Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak ditemukan orang yang tidak mau mencoba untuk
memulai usaha kecil, mungkin beranggapan bahwa keluarganya bukan dari
kalangan pengusaha sehingga menimbulkan rasa kurang percaya diri. Tetapi
bayak juga orang yang selalu mencoba berusaha, mungkin karena
beranggapan bahwa pengusaha besar pasti memulai usahanya dengan usaha
yang kecil sehingga dengan kerja keras, usahanya dapat berkembang seperti
sekarang ini.
Evaluasi Usaha adalah Suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja
suatu usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah
membandingkan rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai
dengan apa yang telah dicapai pada akhir masa produksi.
Suatu usaha dikatakan berhasil apabila usaha tersebut dapat memenuhi
kewajiban membayar bunga modal, alat - alat luar yang digunakan, upah
tenaga kerja luar serta sarana produksi yang lain dan termasuk kewajiban
pada pihak ketiga.
Bagi pelaku usaha baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro atau Usaha
menengah mengalami kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan
sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang
menginginkan selalu mengalami kemajuan Usaha dari waktu ke waktu. Akan
tetapi kemandegan dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal yang
tidak bisa dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap.
Banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai
lesu, persaingan yang makin ketat, produktifitas menurun, biaya produksi
yang meningkat dan lain-lain. Bagaimana agar usaha selalu mengalami
kemajuan, atau paling tidak tidak surut ke belakang? Setelah rencana bisnis
yang kita buat dengan baik apakah sudah cukup? tentu tidak kita perlu
melakukan evaluasi dan ‘
monitoring usaha. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan
evaluasi terhadap usaha yang sudah dilaksanakan.
Melakukan evaluasi kemajuan usaha merupakan proses yang
berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari
kegiatan montoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil
monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa
yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur
sekaligus menjadi sarana belajar dan proses mengupgrade diri. dalam proses
inibisa jadi ditemukan hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis.
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Evaluasi Hasil Usaha


Evaluasi hasil usaha atau bisnis merupakan tahap yang sangat penting
di dalam manajemen uasaha atau bisnis untuk memberikan feedback atas
pelaksanaannya berada pada jalur yang benar. Evaluasi usaha yang baik
adalah evaluasi yang memberikan dampak positif pada perkembangan suatu
program-program kinerja uasahanya.
Evaluasi hasil usaha yang baik adalah evaluasi yang memberikan
dampak positif pada perkembangan suatu program-program kinerja usahanya.
Oleh karena itu, sistem dan proses evaluasi harus mampu menjelaskan atau
mengungkapkan dan memberi gambaran tentang keberhasilan usaha atau
bisnis yang sesuai dengan tujuannya.

B. Peta Konsep dalam Mengevaluasi Hasil Usaha


1. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio merupakan teknik atau alat pengukur prestasi
perusahaan dalam hal menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas,
keefektifan operasi, serta derajat keuntungan perusahaan. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis.
2. Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Aktivitas
a. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Rasio likuiditas adalah rasio
yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
Semua perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang
kuat apabila mampu:
1) Memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.
2) Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal.
3) Membayar bunga dan deviden yang segera dibayar.
4) Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.
Berikut adalah rasio pengukuran likuiditas
1) Current ratio
Current ratio adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi utang lancarnya dengan aktiva lancarnya.
2) Quick ratio
Rasio ini membandingkan antara harta lancar selain persediaan
barang dengan utang lancar.
3) Cash ratio
Cash ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
memenuhi utang lancarnya dengan menggunakan aktiva yang
paling lancar yaitu kas dan efek.
4) Working capital to total assets ratio
Rumus rasio modal kerja dengan total aktiva (working capital to
total assets) ratio digunakan untuk mengukur likuiditas dari total
aktiva dan posisi modal kerja neto.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajiban dengan aset yang dimilikinya disebut
rasio solvabilitas. Solvabilitas suatu perusahaan adalah kemampuan
perusahaan untuk membayar utang dalam jangka panjang.
Tujuan rasio solvabilitas atau rasio mengukur efektivitas
operasi, sangat berguna untuk kepentingan kreditur jangka panjang
atau para pemegang saham. Rasio ini mengukur dan menganalisis
posisi keuangan jangka panjang dan hasil operasinya. Sehingga dapat
diketahui hal berikut.
1) Apakah perusahaan sudah menggunakan secara baik atau
menguntungkan modal yang merupakan pinjaman.
2) Apakah modal yang diperoleh sudah diinvestasikan dalam
keseimbangan yang baik.
3) Apakah jumlah investasi dalam harta yang dioperasikan sesuai
dengan penghasilan atau volume penjualan di waktu mendatang.
Dalam literature Anglosaxon, solvabilitas sering disebut
sebagai actual solvency, sedangkan perhitungan solvabilitas, aktiva
tidak berwujudtidak ikut diperhitungkan.
1) Debt ratio
Debt ratio adalah kemampuan menutupi seluruh utangnya dengan
aset yang dimiliki.
2) Debt to equity ratio
Debt to equity ratio adalah kemampuan perusahaan menutupi
seluruh utangnya dengan modal yang dimiliki.
3) Long term debt to equity ratio
Long term debt to equity ratio adalah kemampuan perusahaan
untuk menutupi utang jangka panjang dengan modal sendiri.
c. Rentabilitas atau Profibilitas
Ratio rentabilitas atau profibilitas perusahaan adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dari sejumlah dana yang
diinvestasikan, untuk periode atau jangka waktu tertentu. Tujuan rasio
rentabilitas adalah untuk mengukur prestasi perusahaan dalam hal
mendapatkan keuntungan atau rentabilitas usaha atas modal yang kita
gunakan.
Rentabilitas perusahaan dapat diukur dengan memperbandingkan
laba dengan modal (aktiva yang digunakan).
Dalam praktik, untuk menilai rentabilitas dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut:
1) Membandingkan antara laba operasi atau usaha dengan aktiva
operasi.
2) Membandingkan laba bersih setelah panjang pajak penghasilan
dengan aktiva operasi.
3) Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan
keseluruhan aktiva tetap berwujud.
4) Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan
modal sendiri.
Dari berbagai cara yang digunakan, terdapat dua cara yang paling
sering dan populer digunakan, yaitu:
1) Rentabilitas ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah penjualan barang dagangan antara
laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan
untuk menghasilkan laba tersebut. Dalam pengukuran rentabilitas
ekonomi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a) Modal yang diperhitungkan hanyalah modal operasi yang
benar-benar digunakan dalam perusahaan (operating capital
atau operating assets).
b) Laba yang diperhitungkan hanyalah laba yang berasal dari
operasi perusahaan berupa laba usaha neto (net operatig
income).
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau disebut juga rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik
modal sendiri dan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut. Dalam mengukur modal sendiri, perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a) Modal sendiri yang diperhitungkan dalah yang benar-benar
digunakan dalam operasi perusahaan.
b) Laba yang diperhitungkan adalah laba setelah dikurangi dengan
bunga modal asing (pinjaman) dan pajak penghasilan.
d. Rasio Aktivitas
Ratio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menggunakan asetnya dengan efisien. Alat
analisisnya antara lain sebagai berikut:
1) Inventory turn over
Inventory turn over (perputaran persediaan) adalah kemampuan
perusahaan dalam menggunakan persediaannya secara efisien.
2) Asset turn over
Asset turn over adalah kemampuan perusahaan dalam
menggunakan asetnya secara efisien. Rasio ini digunakan untuk
mengetahui perputaran harta perusahaan dalam satu periode usaha
atau periode berproduksi.
3) Receivables turn over
Receivables turn over adalah kemampuan perusahaan dalam
memperhitungkan piutangnya secara efisien.
3. Laporan Perusahaan
a. Analisis Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Analisis pelaksanan kegiatan perusahaan perlu dibuat dan
disusun secara sistematis dan secemat mungkin , serta logis ,. Laporan
kegiataan usaha dalam penyampaaian informasi, sehingga akan
tercipta komunikasi antar yang melaporkan dan pihak yang diberi
laporan . laporan pelaksanan kegiatan hendaknya bersifat komuikatif ,
jelas , dan mudah dipahami oleh semua pihak .
Agar menjadi komunikatif , sebaiknya laporan pelaksana
kegiatan usaha disusun dalam bahasa Indonesia yang lugas da mudah
dimengerti . dikatakan logis apabila segala keterangan yang dianalisis
dapat diteliti alasan-alasannya , apakah laporan nya masuk akal atau
tidak . dikatakan sistematis , apabila keterangan-keterangan yag
dikemukaan didalam laporan pelaksanaan kegiataan usaha disusun
dalam urutan yang memperlhatkan adanya saling ketrikatan . laporan
pelaksanaan dikatakan lugas, apabila bahsa yang digunaka langsung
menjawab persoalan yang nyata bdan tidak bertele-tele.
b. Analisis Laporan Keuangan
Pada akhir tahun seluruh kegiatan usaha perusahaan
diiktasrikan dan dilaporkan untuk danalisisoleh ihak yang
berkepntingan , untuk memperoleh informasi yang tepat dalam
mengambl keputusan . analisis laporan keuangan adalah evaluasi atau
penafsiran neraca dan daftra perubahan keuangan perusahaan .
