Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS PEMANFAATAN LAPORAN

KEUANGAN
SASARAN
• Agar peserta dapat menjelaskan tujuan dan teknik analisis
pemanfaatan laporan keuangan
• Agar peserta dapat menjelaskan rasio likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas
• Agar peserta dapat menjelaskan proses penyusunan laporan arus
kas
Bagaimana kinerja saya?
Pengukuran kinerja

• Balance score card (penilaian 5 perspektif )


• Analisis Laporan Keuangan **
• Pembandingan Data Keuangan antar Perusahaan
• Informasi ratio keuangan

• Laporan dalam bentuk Komparatif dan Common Size


• Nilai mata uang dan persentase perubahan pada laporan
(analisis horisontal)
• Laporan Common size
• Ratio
Analisis Laporan Keuangan

• Laporan keuangan :
• Neraca
• Laba Rugi
• Laporan Arus Kas

melalui data keuangan di atas, jika investor yang


pintar mengolahnya (menganalisis), ia akan bisa
meneropong prospek masing-masing perusahaan
dengan lebih jelas.
Menganalisis Laporan Keuangan

• teknik dalam melakukan analisis laporan keuangan 


analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan.

• Ratio keuangan
• Ratio Likuiditas
• Ratio Utang / leverage
• Ratio Aktivitas
• Ratio Profitabilitas
• Ratio Saham
Ratio likuiditas

• mengukur likuiditas suatu perusahaan.


• mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendeknya.

• Ratio likuiditas
• Current ratio
• rasio modal kerja bersih atau net working capital
• quick ratio atau acid-test ratio
Ratio likuiditas : Current Ratio
• rumus:
aset lancar dibagi dengan utang lancar

• Hasilnya dinyatakan dalam "kali".

Misalnya, PT Ratrinata yang memproduksi barang konsumsi memiliki aset


lancar Rp 100 miliar dan utang lancar Rp 50 miliar. Artinya, current ratio PT
Ratrinata adalah 2 kali (100 dibagi 50).

• Jika pada saat yang sama, current ratio perusahaan lain di bidang barang
konsumsi hanya 1,5 kali, berarti Ratrinata tergolong memiliki kemampuan
yang tinggi untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

• Semakin tinggi current ratio, artinya semakin tinggi pula kemampuan


perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Ratio likuiditas : Rasio modal kerja
bersih atau Net working capital.

• mengukur seberapa besar aktiva lancar bersih yang


tersedia untuk modal kerja perusahaan.

• Rumusnya
• aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar (aktiva lancar-
utang lancar).
Ratio likuiditas : quick ratio atau acid-test
ratio
• Current ratio memiliki kelemahan, karena aktiva
lancar yang digunakan untuk menghitung rasio
tersebut masih mencakup persediaan.

• Rumus
• aktiva lancar-persediaan/utang lancar

• Rasio ini memberikan gambaran lebih pasti tentang


kemampuan perusahaan membayar utang-utang
jangka pendeknya.
Rasio Leverage

• berapa besar sebuah perusahaan menggunakan utang


dari luar untuk membiayai operasi maupun ekspansi
dirinya

• Leverage sering diartikan sebagai pendongkrak kinerja


perusahaan dan identik dengan utang.

• Ratio leverage
• rasio utang (debt ratio)
• rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER)
Rasio Leverage : rasio utang (debt
ratio)
• Rumusnya:
• total utang dibagi dengan total aktiva

• Hasilnya dinyatakan dengan persent.

• Semakin rendah rasio utang, semakin bagus kondisi perusahaan


itu.

• contoh
• PT Ratrinata, jika total utang Ratrinata Rp 25 miliar sementara total
asetnya Rp 100 miliar, artinya rasio utangnya adalah 25%.

• Jika rasio utang rata-rata industri barang konsumsi yang digeluti Ratrinata
sudah 40%, artinya rasio utang perusahaan ini termasuk rendah.
Rasio Leverage : rasio utang terhadap
modal atau debt to equity ratio (DER)
• Rumusnya:
• membagi total utang dengan total modal

• Hasilnya dinyatakan dengan persent.

• contoh
• Ratrinata memiliki utang Rp 25 miliar, sementara modalnya
Rp 75 miliar. Dengan komposisi seperti ini, debt to equity
ratio Ratrinata adalah 33%.

• Semakin rendah DER perusahaan, semakin bagus kondisi


perusahaan tersebut. Para analis menilai, tingkat DER yang
aman adalah kurang dari 50%..
Ratio Aktivitas

• mengukur efektivitas perusahaan dalam


menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya.

• rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi


perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk
menghasilkan pendapatan.

• Rasio aktivitas
• rasio perputaran aset atau aktiva (asset turnover).
• rasio perputaran persediaan (inventory turnover)
Ratio Aktivitas : rasio perputaran aset atau aktiva
(asset turnover).

• Rasio ini sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang dihasilkan
perusahaan dari setiap rupiah asetnya.

• Rumus
• membagi total pendapatan atau penjualan dengan total aset atau aktiva
perusahaan

• Hasilnya dinyatakan dalam kali

• contoh
• jika sebuah perusahan memiliki total penjualan Rp 50 miliar dan total aset
Rp 100 miliar, artinya rasio perputaran asetnya sebesar 0,5 kali.

• Perusahaan yang memiliki margin keuntungan rendah iasanya memiliki rasio


asset turnover tinggi (sebaliknya). Kasus industri ritel, rasio perputaran aset
biasanya tinggi karena dalam industri ini ada persaingan harga yang sengit.
Ratio Aktivitas : rasio perputaran
persediaan (inventory turnover)
• Rumus
• membagi harga pokok penjualan dengan rata-rata
persediaan dalam satu tahun.
• cara menghitung rata-rata persediaan adalah dengan
[( persediaan awal+persediaan akhir)/2].

• Makin tinggi inventory turnover, semakin efisien


perusahaan itu. Tapi, jika inventory turnover-nya
rendah, ini pertanda buruk. Sebab, sebagian
persediaannya hanya ngendon di gudang.
Rasio laba
• mengukur profitabilitas perusahaan

• menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari


kegiatan penjualannya, menggunakan asetnya, maupun memutar modalnya.

• Para investor dan analis sangat memperhatikan rasio laba ini karena ia
berkaitan dengan harga saham dan dividen perusahaan.

• Rasio laba
• margin laba kotor atau gross profit margin.
• margin laba operasi atau operating profit margin.
• margin laba bersih atau net profit margin.
• rasio pengembalian investasi atau return on investment (ROI)
• rasio pengembalian modal atau return on equity (ROE).
Rasio laba: margin laba kotor atau
gross profit margin

• margin yang mengukur tingkat keuntungan kotor perusahaan

• Rumus
• laba kotor dibagi dengan penjualan (laba kotor/penjualan).
• laba kotor diperoleh dari penjualan dikurangi biaya
produksi.

• Semakin tinggi margin laba kotor perusahaan, semakin bagus,


karena itu artinya biaya produksi perusahaan itu rendah.
Sebaliknya, semakin rendah margin laba kotor semakin tinggi
biaya produksi yang ditanggung perusahaan.
Rasio laba: margin laba operasi atau
operating profit margin

• Margin ini mengukur tingkat keuntungan perusahaan dari


kegiatan operasi utamanya

• Rumus
• laba operasi dibagi dengan penjualan (laba
operasi/penjualan).
• laba operasi diperoleh dari penjualan dikurangi biaya
operasi

• Semakin tinggi margin laba operasi perusahaan, semakin bagus


perusahaan itu.
Rasio laba:margin laba bersih atau net profit
margin.

• menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mencetak


laba bersih (penjualan dikurangi semua biaya dan pajak).

• Rumus
• laba bersih dibagi dengan penjualan (laba
bersih/penjualan).

• Semakin tinggi margin laba bersih semakin bagus karena itu


berarti perusahaan mampu mencetak tingkat keuntungan yang
tinggi. Diharapkan, ia juga bisa membagikan dividen yang tinggi
pula untuk pemegang saham.
Rasio laba:rasio pengembalian investasi
atau return on investment (ROI)

• kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total


investasinya.

• Rumus
• laba bersih dibagi dengan total investasi atau total aset
perusahaan (laba bersih/total aset).

• Semakin tinggi ROI semakin bagus perusahaan tersebut.


Rasio laba: rasio pengembalian modal
atau return on equity (ROE).

• kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia untuk


pemegang saham

• Rumus
• laba bersih dibagi dengan total modal sendiri (laba
bersih/modal sendiri).

• Semakin tinggi ROE semakin bagus perusahaan tersebut.


Rasio PE (price/earning ratio)
• rasio harga saham suatu perusahaan terhadap laba bersih per
sahamnya

• Rumus
• Membagi harga per saham dengan laba bersih per saham
• Adapun laba bersih per saham atau earning per share (EPS)
diperoleh dengan membagi laba bersih dengan rata-rata jumlah
saham beredar
• Harga saham yang dipakai untuk menghitung PE adalah harga
saham pada saat ini.
• laba bersih per saham atau EPS-nya, umumnya, menggunakan
EPS perusahaan dalam periode sebelumnya, misalnya satu tahun
terakhir.
• trailing PE atau PE historis
Rasio PE (price/earning ratio)

• PE memberikan gambaran kepada kita seberapa besar investor bersedia


untuk membayar setiap rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan.

• Jadi, jika rasio PE PT Murah sebesar 20 kali, artinya investor bersedia


membayar dengan harga Rp 20 untuk setiap Rp 1 laba bersih yang
dihasilkan oleh PT Murah.

• Meskipun laba per saham atau earning per share (EPS) yang digunakan
untuk menghitung PE umumnya berasal dari EPS dalam 12 bulan terakhir,
PE sebenarnya lebih dari sekadar alat untuk mengukur kinerja perusahaan
di masa lalu.

• PE sebenarnya juga menggambarkan ekspektasi pasar terhadap


pertumbuhan kinerja perusahaan di masa mendatang.
Rasio PE (price/earning ratio)
• Jika PE suatu perusahaan lebih tinggi dibandingkan PE perusahaan-
perusahaan lain yang ada di industrinya, artinya investor mengharapkan
sesuatu yang besar - yang positif tentunya- akan terjadi dalam perusahaan itu
dalam beberapa bulan atau beberapa tahun lagi.

• Rasio PE juga bisa menjadi indikator mahal-murahnya suatu saham. Secara


sederhana, saham seharga Rp 100 dengan PE 20 kali lebih mahal
dibandingkan saham berharga Rp 200 yang memiliki PE 10 kali.

• faktor tambahan yang harus diperhatikan oleh investor.


• pertama, adalah tingkat pertumbuhan perusahaan yang umumnya
diukur dengan tingkat pertumbuhan penjualan atau pendapatannya.
• Investor harus mencermati seberapa cepat suatu perusahaan
mampu tumbuh di masa lalu dan mengukur apakah tingkat
pertumbuhan itu masih akan berlanjut atau meningkat di masa
mendatang.
Rasio PE (price/earning ratio)
• Yang kedua, kita juga harus melihat industrinya.
• Membandingkan PE saham beberapa perusahaan hanya akan
bermanfaat jika perusahaan-perusahaan itu itu memang berada
dalam industri yang sama. Sebab, masing-masing industri memiliki
tingkat pertumbuhan dan ciri-ciri yang berbeda-beda, sehingga PE-
nya juga berbeda.?

• rasio harga terhadap laba bersih per saham atau price/earning


ratio (PE) sering dipakai oleh analis saham dalam menganalisa
mahal-murahnya suatu saham

• Rasio PE merupakan rasio yang paling tua dan paling sering


dipakai oleh investor untuk menimbang suatu saham
Analisis Laporan Keuangan
Kelemahan laporan keuangan
• sebagian besar menganut sistem accrual *
• realisasi kas masuk dan keluar perusahaan ??

*(pendapatan dan cost/biaya diakui pada saat transaksi terjadi


meskipun realisasi kas belum terjadi).

Bukankah saldo akhir kas sudah bisa dilihat pada Neraca ?....
Benar, tetapi dari neraca, belum tergambar secara terperinci, mengenai :
(-) Dari aktivitas apa saja kas dihasilkan ?
(-) Untuk aktivitas apa saja kas dikeluarkan ?.
Beberapa alasan perlunya arus kas
• laporan keuangan sebagian besar menganut sistem accrual (pendapatan
dan cost/biaya diakui pada saat transaksi terjadi meskipun realisasi kas
belum terjadi).

• mengetahui realisasi kas masuk dan keluar perusahaan, sehingga dapat


diprediksi potensi realisasi kas di masa yang akan datang (tingkat liquiditas).
Termasuk juga untuk mengetahui potensi kemampuan perusahaan untuk
membagikan keuntungan perusahaan kepada pemegang saham dalam
bentuk kas (pembagian dividen),

• Bukankah saldo akhir kas sudah bisa dilihat pada Neraca ?....
Benar, tetapi dari neraca, belum tergambar secara terperinci, mengenai :
(-) Dari aktivitas apa saja kas dihasilkan ?
(-) Untuk aktivitas apa saja kas dikeluarkan ?.
Elemen-elemen Laporan Arus Kas

• Realisasi Kas (kas masuk/keluar) dikelompokkan ke


dalam tiga jenis aktifitas, yang selanjutnya menjadi
elemen Laporan Arus Kas, yaitu :

1. Aktifitas Operasi (Operating Activities)

2. Aktifitas Investasi (Investing Activities)

3. Aktifitas Pendanaan (Financing Activities)


Elemen-elemen Laporan Arus Kas

Aktifitas Operasi (Operating Activities)

• Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari kegiatan utama perusahaan


(yang biasa disebut operasional perusahaan),
• tercermin dari Laporan Laba/Rugi perusahaan.

Aktifitas Investasi (Investing Activities)

• Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari aktivitas-aktivitas investasi.


• Semua kegiatan kas yang terkait dengan aktifitas pembelian
/penjualan aktiva perusahaan, penerimaan/ pengeluaran kas terkait
dengan piutang perusahaan dengan entitas lain.
Elemen-elemen Laporan Arus Kas

Aktifitas Pendanaan (Financing Activities)

• Arus kas yang berasal dari transaksi utang (kewajiban)


perusahaan, penambahan maupun pelunasan utang.
• Arus kas yang berasal dari penerbitan saham atau instrument
sekuritas lainnya pun dimasukkan ke dalam kelompok ini.
Cara Membuat Laporan Arus Kas

Untuk membuat Laporan Arus Kas, diperlukan sumber data


sebagai berikut :

(-) Laporan Laba Rugi Tahun Berjalan (Current Book)


(-) Neraca Perbandingan Tahun Berjalan dengan Neraca
tahun sebelumnya

Sebagai ilustrasi, kita akan membuat Laporan Arus Kas Tahun


2007, dan berikut adalah contoh Laporan Laba Rugi Tahun 2007
• Lihat kasus file : Cara membuat Laporan Arus Kas
Manfaat informasi arus kas

• Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di


masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai
kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat
sebelumnya.

• Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus


kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.

• Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan


arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan
bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur
keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
Selesai

Anda mungkin juga menyukai