Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori.

2.1.1 Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh

laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal

sendiri. Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu

ukuran dalam presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana

perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima.

Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara

tergantung pada laba dan aset atau modal yang akan dibandingkan satu

dengan lainnya.

Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para

investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya

guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabiliats yang rendah

akan menyebabkan para investor menarik dananya. Dengan demikian bagi

para investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa

profitabilitas ini. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat

digunakan sebagai eva;uasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha

tersebut. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu berusaha

meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat


profitabilitasnya maka kelangsungan kegiatan usaha perusahaan tersebut

akan terus terjamin.

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat efisiensi manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba

yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah

penggunaan rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan. Penggunaan rasio

profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara

komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca

dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode

operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam

rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari

penyebab perubahan tersebut.

Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja

manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau

tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan mereka di katakan

berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Namun, jika

sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah

ditentukan, ini akan menjadi pelajran bagi manajemen untuk periode ke

depan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak kesalahan dan

kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kemudian,

kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk

perencanaan laba kedepan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan


manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami

kegagalan. Oleh karena itu rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat

ukur kinerja manajemen. Ada beberapa jenis-jenis rasio profitabilitas, yaitu :

1) Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets)

Hasil pengembalian atas aset (Return on Assets) merupakan rasio

yang menunjukan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan

laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur

seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap

rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Semakin tinggi hasil

pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba

bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam

total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas aset

berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari

setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

Laba Bersih
Return on assets=
Total Aset

2) Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity)

Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukan

seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih.

Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa

besar jumlah lababersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah

danayang tertanam dalam total ekuitas. Semakin tinggi hasil

pengembalian atas ekuitas berarti semakin tinggi pula jumlah laba


bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam

ekuitas, sebaliknya semakin rendah hasil pengembalian atas ekuitas

berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari

setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas.

Laba Bersih
Return on Equity=
Total ekuitas

3) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya presentase laba kotor atas penjualan bersih. Rasio ini

dihitung dengan membagi laba kotor terhadap penjualan bersih.

Laba kotor sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara

penjualan bersih denganharga pokok penjualan. Yang dimaksud

dengan harga penjualan bersih disini adalah penjulan tunai (tunai

maupun kredit) dikurangi return dan penyesuaian harga jual serta

potongan penjualan. Semakin tinggi margin laba kotor berarti

semakin tinggi pula laba kotor yang dihasilkan dari penjualan bersih.

Hal ini desebabkan karena tingginya harga jual dan atau rendahnya

harga pokok penjualan. Sebaliknya, semakin rendah margin laba

kotor berarti semakin rendah pula laba kotor yang dihasilkan dari

penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya harga

jual atau tingginya harga pokok penjualan.

Laba Kotor
Gross Profit Margin=
Penjualan bersih
4) Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin)

Margin laba operasional merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya presentase laba operasional atas penjualan

bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasional terhadap

penjualan bersih. Laba operasional sendiri dihitung sebagai hasil

pengurangan antara laba kotor dan beban operasional. Beban

operasional disini terdiri atas beban penjualan maupun beban umum

dan administrasi. Seamkin tinggi margin laba operasional berarti

semakin tinggi pula laba operasional yang dihasilkan dari penjualan

bersih. Hal ini dapat disebabkan karena tingginya laba kotor dan atau

rendahnya beban operasional. Sebaliknya, semakin rendah margin

laba operasional berarti semakin rendah pula laba operasional yang

dihasilkan dari penjuala bersih. Hal ini dapat disebabkan karena

rendahnya laba kotor dan atau tingginya beban operasional.

Laba Operasional
Margin Laba Operasonal=
Penjualan Bersih

5) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Msrgin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya presentase laba bersih dan penjualan bersih.

Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap penjualan

bersih. Laba bersih sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara

laba sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan.

Yang dimaksud dengan laba sebelum pejak penghasilan disini


adalah laba operasional ditambah pendapatan dan keuntungan lain-

lain, lalu dikurangi dengan beban dan kerugian lain-lain. Semakin

tinggi margin laba bersih berarti semakin tinggi pula laba bersih

yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan

karena tingginya laba sebelum pajak penghasilan. Sebaliknya,

semakin rendah margin laba bersih berarti semakin rendah pula laba

bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat

disebabkan karena rendahnya laba sebelum pajak penghasilan.