Mengadakan analisis laporan keuangan sangat penting untk
mengatahui keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan
yang bersangkutkan . analisis laporan keuangan pada hakikat nya
adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaa keuangan perusahaan
. Untuk lebih dapat menggambarkan perubahan posisi keuangan dan
sifat perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu , suatu
perusahaan dharuskan membuat laporan keuangan paling lama 2 tahun
dari kegiatan usahanya .
1) Dasar analisis laporan keuangan
a) Keadaan keuangan jangka pendek
b) Keadaan keuangan janka panjang
c) Hasil usaha perusahaan
2) Kegunaan hasil analisis keuangan
a) Para peimili perusahaan
b) Manejer perusahaan
c) Invekstor,bankers,dan kreditur
d) Pemerintah
e) Karyawan
4. Rencana Pengembangan Usaha
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan
pernyataan dan informasi dari seseorang atau adan usaha kepada orang
atau badan usaha lainnya.komunikasi antarbadan usaha perlu ditingkatkan,
terutama dengan rekanan, langganan, bahkan dengan saingan.
Peningkatan komunikasi antarbadan usaha dapat dilakukan secara
formal maupun secara nonformal. Meningkatkan komunikasi antarbadan
usaha secara formal antara lain melalui:
a. Seminar-seninar dalam bisnis.
b. Penataran-penataran yang berhubungan dengan bisnis
c. Pelatihan-pelatihan dalam bisnis
Meningkatkan komunikasi antarbadan usaha secara nonformal
dilakukan dengan cara berikut:
a. Obrolan bisnis pada waktu diadakan resepsi pernikahan, perpisahan,
penggantian pemimpin perusahaan dsb.
b. Adanya kekeluargaan yang diteruskan dengan pembicaraan bisnis.
c. Negoisasi dalam bisnis.
5. Faktor Pendukung Kegiatan Usaha
a. Faktor manusia
b. Faktor keuangan
c. Faktor permodalan;
Menurut sumbernya:
1) Modal sendiri
2) Modal asing (modal luar);
Menurut lama penggunaannya:
1) Modal pasif jangka pendek
2) Modal pasif jangka panjang
d. Faktor organisasi
e. Faktor perencanaan
f. Faktor mengatur bisnis
g. Faktor pajak dan asuransi
h. Faktor fasilitas pemerintah
i. Catatan bisnis, yang meliputi antara lain:
1) Neraca
2) Laporan rugi/laba
3) Perubahan modal perusahaan
4) Administrasi perusahaan
5) Banyaknya karyawan perusahaan
6) Pemasaran dan penjualan
7) Para pesaing
8) Mitra bisnis
9) Para pelanggan dan konsumen potensial
10) Pasar yang dituju
11) Banyaknya produk dan persediaan
6. Faktor Penghambat Kegiatan Usaha
a. Kurangnya pengalaman di dalam usaha
b. Tidak tepat atau cocok memilih jenis usaha
c. Tidak adanya perencanaan usaha yang tepat
d. Keuangan atau permodalan usaha kurang sekali
e. Tidak adanya ketertarikan pada bidang usaha yang sedang digeluti
f. Tidak ada dukungan dari pemerintah daerah
g. Tidak mempunyai keahlian di dalam usaha
h. Tidak mempunyai semangat kewirausahaan
i. Tidak percaya pada kemampuan diri sendiri
7. Rencana Usaha
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
pemilihan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan,
program dan anggaran. Dalam pengertian ekonomi, usaha atau bisnis
adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok
individu yang dilaksanakan secara legal dengan menggunakan dan
mengkombinasikan sumberdaya atau faktor-faktor produksi untuk
menyediakan barang dan/atau jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk
memperoleh manfaat finansial, yaitu laba bisnis atau laba usaha (business
profit).
Dari kedua pengertian di atas sekarang dapat didefinisikan arti
perencanaan usaha yaitu sebagai proses penentuan visi, misi dan tujuan,
strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran yang
diperlukan untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis tertentu.
8. Tujuan Usaha
Tujuan merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di
mana organisasi atau perusahaan bermaksud untuk mewujudkannya dan
sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana
organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk menimbulkannya
http://www.academia.edu/5439670/Makalah_Kewirausahaan
http://siti-suhartini-malik.blogspot.com/2013/02/bab-8-mengevaluasi-hasil-
usaha.html

Anda mungkin juga menyukai