Anda di halaman 1dari 8

PERLAKUAN AKUNTANSI ( PSAK 106 )

Akuntansi Untuk Penjual

Pengakuan untuk setiap asset tergantung dari akadnya. Jika proposal dan negoisasi
dan biaya serta pendapatan asset dapat diidentifikasikan terpisah , maka akan dianggap akad
terpisah,jika tidak , maka akan dianggap satu akad, jika ada pesanan tambahan dan nilainya
signifikan atau dinegoisasi terpisah maka dianggap akad terpisah.

1. Biaya Perolehan Istishna terdiri atas :

a. Biaya Langsung

b. Biaya Tidak Langsung

c. Khusus Untuk Istishna Paralel

Biaya perolehan/pengeluaran selama pembangunan atau tagihan yang diterima


dari produsen/kontraktor diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesaian, jurnal
melakukan pengeluaran untuk akad istishna’

Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx

Kr. Persediaan, kas, utang, dll xxx

Untuk akun yang dikredit akan tergantung apa yang digunakan oleh perusahaan
untuk memenuhi kewajiban akad tersebut.

Beban pra akad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai
biaya istishna’ jika akad disepakati. Jika akad tidak disepakati maka biaya tersebut
dibebankan pada periode berjalan.

Saat dikeluarkan biaya pra akad, dicatat:

Dr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx

Kr. Kas xxx

Jika Akad disepakati, maka dicatat:

Dr. Beban Istishna’ xxx

Kr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx

Jika Akad tidak disepakati, maka dicatat:

Dr. Beban xxx

Kr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx


2. Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual
memberikan potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapatan
istishna’.
3. Pengakuan Pendapatan dapat diakui dengan 2 metode:

a. Metode persentase penyelesaian.

b. Metode akad selesai

4. Untuk metode persentase penyelesaian, pengakuan pendapatan dilakukan sejumlah


bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan tersebut
diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang bersangkutan.
a. Pendapatan diakui: berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan
biasanya menggunakan dasar persentase pengeluaran biaya yang dilakukan
dibandingkan dengan total biaya, kemudian persentase tersebut dikalikan
dengan nilai akad.
b. Margin Keuntungan juga diakui berdasarkan cara yang sama dengan
pendapatan.

Persentase penyelesaian = Biaya yang telah dikeluarkan : Total biaya untuk


penyelesaian

Pengakuan Pendapatan = Persentase penyelesaian x Nilai Akad

Pengakuan Margin = Persentase penyelesaian x Nilai Margin

Dimana nilai margin tersebut adalah: Nilai Akad – Total Biaya

Untuk pengakuan pendapatan di tahun-tahun berikutnya (jika >1 tahun)

Pendapatan Tahun Berjalan = Pendapatan diakui s/d saat ini – pendapatan yang telah
diakui

5. Bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan


ditambahkan kepada aset istishna’ dalam penyelesaian. Jurnal untuk pengakuan
pendapatan dan margin keuntungan adalah:

Dr aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx

Dr. Beban istishna’( biaya yang telah dikeluarkan) xxx

Kr. Pendapatan Istishna’ xxx

(pendapatan yg hrs diakui diperiode berjalan )

6. Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir periode harga pokok istishna’ diakui
sebesar biaya istishna’ yang telah dikeluarkan sampai periode tersebut.
7. Untuk metode akad selesai tidak ada pengakuan pendapatan, harga pokok dan
keuntungan sampai dengan pekerjaan telah dilakukan. Sehingga pendapatan diakui
pada periode dimana pekerjaan telah selesai dilakukan.
8. Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan istishna’ akan melebihi
pendapatan istishna’ maka taksiran kerugian harus segera diakui.
9. Pada saat penagihan (metode persentase penyelesaian& akad selesai):

Dr. Piutang Istishna’(sebesar nilai tunai) xxx

Kr. Termin Istishna’ xxx

Termin istishna’ tersebut akan disajikan sebagai akun pengurang dari akun Aset
Istishna’ dalam penyelesaian.

10. Pada saat penerimaan tagihan, jurnal::

Dr. Kas (sebesar uang yang diterima ) xxx

Kr. Piutang Usaha xxx

Berdasarkan hal tersebut, maka perbedaan jurnal isitishna’ tangguhan dengan istishna
yang dibayar tunai terletak pada 2 jurnal yang terdiri atas jurnal untuk pengakuan pendapatan
dan jurnal untuk pengakuan margin keuntungan:

1. Jurnal pengakuan margin keuntungan pembuatan barang adalah:

Dr . asset istishna’ dalam penyelesaian (sebesar margin keuntungan) xxx

Dr . beban istishna’ (sebesar pendapatan yang dikeluarkan) xxx

Kr. Pendapatan istishna’ ( sebesar pendapatan yang harus xxx

diakui di periode berjalan)

