membukukan laba atas ekuitas
yang lebih tinggi secara keseluruhan dari 46,5 persen menentang 39,0 persen untuk Nordstrom
pada tahun fiskal 2010.
Menguraikan Profitabilitas : Pendekatan Alternatif
Meskipun pendekatan di atas cukup populer digunakan untuk menguraikan ROE suatu
perusahaan, memiliki beberapa batasan. Dalam perhitungan ROA, penyebut termasuk aset
diklaim oleh semua penyedia modal untuk perusahaan, tetapi pembilang hanya mencakup laba
tersedia bagi pemegang saham. Aset itu sendiri termasuk asset operasi dan aset keuangan seperti
kas dan investasi jangka pendek. Selanjutnya, laba bersih termasuk laba dari kegiatan operasi
serta pendapatan bunga dan biaya, yang merupakan konsekuensi dari keputusan keuangan.
Seringkali hal ini berguna untuk membedakan antara dua sumber kinerja. Akhirnya, rasio
financial leverage yang digunakan di atas tidak mengakui kenyataan bahwa perusahaan dan
investasi jangka pendek pada dasarnya “ hutang negatif ” karena dapat digunakan untuk
membayar hutang pada neraca perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh pendekatan alternatif untuk
menguraikan ROE yang didiskusikan di bawah ini.
Sebelum membahas pendekatan alternatif untuk menguraikan ROE, kita perlu
mendefinisikan beberapa terminologi yang digunakan di bagian ini. Terminologi ini
digambarkan pada tabel berikut :

Penyusunan kembali Laporan keuangan , sebagaimana yang ditampilkan dalam lampiran


digunakan untuk menguraikan ROE dengan cara sebagai berikut:
Operating ROA adalah ukuran seberapa menguntungkan perusahaan mampu
mengalokasikan aset operasinya untuk menghasilkan laba operasi. Ini akan menjadi ROE suatu
perusahaan jika dibiayai dengan semua ekuitas. Spread adalah efek ekonomi tambahan dari
memasukkan hutang dalam struktur modal. Dampak ekonomi dari pinjaman adalah positif
selama pengembalian aset operasi lebih besar dari biaya pinjaman. Perusahaan yang tidak
memperoleh laba operasi yang cukup untuk membayar biaya bunga mengurangi ROE mereka
dengan meminjam. Baik pengaruh positif dan negatif diperbesar oleh sejauh mana perusahaan
meminjam, relatif terhadap basis modal. Rasio hutang bersih terhadap ekuitas memberikan
ukuran financial leverage ini bersih. Spread time perusahaan adalah net financial leverage, oleh
karena itu, memberikan ukuran keuntungan financial leverage kepada pemegang saham.
ROA operasi dapat lebih diuraikan ke dalam margin NOPAT dan operating asset turnover
sebagai berikut :

Margin NOPAT adalah ukuran bagaimana keuntungan penjualan perusahaan dari


perspektif operasi. Operating asset turnover mengukur sejauh mana sebuah perusahaan dapat
menggunakan aset operasinya untuk menghasilkan penjualan. Patokan tepat untuk mengevaluasi
ROA operasi adalah biaya rata-rata tertimbang utang dan modal, atau WACC. Karena WACC
lebih rendah dari cost of equity capital, ROA operasi cenderung didorong ke tingkat yang lebih
rendah dari ROE itu sendiri.
Menilai Manajemen Operasi : Menguraikan Net Profit Margin
Net Profit Margin atau return on sales (ROS) perusahaan menunjukkan profitabilitas
kegiatan operasi perusahaan. Penguraian lebih lanjut dari ROS suatu perusahaan memungkinkan
seorang analis untuk menilai efisiensi manajemen operasional perusahaan. Alat yang sangat
populer digunakan dalam analisis ini adalah common-sized income statement di mana semua
item lini dinyatakan sebagai rasio pendapatan penjualan. Common-sized income statement
memungkinkan untuk membandingkan tren dalam hubungan laporan laba rugi dari waktu ke
waktu bagi perusahaan, dan tren dengan perusahaan yang berbeda dalam industri.
Gross Profit Margins
Selisih antara penjualan perusahaan dan harga pokok penjualan adalah laba kotor. Marjin
laba kotor merupakan indikasi sejauh mana pendapatan melebihi biaya langsung yang terkait
dengan penjualan, dan dihitung sebagai

