Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun oleh:

Sayyidah Bilqis Safira Eltsani 142170065

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN””

YOGYAKARTA

2018
PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN
PENETAPAN HARGA TRANSFER

Desentralisasi dan Pusat Pertanggungjawaban

Perusahaan diatur dengan garis pertanggungjawaban yang menurut bagan tradisional digambarkan dengan
bentuk piramidal, pertanggungjawaban mengalir menuju yang lebih rendah. Terdapat rentang dari yang
sangat tersentralisasi hingga sangat terdesentralisasi. Kecenderungan perusahaan berada di tengah antara
kedua rentang dengan mayoritas mengarah pada rentang desentralisasi.

Desentralisasi adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang
lebih rendah.

Alasan-alasan untuk Melakukan Desentralisasi


1. Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal, karena kualitas keputusan dipengaruhi kualitas
informasi yang tersedia sedangkan manajemen pusat bisa jadi tidak memahami kondisi lokal.

2. Memfokuskan manajemen pusat, sehingga manajemen pusat dapat menangani perencanaan dan
pengambilan keputusan strategis untuk keberlangsungan jangka panjang perusahaan.

3. Melatih dan memotivasi para manajer

4. Meningkatkan daya saing, sehingga margin laba secara keseluruhan mampu menutupi ketidakefisienan
di berbagai divisi.

Divisi-divisi dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi

Divisi merupakan bentuk unit-unit dari perwujudan desentralisasi berdasarkan jenis barang atau jasa yang
diproduksi. Perusahan yang terdesentralisasi membentuk pusat pertanggungjawaban. Manajer dalam
pusat pertanggungjawaban merupakan segmen bisnis yang memiliki tanggung jawab dalam serangkaian
kegiatan tertentu.

Jenis utama pusat pertanggungjawaban:

1. Pusat biaya (Coat center)

2. Pusat pendapatan (revenue center)

3. Pusat laba (profit center)

4. Pusat investasi (Investment center)


Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laporan Laba Rugi Variabel dan
Absorpsi

Terdapat dua metode perhitungan laba yaitu berdasarkan perhitungan biaya variabel dan absorpsi atau
perhitungan biaya penuh. Kedua metode tersebut berbeda tergantung pada perlakuan suatu biaya tertentu,
yaitu overhead tetap. Perhitungan biaya variabel hanya membebankan biaya manufaktur variabel ke
produk dan overhead sebagai beban periode. Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya
manufaktur pada produk. Beberapa hal yang menentukan biaya produk yaitu bahan baku dan tenaga kerja
langsung, overhead variabel dan tetap. Dalam biaya absorpsi, overhead dipandang sebagai biaya produksi.

Penilaian Persediaan

Biaya variabel dan absorpsi dapat digunakan untuk perhitungan biaya persediaan akhir. Persediaan dinilai
atas biaya produk atau produksi.

Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Absorpsi

Biaya produk per unit merupakan dasar bagi perhitungan beban pokok penjualan, metode perhitungan
biaya variable dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan ini karena
sebagian overhead tetap periode tersebut yang masuk dalam persediaan ketika perhitungan biaya absorpsi
digunakan.

Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba

Jika barang yang terjual lebih banyak dari yang diproduksi, maka laba menurut perhitungan biaya
variable akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Menjual lebih banyak dari yang
diproduksi berarti persediaan awal dan unit yang diproduksi telah terjual. Persediaan mengandung
overhead tetap dari periode sebelumnya. Menurut perhitungan biaya bsorpsi, unit-unit yang keluar dari
persediaan mengandung overhead tetap dari periode sebelumnya. Jumlah beban overhead tetap menurut
perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjlana, yaitu sebesar jumlah
overhead tetap yang keluar dari persediaan. Oleh karena itu, laba menurut perhitungan biaya variable
lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi sebesar jumlah overhead tetap yang mengalir
keluar dari persediaan awal.

Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi

Bagaimana kita mengonversi overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja langsung
atau jam meskn terhadap overhead pabrik yang ditetapkan untuk unit-unit yang diproduksi? Kedua, apa
yang dilakukan jika overhead pabrik yang actual tidak sama dengan overhead pabrik yang dibebankan?

Masalah pertama bias diatasi dengan, misalkan, overhead pabrik ditetapkan atas dasar jam tenaga kerja
langsung. Solusi untk masalah kedua yaitu, kita harus menghitung overhead tetap yang ditetapkan dan
membebankannya pada unit yang diproduksi. Selanjutnya, total overhead yang ditetapkan dibandingkan
dengan overhead tetap actual.
Mengevaluasi Manajer Pusat Laba

Laba harus mencerminkan usaha manajerial agar dapat menjadi petunjuk bermakna. Secara umum, jika
kinerj ;aba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial, maka manajer berhak mengharapkan
berlakunya berikut ini

1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu period eke periode berikutnya, sementara
factor-faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat.
2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu period eke periode berikutnya, sementara daktor-
faktor lainnya tetap, maka laba akan menurun.
3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode berikutnya, sementara
factor-faktor lainnya tetap, maka laba akan tetap tidak berubah.

Laporan Laba Rugi Segmen dengan Mengggunakan Perhitungan Biaya Variabel

Perhitungan biaya variable berguna dalam menyiapkan laporan laba rugi segmen karena perhitungan ini
menyediakan informasi penting mengenai beban variable dan tetap. Sebuah segmen adalah subunit dari
suatu perusahaan yang cukup penting dalam pembuatan laporan kinerja.

Beban tetap langsung adalah beban etap yang secara langsung dapat ditelusuri ke suatu segmen. Beban
tetap umum disebabkan oleh dua atau lebih segmen secara bersamaan. Beban-beban ini tetap muncul,
bahkan ketika salah satu sehmen dihapus.

Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan ROI

Pusat-pusat investasi umumnya dievaluasi berdasarkan pengembalian atas investasi (ROI).

1. Imbal Hasil atas Investasi


Divisi-divisi yang merupakan pusat investasi akan memiliki laporan laba rugi dan neraca sendiri.
Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah dengan menghitung
pengembalian atas investasi (return on investment ROI), yaitu laba yang diperoleh untuk setiap
dolar investasi. Ukuran kinerja yang paling lazim digunakan bagi suatu pusat investasi adalah
pengembalian investasi (return on investasi-ROI) dengan menggunakan rumus:
ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata
Keterangan:
 Laba Operasi (operating income) adalah laba yang dihasilkan sebelum bunga dan pajak.
 Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba
operasi.

2. Margin dan Perputaran


Cara kedua untuk mengitung ROI adalah memisahkan rumusnya (Laba operasi/aktiva operasi
rata-rata) dalam margin dan perputaran.
ROI = Margin x perputaran
= Laba operasi x Penjualan _____
Penjualan Aktiva operasi rata-rata
Margin adalah rasio dari operasi terhadap penjualan. Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran
lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata.

ROI = Margin x Perputaran atau ROI = Laba operasi/Aset operasi rata-rata


Meskipun kedua pendekatan menghasilkan ROI yang sama, perhitungan margin dan perputaran
mampu memberikan informasi berharga kepada seorang manajer.

Keunggulan ROI

1. ROi mendorong manajer untuk focus pada hubungan antara penjualan, beban, dan investasi
sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
2. ROI mendorong manajer untuk focus pda efisiensi biaya.
3. ROI mendorong manajer untuk focus pada efisiensi asset operasi.

Kelemahan Pengukuran ROI

1. ROI mengakibatkan focus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan
profitabilitas keseluruhan perusahaan.
2. ROI mendorong para manajer untuk focus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.

Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba Residu dan Nilai Tambah
Ekonomi

1. Laba residu adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dollar minimum yang
disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.

Laba = Laba – (Tingkat pengembalian minimum x aktiva operasi rata – rata)


residu operasi

2. Nilai Tambah Ekonomi adalah laba bersih ( laba operasi dikurangi pajak ) dikurangi total biaya
modal tahunan.
EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurang biaya modal yang dipakai. Biaya
modal yang dipakai adalah presentase aktual dari biaya modal dikali dengan total modal yang
dipakai. Persamaan EVA dinyatakan sbb.

EVA = laba operasi _ presentase biaya x Total modal


Setelah pajak modal aktual yang dipakai

Penetapan Harga Transfer

Jadi, nilai barang yang ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi
yang membeli. Nilai atau harga internal disebut harga transfer. Dengan kata lain harga transfer adalah
harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjualan pada divisi pembeli di perusahaan
yang sama.
Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara Keseluruhan

Harga yang dikenakan untuk barang yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan
divisi penjual. Artinya, laba kedua divisi tersebut, sebagaimana juga evaluasi dan kompensasi para
manajer mereka, dipengaruhi oleh harga transfer.

Penetapan harga transfer ternyata mampu mempengaruhi tingkat laba yang dihasilkan perusahaan
multinasional melalui pajak badan dan persyaratan hokum lainnya yang ditetapkan negara tempat
berbagai divisi beroperasi.

Kebijakan Penetapan Harga Transfer

Berikut harga yang ditetapkan:

1. Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi penjual
tidak menjadi lebih buruk jika barang dijual pada divisi internal daripada dijual pada pihak
luar.
2. Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli
tidak menjadi lebih buruk jika suatuinput dibeli secara internal.

Harga Pasar

Jika tersedia, harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer. Karena divisi penjual
mampu menjual barangnya pada harga pasar, transfer internal pada harga yang lebih rendah dari harga
pasar akan mengakibatkan divisi tersebut merugi. Divisi pembeli yang selalu mampu membeli barang
pada harga pasar untuk barang yang ditransfer secara internal.

Harga Transfer Berdasarkan Biaya

Harga pasar luar kerap tidak tersedia. Hal tersebut bisa terjadi karena karena produk yang akan ditrasfer
menggunakan desain hak paten yang dimiliki perusahaan induk.dalam hal ini, perusahaan bisa
menggunakan penetapan harga transfer berdasarkan biaya.

Harga Transfer yang Dinegosiasikan

Akhirnya, manajemen tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi pembeli dan penjual untuk
menegosiasikan harga transfer. Secara khusus, pendekatan ini berguna saat kondisi pasar tidak sempurna,
seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk menghindari biaya penjualan dan distribusi. Dalam
hal ini, biaya yang dihemat bisa dibagi di antara dua divisi.

Anda mungkin juga menyukai