Anda di halaman 1dari 9

1. Apa Itu Rasio Keuangan?

Rasio keuangan adalah salah satu alat analisis keuangan yang dapat menjadi tolak ukur atau parameter
dalam menilai kinerja suatu perusahaan, khususnya dalam efisiensi penggunaan sumber daya serta
pengelolaan keuangan. Rasio keuangan dihitung melalui beberapa komponen penting yang ada pada
laporan keuangan, seperti laba rugi, arus kas, neraca, dan sebagainya.

Selain menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja perusahaan atau bisnis, rasio keuangan yang disebut
juga sebagai finansial rasio (financial ratio) sering kali digunakan sebagai data pendukung dalam
pengambilan keputusan. Dengan adanya data ini pihak manajemen dapat memprediksi langkah yang
tepat dan sekiranya terjadi di masa mendatang.

Apa itu Analisis Rasio Keuangan?

Analisis rasio keuangan (financial ratio analysis) adalah alat untuk mengukur kinerja perusahaan
berdasarkan data perbandingan yang ditulis dalam laporan keuangan seperti laporan neraca, laba rugi,
dan arus kas dalam satu periode tertentu.

Hal ini biasanya dilakukan oleh akuntan pada akhir periode perusahaan dalam satu tahun.

Hasil analisis kemudian dilaporkan kepada pihak manajemen sebagai pedoman informasi untuk
menentukan keputusan atau kebijakan perusahaan di periode selanjutnya.

Analisis keuangan juga berada dalam balanced scorecard, yaitu alat untuk mengukur kinerja
perusahaan, seberapa efektif strategi yang telah digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif.

Kegiatan ini bukan hanya ditujukan kepada pihak manajemen, namun juga pihak lain seperti investor
ataupun kreditor.

Bagi mereka, analisis rasio keuangan menjadi bahan penilaian seberapa sehat perusahaan tersebut
pantas mendapatkan suntikkan investasi atau pinjaman dana untuk dikelola.

Fungsi Analisis Rasio Keuangan (Financial Analysis Ratio)

Selain menjadi alat ukur sehat-tidaknya sebuah perusahaan, analisis rasio keuangan memiliki manfaat
lainnya yaitu;

Melihat tren kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu.


Bahan evaluasi sumber daya perusahaan seperti supplier, peralatan, proses produksi bahkan karyawan
itu sendiri.

Sebagai acuan investor untuk memilih perusahaan.

Sebagai bahan pertimbangan kreditur.

Menilai efektifitas strategi perusahaan dalam membangun keunggulan kompetitif.

Analisis kekuatan internal dan kemampuan daya saing perusahaan dengan kompetitor.

Sebagai bahan referensi audit internal transaksi yang terjadi pada perusahaan baik dari sektor
keuangan, operasional, atau sektor lain.

Menentukan nilai kewajaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Berdasarkan poin-poin di atas peran analisis laporan keuangan ini intinya memiliki dua peran; sebagai
bahan pertimbangan dan evaluasi baik oleh pemilik usaha maupun pihak internal seperti kreditur atau
investor.

Manfaat Rasio Keuangan

Ada sederet manfaat yang terdapat pada rasio keuangan. Apa saja manfaat tersebut? Berikut ini
beberapa manfaat yang ada

3.1. Mengukur Kinerja Keuangan

Rasio keuangan memberikan gambaran yang jelas terkait kinerja keuangan suatu perusahaan, termasuk
diantaranya menyangkut keuntungan, likuiditas, solvabilitas, dan efisiensi operasional.

Dengan melakukan evaluasi rasio keuangan dari waktu ke waktu, pihak manajemen dan investor dapat
mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul dan berpotensi mempengaruhi kesehatan keuangan
perusahaan.

3.2. Menentukan Kemampuan Membayar Hutang

Salah satu jenis rasio keuangan seperti rasio solvabilitas memberikan informasi tentang kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang, salah satunya tentu saja utang. Dengan
melihat rasio ini, pihak manajemen perusahaan dan investor dapat melihat risiko keuangan yang ada.
3.3. Membandingkan Kinerja Perusahaan dengan Kompetitor

Selanjutnya, rasio keuangan berfungsi sebagai pembanding perusahaan satu dengan yang lainnya atau
kompetitor di bidang yang sama.