Gross margin dipengaruhi oleh dua faktor: (1) harga premium dari produk atau jasa
perusahaan yang dikuasai di pasar dan (2) efisiensi pengadaan dan proses produksi perusahaan.
Premi harga produk sebuah perusahaan atau jasa yang dapat dikuasasi dipengaruhi oleh tingkat
persaingan dan sejauh mana produk yang unik. Biaya penjualan perusahaan dapat rendah ketika
perusahaan dapat membeli input dengan biaya lebih rendah daripada pesaing dan atau
menjalankan proses produksinya dengan lebih efisien. Ini biasanya terjadi ketika perusahaan
memiliki strategi low cost.
Selling , General, and Administrative Expenses
Biaya penjualan, administrasi dan umum suatu perusahaan dipengaruhi oleh aktivitas
operasi yang telah dijalankan untuk menerapkan strategi kompetitif. Perusahaan dengan strategi
diferensiasi harus melakukan kegiatan untuk mencapai diferensiasi. Perusahaan yang bersaing
berdasarkan kualitas dan pengenalan produk baru yang cepat cenderung memiliki biaya R&D
yang relatif lebih tinggi dibanding perusahaan yang bersaing murni berdasarkan biaya. Demikian
pula, sebuah perusahaan yang mencoba membangun citra merek, mendistribusikan produknya
melalui ritel dengan layanan penuh, dan menyediakan layanan pelanggan yang signifikan
cenderung memiliki biaya penjualan dan administrasi yang relative lebih tinggi dibanding
perusahaan yang menjual melalui ritel gudang atau dan direct mail dan tidak memberikan
dukungan yang banyak kepada pelanggan.
Biaya penjualan, administrasi dan umum suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh
efisiensi dengan mengelola kegiatan overheadnya. Kontrol biaya operasional mungkin akan
sangat penting bagi perusahaan yang bersaing atas dasar low cost. Namun, bahkan untuk para
differentiator, penting untuk menilai apakah biaya diferensiasi adalah sepadan dengan harga
premium yang diperoleh di pasar. Pertanyaannya adalah, ketika biaya diferensiasi dan biaya
R&D ini dijaring keluar, perusahaan mana yang berperforma lebih baik? Dua rasio memberikan
sinyal yang berguna di sini: operasi marjin laba bersih (margin NOPAT) rasio dan margin
EBITDA:

Marjin NOPAT memberikan indikasi komprehensif kinerja operasional perusahaan


karena mencerminkan semua kebijakan operasi dan menghilangkan efek dari kebijakan hutang.
Marjin EBITDA menyediakan informasi yang sama, kecuali yang tidak termasuk beban
penyusutan dan amortisasi, beban usaha non kas yang signifikan. Analis lebih memilih untuk
menggunakan marjin EBITDA karena mereka percaya bahwa itu berfokus pada kas operasi.
Sementara ini adalah untuk batas tertentu yang benar, maka dapat berpotensi menyesatkan
karena dua alasan. EBITDA bukan konsep kas ketat karena penjualan, biaya penjualan, dan SG
& A expense sering termasuk item-item non kas. Juga, penyusutan adalah biaya operasi
yang nyata, dan itu mencerminkan sejauh mana konsumsi sumber daya. Oleh karena itu,
mengabaikan itu bisa menyesatkan.
Beban Pajak
Pajak merupakan elemen penting dari total biaya perusahaan. Melalui berbagai teknik
perencanaan pajak, perusahaan dapat mencoba untuk mengurangi beban pajak mereka. Ada dua
ukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi beban pajak perusahaan. Salah satunya adalah
rasio dari beban pajak terhadap penjualan, dan yang lainnya adalah rasio beban pajak terhadap
laba sebelum pajak (juga dikenal sebagai tarif pajak rata-rata). Catatan kaki pajak perusahaan
memberikan laporan lengkap tentang mengapa tarif pajak rata-rata berbeda dari tarif pajak yang
berlaku.
Mengevaluasi Manajemen Investasi: Menguraikan Asset Turnover
Asset turnover adalah driver kedua ROE perusahaan. Sejak perusahaan menginvestasikan
sumber daya aset, menggunakan asset secara produktif merupakan faktor kritis profitabilitas
perusahaan secara keseluruhan. Suatu analisis rinci tentang asset turnover memungkinkan analis
untuk mengevaluasi efektivitas manajemen investasi perusahaan .
Ada dua area utama dari manajemen asset: (1) manajemen modal kerja dan (2)
manajemen aset jangka panjang. Modal kerja didefinisikan sebagai selisih antara aktiva lancar
perusahaan dan kewajiban lancar. Namun, definisi ini tidak membedakan antara komponen
operasi (seperti piutang dagang, persediaan, dan hutang dagang) dan komponen pendanaan
(seperti kas, surat berharga, dan wesel bayar). Sebuah ukuran alternatif yang membuat perbedaan
ini adalah modal kerja operasi.

