Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ANALISIS BISNIS DAN ALAT PENILAIAN UNTUK SEKTOR JASA


DAN PERDAGANGAN”
Dosen Pengampu : I Gusti Agung Ayu Pramita Indraswari

Disusun Oleh : Kelompok 6

1. Ni Komang Sri Budi Laksmi (119211293)


2. Nyoman Ayu Noviyanti (119211294)
3. I Gusti Ayu Made Pradnya Resti Dewi (119211303)
4. Marcella Cindy Putri Anggraini (119211305)
5. Hanako regina (119211306)
6. Putu Cornelia Sekardiny (119211304)
7. Ni Putu Amelia Putri Paraswati (119211308)
8. Komang Mahendra Surya Ardinatha (119211296)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL


2021/2022
2.1 Alat Analisis dan Penilaian Bisnis untuk Sector Jasa dan Perdagangan

 Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Analisis rasio keuangan (financial ratio analysis) adalah alat untuk mengukur kinerja
perusahaan berdasarkan data perbandingan yang ditulis dalam laporan keuangan seperti laporan
neraca, laba rugi, dan arus kas dalam satu periode tertentu. Analisis rasio keuangan menjadi bahan
penilaian seberapa sehat perusahaan tersebut pantas mendapatkan suntikkan investasi atau
pinjaman dana untuk dikelola.

Fungsi Analisis Rasio Keuangan (Financial Analysis Ratio)

Selain menjadi alat ukur sehat-tidaknya sebuah perusahaan, analisis rasio keuangan memiliki
manfaat lainnya yaitu;

‒ Melihat tren kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu.


‒ Bahan evaluasi sumber daya perusahaan seperti supplier, peralatan, proses produksi bahkan
karyawan itu sendiri.
‒ Sebagai acuan investor untuk memilih perusahaan.
‒ Sebagai bahan pertimbangan kreditur.
‒ Menilai efektifitas strategi perusahaan dalam membangun keunggulan kompetitif.
‒ Analisis kekuatan internal dan kemampuan daya saing perusahaan dengan kompetitor.
‒ Sebagai bahan referensi audit internal transaksi yang terjadi pada perusahaan baik dari sektor
keuangan, operasional, atau sektor lain.
‒ Menentukan nilai kewajaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Jenis Jenis Analisis Rasio Keuangan

Berikut adalah jenis-jenis analisa rasio keuangan (financial analysis ratio) :

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Jenis rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban


finansial (likuiditas perusahaan) dalam jangka pendek. Rasio likuiditas dapat dibagi lagi
menjadi tiga jenis yaitu adalah sebagai berikut.

2. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa
aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Berikut rumus perhitungannya:

Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%

3. Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)

Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar


dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Rasio ini menunjukkan
kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar
rasio ini semakin baik. Rumus rasio keuangan cepat adalah berikut:

Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar x 100%

4. Rasio Kas (Cash Ratio)

Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam
bentuk rekening koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang dengan
mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara
yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Adapun rumus rasio keuangan kas adalah
berikut:

Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang lancar

Note: Nilai ideal dari ketiga perhitungan di atas adalah sebesar-besarnya 150% yang berarti
semakin besar hasil perhitungan rasio likuiditas maka semakin sehat kondisi perusahaan.

5. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (laba).


Dengan menggunakan rasio ini maka dapat mengetahui kelangsungan hidup
perusahaan (going concern). Terdapat beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur
rasio profitabilitas, yaitu:

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) merupakan ukuran persentase dari setiap hasil
sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin), rasio ini menghitung persentase dari setiap hasil
sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
Sederhanyanya, rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba bersih.
c. Operating Income Ratio, perhitungan ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
d. Earning Power of Total Investment, mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola
modal yang dimiliki dan diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva.
e. Return on Investment (ROI), menghitung kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan.
f. Return on Equity, kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih berdasarkan
ekuitas.
g. Return on Net Worth, financial analysis ratio ini mengukur kemampuan modal sendiri
yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.
Semakin tinggi nilai hasil perhitungan rasio profitabilitas berarti semakin baik nilai
keuntungan perusahaan.
6. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana dan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Ada dua jenis rasio solvabilitas
yaitu:

a. Rasio Utang terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)


Mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar
hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini menunjukkan
sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman
(solvable).
b. Rasio Utang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri
yang diberikan oleh pemilik perusahaan yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan kreditur dengan pemilik perusahaan. Semakin kecil porsi utang terhadap modal,
semakin aman.

7. Rasio Aktivitas (Activity Ratio

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan segala sumber daya
yang dimiliki.