2. Jurnal pengakuan pendapatan selisih antara nilai akad dan nilai tunai

Pada saat penandatanganan akad:

Dr. piutang istishna’ (sebesar selisih nilai tunai dan nilai akad) xxx

Kr. Pendapatan isitishna’ tangguh xxx

Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai tunai dan nilai akad:

Dr. pendapatan istishna’ tangguh (secara proporsional periode) xxx

Kr. Pendapatan akad istishna’ xxx

Dr. piutang istishna’ (sebesar kas yang diterima) xxx

Kr. kas xxx


Untuk membedakan apakah suatu akad istishna yang pembangunan asset istishnanya
dilakukan lebih dari satu tahun itu dikelompokkan sebagai akad tunai dan atau akad tangguh,
maka yang harus menjadi dasar adalah sesuai waktu serah terimanya.[10]

Akuntansi Untuk Pembeli

1) Pembeli mengakui aset istishna' dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih
oleh penjual dan sekaligus mengakui hutang istishna' kepada penjual. [11]

Dr.Aset Istishna dalam penyelesaian xxx

Kr.Utang kepada penjual xxx

2) Aset istishna' yang diperoleh melalui transaksi istishna' dengan pembayaran tangguh
lebih dari satu tahun diakui sebesar biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli
yang disepakati dalam akad istishna' tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai
beban istishna' tangguh.

Dr.Aset Istishna dalam penyelesaian xxx

Dr.Beban Istishna Tangguh xxx

Kr.Utang kepada penjual xxx

3) Beban istishna' tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi


pelunasan hutang istishna'.Jurnal :

Dr.Beban Istishna ‘ xxx

Kr.Beban Istishna Tangguh xxx

Pembayaran utang,Jurnal :

Dr.Utang kepada penjual xxx

Kr. Kas xxx

4) Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan
mengakibatkan kerugian pembeli, maka kerugian itu dikurangkan dari garansi
penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian tersebut melebihi
garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang jatuh tempo
kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang. Jurnal :
Dr.Piutang Jatuh Tempo kepada Penjual xxx

Kr. Kerugian Aset Istishna xxx

Setelah sebelumnya pembeli mengakui adanya kerugian

5) Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi
dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada
penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh
tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.

Dr. Piutang Jatuh Tempo kepada Penjual xxx

Kr.Aset Istishna dalam penyelesaian xxx

6) Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka
barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan
biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.

Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian xxx

D.r Kerugian xxx

Kr.Aset Istishna dalam prnyelesaian xxx

7) Penyajian ,Pembelian menyajikan dalam laporan keuangan hal – hal sebagai berikut :
a. Utang Istishna sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi.
b. Asset istishna dalam penyelesaian sebesar
i) Persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir,
jika istishna parallel
ii) Kapitalisasi biaya perolehan , jika istishna .

8) Pengungkapan pembeli mengungkapkan transaksi istishna dalam laporan tetapi tidak


terbatas,pada :
a. Rincian utang istishna berdasarkan jumlah dan jangka waktu
b. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No.101 tentang penyajian Laporan
Keuangan Syariah .
ILUSTRASI AKUNTANSI AKAD ISTISHNA’
Kasus MetodePersentase penyelesaian dan Pembayaran secara tunai

Tansakasi Penjualan Pembeli


(dalam ribuan rupiah)
Sebelum melakukan akad, dikeluarkan Beban Pra Akad Ditangguhkan 250
biaya sebesar Rp.250 untuk melakukan Kas 250
survei.

Jika ternyata kemudian hari dilakukan Beban Istishna’ 250


akad Beban Pra Akad Ditangguhkan 250

Jika tidak terjadi akad Beban Pra Akad 250


Beban Pra Akad Ditangguhkan 250

Dilakukan akad dengan


Informasi sebagai berikut:
- Biaya Perolehan
(produksi) Rp 1.000
- Margin keuntungan Rp 200
- Nilai Tunai saat Penyerahan
Rp 1.200

Mengeluarkan biaya perolehan istishna’. Aset Istishna’ dalam Penyelesain 1000


Kas Utang Persediaan 1000
Pada akhir periode tahun buku,
pengakuan pendapatan (tergantung) Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 200
persentase penyelesaian yang telah Beban Istishna’ 1000
diakui). Pendapatan Istishna’ 1.200

Kalau pada metode akad selesai


dilakukan pada akhir masa akad.

Pada saat penagihan dan penyerahan


aset istishna’ kepada pembeli. Piutang Istishna’ 1.200 Aset 1.200
Termin Istishna’ 1.200 Uang Istishna’ 1.200
Termin istishna’ sebagai contra account
dari aset istishna’ dalam penyelesaian. Termin Istishna’ 1.200
Aset Istishna’ dalam penyelesain 1.200

Pada saat kas diterima.