Working Capital Management


Komponen modal kerja operasi yang analis fokuskan adalah piutang dagang, persediaan,
dan hutang dagang. Sebuah jumlah tertentu investasi pada modal kerja adalah perlu bagi
perusahaan untuk menjalankan kegiatan usahanya. Rasio berikut ini berguna dalam menganalisis
manajemen modal kerja suatu perusahaan: prosentase modal kerja operasi terhadap penjualan,
perputaran modal kerja operasi, perputaran piutang dagang, perputaran persediaan, dan
perputaran hutang dagang. Perputaran rasio juga dapat dinyatakan dalam jumlah hari kegiatan
yang dapat didukung oleh modal operasi kerja (dan komponennya).
Definisi rasio ini diberikan di bawah ini.
Perputaran modal kerja operasi menunjukkan berapa banyak penjualan dapat dihasilkan
perusahaan untuk setiap dolar yang diinvestasikan dalam modal kerja operasi. Perputaran piutang
dagang, perputaran persediaan, dan perputaran hutang dagang memungkinkan analis untuk
mengkaji bagaimana tiga komponen utama modal kerja digunakan secara produktif. Umur
piutang, umur persediaan, dan umur hutang adalah cara lain untuk mengevaluasi efisiensi
manajemen modal kerja suatu perusahaan.
Long-Term Assets Management
Bidang lain manajemen investasi menyangkut pemanfaatan aset jangka panjang suatu
perusahaan. Hal ini berguna untuk menentukan investasi perusahaan dalam aset jangka panjang
sebagai berikut:
Net long-term assets = (Total long-term assets - Non-interest-bearing long-term liabilities)
Aset jangka panjang umumnya terdiri dari properti bersih, pabrik, dan peralatan (PP&E),
aset tidak berwujud seperti goodwill, dan aset lainnya. Kewajiban jangka panjang non-bunga
termasuk item seperti pajak tangguhan. Kami mendefinisikan aset jangka panjang bersih dan
modal kerja bersih sedemikian rupa sehingga jumlah mereka, aset operasi bersih, adalah sama
dengan jumlah hutang bersih dan ekuitas, atau modal bersih. Hal ini konsisten dengan cara kita
mendefinisikan ROA operasi sebelumnya dalam bab ini.
Efisiensi dimana perusahaan menggunakan aset bersih jangka panjangnya diukur oleh
dua rasio berikut ini: prosentase aset jangka panjang bersih terhadap penjualan dan perputaran
aset bersih jangka panjang bersih. Perputaran aset bersih jangka panjang didefinisikan sebagai :
Property, pabrik dan peralatan (PP & E) adalah aset jangka panjang paling penting dalam
neraca perusahaan. Efisiensi penggunaan PP&E perusahaan diukur dengan rasio PP&E terhadap
penjualan, atau dengan rasio perputaran PP&E.

