Anda di halaman 1dari 22

Analisis Rasio (Rasio Profitabilitas

dan Rasio Pasar) dan Analisis Du Pont


Dosen Pengampu :
Era Yudistira, M. Ak
Rasio Profitabilitas
Tujuan akhir yang diinginkan perusahaan adalah
memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan.
Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi
kinerja manajemen selama ini, apakah telah berjalan
secara efektif atau tidak. Ketidakberhasilan perusahaan
dalam mencapai target dapat dijadikan sebagai bahan
acuan untuk perencanaan laba ke depan. Rasio ini sering
disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.
Rasio Profitabilitas
• Profit Margin, rasio ini mengukur sejauh mana
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat
penjualan tertentu. Rasio ini bisa di dilihat langsung
pada analisis common size untuk laporan laba rugi
(barisan paling akhir). Rasio ini juga
menginterpretasikan kemampuan perusahan menekan
biaya-biaya (ukuran efesiensi) pada periode tertentu.
Rasio profit margin dapat dihitung sebagai berikut :
Profit margin = Laba bersih
Penjualan
Rasio Profitabilitas
• Profit Margin = 802 = 0,049 atau 4,9%
16.405
Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada
tingkat penjualan tertentu. Sebaliknya, apabila
menunjukkan angka yang rendah maka angka
penjualan dinilai terlalu rendah pula untuk tingkat
biaya tertentu atau biaya terlalu tinggi untuk tingkat
penjualan tertentu atau kombinasi dari kedua hal
tersebut.
Rasio Profitabilitas
• Return On Total Asset (ROA), digunakan dalam
mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset
tertentu. ROA juga sering disebut juga sebagai ROI
(Return on Investment). Rasio ini juga merupakan
suatu ukuran tentang efektivitas dari keseluruhan
operasi perusahaan. Perhitungan untuk ROA adalah
sebagai berikut :
Return On Total Asset (ROA) = Laba Bersih
Total Aset
Rasio Profitabilitas
• ROA = 802 = 0,063 atau 6,3%
12.698

Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa dari


pengelolaan atas aset perusahaan menghasilkan laba bersih
sebesar 6,3%. Atau dapat dikatakan semakin rendahnya
margin laba karena rendahnya perputaran aktiva. Semakin
rendah hasil perhitungan ROA maka menunjukkan
ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh laba.
Rasio Profitabilitas
• Return On Total Equity (ROE), digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba berdasarkan modal saham
tertentu. Rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan
semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
Return On Total Equity (ROE) = Laba Bersih
Modal Saham
Rasio Profitabilitas
• ROE = 802 = 0,184 atau 18,4 %
4.353
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian dari pengelolaan modalnya sebesar 18,4 %.
Jika angka ini berada di bawah rata-rata industri maka
dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan masih cukup
baik. Rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun
capital gain untuk pemegang saham. Karena itu rasio ini
buka pengukur return pemegang saham yang sebenarnya.
ROE akan dipengaruhi oleh ROA dan leverage perusahaan.
Rasio Pasar
• Rasio pasar mengukur harga pasar relatif
terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini
lebih banyak berdasar pada sudut investor
(atau calon investor), meskipun pihak
manajemen juga berkepentingan terhadap
rasio-rasio ini.
Rasio Pasar
• Price Earning Ratio (PER), digunakan untuk
melihat harga saham relatif terhadap earning-
nya. PER bisa dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
PER = Harga pasar per Lembar
Earning per Lembar
PER = 66,875 = 10,5 kali
6,38
Rasio Pasar
Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh
tinggi (memiliki prospek yang baik) mempunyai
PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang
diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah
akan mempunyai PER yang rendah. Dari segi
investor, PER yang terlalu tinggi barangkali tidak
menarik karena harga saham kemungkinan tidak
akan naik lagi, yang berarti kemungkinan dalam
memperoleh capital gain akan lebih kecil.
Rasio Pasar
• Dividen Yield, merupakan sebagian dari total
return yang akan diperoleh investor. Dari segi
investor rasio ini cukup berarti. Bagian return
yang lain adalah capital gain, yang diperoleh dari
selisih positif antara harga jual dengan harga beli.
Apabila selisih negatif, maka yang terjadi capital
loss. Berikut perhitungannya :
Dividen Yield = Dividen per Lembar
Harga pasar saham per Lembar
Rasio Pasar
• Dividen Yield = 2,25 = 0,034 atau 3,4 %
66,8
Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek
pertumbuhan tinggi akan mempunyai dividend yield yang
rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan
kembali, dan juga karena harga dividen yang tinggi (PER
yang tinggi) mengakibatkan dividend yield akan menjadi
kecil, sebaliknya perusahaan yang mempunyai prospek
pertumbuhan yang rendah akan memberikan dividen yang
tinggi dan dengan demikian mempunyai dividen yield yang
tinggi pula.
Rasio Pasar
• Pembayaran dividen (dividend payout), rasio
ini melihat bagian earning (pendapatan) yang
dibayarkan sebagai dividen kepada investor.
Bagian lain yang tidak dibagikan akan
diinvestasikan kembali ke perusahaan.
Perhitungannya sebagai berikut :
Pembayaran dividen = Dividen per Lembar
Earning per Lembar
Rasio Pasar
• Pembayaran dividen = 2,25 = 0,353 atau 35,3 %
6,38
Perusahaan yang mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio
pembayaran dividen yang rendah, sebaliknya
perusahaan yang tingkat pertumbuhannya
rendah akan mempunyai rasio yang tinggi.
Pembayaran dividen merupakan bagian dari
kebijakan dividen perusahaan.
Analisis Du Pont