Laba Bersih
Net Profit Margin=
Penjualan Bersih

2.1.2 Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabiltas

yang digunakan untuk mengukur efektivitas perushaan didalam

menghasilkan keuntungan atau laba dengan memnafaatkan aktiva yang

dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio terpenting diantara rasio

profitabilitas yang ada. Semakin besar Return On Asset (ROA) menunjukan

kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. ROA

dirumuskan sebagai berikut:

Net Income
ROA= X 100 %
Total Asset

Net Income merupakan laba bersih setelah pajak. Total aset merukan

semua aktiva yang digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh


penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Rerutn On Asset

(ROA) menunjukan kinerja yang semakin baik, karena tingkat

pengembalian yang semakin besar.

Tinggi rendahnya return on asset (ROA) tergantung pada

pengelolahan aset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan

efisiensi dari operasional perusahaan. Return On Asset (ROA) yang tinggi

menunjukan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk beroperasi

mampu memberikan laba kepada perusahaan. Sebaliknya apabila Return On

Asset yang negatif menunjukan bahwa dari total aktiva yang digunakan

perusahaan mengalami kerugian. Sehingga jika suatu perusahaan

mempunyai Return on Asset yang tinggi yang positif maka perusahaan

tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri.

Return on Asset berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin

tinggi Return On Asset (ROA) semakin efisien perusahaan dan begitu juga

sebaliknya. Rendahnya Return On Asset (ROA) disebabkan oleh banyaknya

aset yang menganggur, investasi persediaan yang terlalu banyak, aktiva

tetap beroperasi dibawah aktiva normal dan lain-lain.

Dari kelima rasio profitabilitas, ROA merupakan rasio yang paling

disoroti dalam analisis laporan keuangan, karena mampu menunjukan

keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. Return On Asset

(ROA) mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan


keuntungan pada masa lampau untuk kemudian di proyeksikan di masa

yang akan datang.

2.1.3 Perputaran Kas

Perputaran kas adalah perbandingan anatara penjualan dengan

jumlah rata-rata kas. Semakin tinggi tingkat perputaran kas akan semakin

baik, karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan

keuntungan yang di peroleh akan semakin besar. Sedangkan James O. Gill

dalam Kasmir mengatakan bahwa perputaran kas (Cash turnover) digunakan

untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibituhkan

untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini

digunakan mengukur ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan

biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Perputaran kas dapat dihitung

dengan membandingkan penjualan bersih dengan jumlah rata-rata kas. Rata-

rata kas dalam perhitungan ini adalah kas akhir yang diperoleh ditambah

dengan kas awal dibagi dua.

Rasio ini menunjukan efektivitasmanajemen dalam mengelola aset

yang digunakan oleh perusahaan. Dengan menghitung perputaran kas akan

dapat diketahui sampai sejauh mana tingkat efisiensi yang dapat dicapai

perusahaan dalam mengelola kas untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu

sendiri. Yang dimaksud dengan perputaran kas adalah berapa kali kas

berputan dalam satu periode tertentu melalui penjualan barang jasa. Dalam

mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam
dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan.

Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinnya

kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan

kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggi

kondisi keuangan perusahaan. Perputaran kas ini termasuk ke dalam rasio

likuiditas. Untuk menghitung perputaran kas digunakan rumus sebagai

berikut:

Penjualan
Perputaran Kas=
Rata−rata Kas

Kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan

operasioanal perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena

dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan. Kas adalah uang

dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta syrat

berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat : setiap saat

dapat ditukarkan menjadi kas, tanggal jatuh temponya sangat dekat, kecil

resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tinggkat bunga.

Tidak ada standar akuntasi khusus terkait dengan kas namun secara

umum dibahas dalam standar tentang instrumen keuangan. Dapat

disimpulkan bahwa kas adalah aset yang paling likuid yang dimiliki

perusahaan baik berupa uang maupun surat berharga lainnya yang setiap sat

dapat ditukarkan menjadi kas dan tanggal jatuh temponya sangat dekat,

sehingga mudah digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.