Evaluating Financial Management: Financial Leverage


Financial Leverage meningkatkan ROE suatu perusahaan sepanjang biaya kewajiban
kurang dari tingkat pengembalian dari dana investasi. Dalam hal ini penting untuk membedakan
antara kewajiban berbunga seperti notes payable, bentuk lain dari utang jangka pendek dan
hutang jangka panjang yang membawa muatan bunga eksplisit dan bentuk-bentuk kewajiban.
Beberapa bentuk-bentuk lain dari kewajiban, seperti hutang dagang atau pajakditangguhkan,
tidak dikenakan biaya apapun. Kewajiban lain, seperti kewajiban sewa guna usaha atau
kewajiban pensiun, membawa muatan bunga implisit. Akhirnya, beberapa perusahaan membawa
saldo kas yang besar atau investasi pada efek. Hal ini mengurangi saldo hutang bersih
perusahaan karena konseptual perusahaan dapat membayar hutang dengan menggunakan kas dan
investasi jangka pendek.
Sedangkan leverage keuangan dapat berpotensi menguntungkan bagi pemegang saham
sebuah perusahaan, juga dapat meningkatkan risiko mereka. Tidak seperti ekuitas, kewajiban
telah dikenal mempunyai jangka waktu pembayaran, dan perusahaan menghadapi risiko
kesulitan keuangan jika gagal untuk memenuhi komitmen. Ada beberapa rasio untuk menilai
tingkat risiko yang timbul dari leverage keuangan perusahaan.
Current Liabilities dan Short-Term Liquidity
Rasio berikut digunakan secara penuh di dalam mengevalusi risiko yang berhubungan
dengan hutang lancer perusahaan.

Semua rasio di atas berupaya untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar


kewajiban saat ini. Tiga rasio pertama membandingkan kewajiban lancar perusahaan dengan aset
jangka pendek yang dapat digunakan untuk melunasi hutang tersebut. Rasio keempat berfokus
pada kemampuan tions perusahaan opera untuk menghasilkan sumber daya yang dibutuhkan
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Baik aktiva lancar dan kewajiban lancar memiliki durasi sebanding, rasio lancer adalah
indeks utama likuiditas perusahaan jangka pendek. Analis melihat rasio lancar lebih dari satu
menjadi indikasi bahwa perusahaan dapat menutupi kewajiban lancar dari realisasi kas aktiva
lancarnya. Namun, perusahaan dapat menghadapi masalah likuiditas jangka pendek bahkan
dengan rasio lancar lebih dari satu ketika beberapa current assets tidak cukup untuk likuid. Quick
rasio dan rasio kas menangkap kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban lancar dengan
likuiditas aset. Quick rasio mengasumsikan bahwa piutang perusahaan likuid. Hal ini berlaku
dalam industri dimana kelayakan kredit pelanggan berada di luar sengketa, atau ketika piutang
dikumpulkan dalam waktu yang sangat singkat. Bila kondisi tersebut tidak berlaku, rasio kas,
yang menganggap hanya kas dan surat berharga, adalah indikasi yang lebih baik dari
kemampuan perusahaan untuk menutupi segera kewajiban lancar. Operating cash flow adalah
ukuran lain kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban lancar dari kas yang dihasilkan
dari operasi perusahaan.
Debt and Long-Term Solvency
Leverage keuangan perusahaan juga dipengaruhi oleh kebijakan pembiayaan hutang. Ada
beberapa potensi keuntungan dari pembiayaan hutang. Pertama, utang biasanya lebih murah
daripada ekuitas karena adanya janji perusahaan mengenai persyaratan pembayaran yang telah
ditetapkan kepada pemegang utang. Kedua, pada kebanyakan negara, bunga pembiayaan utang
sebagai pengurang pajak, sedangkan dividen kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan
dari pajak. Ketiga, pembiayaan utang bisa memaksa manajemen perusahaan untuk disiplin dan
memotivasinya untuk mengurangi pemborosan. Keempat, sering lebih mudah bagi manajemen
mengkomunikasikan informasi strategi perusahaan dan prospek bagi pemberi pinjaman swasta
daripada pasar modal publik. Komunikasi tersebut berpotensi mengurangi biaya modal
perusahaan. Karena alasan ini, adalah menguntungkan bagi perusahaan untuk menggunakan
beberapa hutang dalam struktur modalnya. Terlalu banyak ketergantungan pada pembiayaan
hutang, berpotensi merugikan pemegang saham perusahaan. Perusahaan akan menghadapi
kesulitan keuangan jika gagal membayar bunga dan pokok. Debt holders juga memberlakukan
perjanjian pada perusahaan, membatasi operasi perusahaan, investasi, dan keputusan
pembiayaan.
Struktur modal perusahaan yang optimal ditentukan terutama oleh risiko bisnis. Arus kas
suatu perusahaan dapat diprediksi bila ada sedikit kompetisi atau ada sedikit ancaman perubahan
teknologi. Perusahaan tersebut memiliki risiko bisnis yang rendah dan karenanya dapat
mengandalkan pada pembiayaan utang. Sebaliknya, jika arus operasi kas perusahaan sangat
berubah-ubah dan kebutuhan belanja modal tidak bisa diprediksi, mungkin harus mengandalkan
pada pembiayaan ekuitas. Sikap manajer terhadap risiko dan fleksibilitas keuangan juga sering
menentukan kebijakan hutang perusahaan.
Ada beberapa rasio yang membantu analis pada area ini. Untuk mengevaluasi campuran
hutang dan ekuitas dalam struktur modal perusahaan, rasio berikut ini berguna:

