1
Ukuran apa yang dapat digunakan untuk menilai kinerja operasional
perusahaan?. Sejauh mana dampak ukuran tersebut terhadap keputusan-
keputusan strategis?. Bagaimanakah perilaku eksekutif dalam memanfaatkan
ukuran kinerja perusahaannya untuk sukses dalam kompetisi dan pada saat yang
bersamaan memenuhi harapan-harapan pelanggan, karyawan dan penyandang
dana (stakeholders satisfaction concept)?
2. Rasio Aktivitas
Rasio ini mencoba untuk mengukur efisiensi dari kegiatan operasional
perusahaan dan mencoba mengungkapkan masalah-masalah yang selama
ini tersembunyi. Termasuk dalam kategori ini adalah :
a. Total Assets Turnover (ATO), yaitu rasio antara penjualan terhadap
jumlah harta keseluruhan.
b. Collection Period, yaitu mengukur jangka waktu pembayaran piutang
oleh pembeli.
c. Inventory Turnover (ITO), yaitu mengukur tingkat perputaran barang
dari persediaan ke penjualan dan dinyatakan dengan rasio antara harga
pokok penjualan (HPP) terhadap tingkat persediaan.
d. Fixed Assets Turnover, yaitu mengukur tingkat penggunaan harta tetap
dinyatakan dalam rasio antara penjualan bersih terhadap harta tetap
bersih (setelah dikurangi akumulasi penyusutan).
3. Rasio Leverage
Rasio ini ditujukan untuk mengukur seberapa baik struktur permodalan
perusahaan. Termasuk dalam rasio leverage ini adalah :
a. Debt Ratio, yaitu perbandingan jumlah hutang terhadap jumlah modal.
b. Debt Equity Ratio (DER), yaitu perbandingan jumlah modal saham
terhadap jumlah modal keseluruhan.
c. Times Interest Earned (TIE), yaitu mengukur tingkat kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban bunga kepada kreditur.
4. Ratio Likuiditas
Rasio ini mengukur seberapa likuid perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Yang termasuk dalam kategori ini adalah :
a. Current Ratio, yaitu rasio antara harta lancar dengan hutang lancar.
b. Quick Ratio, yaitu rasio antara harta lancar tanpa persediaan terhadap
kewajiban jangka pendek.
3
Dalam menganalisa setiap ukuran (rasio) diatas, angka-angka yang diperoleh
dari perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan bermakna bila
setidaknya satu dari dua hal berikut ini dapat terpenuhi :
1. Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat
resiko yang hampir sama.
2. Adanya analisa kecenderungan (trend analisys) dari setiap rasio terhadap
rasio pada tahun-tahun sebelumnya.
NITAMI (Rp) = EBIT (Rp) – Beban Pajak (Rp) – Ongkos Modal (Rp)
Jika NITAMI > 0, maka kita telah menambahkan nilai tambah kedalam usaha
tersebut. Jika NITAMI = 0, maka berarti secara ekonomis usaha tersebut impas,
karena semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang
dana baik kreditur maupun pemegang saham. Bila NITAMI < 0, maka usaha
tersebut tidak menghasilkan nilai tambah secara ekonomis, sebab laba yang
tersedia tidak mampu memenuhi harapan-harapan penyandang dana (terutama
pemegang saham).
4
KD = (1 – t) x % beban bunga terhadap jumlah hutang
KE = rf + β (rm – rf)
Dimana :
rf = tingkat bunga investasi yang dapat diperoleh tanpa resiko
rm = tingkat bunga investasi rata-rata dari keseluruhan pasar
β = faktor resiko (beta) yang berlaku spesifik untuk perusahaan tersebut
5. Menghitung NITAMI
NITAMI dapat dihitung dengan menggunakan rumus sederhana sebagai
berikut :
NITAMI (Rp) = EBIT (Rp) – Beban Pajak (Rp) – Ongkos Modal (Rp)
5
Nitami merupakan suatu ukuran kinerja operasional yang dapat berdiri sendiri
tanpa perlu ukuran yang lain. Hal ini merupakan faktor keuntungan aplikasi
metode NITAMI dalam suatu usaha dibandingkan dengan ukuran kinerja yang
sudah lazim (konvensional).
NITAMI tidak memerlukan analisis kecenderungan dan / atau perbandingan
dengan perusahaan yang memiliki tingkat resiko hampir sama. Selain itu
NITAMI juga dapat dipakai sebagai dasar penilaian pemberian bonus kepada
karyawan terutama pada divisi-divisi yang memberikan NITAMI positif
demikian pula sebaliknya.
Walaupun NITAMI berorientasi operasional, akan tetapi sangat berpengaruh
dalam menentukan arah strategis perkembangan portofolio perusahaan. Bila
suatu unit usaha selalu memiliki NITAMI negatif, barangkali sudah saatnya
pimpinan perusahaan holding dari unit usaha tersebut, harus menghentikan
kegiatan unit usaha dan meninggalkannnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dipo, Handowo. 1993, Sukses Memperoleh Dana Usaha, Grafiti.
2. Fruhan, William E, 1992, Case Problem in Finance, 10 th Ed., Graduate
School of Business Administration, Harvard University, Irwin.
3. Gatot, Widayanto, 1993, EVA / NITAMI : Suatu Terobosan Baru Dalam
Pengukuran Kinerja Perusahaan, Majalah Usahawan no.12, Tahun XXII,
Desember 1993.
4. Higgins, Robert C, 1989, Analysis For Financial Management, 2 th Ed.,
Richard D. Irwin Inc.
5. Schlosser, Michael, 1992, Corporate Finance – A model Building
Approach, 2 th Ed., Prentice Hall Inc.