Untuk mempertajam analisis, DU Pont


mengembangkan analisis yang memisahkan
profitabilitas dengan pemanfaatan aset (asset
utilization). Analisis ini menghubungkan tiga
macam rasio sekaligus yaitu ROA, profit
margin, dan perputaran aktiva.
Analisis Du Pont
Untuk ROA bisa dipecah sebagai berikut :
ROA = Profit margin x perputaran aktiva
6,31 % = 4,89 % x 1,29

ROA dipengaruhi oleh profit margin dan perputaran


aktiva. Untuk menaikkan ROA, suatu perusahaan bisa
memilih dengan menaikkan profit margin dan
mempertahankan perputaran aktiva, dengan
mempertahan profit margin dan menaikkan perputaran
aktiva, atau dengan cara menaikkan keduanya.
Skema Du Pont
Profit Margin
4,89%
ROA
6,31%
Perputaran Total
Aktiva 1,29

ROE
18,4

1
Rasio Modal
Saham ke total
Rasio Total aset 0,343
Utang ke Total
Aset 0,657
Analisis Du Pont
Seperti yang kita lihat pada gambar skema Du
Pont, maka ROE dapat diuraikan pada
persamaan sebagai berikut :
ROE = Return on Total Asset
(1-Total Utang/Total Aset)
= 6,31% / (1- 0,657)
= 18,4 %
Analisis Du Pont
Untuk menaikkan ROE, suatu perusahaan
mempunyai alternatif seperti :
- Menaikkan ROA
- Menaikkan finanacial leverage, yang berarti
menaikkan utang. Dengan begitu ROE akan
lebih besar sambil mempertahankan ROA.
- Menaikkan ROA dan utang secara bersamaan
Keterbatasan dalam Analisis Laporan
Keuangan
• Data yang dicatat dan dilaporkan mendasarkan pada harga perolehan (historical
cost). Dalam jangka pendek metode pencatatan akrual dan kas tidak
menghasilkan informasi yang sama
• Penyusunan laporan keuangan juga didasarkan pada alternatif metode akuntansi
(misal metode FIFO, LIFO dan rata-rata perusahaan)
• Adanya upaya perbaikan yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk
memperbaiki laporan keuangan hanya untuk memunculkan bahwa laporan
keuangan terlihat baik
• Adanya beberapa divisi atau anak perusahaan yang bergerak pada beberapa
bidang usaha. Untuk hal seperti ini akan kesulitan memilih pembandingnya
• Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan terutama yang
berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang seperti investasi jangka
panjang
• Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri.
Dalam menentukan rata-rata, ada perusahaan yang baik dan tidak baik. Sehingga
tidak selalu baik jika dijadikan sebagai standar yang harus diikuti perusahaan.
Sumber
• Hanafi, M Mamduh dan Abdul Halim. Analisis
Laporan Keuangan. Edisi Kelima. Yogyakarta :
UPP STIM YKPN. 2016
• Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. (Edisi
Revisi, Cetakan ke- 11). Depok : Rajawali Pers.
2019

Anda mungkin juga menyukai