- Perputaran Piutang (Receivable Turnover)


Perputaran piutang digunakan untuk mengukur kualitas dan efisiensi tingkat
perputaran piutang perusahaan dalam satu periode dengan membandingkan penjualan
dengan rata-rata piutang.
- Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Digunakan untuk mengukur tingkat kualitas dan efisiensi perputaran persediaan
perusahaan terhadap penjualan dalam satu periode tertentu.
- Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Rasio ini berguna untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva tetap secara efisien dalam rangka meningkatkan penjualan.
- Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover)
Rasio ini juga melibatkan aktiva lancar dan aktiva tetap. Dimana semakin besar rasionya,
maka semakin efektif perusahaan bisa memanfaatkan seluruh aktivanya terhadap konversi
penjualan.
- Perputaran Rerata Tagihan (Average Collection Turnover)
Rasio ini mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima
tagihan dari konsumen dalam satu tahun.
- Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih yaitu perbandingan antara aktiva
lancardengan hutang lancar terhadap penjualan dalam satu periode.
- Metode Analisis Rasio keuangan (Financial Ratio Analysis)
Metode yang digunakan dalam analisis rasio keuangan perusahaan adalah analisis common
size dan time series.

2.2 Analisis Strategi

Strategic analysis atau analisis strategia adalah analisis lingkungan bisnis (internal dan
eksternal) dengan penekanan pada implikasi lingkungan terhadap strategi perusahaan. Ini
dimulai dengan definisi misi untuk organisasi. Semua analisis strategis harus
memperhitungkan lingkungan eksternal organisasi yang berubah (sering digambarkan
menggunakan akronim PESTLE) dan kapasitas serta kemampuannya untuk
mengimplementasikan strategi. Alat yang biasa digunakan untuk analisis ini termasuk Matriks
BCG dan Matriks Ansoff.

a. Analisis eksternal

Analisis eksternal adalah pemindaian terhadap lingkungan operasi eksternal perusahaan.


Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman strategis dalam lingkungan
operasi perusahaan yang potensial mempengaruhi perusahaan.

Tiga lingkungan yang saling terkait harus diperiksa ketika melakukan analisis eksternal:

1. Lingkungan industri tempat perusahaan beroperasi


2. Lingkungan negara atau nasional,
3. Lingkungan makro seperti lingkungan politik, sosial, budaya, ekonomi dan lain
sebagainya.

b. Analisis internal

Analisis internal adalah pemeriksaan terperinci atas elemen atau struktur sumber daya,
kemampuan, dan kompetensi perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan perusahaan. Analisis internal melibatkan identifikasi dan analisis kemampuan
bisnis untuk merencanakan pengembangan atau produksi produk, dan promosi. Analisis
internal harus mengidentifikasi segala kekurangan dalam struktur bisnis saat ini yang dapat
menghambat adopsi strategi perusahaan, dan dapat memberikan informasi untuk bisnis dalam
hal pelatihan, personel tambahan atau alih daya keahlian, sebagaimana layaknya.

c. Analisis SWOT

SWOT adalah singakatn dari kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang


(opportunities), dan ancaman (threats). Ini adalah salah satu analisis untuk memonitor
lingkungan perusahaan, baik lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Setiap bisnis
perlu mengevaluasi kekuatan untuk memanfaatkan peluang atau meminimalkan ancaman
lingkungan internal. Untuk unggul, bisnis juga juga harus harus memperbaiki semua
kelemahannya.

Jika kita menggambarkan dalam sebuah kuadran, ada empat alternatif strategis yang
muncul. Mereka adalah:
1. Kekuatan-peluang (S-O): menggunakan kekuatan internal dalam untuk mengeksploitasi
peluang eksternal.
2. Kelemahan-Ancaman (W-T): menghilangkan atau meminimalkan kelemahan internal
untuk mengurangi ancaman eksternal.
3. Kekuatan-Ancaman (S-Tuntuk menggunakan kekuatan internal untuk meminimalkan efek
dari ancaman eksternal.
Kelemahan-Peluang (W-O): meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengambil
keuntungan dari peluang eksternal.

2.3 Pengikhtisaran Transaksi

1. Menganalisis Transaksi dalam Persamaan Dasar Akuntansi


 Bentuk Persamaan Akuntansi Tujuan utama mendirikan suatu perusahaan adalah
mencari laba. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus memiliki kekayaan,
yang akan dipergunakan untuk melakukan kegiatan usaha. Akutansi berhubungan erat
dengan masalah kekayaan dan hak atas kekayaan.