Keberadaan kas sangat penting karena tanpa kas, aktivitas operasional


perusahaan tidak dapat berjalan. Entitas tidak dapat membayar gaji,

memenuhi utang yang jatuh tempo dan kewajiban lainnya. Entitas harus

menjaga jumlah kas agar sesuai dengan kebutuhannya. Jika jumlah kas

berkurang, maka kegiatan operasionalnya akan terganggu. Terlalu banyak

kas, menyebabkan entitas tidak dapat dimanfaatkan kas tersebut untuk

mendapatkan imbalan hasil yang tinggi.

Kas termasuk instrumen keuangan dalam klasifikasi aset keuangan.

Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk

membiayai kegiatan entitas. Kas terdiri atas uang kartal yang tersimpan

dalam sebuah entitas, uang tersimpan dalam rekening bank, dan setara kas.

Kas secara umum digunakan sebagai alat pembayaran auntuk aktivitas

operasional perusahaan tanpa suatu pembatasan. Ada kalanya kas dimiliki

untuk tujuan tertentu sehingga tidak bisa bebas digunakan untuk kegiatan

operasional perusahaan. Kas yang dicadangkan dengan penggunaan khusus

tidak boleh dikategorikan sebagai kas, tetapi diklasifikasikan sebagai dana

cadangan. Jika digunakan untuk memenuhi kewajiban yang akan jatuh

tempo kurang dari satu tahun dana cadangan ini akan diklasifikasikan

sebagai aset lancar. Kas yang dicadangkan untuk kegiatan khusus yang akan

digunakan lebih dari satu tahun diklasifikasikan kedalam aset tidak lancar.

Setara kas (ekuivalen kas) termasuk kategori instrumen keuangan.

Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid. Agar dapat

diklasifikasikan dalam setara kas harus memenuhi karakteristik dapat

dikonversi menjadi kas pada jumlah tertentu tanpa resiko perubahan nilai
dan jatuh temponya sangat dekat. Ukuran jatuh tempo untuk dapat

dikategorikan dalam setara kas biasanya tiga bulan.

Berikut ini Faktor-faktor yang mempengaruhi perputaran kas bisa

melalui penerimaan atau pengeluaran kas. Menurut Riyanto (2011, hal.

346) Perubahan yang efeknya menambah atau mengurangi kas dan

dikatakan sebagai sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas adalah

sebagai berikut:

1) Berkurangnya dan bertambahnya aktiva lancar selain kas.

Berkurangnya aktiva lancar selain kas berarti bartambahnya dana

atau kas, hal ini dapat terjadi karena terjualnya barang tersebut.

Dan hasil penjualan tersebut merupakan sumber dana atau kas

bagi perusahaan itu. Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi

karena pengembalian barang, dan pembelian barang

membutuhkan dana.

2) Berkurang dan bertambahnya aktiva tetap.

Berkurangnya aktiva tetap berarti bahwa sebagian dari aktiva

tetap itu dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana dan

menambah kas perusahaan. Bertambahnya aktiva tetap dapat

terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap dengan menggunakan

kas.Penggunaan kas tersebut mengurangi jumlah kas perusahaan.

3) Bertambah dan berkurangnya setiap jenis utang.

Bertambahnya utang, baik utang lancar maupun utang jangka

panjang berarti adanya tambahan kas yang diterima oleh


perusahaan. Berkurangnya utang, baik utang lancar maupun utang

jangka panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi

atau mengangsur utangnya dengan menggunakan kas sehingga

mengurangi jumlah kas.

4) Bertambahnya modal.

Bertambahnya modal dapat menambah kas misalnya disebabkan

karena adanya emisi saham baru, dan hasil penjualan saham baru.

Berkurangnya modal dengan menggunakan kas dapat terjadi

karena pemilik perusahaan mengambil kembali atau mengurangi

modal yang tertanam dalam perusahaan sehingga jumlah kas

berkurang.

5) Adanya keuntungan dan kerugian dari operasi perusahaan.

Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan dari operasinya

berarti terjadi penambahan kas bagi perusahaan yang bersangkutan

sehingga penerimaan kas perusahaan pun bertambah.Timbulnya

kerugian selama periode tertentu dapat menyebabkan ketersediaan

kas berkurang karena perusahaan memerlukan kas untuk menutup

kerugian. Dengan kata lain, pengeluaran kas bertambah

sehinggaketersediaan kas menjadi berkurang.

