NIM : 181120002179
Kelas : AE (R2)
Mata Kuliah : Akuntansi Syariah
Jenis Ujian : Ujian Akhir Semester (UAS)
1. Akad Istishna
Akad istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteriaa dan persyaratan tertentu yg diepakati antara pemesan (pembeli/mustshni)
dan penjual (pembuat/shani)
Rukun dan ketentuan Akad istishna:
1) Adapun Rukun Istishna ada tiga yaitu:pelaku terdiri atas pemesan
(pembeli/mustahni’) dan penjual (pembuat, shani’)
2) Objek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna yg berbentuk
harga.
3) Ijab Kabul/ serah terima
Ketentuan Syariah:
PENJUAL:
Pencatatan ketika menyerahkan persediaan, jika jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir
lebih kecil dari biaya perolehan barang pesanan
Dr. Utang Salam xxx
Dr. Kerugian Salam xxx
Kr. Aset salam xxx
Pencatatan ketika menyerahkan persediaan, jika jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir
lebih besar dari biaya perolehan barang pesanan
PEMBELI
a. Jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai sesuai nilai yang disepakati
jurnal
1.) nilai wajar dari barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari
nilai
2) jika nilai wajar dari barang pesanan yg diterima lebih rendah dari nilai barang
ppesanan yg tercantum dalam akad, maka barang pesananan yg diterima diukur sesuai
dengan nilai wajar pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian
Jurnal:
3. Qardhul Hasan
Qardhul Hasan adalah pinjaman tanpa dikenakan biaya (hanya wajib membayar sebesar
pokok untangnya), pinjaman uang seperti inilah yang sesuai dengan ketentuan syariah
(tidak ada riba), karena kalau meminjamkan uang maka ia tidak boleh meminta
pengembalian yang lebih besar dari pinjaman yang diberikan. Namun, sipeminjam boleh
saja atas kehendaknya sendiri memberikan kelebiahan atas pokok pinjamannya.
2.Untuk penerimaan dana yang berasal dari denda dan pendapatan nonhalal, jurnal:
Dr. Dana kebajikan-kas xxx
Kr. Dana kebajikan-denda/pedapatan non-halal xxx
1. Bersifat wajib dan mengikat atas harta yg ditentukan, dan ada sanksi jika
mengabaikannya
2. Zakat dan pajak harus disetorkan pada lembaga resmi agar tercapai optimalisasi
penggalangan dan maupun penyalurannya
3. Zakat dan pajak memiliki tujuan yg sama yaitu untuk membantu penyelesaian masalah
ekonomi dan pengentasan kemiskinan
4. Tidak ada janji akan memperoleh imbalan materi tertentu di dunia
5. Zakat dan pajak dikelola oleh Negara pada pemerintahan islam
6. A. Akad Wadiah
Dalam bidang ekonomi syariah, wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan
dikembalikan setiap saat nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank
bertanggungjawab atas pengembalian titipan tersebut.
Wadiah sendiri dibagi menjadi 2 yaitu:
Wadiah Yad Dhamanah - wadiah di mana si penerima titipan dapat memanfaatkan
barang titipan tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan
titipan tersebut secara utuh setiap saat kala si pemilik menghendakinya.
Wadiah Yad Amanah - wadiah di mana si penerima titipan tidak bertanggungjawab
atas kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada barang titipan selama hal ini bukan
B. Akad Ar Rahn
adalah perjanjian utang piutang dengan menahan barang sebagai jaminan atas hutang.
Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan Marhun (barang) sampai
semua hutang Rahin (yang menyerahkan barang) dilunasi. Marhun tidak boleh
dimanfaatkan oleh Murtahin kecuali seizin Rahin ,dengan tidak mengurangi nilai
Marhun dan pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya pemeliharaan dan
perawatannya.
C. Wakaf
Wakaf berasal dari bahasa Arab “Waqf” yang artinya menahan diri. Dalam kamus
fiqih, wakaf adalah memindahkan hak pribadi menjadi milik umum atau badan yang
berfokus untuk kepentingan masyarakat.
Pengertian wakaf secara bahasa (lughowi) adalah menahan. Secara istilah, wakaf
adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum tanpa
mengurangi nilai harta.