Dalam setiap perusahaan, jumlah kekayaan yang dimiliki besarnya selalu sama dengan jumlah hak
atas kekayaan. Kesamaan tersebut biasanya dinyatakan dalam suatu persamaan yang disebut:
“Persamaan Akuntansi”, yaitu:

Kekayaan = Hak Atas Kekayaan

Kekayaan yang dimilik oleh perusahaan disebut aktiva atau aset, sedangkan hak atas kekayaan
disebut pasiva, jadi:

Aktiva = Pasiva

Hak atas kekayaan perusahaan mungkin berasal dari investasi pemiliknya dan mungkin pula
berasal dari pinjaman pihak ketiga. Investasi dari pemilik disebut Ekuitas, sedang pinjaman dari
pihak ketiga disebut Liabilitas, sehingga persamaan akuntansi tersebut menjadi:

Aset = Liabilitas + Ekuitas

2. Pencatatan Transaksi Keuangan dalam Persamaan Akuntansi Transaksi keuangan secara


umum dapat diklasifikasikan dari segi pihak yang melakukan transaksi dan dari segi
sumber yang mengakibatkan perubahan modal. Dilihat dari segi pihak yang melakukan
transaksi, transaksi keuangan dapat dibedakan dalam:
 Transaksi Ekstern Yaitu transaksi antara perusahaan dengan pihak di luar perusahaan.
Misalnya: Pembelian barang dagang, Penjualan barang dagang, Penerimaan pelunasan
piutang, Pembayaran hutang , Dan lain sebagainya.
 Transaksi Intern Yaitu transaksi yang terjadi di dalam perusahaan sendiri tanpa
melibatkan pihak luar perusahaan.Misalnya: Pemakaian perlengkapan kantor,
Pembebanan penyusutan, Pembentukan dana kas kecil, Dan lain sebagainya.

Dilihat dari segi sumber yang mengakibatkan perubahan modal, transaksi keuangan dapat
dibedakan dalam:

 Transaksi Modal : transaksi yang menyebabkan perubahan modal, yang diakibatkan karena
transaksi perusahaan dengan pemilik perusahaan.
Misalnya: Pemasukan uang oleh pemilik ke dalam perusahaan, Pengambilan kekayaan
perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan pribadi, Penempatan saham (dalam Perseroan
Terbatas), Dan lain sebagainya.
 Transaksi Usaha : transaksi yang pada akhirnya menyebabkan perubahan modal yang
diakibatkan karena pendapatan dan biaya, atau transaksi yang berhubungan dengan usaha
perusahaan untuk memperoleh laba.
Misalnya: Memperoleh pendapatan jasa, Penjualan barang dagang, Membayar gaji
pegawai, Membayar biaya listrik, Pemakaian perlengkapan, Memperhitungkan beban
penyusutan

 Analisis Keuangan.

 Definisi Analisis Keuangan.


Analisis keuangan merupakan kemampuan yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja
bisnis, mulai dari kelangsunganbisnis, stabilitas, profitabilitas bisnis, sub-bisnis, ataupun
proyek yang berjalan. Analisis keuangan dilakukan oleh analis professional dengan
menggunakan informasi yang dotampilkan dalam laporan keuangan untuk menampilkan
laporan dalam bentuk rasio. Hasl analisis tersebut berupa laporan, yang selanjutnya akan
diberikan kepada manajemen puncak sebagai landasan dalam mengambil suatu kebijakan
yang tepat bagi perusahaan.
 Tujuan Analisis Keuangan.

Analisis keuangan dilakukan bertujuan untuk:


1. Menilai kinerja manajemen pada tahun berjalan.
2. Mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu.
3. Sumber informasi untuk mengambil keputusan strategis sebuah perusahaan.
4. Bahan pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi di suatu perusahaan.
5. Evaluasi kinerja perusahaan, baik dengan perusahaan lain ataupun kondisi perusahaan
lintas periode akuntansi.
6. Memberikan informasi mengenai kesanggupan perusahaan dalam mengembalikan
pinjaman serta bunganya.

 Prosedur dalam menjalankan analisis keuangan.

Adapun beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menganaliis keuangan yaitu:
1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan.
Mencakup pemahaman tentang bidang usaha dan kebijakan akuntansi yang dianut dan
diterapkan oleh perusahaan.
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.
Mencakup informasi mengenai keccenderungan dimana perusahaan beroperasi. Selain
itu perhatikan juga perubahan yang terjadi di dalam perusahaan.
3. Mempelajari dan mengamati laporan keuangan secara menyeluruh.
Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan sudah jelas
dalam menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan SAK.
4. Menganalisis laporan keuangan.
Gunakan metode dan teknik analisis yang dapat menganalisis laporan keuangan dan
mengiterpretasikan hasil analisis tersebut.

 Jenis-jenis metode analisis laporan keuangan.

Ada beberapa jenis metode analisis yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut:
1. Metode common size financial statement.
Dalam metode ini seluruh akun laporan laba rugi dinyatakan sebagai persentase
penjualan, dan seluruh akun neraca dinyatakan sebagai persentase dari total asset.
Metode ini dapat memungkinkan manajer keuangan dapat melihat laporan laba rugi
dan neraca adalah format persentase yang mudah dijelaskan, karena lebih mudah
membuat perbandingan dalam bentuk persentase dibandingkan angka absolut.
2. Metode index time series.
Metode analisis ini membantu manajer keuangan dalam menentukan bagaimana
kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Analisis ini dilakukan berdasarkan data
historis dari laporan keuangan dan data perkiraan dari rencana perusahaan kedepannya.
Salah satu cara yang biasa digunakan dalam metode ini adalah dengan menggunakan
analisis rasio keuangan. Analisis ini akan lebih bai digunakan jka perusahaan
menggunakan dan memiliki data rasio keuangan lebih dari dua tahun.
3. Teknik analisis pertumbuhan.
Metode ini merupakan metode yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau
penurunan posisi keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya yang
terdapat pada setiap pos pada laporan keuangan. Data yang disajikan berupa
perbandingan kenaikan dan penurunan dari setiap pos dalam satu periode dengan
periode yang lain.
4. Analisis industry
Metode ini dilakukan dengan membandingkan perusahaan sendiri dengan perusahaan
lain yang bergerak pada industry yang sama, yang bertujuan untuk melihat bagaimana
perusahaan melakukan investasi finansial dibandingkan industry lainnya. Metode ini
membantu manajer keuangan dalam melihat apakah ada penyesuaian finansial yang
perlu dilakukan atau tidak.

 Analisis Akuntansi.

 Definisi analisis akuntansi.


Analisis akuntansi adalah proses evaluasi yang dilakukan untuk menilai sejauh
mana angka akuntansi perusahaan sesuai dengan realitas ekonomi yang ada. Analisis
akuntansi ini mencakup beberapa pekerjaan yang berbeda, seperti mengevaluasi risiko
akuntansi perusahaan dan kualitas laba, mengestimasi kekuatan laba, dan membuat
penyesuaian yang diperlukan agar laporan keuangan menjadi lebih baik dalam
mencerminkan realitas ekonomi dan dapat membantu analisis keuangan.

Analisis akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk mendapat hasil
analisis keuangan yang efektif. Analisis akuntansi juga merupakan proses yang dilakukan
analisis untuk mengidentifikasi dan menilai distorsi dan membuat laporan keuangan
bermanfaat untuk menganalisis keuangan.

 Langkah-langkah melakukan analisis akuntansi.

Adapun beberapa langkah yang dilakukan dalam melakukan analisis akuntansi, yaitu:
1. Evaluasi kualitas laba.
Definisi alternative kualitas laba berhubungan dengan distorsi akuntansi perusahaan.
Perusahaan akan memiliki laba dengan kualitas tinggi jika laporan keuangan
mencerminkan aktvitas usaha secara akurat. Adapun beberapa tahapan dalam
melakukan evaluasi laba, yaitu:
‒ Identifikasi dan penilaian kebijakan akuntansi.
Mengidentifikasi kebijakan akuntansi dilakukan untuk menilai apakah kebijakan
akuntansi yang digunakan sudah sejalan dengan norma industry atau tidak.
‒ Evaluasi tingkat fleksibilitas akuntansi.
Evaluasi tingkat fleksibilitas ini penting dilakukan ketika pembuatan pelaporan
keuangan. Misalnya, akuntansi pada perusahaan industry memiliki banyak asset tak
berwujud, operasi usaha yang lebih fluktuatif, sebagian besar biata produksi terjadi
sebelum proses produksi, dan metode pengakuan pendapatan yang tidak biasa
sehingga membutuhkan lebih banyak peniaian dan estimasi.
‒ Tentukan strategi pelaporan.
Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah perusahaan memiliki praktik pelaporan
agresif, apakah perusahaa memiliki system audit yang baik, apakah perusahaan
pernah megalami masalah akuntansi, dan apakah manajemen memiliki reputasi
integritas (dikenal suka menipu).
‒ Identifikasi dan menilai tanda bahaya.
Tanda bahaya merupakan pos yang memberikan peringatan kepada analis mengenai
adnya potensi masalah yang serius. Contohnya seperti:
o Kinerja keuangan yang buruk;
o Laba yang dilaporkan selalu lebh tinggi dari arus kas operasi;
o Laba sebelum pajak dilaporkan lebih tinggi dibandinkan laba stelah kena pajak;
o Pengunduran diri auditor atau perubahan yang tidak rutin.

 Penyesuaian laporan keuangan.

Kebutuhan akan penyesuaian disebabkan oleh distorsi atas angka yang dilaporkan dan
ditujukan analisis khusus. Adapun beberapa penyesuaian umum laporan keuangan
mencakup:
‒ Kapitalisasi sewa guna operasi jangka panjang, dengan penyesuaian atas neraca, dan
laporan laba rugi;
‒ Pengakuan beban kompensasi berbasis saham untuk penentuan laba;
‒ Penyesuaian beban tidak rutin seperti penurunan nilai aktiva dan biaya rekstrukturisasi;
‒ Kapitalisasi litbang jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai