Materi Pembelajaran
Responsibility Accounting
Di dalam akuntansi manajemen terdapat konsep responsibility accounting atau
akuntansi pertanggungjawaban yang memiliki empat komponen utama:
1. membagikan tanggung jawab kepada personel terkait
2. menetapkan target pencapaian kinerja
3. memberikan imbalan atau penghargaan ketika target tersebut tercapai
(Hansen dan Mowen, 2007).
Pembagian tanggung jawab dilakukan secara desentralisasi dari atasan kepada level di
bawahnya. Suatu pusat pertanggung jawaban akan dibentuk dengan beberapa kategori
: pusat pendapatan, pusat biaya atau beban, pusat laba dan pusat investasi. Masing-
masing pusat pertanggung jawaban ini memiliki anggaran dan sumber dayanya
sendiri. Sebuah departemen, divisi, atau unit organisasional yang tergolong ke dalam
pusat pendapatan akan bertanggung jawab memastikan perusahaan mencapai target
penjualan yang diinginkan, contohnya divisi penjualan. Sebaliknya, pusat biaya
memiliki anggaran yang utamanya berfokus pada tingkat belanja tertentu, misalnya
departemen produksi atau divisi riset. Di sisi lain, pusat laba merupakan suatu unit
organisasi spesifik yang memiliki tanggung jawab atas pendapatan dan
pengeluarannya sendiri. Pusat ini dapat berbentuk suatu divisi yang membawahi lini
produk tertentu. Terakhir, pusat investasi adalah suatu departemen, divisi, atau unit
organisasional yang manajernya memiliki wewenang penuh terhadap pendapatan,
pengeluaran, laba, maupun investasi apa yang akan dilakukan dengan laba tersebut.
Dalam arti lain, manajer pusat investasi berhak untuk mengambil keputusan
operasional yang sifatnya jangka pendek, seperti dalam hal aset apa yang perlu dibeli
untuk proses produksi, tipe iklan apa yang digunakan untuk promosi suatu lini
produk, atau menentukan harga jual.
Setelah masing-masing departemen, divisi atau tim kerja mengetahui tanggung
jawab dan targetnya masing-masing, yang perlu dilakukan adalah melakukan
pengawasan atau pengukuran terhadap kemajuan pencapaian target tersebut. Hal ini
bisa dilakukan jika perusahaan menetapkan sebuah sistem pengukuran kinerja. Sistem
ini harus dirancang agar memberikan informasi kepada manajer mengenai
perkembangan masing-masing target yang bisa berkaitan dengan suatu proses, produk
maupun manusia (pelanggan atau karyawan). Berdasarkan sistem pengukuran kinerja
ini, manajer juga akan diberikan sinyal ketika target perlu direvisi, karena adanya
perubahan dalam lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Mengenai
besaran atau ukuran target sendiri, dapat diambilkan dari suatu anggaran (jika dalam
satuan moneter) atau dari patokan tertentu yang dirasa manajer merupakan ukuran
yang sesuai (bisa dari data historis internal atau eksternal). Ukuran kinerja yang
digunakan juga tidak boleh terpaku pada pencapaian di masa lalu, tetapi harus bisa
mengaitkannya dengan apa yang ingin dicapai perusahaan secara jangka panjang.
Selain itu, imbalan yang diberikan apabila target tercapai sebaiknya dibuat agar
mendorong karyawan atau manajer bekerja secara optimal dalam mencapai target.
Pengukuran kinerja ROI dan RI keduanya berfokus pada angka keuangan jangka
pendek (laba yang dihitung secara tahunan). Tetapi RI tetap digunakan oleh
perusahaan sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan tertentu atau
melakukan pengendalian atas modal. Penggunaan kedua ukuran seringkali dipakai
sebagai komplementari (saling melengkapi).
Rangkuman
Sistem pengukuran kinerja perlu dimiliki perusahaan untuk membantu manajer
mengawasi kemajuan pencapaian target dan dasar pemberian imbalan atas kinerja
yang memenuhi target. Efektivitas organisasi secara tidak langsung akan tercapai jika
seluruh karyawan memiliki kesadaran atas tanggung jawabnya masing-masing. Salah
satu unsur penilaian kinerja adalah kesuksesan dalam meraih angka finansial tertentu.
Beberapa metode perhitungan rasio keuangan kunci seperti ROI, RI, EVA dan MVA
dibahas dalam bab ini untuk memberikan gambaran mengenai kesehatan perusahaan
secara finansial. Namun dalam beberapa dekade terakhir, kritik bermunculan yang
mengatakan bahwa perusahaan yang terlalu berfokus mempercantik (window
dressing) ukuran kinerja finansial konvensional perusahaan justru memiliki masalah.
Manajer terdorong untuk melakukan manipulasi atau window dressing atas angka-
angka rasio kunci tersebut demi mendapatkan pengakuan dari pemegang kepentingan.
Adanya keterbatasan ini membuat perusahaan perlu memperluas perspektifnya, tidak
hanya dari segi keuangan tetapi juga aspek lain seperti sumber daya manusia dan
pelanggan. Dalam bab ini juga dijelaskan tentang harga transfer dan contoh
penerapannya dimana perusahaan memanfaatkan harga transfer untuk
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.
Contoh Soal
Apa peran sistem pengukuran kinerja dalam organisasi?
Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi. Penilaian kinerja berfungsi
sebagai tonggak yang menunjukkan tingkat ketercapaian tujuan dan menunjukkan
apakah organisasi berjalan sesuai arah atau menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.
Menyediakan sarana pembelajaran pegawai. Penilaian kinerja merupakan sarana
untuk pembelajaran pegawai tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak dan
memberikan dasar dalam perubahan perilaku, sikap, ketrampilan atau pengetahuan
kerja yang harus dimiliki pegawai untuk mencapai hasil kerja terbaik.
Memperbaiki kinerja periode-periode berikutnya. Penerapan penilaian kinerja
dalam jangka panjang bertujuan untuk membentuk budaya berprestasi di dalam
organisasi dengan menciptakan keadaan dimana setiap orang dalam organisasi
dituntut untuk berprestasi.
Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan,
pemberian penghargaan dan hukuman. Organisasi yang berkinerja tinggi berusaha
menciptakan sistem penghargaan seperti kenaikan gaji/tunjangan, promosi atau
hukuman seperti penundaan promosi atau teguran, yang memiliki hubungan yang
jelas dengan pengetahuan, ketrampilan dan kontribusi terhadap kinerja organisasi.
Memotivasi pegawai. Dengan adanya penilaian kinerja yang dihubungkan dengan
manajemen kompensasi, maka pegawai yang berkinerja tinggi atau baik akan
memperoleh penghargaan.
Menciptakan akuntabilitas publik. Penilaian kinerja menunjukkan seberapa besar
kinerja manajerial dicapai yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Kinerja tersebut
harus diukur dan dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja sebagai bahan untuk
mengevaluasi kinerja organisasi dan berguna bagi pihak internal maupun eksternal
organisasi.
Latihan Soal
1. Apa kekuatan dan kelemahan ukuran kinerja keuangan?
2. Jelaskan Transfer Pricing. mengapa Transfer Pricing digunakan dalam
organisasi? Apa saja batasannya?
3. Apa hubungan antara Harga Transfer dan Ukuran Kinerja? Berikan contoh!
4. Return On Invesment (ROI) mempunyai dua Batasan. Apa saja Batasan tersebut?
5. Manakah diantara Return On Invesment (ROI) atau Residual Invesment (RI)
yang merupakan pengukur profitabilitas yang lebih baik?
Referensi
Hansen, D. R. dan Mowen, M. M. (2007). Managerial Accounting , 8th Ed. Thomson-
South Western
Hoque, Z. (2003). Strategic Management Accounting,2nd Ed. Pearson Education
Australia