Rasio pertama menyatakan kembali aset-to-equity ratio (salah satu dari tiga rasio utama
yang mendasari ROE) dengan mengurangkan satu dari itu. Rasio kedua memberikan indikasi
tentang bagaimana banyaknya dolar pada pembiayaan hutang menggunakan setiap dolar yang
diinvestasikan oleh pemegang saham. Rasio ketiga menggunakan hutang bersih, yang merupakan
total hutang dikurangi kas dan surat berharga, sebagai ukuran pinjaman perusahaan. Rasio
keempat dan kelima mengukur utang sebagai proporsi dari jumlah modal. Dalam menghitung
semua rasio di atas, penting untuk memasukkan semua kewajiban berbunga, apakah beban bunga
yang eksplisit atau implisit. Ingat bahwa contoh item yang membawa muatan bunga implisit
termasuk kewajiban guna usaha dan kewajiban pensiun. Analis terkadang memasukkan potensi
kewajiban neraca yang perusahaan miliki, seperti sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan,
dalam definisi hutang perusahaan.
Kemudahan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga merupakan indikasi tingkat
risiko yang terkait dengan kebijakan utang. Rasio cakupan bunga memberikan ukuran dari
konstruksi ini:

Satu juga dapat menghitung coverage ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan atas
semua kewajiban keuangan tetap, seperti pembayaran bunga, pembayaran sewa, dan pembayaran
utang, dengan tepat mendefinisikan ulang pembilang dan penyebut dalam rasio di atas. Dalam
melakukan hal itu penting untuk diingat bahwa pembayaran biaya tetap, seperti interest dan lease
rentals dibayar sebelum pajak, sementara yang lain, seperti pembayaran hutang dibayar setelah
pajak.
Coverage ratio berbasis pendapatan menunjukkan laba yang tersedia untuk setiap dolar
pembayaran bunga yang dibutuhkan; coverage ratio berbasis arus kas menunjukkan indikasi
dollar dari keseluruhan kas operasi yang dihasilkan untuk setiap dolar pembayaran bunga
dibutuhkan. Dalam kedua rasio ini, penyebut adalah beban bunga. Dalam pembilang kita
menambahkan pajak kembali karena pajak dihitung hanya setelah beban bunga dikurangi.
Coverage ratio yang satu menyiratkan bahwa kegiatan operasi perusahaan meliputi beban bunga
yang merupakan situasi yang sangat berisiko. Semakin besar coverage ratio, semakin besar
perusahaan harus memenuhi kewajiban bunga.
Rasio dari data yang dipisahkan
Para analis sering memeriksa rasio di atas lebih lanjut dengan memisahkan data keuangan
dan data fisik. Sebagai contoh, sebuah perusahaan multibusiness, orang bias menganalisis
informasi melalui segmen usaha perorangan. Analisis semacam ini dapat mengungkapkan
perbedaan potensial dalam kinerja setiap unit bisnis, memungkinkan analis untuk menentukan
daerah mana strateginya berjalan dan mana yang tidak. Hal ini juga memungkinkan untuk
menyelidiki rasio keuangan lebih lanjut dengan menghitung rasio data fisik yang berkaitan
dengan operasi perusahaan. Data fisik yang tepat melihat variasi dari industri ke industry.
Putting It All Together: Menilai Laju Pertumbuhan Berkelanjutan
Analisis sering menggunakan konsep pertumbuhan berkelanjutan sebagai cara untuk
mengevaluasi rasio suatu perusahaan secara komprehensif. Tingkat pertumbuhan berkelanjutan
didefinisikan sebagai
Sustainable growth rate = ROE x (1 - Dividend payout ratio)
Dividen payout ratio didefinisikan sebagai:

Dividend payout ratio suatu perusahaan adalah ukuran dari kebijakan dividen, perusahaan
membayar dividen karena beberapa alasan. Dividen adalah cara bagi perusahaan untuk
mengembalikan ke pemegang saham setiap kas yang dihasilkan lebih dari operasi dan kebutuhan
investasi. Bila ada asimetri informasi antara manajer perusahaan dan shareholder, pembayaran
dividen dapat berfungsi sebagai sinyal kepada pemegang saham tentang harapan manajer
terhadap prospek masa depan perusahaan. Perusahaan juga dapat membayar dividen untuk
menarik pemegang saham.
Laju pertumbuhan berkelanjutan adalah tingkat di mana perusahaan dapat tumbuh
sekaligus menjaga kemampuan profit dan kebijakan keuangan yang tidak berubah. Return on
equity perusahaan dan kebijakan pembayaran dividen menentukan kolam dana yang tersedia
untuk pertumbuhan. Tentu saja perusahaan dapat tumbuh apabila profitabilitas, kebijakan
pembayaran, atau perubahan financial leverage pada tingkat yang berbeda dari laju pertumbuhan
yang berkelanjutan. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan menyediakan
sebuah patokan terhadap rencana pertumbuhan yang dapat dievaluasi perusahaan. Jika
perusahaan bermaksud untuk tumbuh pada tingkat lebih tinggi dari laju pertumbuhan
berkelanjutan, orang bisa menilai mana rasio yang mungkin berubah.
CASH FLOW ANALYSIS
Pembahasan analisis rasio difokuskan pada analisis laporan laba rugi suatu perusahaan
(analisis net profit margin) atau neraca (asset turnover dan financial leverage). Analis bisa
mendapatkan wawasan lebih jauh tentang aktivitas operasi perusahaan, investasi, dan kebijakan
pembiayaan dengan memeriksa arus kas. Analisis arus kas juga memberikan indikasi kualitas
informasi dalam laporan laba rugi perusahaan dan neraca.
Arus Kas dan Laporan Arus Dana
Dalam laporan arus kas, perusahaan mengklasifikasikan arus kas menjadi tiga kategori:
arus kas dari operasi, arus kas yang berkaitan dengan investasi, dan arus kas yang berhubungan
dengan kegiatan pembiayaan. Arus kas operasi adalah kas yang dihasilkan oleh perusahaan dari
penjualan barang dan jasa setelah membayar biaya input dan operasi. Arus kas yang berkaitan
dengan kegiatan investasi menunjukkan uang tunai dibayarkan untuk pengeluaran modal,
intercorporate investasi, akuisisi, dan kas yang diterima dari penjualan aset jangka panjang. Arus
kas yang berkaitan dengan kegiatan pembiayaan menunjukkan kas yang diperoleh dari (atau
dibayarkan kepada) pemegang saham perusahaan dan pemegang utang.
Finlandia menggunakan dua format laporan arus kas: format langsung dan tidak
langsung. Perbedaan utama antara kedua format adalah cara mereka melaporkan arus kas dari
kegiatan operasi. Dalam format arus kas langsung, hanya digunakan oleh sejumlah kecil
perusahaan, penerimaan kas operasi dan pengeluaran dilaporkan secara langsung. Dalam format
tidak langsung, perusahaan memperoleh arus kas operasi dengan membuat penyesuaian terhadap
laba bersih. Karena ada hubungan format tidak langsung laporan arus kas dengan laporan laba
rugi perusahaan dan neraca, banyak analis dan manajer menemukan format ini lebih bermanfaat.
Akibatnya, FASB mengharuskan perusahaan melaporkan arus kas operasi menggunakan format
langsung dan format tidak langsung juga.
Pendapatan bersih berbeda dari arus kas operasi karena pendapatan dan beban diukur
dengan menggunakan dasar akrual. Ada dua jenis akrual dalam laba bersih. Pertama, ada akrual
lancar seperti penjualan kredit dan biaya belum dibayar. Akrual Lancar mengakibatkan
perubahan aktiva lancar suatu perusahaan (seperti sebagai piutang, persediaan, biaya dibayar
dimuka) dan kewajiban lancar (seperti kewajiban hutang dan masih harus dibayar). Jenis akrual
kedua dalam laporan laba rugi adalah akrual tidak lancar seperti depresiasi, pajak ditangguhkan,