Dengan begitu, para investor atau analis dapat membandingkan bagaimana kinerja suatu perusahaan
secara finansial, apakah tergolong positif atau justru sebaliknya.

3.4. Sebagai Bahan Evaluasi dan Pengambilan Keputusan

Data yang tersaji pada rasio keuangan dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan
bisnis serta mengevaluasi kinerja perusahaan. Dengan begini pihak manajemen dapat mengambil
keputusan untuk langkah selanjutnya yang berguna bagi keberlangsungan perusahaan.

3.5. Membantu Memprediksi Kinerja di Masa Depan

Melalui adanya rasio keuangan, pihak manajemen dan investor akan sangat diuntungkan. Sebab,
mereka bisa dengan mudah memprediksi kinerja masa depan perusahaan dari berbagai data yang
tersaji. Hal ini dapat membantu para investor maupun calon investor untuk membuat keputusan
investasi yang lebih baik dan meminimalkan risiko keuangan.

3.6. Menjembatani Komunikasi Perusahaan dengan Para Pemangku Kepentingan

Sebagaimana laporan keuangan, adanya rasio keuangan sangat krusial dalam menjembatani komunikasi
yang ada antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan seperti para investor, pemerintah, dan
pihak lainnya mengenai kinerja suatu bisnis.

Di samping itu, melalui kehadiran rasio keuangan suatu bisnis sangat mungkin untuk memperoleh
pendanaan dengan lebih mudah. Pasalnya, kinerja perusahaan yang ada terpapar dengan sangat jelas.

Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Cara menganalisis rasio keuangan dapat ditentukan dari jenis yang ingin dilihat. Di bawah ini adalah
beberapa jenis rasio keuangan:
1. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva atau
kekayaannya. Adapun cara menganalisis rasio keuangan dengan jenis ini sebagai berikut:

a. Rasio Utang

Cara menghitung rasio utang yaitu membagi jumlah utang dengan jumlah aktiva perusahaan atau bisnis.

Perhitungan ini dapat memberikan informasi tentang besarnya aktiva suatu perusahaan atau bisnis
untuk melihat seberapa besar jumlah aktiva yang dibiayai oleh utang.

Semakin rendah persentasenya, maka semakin baik. Berikut adalah rumusnya:

Rasio Utang = (Jumlah Utang : Jumlah Aktiva) x 100%

Baca juga: Apa itu Cash Flow - Ini Cara Membuatnya untuk Pribadi & Bisnis

b. Rasio Utang dengan Pendekatan Modal

Cara menganalisis rasio keuangan pada jenis ini yaitu membagi jumlah utang dengan jumlah modal.

Semakin kecil persentase yang dihasilkan, maka semakin sehat keuangan suatu perusahaan atau bisnis.
Hal tersebut berarti utang yang dimiliki tidak melebihi modal.

Berikut rumus perhitungannya:

Rasio Utang = (Jumlah Utang : Jumlah Modal) x 100%


2. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah jenis perhitungan yang digunakan untuk melihat kemampuan likuiditas suatu
perusahaan.

Perhitungannya memperhatikan aktiva lancar dan utang lancar yang dimiliki. Berikut adalah beberapa
jenis rasio likuiditas:

a. Rasio Lancar

Perhitungan rasio lancar yaitu membagi aktiva lancar dengan utang lancar.

Persentase hasilnya dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan membayar


kewajiban lancar dalam jangka waktu yang pendek.

Berikut cara menganalisis rasio keuangan pada jenis ini:

Rasio Lancar = (Aktiva Lancar : Utang Lancar) x 100%

b. Rasio Kas

Cara menghitung rasio keuangan pada jenis ini yaitu menjumlahkan kas dan aktiva yang setara kas, lalu
membagi hasilnya dengan utang lancar.

Jika hasilnya mendekati 100%, maka akan semakin baik bagi perusahaan atau bisnis. Berikut rumus
perhitungannya:

Rasio Kas = ((Kas + Aktiva setara kas) : Utang Lancar) x 100%

c. Rasio Cepat
Rasio cepat adalah hasil selisih aktiva lancar dengan persediaan yang kemudian dibagi utang lancar.

Persentasenya dapat menunjukan kesehatan keuangan suatu perusahaan atau bisnis. Semakin
mendekati 100%, maka semakin baik.

Berikut adalah cara menghitung rasio keuangan pada jenis ini:

Rasio Cepat = ((Aktiva Lancar - Persediaan) : Utang Lancar) x 100%

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk melihat produktivitas aktiva-aktiva yang dimiliki dalam perusahaan atau
bisnis. Adapun beberapa jenis rasio aktivitas yaitu:

a. Rasio Perputaran Persediaan

Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengetahui likuiditas perusahaan.

Semakin tinggi rasio yang dihasilkan, maka semakin baik pengelolaan persediaannya. Berikut cara
menghitungnya:

Rasio Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan : Persediaan

b. Rasio Perputaran Piutang

Rasio perputaran piutang digunakan untuk mengetahui besaran piutang perusahaan atau bisnis.

Semakin besar perputaran piutangnya, maka semakin baik bagi keuangan perusahaan. Berikut adalah
cara menganalisis rasio keuangan pada jenis ini:
Rasio Perputaran Piutang = Jumlah Piutang : Rata - Rata Piutang

c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan menggunakan
aktiva tetap.

Semakin besar rasionya, berarti semakin baik keuangan perusahaan atau bisnis.

Cara menghitung rasio keuangan pada jenis ini adalah sebagai berikut:

Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan : Aktiva Tetap

d. Rasio Perputaran Total Aktiva

Cara menghitung rasio ini adalah dengan membandingkan penjualan dengan jumlah atau total aktiva
perusahaan.

Total aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Semakin besar rasionya, maka semakin baik.
Berikut cara menghitungnya:

Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan : Jumlah Aktiva

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk menghitung laba suatu perusahaan atau bisnis. Perhitungan rasio
ini dapat digunakan dalam beberapa jenis berikut:

a. Rasio Margin Laba Kotor


Jenis rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara laba kotor dengan penjualan. Semakin
besar hasil rasionya, maka keuangan perusahaan semakin baik. Berikut cara menghitungnya:

Rasio Margin Laba Kotor = Laba Kotor : Penjualan

b. Rasio Margin Laba Bersih

Rasio jenis ini digunakan untuk melihat kemampuan suatu perusahaan atau bisnis dalam menghasilkan
laba setelah dikurangi semua biaya. Berikut adalah cara perhitungannya:

Rasio Margin Laba Bersih = Laba Bersih yang sudah Dipotong Pajak : Penjualan

c. Rasio Margin Laba Operasi

Rasio ini digunakan untuk menghitung laba yang dihasilkan sebelum terkena pajak dan bunga. Berikut
cara menghitungnya:

Rasio Margin Laba Operasi = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan

d. Return On Investment (ROI)

ROI adalah rasio yang dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba terhadap total investasi. Cara perhitungannya seperti di bawah ini:

Rasio ROI = Laba Setelah Dipotong Pajak : Investasi

e. Return On Assets

ROA adalah rasio yang berisi informasi tentang besarnya aset perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. Cara menghitung rasio keuangan dengan jenis ini adalah sebagai berikut:
Rasio ROA = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Jumlah Aset

5. Rasio Investasi (Investment Ratio)

Pengertian rasio investasi adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memberikan kembalian atau imbalan kepada para pemberi dana, khususnya investor yang ada di pasar
modal dalam jangka waktu tertentu.

Tujuan dari financial analysis ratio ini adalah memiliki nilai manfaat bagi para investor sesuai fungsi
laporan keuangan bagi investor untuk menilai kinerja sekuritas saham di pasar modal.

Contoh Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan dapat diterapkan sesuai jenis dan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan,
bisnis, atau pihak lainnya.

Contoh analisis keuangan secara sederhana misalnya perhitungan margin laba bersih dari perusahaan X
selama tanggal 21-24 Desember pada laporan keuangan.

Setelah memotong pajak pada laba bersih lalu membaginya dengan penjualan, ditemukan hasil sebagai
berikut:

21 Desember: 32,97%

22 Desember: 29,55%

23 Desember: 26,97%

24 Desember: 19,10%

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan margin laba bersih yang dimiliki oleh
perusahaan X adalah semakin menurun.

Jika ingin melihat bagaimana performa sumber daya perusahaannya, berarti belum dapat dikategorikan
maksimal

Anda mungkin juga menyukai