Kas 1.200 Utang Istishna’ 1.200


Piutang Istishna’ 1.200 Kas 1.200

Untuk kasus istishna’ dengan metode akad selesai, jurnal yang digunakan metode persentase
penyelesaian, yang membedakan adalah waktu pengakuan pendapatan yang dilakukan pada akhir
masa akad.
Kasus Metode Persentase Penyelesaian dan Pembayaran Secara Tangguh
Tansaksi Penjualan Pembeli
(dalam ribuan rupiah)
Dilakukan dengan informasi sebagai Aset Istishna’ dalam
berikut: Penyelesaian 1.000
- Biaya Perolehan (Produksi) Rp 1.000 Kas/Utang/Persediaan 1.000
- Margin Keuntungan Rp 200
- Nilai Tunai saat Penyerahan
Rp 1.200
- Nilai Akad karena Tangguh Rp 1.500
- Selisih Nilai Akad dan Tunai Rp 300

Mengeluarkan biaya perolehan

Pada akhir periode tahun buku, Aset Istishna’ dalam


pengakuan pendapatan (tergantung Penyelesaian 200
penyelesaian yang telah diakui) Beban Istishna’ 1.000
Pendapatan Istishna’ 1.200

Pada saat penagihan dan penyerahan Piutang Istishna’ 1.200 Aset 1.200
aset istishna’ kepada pembeli. Termin Istishna’ 1.200 Utang Istishna’ 1.200
Piutang Istishna’ 300 Beban istishna’
Pendapatan Istishna’ Tangguh 300
Tangguh 300 Utang Istishna’ 300

Terimin istishna’ sebagai contra Termin Istishna’ 1.200


account dari aset istishna’ dalam Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 1.200
penyelesaian.

Pada kas diterima. Diangsur selama 3 Kas 500 Utang Istishna’ 500
tahun, jadi setiap tahun membayar Rp Piutang Istishna’ 500 Kas 500
500 Pendapatan Istishna’ Tangguh 100 Beban Istishna’ 100
Pendapatan Istishna’ 100 Beban Istishna’
Tangguh 100

Jika pembeli melakukan kewajiban


pembayaran istishna’ lebih awal dan
penjual memberikan potongan sebesar
Rp 75. Maka potongan dapat
diperlakukan sebagai:
- Potongan langsung dan Kas 425 Utang Istishna’ 500
dikurangkan dari piutang Pendapatan Istishna’ Tangguh 100 Beban Istishna’ 25
istishna’ pada saat Piutang Istishna’ 500 Baban Istishna’
pembayaran. Pendapatan Istishna’ 25 Tangguh 100
Kas 425

- Pada saat pembayaran jika Kas 500 Utang Istishna’ 500


penjual tidak memberikan Piutang Istishna’ 500 Kas 500
potongan kepada pembeli.

- Penggantian / Reimbursement Pendapatan Istishna’ Tangguh 100 Beban Istishna’ 25


kepada pembeli sejumlah Kas 75 Kas 75
keuntungan yang dihapuskan Pendapatan Istishna’ 25 Beban Istishna’
setelah menerima pembayaran Tangguh 100
piutang istishna’.

Untuk kasus istishna’ dengan metode akad selesai, jurnal yang digunakan sama dengan
metode pesentase penyelesaian, yang membedakan adalah wktu pengakuan pendapatan yaitu akan
dilakukan pada akhir masa akad.

Jika Terjadi Kerugian atas Akad Istishna’ dan Dibayar Tunai


Transaksi (dalam ribuan) Penjual Pembeli
Dilakukan akad dengan informasi Aset Istishna’ dalam
sebagai berikut: Penyelesaian 1.000
- Biaya perolehan (produksi) Kas/Utang Persediaan 1.000
Rp 1.000
- Margin Keuntungan Rp 200
- Nilai Tunai saat Penyerahan
Rp 1.200

Mengeluarkan biaya perolehan


istishna’.

Teryata biaya perolehsn yang Aset Istishna’ dalam


diperkirakan Rp 1.000, realisasinya Penyelesaian 250
adalah Rp 1.250 Kas/Utang Persediaan 250

Saat akhir periode, pengakuan Beban Istishna’ 1.250


kerugian dari istishna’. Aset Istishna’
Penyelesaian (kerugian) 50
Pendapatan Istishna’ 1.200

Pada saat penagihan dan penyerahan Piutang Istishna’ 1.200 Aset 1.200
aset istishna’ kepada pembeli. Termin Istishna’ 1.200 Utang Istishna’ 1.200
Termin istishna’ sebagai contra Termin Istishna’ 1.200
account dari aset istishna’ dalam Aset Istishna’ dlm penyelesaian 1.200
penyelesaian.

Pada saat kas diterima Kas 1.200 Utang Istishna’ 1.200


Piutang Istishna’ 1.200 Kas 1.200

Anda mungkin juga menyukai