dan pendapatan ekuitas dari anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi. Untuk memperoleh arus
kas dari operasi dari laba bersih, penyesuaian harus dilakukan untuk kedua jenis akrual ini.
Selain itu, penyesuaian harus dilakukan untuk keuntungan nonoperasional yang termasuk dalam
laba bersih seperti keuntungan dari penjualan aset.
Laporan arus dana biasanya memberikan informasi tentang modal kerja perusahaan dari
operasi, yang didefinisikan sebagai pendapatan bersih yang disesuaikan dengan akrual tidak
lancar, dan keuntungan dari penjualan aset jangka panjang. Seperti dibahas di atas, arus kas dari
operasi pada dasarnya melibatkan ketiga penyesuaian, penyesuaian untuk akrual saat ini. Oleh
karena itu, relatif mudah untuk mengkonversi modal kerja dari operasi untuk arus kas dari
operasi dengan membuat penyesuaian yang relevan untuk akrual saat ini yang terkait dengan
operasi.
Informasi tentang akrual saat ini dapat diperoleh dengan memeriksa perubahan aktiva dan
kewajiban lancar di suatu perusahaan. Biasanya, akrual operasi merupakan perubahan di semua
akun aset lancer selain kas dan setara kas, dan perubahan dalam semua kewajiban lancar selain
wesel bayar dan bagian lancer dari utang jangka panjang. Kas dari operasi dapat dihitung sebagai
berikut:
Modal kerja dari operasi
- Kenaikan (atau + penurunan) piutang dagang
- Kenaikan (atau + penurunan) persediaan
- Kenaikan (atau + penurunan) aset lancar lainnya tidak termasuk kas dan setara kas
+ Kenaikan (atau - penurunan) hutang dagang
+ Kenaikan (atau - penurunan) kewajiban lancar lainnya dan tidak termasuk utang.
Analisis Informasi Arus Kas
Informasi sementara dalam laporan arus kas dilaporkan dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan diatas langsung dalam kasus beberapa perusahaan, mungkin tidak mudah untuk
melakukannya selalu karena beberapa alasan. Pertama, meskipun PSAK 95 menyediakan
pedoman luas pada format dari laporan arus kas, masih ada variasi yang signifikan di seluruh
perusahaan, bagaimana data arus kas diungkapkan. Oleh karena itu, untuk memudahkan analisis
yang sistematis dan perbandingan di seluruh perusahaan, analis sering menyusun kembali
informasi dalam laporan arus kas menggunakan model aliran kas sendiri. Kedua, beban bunga
perusahaan dan pendapatan bunga dalam komputasi arus kas dari aktivitas operasi. Namun, dua
item tersebut tidak berhubungan dengan operasi perusahaan. Beban bunga merupakan fungsi dari
leverage keuangan, dan pendapatan bunga berasal dari aset keuangan daripada aktiva
operasional. Oleh karena itu berguna untuk menyajikan kembali laporan arus kas untuk
mempertimbangkan ini
Analis menggunakan sejumlah pendekatan yang berbeda untuk menyajikan kembali data
arus kas. Arus kas dari operasi disajikan dalam dua tahap. Langkah pertama menghitung arus kas
dari operasi sebelum operasi investasi modal kerja. Dalam komputasi ini, tidak termasuk beban
bunga dan pendapatan bunga. Untuk menghitung laba bersih ini, dimulai dengan net income
perusahaan, analis menambahkan kembali tiga jenis item: (1) beban bunga bersih setelah pajak
karena item pembiayaan ini akan dipertimbangkan kemudian, (2) keuntungan atau kerugian non
operasional biasanya timbul dari penyelesaian aset atau asset write-off karena item ini
merupakan investasi yang terkait dan akan dipertimbangkan kemudian, dan (3) operasi jangka
panjang akrual seperti penyusutan dan pajak tangguhan karena ini adalah biaya operasi non-kas.
Beberapa faktor mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas
positif dari operasi. Perusahaan sehat yang berada dalam kondisi mapan harus menghasilkan
lebih banyak uang dari pelanggan mereka daripada yang mereka keluarkan untuk biaya
operasional. Sebaliknya, perusahaan tumbuh terutama adanya investasi kas dalam penelitian dan
pengembangan, periklanan dan pemasaran, atau bangunan organisasi untuk mempertahankan
pertumbuhan di masa depan - mungkin mengalami arus kas operasi negatif. Manajemen modal
kerja perusahaan juga mempengaruhi apakah mereka menghasilkan arus kas positif dari operasi.
Perusahaan dalam tahap pertumbuhan biasanya menginvestasikan sebagian arus kas operasi pada
modal kerja. Investasi bersih dalam modal kerja adalah fungsi dari kebijakan kredit perusahaan
(account receivable), kebijakan pembayaran (hutang, biaya dibayar dimuka, dan kewajiban yang
masih harus dibayar), dan pertumbuhan yang diharapkan dalam penjualan (persediaan). Jadi,
dalam menafsirkan arus kas perusahaan dari aktivitas operasi setelah modal kerja, penting untuk
memikirkan strategi pertumbuhan mereka, karakteristik industri dan kebijakan kredit.
Analisis arus kas model berikutnya berfokus pada arus kas yang terkait dengan investasi
jangka panjang. Bentuk investasi ini berupa capital expenditure, investment, mergers and
acquisitions. Setiap arus kas operasi yang positif, setelah melakukan investasi usaha modal kerja
memungkinkan perusahaan mengejar peluang pertumbuhan jangka panjang-tunities. Jika arus
kas operasi perusahaan setelah investasi modal kerja tidak cukup untuk membiayai investasi
jangka panjang, ia harus mengandalkan pembiayaan eksternal untuk mendanai pertumbuhannya.
Perusahaan yang kurang fleksibel, mengejar investasi jangka panjang daripada membiayai
pertumbuhan mereka secara internal. Ada biaya dan manfaat dari mampu untuk mendanai
pertumbuhan internal. Biaya adalah bahwa manajer bebas menggunakan arus kas internal untuk
dana investasi tidak menguntungkan. Seperti belanja modal cenderung boros jika manajer
dipaksa untuk mengandalkan pemasok modal eksternal. Ketergantungan pada pasar modal
eksternal mungkin akan sulit bagi manajer melakukan investasi jangka panjang yang berisiko
jika tidak mudah untuk mengkomunikasikan manfaat pasar modal dari investasi tersebut.
Setiap kelebihan arus kas sesudah investasi jangka panjang adalah aliran kas bebas yang
mampu memanfaatkan baik untuk pemegang hutang dan ekuitas pemegang. Pembayaran kepada
debt holders termasuk pembayaran bunga dan pembayaran pokok. Perusahaan dengan arus kas
negatif bebas meminjam tambahan dana untuk memenuhi bunga dan kewajiban pembayaran
utang, atau memotong beberapa investasi mereka dalam working capital atau investasi jangka
panjang, atau maslah ekuitas tambahan. Keadaan ini jelas berisiko financial bagi perusahaan.
Analis harus fokus pada sejumlah langkah arus kas: (1) arus kas dari operasi sebelum
investasi dalam modal kerja dan pembayaran bunga, untuk memeriksa apakah perusahaan
mampu atau tidak menghasilkan uang surplus dari operasi perusahaan, (2) arus kas dari operasi
setelah investasi untuk modal kerja, untuk menilai bagaimana modal kerja perusahaan dikelola
dan apakah investasi tidak fleksibel dalam aset jangka panjang untuk pertumbuhan di masa
depan, ( 3) arus kas bebas tersedia untuk para pemegang hutang dan ekuitas, untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memenuhi bunga dan pembayaran pokok, dan (4) arus kas bebas
tersedia untuk para pemegang saham, untuk menilai kemampuan keuangan perusahaan untuk
mempertahankan kebijakan dividen dan untuk mengidentifikasi masalah agen potensial dari
kelebihan arus kas bebas. Langkah-langkah ini harus dievaluasi dalam konteks bisnis
perusahaan, strategi pertumbuhan, dan kebijakan keuangan. Selanjutnya, perubahan dalam
pengukuran dari tahun ke tahun memberikan informasi yang berharga pada stabilitas dinamika
arus kas perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Palepu, K. G., Healy, P. M., Wright, S., Bradbury, M., & Coulton, J. (2020). Business analysis
and valuation: Using financial statements. Cengage AU.

Anda mungkin juga menyukai