Sedangkan menurut Munawir (2010, hal.159) sumber penerimaan kas

dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari :


1) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud atau adanya penurunan

aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

2) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan

modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3) Pengeluaran surat tanda bukti uang, baik jangka pendek maupun

utang jangka panjang, serta bertambahnya utang yang diimbangi

dengan penerimaan kas.

4) Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas,

yang diimbangi dengan penerimaan kas pembayaran,

berkurangnya persediaan barang dagang karena adanya penjualan

secara tunai, adanya penurunan surat berharga karena adanya

penjualan.

5) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari

investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya

pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode

sebelumnya.

Dari teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah kas dapat pula

dihubungkan dengan penjualan. Perbandingan antara sales dengan jumlah

kas rata-rata menggambarkan tingkat peputaran kas (cash turnover).

Semakin tinggi turnovernya maka semakin baik karena berarti semakin

efesien penggunaan kasnya. Seperti halnya persediaan barang dagang, kas

memiliki persediaan bersihatau persediaan minimal (Safety Cash Balance).


Yaitu jumlah kas minimal darikas yang harus dipertahankan oleh

perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktu-waktu.

2.1.4 Perputaran Piutang

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalm

satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata penagihan piutang

usaha. Rasio ini menunjukan kualitas piutang usaha dan kemampuan

manajemen dalam melakukan aktivitas penagihan piutang usaha tersebut.

Dengan kata lain rasio ini menggambarkan seberapa cepat piutang usaha ini

berhasil ditagih menjadi kas.

Rasio perputaran piutang usaha dihitung sebagai hasil bagi antara

besarnya tingkat penjualan dengan rata-rata piutang usaha. Yang dimaksud

dengan rata-rata piutang usaha adalah piutang usaha awal tahun ditambah

piutang usaha akhir tahun lalu dibagi dua. Semakin tinggi rasio perputaran

piutang usaha menunjukan bahwa modal kerja yang tertanam dalm piutang

usaha semakin kecil dan hal ini berarti semakin baik baik perusahaan.

Dikatakan semakin baik karena lamanya penagihan piutang usaha semakin

cepat, atau dengan kata lain bahwa piutang usaha dapat ditagih dalam

jangka waktu yang relatih semakin singkat sehingga perusahaan tidak perlu

terlalu lama menunggu dananya yang tertanam dalam piutang usaha untuk

dapat dengan segera dicairkan menjadi uang kas, dengan kata lain semakin
tinggi rasio perputaran piutang usaha maka berarti semakin likuid piutang

perusahaan.

Sebaliknya semakin rendah piutang usaha menunjukan bahwa modal

kerja yang tertanam dalam piutang usaha semakin besar (over invesment)

dalam hal ini berarti semakin tidak baik bagi perusahaan. Dikatakan

semakin tidak baik karena lamanya penagihan piutang usaha semakin

panjang, atau dengan kata lain piutang usaha tidak dapat ditagih dalam

jangka waktu relatif singkat sehingga perusahaan butuh waktu yang lama

untuk menunggu dananya yang tersimpan dalam bentuk piutang usaha untuk

dapat dicairkan menjadi kas.

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa lama penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana

yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Makin tinggi

rasio menunjukan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang

makin rendah (dibandingkan dengan rasio sebelumnya) dan tentunya

kondisi ini bagi perusahaan makin baik. Yang jelas bahwa rasio perputaran

piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan

penagihan piutang. Rasio perputaran piutang ini termasuk ke dalam rasio

aktivitas. Rumus untuk mendapatkan perputaran piutang sebagi berikut:

penjualan
Perputaran piutang=
Rata−rata Piutang
Piutang adalah tagihan atau klaim suatu perusahaan kepada langganan

dan kepada pihak-pihak lain yang timbul dari kegiatan perusahaan. Hampir

semua entitas memilki piutang kepada pihak lain baik yang terkait dengan

transaksi penjualan / pendapatan maupun merupakan piutang yang berasal

dari transaksi lainnya. Kategori piutang dipengaruhi jenis usaha entitas.

Untuk perusahaan dagang dan manufaktur jenis piutang yang mincul adalah

piutang dagang dan piutang lainnya. Entitas menyebutkan piutang terkait

dengan pendapatan sebagai piutang usaha.

Piutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun atau satu siklus

operasi diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar, disajikan setelah aset

tetap. Rincian piutang yang dimiliki perusahaan berbeda, tergantung

kegiatan operasional perusahaan, jenis piutang yang dimiliki. Biasanya

perusahaan memisahkan piutang berdasarkan piutang dagang dan piutang

lainnya. piutang yang terjadi daritransaksi penjualan barang atau penyerahan

jasa dapat dibuat dalam bentuk tertulis atau tanpa janji tertulis. Piutang

dengan janji tertulis desebut dengan piutang wesel (notes receivable),

sedangkan piutang tanpa janji tertulis disebut dengan piutang dagang

(account receivable)

Menurut Riyanto (2010, hal. 85) faktor-faktor yang mempengaruhi

perputaran piutang yaitu:

1) Volume Penjualan Kredit

2) Syarat Pembayaran Kredit

3) Ketentuan tentang pembatasan kredit


4) Kebijakan dalam mengumpulkan piutang

5) Kebiasaan membayar dari para langganan

Menurut Munawir (2014, hal.75) Faktor - faktor yang mempengaruhi

Perputaran Piutang adalah sebagai berikut:

1) Turunnya penjualan dan naiknya piutang.

2) Turunnya Piutang dan diikuti turunnya penjualan dalamjumlah

lebih besar.

3) Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yanglebih

besar.

4) Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap.

5) Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.

Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi perputaran piutang adalah jumlah piutang

yang biasanya melahirkan hubungan erat dengan volume penjualan kredit.

Posisi piutang dan waktu penarikan yang tepat mungkin dievaluasi dengan

perhitungan perputaran piutang dagang.

2.1.5 Pengaruh Perputaran Kas terhadap Profitabilitas.

Menurut Kasmir (2011:140) rasio perputaran kas (cash turn over)

berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang

dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Perputaran

kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata.

Perputaran kas menunjukan kemampuan kas dalam mengahsilkan


pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu

periode tertentu. Semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik

profitabilitasnya.

Rahma (2011) menyatakan bahwa perputaran kas menunjukkan

kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dilihat

berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi

perputaran kas ini akan semakin baik, ini berarti semakin tinggi efisiensi

penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar

(Riyanto,2001). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rahma (2011), Putra

(2012), Raheman dan Nasri (2007), Teruel dan Solano (2007) yang

menyatakan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap

profitabilitas.

2.1.6 Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas.

Piutang muncul karna perusahaan melakukan penjualan secara kredit

untuk meningkatkan volume usahanya. Riyanto (2001:90) menyatakan

perputaran piutang menunjukana periode terikatnya modal kerja dalam

piutang dimana semakin cepat periode berputarnya menunjukan semakin

cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut,

sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat. Hal ini didukung

hasil penelitian dari Putra (2010), Wijaya (2012), Sanotso dan Nur (2008)

yang menyatakan bahwa tingkat berputaran piutang berpengaruh terhadap

profitabilitas.
Menurut Kasmir (2013, hal.176) mengatakan bahwa “Semakin tinggi

rasio perputaran piutang menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan

dalam puitang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya)

dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik, sebaliknya jika rasio

semakin rendah ada over investment dalam piutang”.

2.1.7 Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap

Profitabilitas.

Berdasarkan hubungan-hubungan yang telah dikemukakan diatas, maka

masing masing variabel penelitian mempunyai pengaruh signifikan terhadap

prifitabilitas yang diukur dengan rasio Return On Assets.

Menurut Munawir (2010, hal.87) mengemukakan bahwa : “Besarnya

profitabilitas dipengaruhi oleh faktor turnover dari operating assets (tingkat

perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi) yaitu Kas, Piutang dan

penggunaan asset tetap lainnya yang merupakan bagian dari asset, jadi

perputaran piutang merupakan salah satu dari faktor yang dapat

mempengaruhi profitabilitas”. Tingginya perputaran piutang karena

meningkatnya piutang yang dapat tertagih.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitiab terdahulu yang berkaitan dengan penelitian

ini antara lain:


No Nama Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
dan tahun
1. Teguh Hariyono Pengaruh Perputaran Hasil penelitian menunjukan
dan Yolanda Kas dan Perputaran bahwa perputaran kas dan
(2017) Persediaan Terhadap perputaran persediaan secara
Return On Asset simultan berpengaruh positif
(ROA) pada PT.Kimia terhadap Return On Asset
Farma Tbk. (ROA) pada PT. Kimia
Farma Tbk
2. Nuriyani, Pengaruh perputaran Secara simultan perputaran
Rahma Zannati kas dan perputaran kas dan perputaran piutang
(2017) piutang terhadap berpengaruh secara signifikan
profitabilitas (ROA) terhadap Profitabilitas
perusahaan sub-sektor (ROA), secara parsial
food and beverages perputaran kas memberikan
tahun 2012 – 2016” pengaruh positif yang
signifikan terhadap
profitabilitas (ROA), secara
parsial piutang memberikan
pengaruh terhadap
profitabilitas (ROA), namun
pengaruh yang diberikan
tidak signifikan”
3 Novi Yanti “Pengaruh perputaran Hasil penelitian secara
(2016) kas, perputaran simultan menunjukan bahwa
piutang, dan terdapat pengaruh yang
perputaran persediaan signifikan antara perputaran
terhadap profitabilitas kas, perputaran piutang,
(ROA) pada terhadap profitabilitas (ROA)
perusahaan Food and pada perusahaan Food and
Beverages yang Beverages periode 2011-
terdaftar di BEI tahun 2015, yang diperoleh dari
2011-2015” hasil bahwa nilai F hitung
sebesar 3.576 sedangkan F
tabel 2.53 maka hasil F
hitung > F tabel atau 3,576 >
2,53 dengan tingkat
signifikan 0.019 yang artinya
Ha diterima dan Ho ditolak”
4 Eka Ayu “Pengaruh perputaran Perputaran kas, perputaran
Rahayu, Joni kas, perputaran piutang dan perputaran
Susilowibowo piutang dan persediaan berpengaruh
(2014) perputaran persediaan secara simultan terhadap
terhadap profitabilitas profitabilitas (ROA),
(ROA) perusahaan sedangkan srcara parsial
manufaktur” perputaran kas dan perputaran
piutang tidak berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas (ROA) pada
perusahaan manufaktur,
hanya perputaran persediaan
yang berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas (ROA)
pada perusahaan manufaktur.
5 Rika Ayu “Pengaruh perputaran Hasil penelitian menunjukan
Nurafika (2017) kas, perputaran bahwa variabel perputaran
piutang dan piutang berpengaruh negatif
perputaran persediaan tidak signifikan terhadap
terhadap profitabilitas profitabilitas, perputaran kas
(ROA) perusahaan dan perputaran persediaan
semen yang terdaftar berpengaruh positif signifikan
di BEI periode 2012- terhadap profitabilitas (ROA)
2016. pada perusahaan semen yang
terdaftar di BEI periode
2012-2016

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan penjelasan ilmiah menganai

hubungan antara variabel dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang

mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dalam rangka untuk

memecahkan masalah yang dipilih oleh peneliti, agar tercapainya suatu

tujuan dalam suatu penelitian serta merumuskan hipotesis dan keterkaitan

antar variabel-variabel yang akan diteliti.

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah

dijelaskan diatas, maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat

padagambar berikut:

Perputaran Kas
(X1)
Profitabilitas
(Y)

Perputaran Piutang
(X2)

2.4 Hipotesis Penelitian.

Hipotesis merupakan proporsi, kondisi atau prinsip untuk sementara

waktu dianggap benar dan barang kali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik

untuk konsekuensi yang logis dan dengan cara ini kemudian diadakan
pengujian tentang kebenarannya dengan mempergunakan data empiris

hasil penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual yang dikembangkan,

maka hipotesis atau dugaan sementara penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. H0 : Perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas Credit Union Kasih Sejahtera.

Ha1 : Perputaran kas perpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas Credit Union Kasih Sejahtera.

2. H0 : Perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap

Profitabilitas Credit Union Kasih Sejahtera.

Ha2 : Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas Credit Union Kasih Sejahtera.

3. H0 : Perputaran kas dan perputaran piutang tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas Credit Union Kasih

Sejahtera.

Ha3 : Perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas Credit Union Kasih

Sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai