Anda di halaman 1dari 85

KELOMPOK 2

Aulia Shafira Kahar

PERSEKUTUAN Ela Karenina

FIRMA - LIKUIDASI
Lifia Meilani
Siti Andini Safitri
POKOK BAHASAN
PENGERTIAN LIKUIDASI

LIKUIDASI DILAKUKAN SECARA LIKUIDASI DILAKUKAN SECARA


SERENTAK BERTAHAP

› Kerugian Realisasi Aktiva yang Dibebankan


Sepenuhnya Pada Saldo Modal Sekutu
› Pembagian Kas Tanpa Program
Kas
› Kerugian Realisasi Aktiva yang Menimbulkan
Pemindahan Perkiraan Pinjaman Sekutu Ke
Perkiraan Modalnya
› Pembagian Kas Dengan
Program Kas
› Kerugian Realisasi Aktiva yang Menimbulkan
Kekurangan Modal Bagi Seorang Sekutu Saja
› Kerugian Realisasi Aktiva yang Menimbulkan
Kekurangan Modal Bagi Lebih Dari Seorang
Sekutu
› Realisasi Aktiva dengan Hasil Uang Kas yang
Tidak Cukup untuk Membayar Para Kreditor

FIRST UP
CONSULTANTS 2
suatu proses yang meliputi merubah non-kas menjadi
kas, mengakui laba atau rugi dari proses perubahan
aktiva non-kas menjadi kas, melunasi kewajiban firma,
dan akhirnya membagi semua kas yang dimiliki firma
kepada masing-masing anggota sesuai dengan saldo
modalnya (Beams,1988)

APA ITU LIKUIDASI ?


FIRST UP 3
CONSULTANTS
suatu keadaan perusahaan yang mengalami kekurangan dan tidak
cukupnya dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya.
Sebagai akibat dari adanya kebangkrutan ini adalah berupa penutupan
usaha dan pada akhirnya terjadi pembubaran usaha atau likuidasi. Jadi
istilah bangkrut lebih menekankan pada aspek ekonomis perusahaan
yaitu berupa kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuannya

APA BEDANYA DENGAN


BANGKRUT? FIRST UP 4
CONSULTANTS
Menurut The Uniform of Partnership Act (UPA), Undang-undang Persekutuan di Amerika
Serikat, pasal 31
1. Sistem perekonomian masyarakat atau negara yang tidak mendukung lagi adanya kegiatan
usaha, seperti adanya Undang-undang Pemerintah, sistem monopoli oleh perusahaan-
perusahaan besar, yang kesemuanya itu tidak memungkinkan bagi Firma untuk bertahan
hidup.
2. Adanya faktor-faktor ekstern yang berada di luar jangkauan manajemen perusahaan, seperti
bencana alam, kecelakaan, kebakaran, yang kesemuanya itu tidak memungkinkan bagi Firma
untuk bertahan hidup.
3. Adanya faktor-faktor intern di Firma, seperti adanya perselisihan antar anggota, kesalahan
dalam manajemen, ketidakserasian dalam kerja, yang kesemuanya itu dapat berakibat pada
ketidakmungkinan suatu Firma untuk mempertahankan hidupnya.

FAKTOR FIRMA
DIBUBARKAN FIRST UP 5
CONSULTANTS
TAHAPAN DALAM AKUNTANSI PEMBUBARAN
FIRMA - LIKUIDASI

REALISASI LIKUIDASI

• tahap pelaksanaan penjualan aktiva-aktiva • tahap pelunasan kewajiban-kewajiban atau


non kas milik Firma menjadi kas (uang tunai) hutang-hutang Firma dan diakhiri dengan
• pencairan aktiva menjadi uang kas pengembalian modal kepada para anggota
Firma
• pembayaran atas klaim
• Istilah likuidasi juga digunakan dalam arti yang
lebih luas untuk menyatakan proses likuidasi
secara lengkap

FIRST UP 6
CONSULTANTS
LIKUIDASI
DILAKUKAN
SECARA
SERENTAK

FIRST UP 7
CONSULTANTS
Aktiva Kewajiban dan Modal
Kas…………………………Rp. 10.000 Kewajiban……………………..Rp. 75.000
Aktiva Lainnya…………….Rp. 180.000 Pinjaman B……………………Rp. 6.000
Pinjaman D……………………Rp. 5.000
Modal A 30%………………….Rp. 42.000
Modal B 30%………………….Rp. 31.500
Modal C 20%………………….Rp. 20.500
Modal D 20%………………….Rp. 10.000
Total Aktiva Rp. 190.000 Total Kewajiban dan Modal Rp. 190.000

CONTOH SOAL FIRST UP


CONSULTANTS 8
Contoh 1 : Realisasi aktiva sebesar Rp. 140.000, dengan kerugian realisasi
dibebankan sepenuhnya pada perkiraan modal sekutu.
Contoh 2 : Realisasi aktiva sebesar Rp. 120.000, dengan kerugian realisasi
mengharuskan pemindahan dari perkiraan pinjaman sekutu ke perkiraan
modalnya.
Contoh 3 : Realisasi aktiva sebesar Rp. 100.000, dengan kerugian realisasi
menimbulkan kekurangan modal bagi seorang sekutu saja.
Contoh 4 : Realisasi aktiva sebesar Rp. 80.000, dengan kerugian realisasi
menimbulkan kekurangan modal bagi lebih daripada seorang sekutu.
Contoh 5 : Realisasi aktiva sebesar Rp. 60.000, dengan uang kas yang tersedia tidak
cukup untuk membayar kreditor:
1) Apabila semua sekutu solven secara pribadi
2) Apabila sekutu tertentu solven secara pribadi dan sekutu lainnya tidak

KASUS FIRST UP
CONSULTANTS 9
KERUGIAN REALISASI
AKTIVA YANG
DIBEBANKAN
SEPENUHNYA PADA
SALDO MODAL SEKUTU

FIRST UP 10
CONSULTANTS
KASUS 1

Asumsikan bahwa aktiva non-kas “firma A, B, C dan D”, dengan nilai buku Rp. 180.000 direalisasi

sebesar Rp. 140.000. Kerugian sebesar Rp. 40.000 dibagikan dalam rasio laba-rugi. Saldo modal

masing-masing sekutu dalam hal ini cukup besar untuk menyerap total kerugian realisasi. Dalam hal

ini, pembagian uang kas tidak menimbulkan kesulitan. Uang kas pertama-tama digunakan lebih

dulu untuk membayar kreditor luar, kemudian sisanya digunakan untuk membayar pinjaman para

sekutu dan saldo modal mereka. Hal ini diikhtisarkan dalam laporan likuidasi berikut:

FIRST UP 11
CONSULTANTS
KASUS 1 Firma A,B,C,D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Keterangan Kas Aktiva lain- Kewajiban Pinjaman Pinjaman Modal
lain B D Modal A Modal B Modal C Modal D
(30%) (30%) (20%) (20%)
Saldo sblm likuidasi 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000

1. Realisasi aktiva non


kas dan pembagian 140.000 (180.000) - - - (12.000) (12.000) (8.000) (8.000)
kerugian…

150.000 - 75.000 6.000 5.000 30.000 19.500 12.500 2.000

2.Pembayaran hutang (75.000) - (75.000) - - - - - -


kepada para kreditor…

75.000 - - 6.000 5.000 30.000 19.500 12.500 2.000

3.Pembayaran kepada (75.000) - - (6.000) (5.000) (30.000) (19.500) (12.500) (2.000)


para sekutu…

FIRST UP 12
CONSULTANTS
KASUS 1
Jurnal untuk mencatat berlangsungnya proses likuidasi:
Penjualan Aktiva sebesar Rp 140.000; rugi dibagikan kepada
A,B,C, dan D dalam rasio 30%, 30%, 20%, dan 20%.
Kas Rp.140.000
Modal Tn. A Rp. 12.000
Pembayaran kepada para sekutu :
Modal Tn. B Rp. 12.000
Pinjaman B Rp. 6.000
Modal Tn. C Rp. 8.000
Pinjaman D Rp. 5.000
Modal Tn. D Rp. 8.000
Modal A Rp. 30.000
Aktiva lain-lain Rp.180.000
Modal B Rp. 19.000
Modal C Rp. 12.000
Pembayaran kepada pada kreditor :
Modal D Rp. 2.000
Kewajiban Rp. 75.000
Kas Rp. 75.000
Kas Rp. 75.000

FIRST UP 13
CONSULTANTS
KASUS 1
Hal-hal penting yang perlu dicatat dalam contoh di atas adalah:

1. Pembagian kerugian realisasi aktiva di antara para sekutu dilakukan dengan cara yang sama dengan
pembagian rugi operasi. Jika realisasi aktiva memenuhi keuntungan maka perkiraan modal sekutu harus
dikredit. Apabila aktiva dijual dalam jumlah partai, maka dapat kita buka sebuah perkiraan tersendiri untuk
mengikhtisarkan keuntungan dan kerugian yang timbul. Setelah semua aktiva direalisasi, maka saldo debet
atau kredit dalam perkiraan ini dipindahkan ke perkiraan modal sekutu dalam rasio laba-rugi.

2. Kreditor luar harus dibayar lunas lebih dulu sebelum pada sekutu dibayar atas pinjaman maupun saldo
modal mereka.

3. Kepentingan bersih sekutu dalam aktiva persekutuan firma ditetapkan sebelum setiap pembayaran kepada
mereka dilakukan. Apabila buku-buku melaporkan jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada para
sekutu, sebagai akibat panjar ataupun beban untuk barang-barang atau jasa-jasa, maka saldo ini akan
diimbangi dengan modal sekutu. Kemudian penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan jumlahh yang
dilaporkan dalam perkiraan pinjaman dan modal sekutu. FIRST UP 14
CONSULTANTS
KERUGIAN REALISASI
AKTIVA YANG MENIMBULKAN
PEMINDAHAN PERKIRAAN
PINJAMAN SEKUTU KE
PERKIRAAN MODALNYA
FIRST UP 15
CONSULTANTS
KASUS 2

Asumsikan bahwa aktiva non kas “firma A, B, C, dan D” direalisasikan sebesar Rp.120.000.

Penjualan aktiva sebesar Rp. 120.000 ini menimbulkan kerugian sebesar Rp. 60.000 yang akan

ditanggung oleh para sekutu dalam rasio laba dan rugi. Pembagian kerugian ini mengharuskan

pembebanan kepada D sebesar Rp. 12.000 dan hal ini menimbulkan saldo debet sebesar Rp. 2.000

dalam perkiraan modal D. Sebagai gantinya D menanamankan investasi tambahan Rp. 2.000,

dengn memindahkan jumlah ini dari perkiraan pinjamannya ke perkiraan modalnya. Kemudian

para sekutu membayar dalam jumlah yang sama dengan saldo perkiraan pinjaman dan modal

mereka. Berikut ini adalah proses laporan ikhtisar likuidasi. FIRST UP 16


CONSULTANTS
KASUS 2 Firma A,B,C,D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Keterangan Kas Aktiva lain-lain Kewajiban Pinjaman B Pinjaman D Modal
Modal A Modal B Modal C Modal D
(30%) (30%) (20%) (20%)
Saldo sblm likuidasi 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000

Penjualan aktiva dan


pembagian kerugian… 120.000 (180.000) - - - (18.000) (18.000) (12.000) (12.000)

Pembayaran kepada para 130.000 - 75.000 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 (2.000)
kreditor…
(75.000) - (75.000) - - - - - -
Mengimbangi pinjaman D 55.000 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 (2.000)
terhadap saldo debet
perkiraan modalnya…

(2.000) 2.000

55.000 - - 6.000 3.000 24.000 13.500 8.500 -


Pembayaran kepada para
sekutu… (55.000) - - (6.000) (3.000) (24.000) (13.500) (8.500)

FIRST UP 17
CONSULTANTS
KASUS 2

Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan pinjaman D pada kekurangan modalnya akan berbunyi
sebagai berikut:

Transaksi Ayat Jurnalnya


Pemindahan jumlah yang dibutuhkan untuk Pinjaman D…………..Rp. 2.000
menutup kekurangan modal D dari perkiraan Modal D…………………Rp. 2.000
pinjamannya ke perkiraan modalnya.

FIRST UP 18
CONSULTANTS
KERUGIAN REALISASI
AKTIVA YANG MENIMBULKAN
KEKURANGAN MODAL BAGI
SEORANG SEKUTU SAJA
FIRST UP 19
CONSULTANTS
Asumsikan, bahw aktiva non-kas dalam contoh kita realisasi sebesar $100.000 dan hal ini menimbulkan kerugian sebesar
KASUS 3
$80.000. Dalam pembagian kerugian realisasi sebesar $80.000, D dibebani $16.000. Hal ini menimbulkan saldo debet dalam

perkiraan modal D sebesar $6.000. Untuk mengimbangi seluruh jumlah dalam perkiraan pinjaman D terhadap modalnya,

dalam perkiraan modalnya , masih tersisa saldo debet sebesar $1.000. Jika D membayar $1.000 kepada perusahaan pada

saat ini, maka kekurangan modalnya tertutup dan perusahaan dapat membagikan uang kas kepada A,B & C pada likuidasi

akhir. Akan tetapi,jika perusahaan tidak berhasil memperoleh kembali jumlah ini dari D, dan perusahaan memutuskan untuk

membagikan uang kas yang ada, maka pembagian ini harus menetapkan kemungkinan, bahwa D gagal untuk memenuhi

kewajibannya kepada PF. Kemudian, uang kas yang tersedia harus dibagikan dengan suatu cara yang menimbulkan saldo

dalam perkiraan modal A, B, & C, yang dapat menutup kerugian sebesar $1.000. Jika D kemudian membayar $1.000 per kas,

FIRST UP 20
maka jumlah ini dibayarkan kepada A, B, & C sesuai dengan saldo dalam perkiraan modal mereka. CONSULTANTS
KASUS 3
Dibawah ini terlihat laporan likuidasi yang didasarkan atas asumsi diatas, bahwa D menyetorkan jumlah kekurangan
modalnya dan dengan itu tersedia uang kas, untuk dibagikan kepada A, B, dan C.
Firma A, B, C & D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987

FIRST UP 21
CONSULTANTS
KASUS 3

Dalam contoh ini tersedia uang kas sebesar $35.000 untuk membayar A, B, C. Gabungan saldo

pinjaman dan modal mereka berjumlah $36.000. Kerugian sebesar $1.000 ditutupi oleh A, B dan C

dalam hal D insolvensi, diperhitungkan. Kepentingan bebas dihitung dengan jalan menyatukan

saldo pinjaman dan modal masing – masing sekutu sebelum pembagian uang kas dan

mengurangkan dari jumlah ini setiap saldo yang harus tetap tersedia, untuk menutup kerugian yang

mungkin dimasa mendatang. Hal ini dapat diperlihatkan dalam skedul sebagai berikut:

FIRST UP 22
CONSULTANTS
KASUS 3
Firma A,B,C & D
Skedul Untuk Melengkapi Laporan Likuidasi
Jumlah Yang Harus Dibayarkan Kepada Para Sekutu
1-31 Mei 1987

FIRST UP 23
CONSULTANTS
KASUS 3

Apabila jumlah uang kas yang dapat dibayarkan kepada sekuu ditetapkan, maka uang kas ini
digunakan lebih dulu untuk membayar setiap pinjaman beredar dan sisanya kemudian digunakan
untuk saldo modalnya. Akan tetapi, D tidak menerima uang kas atau saldo pinjamannya, walaupun
dalam kenyataan sekutu lainnya menerima pembayaran atas saldo modalnya. Prioritas hukum
diberikan untuk meniadakan hak mengimbangi atas saldo pinjaman. Jika dilakukan pembagian
uang kas dengan cara lain, akan menimbulkan pembayaran yang terlalu tinggi untuk sekutu
tertentu dan terlalu rendah untuk sekutu lainnya, tidak akan seimbang, serta akan membutuhkan
pemindahan uang kas diantara para sekutu jika ternyata D agal membayar kewajibannya kepada
firma. Ayat – ayat jurnal utk mencatat investasi tambahan D dan pembagian jumlah ini kepada A,
B, & C berbunyi sebagai berikut:

FIRST UP 24
CONSULTANTS
KASUS 3
Jika D melakukan penyelesaian langsung dengan sekutu
Investasi tambahan D untuk menutup kekurangan modalnya lainnya, maka ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
Kas……… $1.000 Pembayaran langsung oleh D kepada A, B, & C dalam
Modal D…….. $1.000 penyelesaian kewajibannya kepada mereka
Modal A……. $375
Pembayaran kepada para sekutu dalam penyelesaian akhir Modal B…….. 375
Modal A…….$375 Modal C…….. 250
Modal B…….. 375 Modal D…. $1.000
Modal C…….. 250 Jika perusahaan tidak dapat menagih klaimnya dari D, maka
ayat jurnal untuk mencatat kerugian ini sebagai berikut:
Kas……….. $1.000
Penghapusan saldo piutang tak tertagih D terhadap modal A, B,
& C yang masing – masing dalam rasio 30:30:20
Modal A……. $375
Modal B…….. 375
Modal C…….. 250
Modal D…. $1.000
FIRST UP 25
CONSULTANTS
KERUGIAN REALISASI
AKTIVA YANG MENIMBULKAN
KEKURANGAN MODAL BAGI
LEBIH DARI SEORANG
SEKUTU
FIRST UP 26
CONSULTANTS
KASUS 4
Asumsikan, bahwa aktiva non-kas dalam contoh kita realisasikan sebesar $80.000 dalam hal ini menimbulkan kerugian
sebesar $1.000. Dalam pembagian kerugian $100.000, perkiraan modal D dibebani sebesar $20.000. Hal ini
menimbulkan saldo debet sebesar $10.000 dalam perkiraan modal D. Untuk mengimbangi seluruh saldo pinjaman D
sebesar $5.000 terhadap modal debetnya masih menyisakan kekurangan modal sebesar $5.000

Jika jumlah $5.000 diperoleh kembali dari D saat ini, maka kekurangan modalnya tertutupi. Sebaliknya, jika perusahaan
tidak mampu memperoleh kembali jumlah $5.000 itu pada saat ini dan perusahaan memutuskan untuk membagikan uang
kas yang ada, maka kepentingan A, B, &C tetap dengan saldo yg cukup utk menutupi kerugian yang mungkin akibat
ketidak mampuan D memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Penetapan kerugian ini akan menimbulkan saldo debet
dalam perkiraan modal C. Jika D menyetorkan jumlah $5.000, maka uang kas ini dapat dibagikan kpd sekutu,dalam hal
ini C tidak perlu menyerahkan setoran lebih lanjut. Uang kas yang tersedia utk membayar A, B & C adalah berjumlah
$15.000, sementara gabungan saldo pinjaman dan modal $20.000.

FIRST UP 27
CONSULTANTS
KASUS 4
Kerugian sebesar $5.000, dalam hal D insolvensi harus dipertimbangkan lebih dulu. Karena A, B, & C berbagi laba
dalam rasio 30%, 30% dan 20%, maka rasio ini digunakan dalam menetapkan kepentingan yg dibatasi utk masing –
masing sekutu sebesar $1.875, $1.875 dan $1.250. Karena C tidak cukup utk menutupi bagian kerugian sebesar $750,
maka jumlah sebesar $750 ini kemudian diperhitungkan dalam kepentingan yg dibatasi berikutnya yg dapat ditetapkan
bagi A dan B, karena rasio labarugi utk A dan B 30% dan 30%. Pembagian uang kas sebesar $15.000, yg dikembangkan
dalam skedul yg menyertai laporan likuidasi menyebabkan pembayaran atas saldo modal A sebelum pinjaman B
diselesaikan sepenuhnya. Jika B menegaskan, bahwa penyelesaian sepenuhnya dilakukan atas pinjaman sebelum uang kas
digunakan utk membayar saldo modal,mengingat prioritas yang diberikan atas pinjaman sekutu tertentu dalam Uniform
Partnership Act, maka likuidasi harus mempertimbangkan semua kontigensi, yang dihadapi dalam pembubaran firma.

FIRST UP 28
CONSULTANTS
KASUS 4

Kerugian di masa mendatang akibat kegagalan untuk memperoleh kembali uang kas dari sekutu yang defisit akan
menimbulkan saldo debet dalam perkiraan modal B. Uang kas yg dibayarkan kepada B digunakan utk menutupi
kekurangan modalnya, dan kegagalan utk memperoleh kembali menyebabkan likuidator bertanggung jawab kepada sekutu
yg menderita kerugian oleh pembagian uang kas yg terlalu cepat tsb. Dalam hal seperti itu, likuidator harus nmenetapkan
salah satu dari prosedur sbb:

FIRST UP 29
CONSULTANTS
KASUS 4
1. Menetapkan prioritas hukum terhadap pinjaman sekutu tetapi membayar trustee atau wali dengan ketentuan, bahwa
uang kas dapat diperoleh kembali untuk mengimbangi kekurangan modal jika hal ini terjadi pada satu orang sekutu;
apabila tidak ada kemungkinan utk melakukan pengimbangan, maka uang kas itu dapat dibayarkan kepada sekutu ini.

2. Menangguhkan penyelesaian sampai seluruh jumlah kerugian yg harus ditutup oleh masing – masing sekutu dalam
penyelesaian akhir, yg meliputi beban yg timbul dari kegagalan para sekutu utk memenuhi bagian mereka yg layak dalam
kerugian perusahaan,dinilai;kemudian saldo pinjaman dapat digunakan utk mengimbangi kekurangan modal dan
pembagian uang kas dapat dilakukan

3. Membagikan uang kas dengan suatu cara yg menetapkan kemungkinan kerugian dimasa mendatang, yang meliputi
beban yg timbul dari kegagalan para sekutu untuk memenuhi bagian mereka yang layak dalam kerugian
perusahaan;kemudian pembayaran atas saldo pinjaman dan atas saldo modal dapat dicegah jika saldo seperti itu
dibutuhkan untuk menutup kerugian.

FIRST UP 30
CONSULTANTS
KASUS 4
Firma A,B,C & D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987

FIRST UP 31
CONSULTANTS
KASUS 4
Firma A,B,C & D
Skedul Untuk Melengkapi Laporan Likuidasi
Jumlah Yang Harus Dibayarkan Kepada Para Sekutu
1-31 Mei 1987

FIRST UP 32
CONSULTANTS
REALISASI AKTIVA DENGAN
HASIL UANG KAS YANG
TIDAK CUKUP UNTUK
MEMBAYAR PARA KREDITOR

FIRST UP 33
CONSULTANTS
KASUS 5

(a) Asumsikan bahwa aktiva non-kas firma A, B, C, dan D hanya terealisasi sebesar $60.000. Selanjutnya asumsikan

bahwa semua sekutu solven secara pribadi dan mampu memenuhi setiap kewajiban terhadap perusahaan, yang mungkin

timbul dari likuidasi. Kerugian sebesar $120.000 dibebankan terhadap saldo modal sekutu, dan uang kas yang ada

sebesar $70.000 dibayarkan kepada kreditor. Pengimbangan saldo pinjaman terhadap kekurangan modal dilakukan.

Dalam hal ini, para kreditor dengan total saldo sebesar $5.000 belum dibayar: A dan B mempunyai kekayaan positif

dalam perusahaan masing-masing sebesar $6.000 dan $1.500, sementara C dan D berhutang kepada perusahaan masing-

masing sebesar $3.500 dan $9.000. Jika C dan D membayar kepada perusahaan dalam penyelesaian kewajiban mereka,

maka uang kas sebesar $12.500 dapat dibagikan kepada keditor serta kepada A dan B dalam penyelesaian akhir. Dalam

hal seperti ini, laporan likuidasi terbaca seperti pada halaman berikutnya.

FIRST UP 34
CONSULTANTS
KASUS 5 Firma A, B, C & D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Persentase Modal dan Bagi Laba-Rugi
Kas Aktiva Lainnya Kewajiban Pinjaman B Pinjaman D

Modal A (30%) Modal B (30%) Modal C (20%) Modal D (20%)

Saldo sebelum likuidasi 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000

Penjualan aktiva dan


pembagian kerugian 60.000 - 180.000 - 36.000 - 36.000 - 24.000 - 24.000
70.000 75.000 6.000 5.000 6.000 - 4.500 - 3.500 - 14.000

Pembayaran kepada kreditor - 70.000 - 70.000


5.000 6.000 5.000 6.000 - 4.500 - 3.500 - 14.000

Mengimbangi pinjaman
terhadap saldo debet dalam
perkiraan modal - 4.500 - 5.000 4.500 5.000
5.000 1.500 6.000 - 3.500 - 9.000

Investasi tambahan dari C dan


D 12.500 3.500 9.000
12.500 5.000 1.500 6.000

Pembayaran kepada para


kreditor - 5.000 - 5.000
7.500 1.500 6.000

Pembayaran kepada para


sekutu - 7.500 - 1.500 - 6.000
FIRST UP 35
CONSULTANTS
KASUS 5

Telah dikemukakan bahwa oleh karena yang timbul berhubungan dengan persekutuan firma – kreditor, maka persekutuan

firma ini tidak dipandang sebagai kesatuan usaha tersendiri melainkan sebagai persekutuan orang-orang atau

perorangan, sehingga semua sekutu secara pribadi bertanggungjawab akan kewajiban perusahaan. Dalam contoh di

muka, penyelesaian dengan kreditor dicapai melalui setoran para sekutu yang defisit modal kepada persekutuan firma.

Akan tetapi, asumsikan bahwa para kreditor telah mendapatkan aktiva persekutuan firma yang tidak cukup untuk

memenuhi secara tuntas kewajiban persekutuan firma dan, dengan demikian, kreditor mengalihkan tuntutan mereka

kepada masing-masing sekutu.

FIRST UP 36
CONSULTANTS
KASUS 5

Jika kreditor berhasil menagih saldo yang terhutang kepada mereka sebesar $5.000 dari A, misalnya, maka kepentingan A

dalam persekutuan firma meningkat sebesar $5.000. Pada penagihan akhir kekurangan modal dari C dan D masing-

masing sebesar $3.500 dan $9.000, A akan dibayar sebesar $11.000 dan B sebesar $1.500. Harus kita perhatikan, bahwa

apabila likuidasi diselesaikan dengan perolehan kembali seluruh kekurangan modal dari sekutu yang bersangkutan, maka

hasil-hasil yang sama akan dicapai terlepas dari siapa yang membayar kreditor. Pada masing-masing asumsi itu, A dan B

memperoleh kembali masing-masing sebesar $6.000 dan $1.500, serta C dan D masing-masing menyetor $3.500 dan

$9.000.

FIRST UP 37
CONSULTANTS
KASUS 5

(b). Dalam contoh di atas tadi diasumsikan bahwa semua sekutu solven secara pribadi dan mampu memenuhi setiap

kewajiban apapun yang timbul dalam pencapaian penyelesaian akhir. Akan tetapi, asumsikan bahwa sekutu tertentu

insolven secara pribadi. Dalam hal ini UU mengharuskan pengaturan aktiva (marshaling od asstes), dengan prosedur

yang harus ditempuh sebagai berikut: Aktiva persekutuan firma pertama kali harus digunakan lebih dulu dalam

penyelesaian atas kewajibannya sendiri, dan setiap aktiva terpisah masing-msing sekutu pertama kali harus digunakan

untuk menyelesaikan kewajiban sekutu itu sendiri. Jadi para kreditor dan persekutuan firma yang insolven hanya dapat

mengklaim bagian dari harta benda terpisah seorang sekutu, yang tidak dibutuhkan untuk pemenuhan kewajiban

pribadinya; kelebihan harta benda terpisah demikian dari kewajiban pribadi dapat di klaim oleh kreditor persekutuan

firma, terlepas dari kepentingan sekutu dalam persekutuan firma, apakah positif atau negatif.

FIRST UP 38
CONSULTANTS
KASUS 5
Sebaliknya, para kreditor dari sekutu yang insolven, dapat mengklaim harta benda persekutuan firma hanya setelah
kreditor persekutuan firma dibayar lunas; akan tetapi, klaim para kreditor yang terpisah terbatas pada sisa kepentingan
positif sekutu tertentu. Uniform Pertnership Act menetapkan ketentuan sebagai berikut:

Apabila seorang sekutu pailit atau ahliwarisnya indolven, maka klaim terhadap harta bendanaya yang terpisah akan
berurutan sebagai berikut:

Klaim yang harus dibayar kepada kreditor terpisah.

Klaim yang harus dibayar kepada kreditor persekutuan firma.

Klaim yang harus dibayar kepada para sekutu lewat setoran.

FIRST UP 39
CONSULTANTS
KASUS 5

Kekurangan dalam perkiraan modal sekutu, dengan demikian, tidak diperhitungkan ke dalam total klaim kreditor terpisah,

dimana harta benda pribadi pertama kali digunakan untuk memenuhinya menurut Uniform Pertnership Act, tetapi harus

dipenuhi hanya setelah kreditor pribadi dan persekutuan firma lainnya dibayar seluruhnya.

Untuk mengilustrasikan penerapan peraturan di atas ini, kita asumsikan penjualan aktiva “firma A, B, C dan D” sebesar

$60.000, pembayaran kepada kreditor sebesar $70.000, dan pengimbangan saldo pinjaman terhadap kekurangan modal.

Kewajiban sebesar $5.000 tidak dibayar. Status pribadi masing-masing sekutu pada saat ini beserta kepentingan mereka

masing-masing, baik positif maupun negatif, diperlihatkan di bawah ini.

FIRST UP 40
CONSULTANTS
KASUS 5
Status pribadi masing-masing Status Persekutuan Firma
sekutu di Luar Kepentingan
Persukutuan Firma
Aktiva Kewajiban Kepentingan dalam Kewajiban
Sekutu Persekutuan Firma Kepada
Persukutuan
Firma
A $ 10.000 $ 20.000 $ 6.000

B 20.000 15.000 1.500

C 25.000 15.000 $ 3.500

D 10.000 10.000 9.000


FIRST UP 41
CONSULTANTS
KASUS 5

Aktiva pribadi A dan D harus digunakan seluruhnya untuk membayar kepada kreditor pribadi. Akan tetapi, aktiva pribadi

B dan C melebihi hutang pribadi mereka, kreditor persekutuan firma memperoleh jaminan (resource) dari kedua sekutu ini

untuk saldo klaim mereka. Kenyataan: bahwa B mempunyai kepentingan positif dalam persekutuan firma yang

menyebabkan ia tak dapat menolak jika kreditor persekutuan firma mengalihkan klai mereka kepadanya. Di samping itu,

kreditor pribadi A yang tidak dapat dipenuhi seluruhnya dengan aktiva pribadi A, akan mengalihkan klaim mereka lewat

likuidasi akhir persekutuan firma dan penyelesaian akhir kepentingan positif A.

FIRST UP 42
CONSULTANTS
KASUS 5

Asumsikan bahwa kreditor persekutuan firma menagih dari B. Sebelum para sekutu melakukan penyelesaian akhir, klaim

terhadap D, yang secara pribadi insolven, dihapuskan dan membebani modal A, B, dan C dalam rasio 30:30:20, C yang

berhutang kepada persekutuan firma dan yang solven secara pribadi, membayar kepada A dan B, yang memilki kekayaan

yang positif dalam persekutuan firma: jumlah yang dapat diperoleh kembali atas kepentingan A digunakan untuk

membayar kreditor pribadinya. Dengan mengasumsikan penyelesaikan dengan cara ini, maka laporan likuidasi akan

diselesaikan seperti yang ditunjukkan berikut:

FIRST UP 43
CONSULTANTS
KASUS 5
Firma A, B, C & D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Persentase Modal dan Bagi Laba-Rugi
Aktiva
Kas Kewajiban Pinjaman B Pinjaman D
Lainnya
Modal A Modal B Modal C Modal D
(30%) (30%) (20%) (20%)
Saldo 5000 1500 6000 -3500 -9000

Pembayaran kepada para


kreditor oleh B
-5000 5000
1500 6000 5000 -3500 -9000

Jumlah yang harus


ditagih dari D dan yang
tak tertagih yang
dibebankan kepada A, B,
dan C dalam rasio
30:30:20

-3375 -3375 -2250 9000


1500 2625 1625 -5750
Pembayaran C kepada A
dan B -1500 -2625 -1625 5750
FIRST UP 44
CONSULTANTS
KASUS 5

Jika sebagai pengganti tagihan dari B, kreditor persekutuan firma menagih dari C, maka penyelesaian akhir akan

memberikan hasil bersih yang sama. B harus menyetor $1.875, yakni selisih antara beban pada modalnya untuk

kekurangan modal D sebesar $3.375; C, setelah membayar kreditor pribadinya, harus menyetor $750 untuk menutup

kekurangan modalnya sebesar $5.750, yang terdiri dari saldo debet dalam perkiraan modalnya sebesar $3.500, ditambah

dengan beban untuk kekurangan modal D sebesar $2.250. Setoran B dan C sebesar $2.625 akan dibayarkan kepada A.

FIRST UP 45
CONSULTANTS
LIKUIDASI
DILAKUKAN
SECARA
BERTAHAP /
BERANGSUR

FIRST UP 46
CONSULTANTS
Menurut Kemp dan Philips (1989) metode likuidasi secara berangsur adalah suatu
metode pembayaran likuidasi dengan cara bertahap artinya setiap ada uang kas dari
hasil realisasi aktiva non kas menjadi kas akan langsung dilakukan pembayaran
kepada para anggota yang mempunyai saldo kredit rekening modalnya.

Ada 2 jenis metode pembagian kas yang dapat digunakan dalam likuidasi yang
dilakukan secara berangsur, yaitu:

1) Pembagian kas tanpa program kas, dan


2) Pembagian kas dengan program kas.

APA YA?
FIRST UP 47
CONSULTANTS
PEMBAGIAN KAS
TANPA
PROGRAM KAS
FIRST UP 48
CONSULTANTS
APA YA?
Pembagian kas tanpa program kas adalah perhitungan pembagian kas yang ada
dari setiap tahap realisasi kepada para anggota setelah pelunasan hutang-
hutang Firma. Pembagian kas dilakukan tanpa perencanaan dan penyusunan
prioritas pembayaran yang digunakan dasar dalam metode ini adalah
perbandingan pembagian Laba Rugi

Prosedur yang harus dilakukan :


• Mencatat realisasi aktiva non kas yang berhasil dijual.
• Membebankan laba atau rugi akibat realisasi aktiva non kas kepada modal masing-
masing anggota.
• Melunasi hurang-hutang dengan menggunakan uang kas yang ada.
• Apabila ada sebagian aktiva non kas yang belum berhasil dijual, maka dianggap
suatu kerugian dan membebankan kerugian tersebut kepada para anggota.
• Apabila ada biaya likuidasi yang timbul, biaya tersebut dibebankan kepada para
anggota sesuai dengan perbandungn pembagian laba-rugi.
• Membagikan kas yang ada sebagai pengembalian modal kepada anggota-anggota
yang mempunyai rekening modal bersaldo kredit (tidak defisit). FIRST UP 49
CONSULTANTS
CONTOH SOAL
Berikut adalah Neraca Fa. “PQRS” sebelum likuidasi per 31 Desember 19X1 :

FIRST UP 50
CONSULTANTS
CONTOH SOAL
Likuidasi Firma dilakukan secara berangsur yang terdiri dari tahapan sebagai berikut :

Januari – 19X2 (Tahap 1)


Piutang berhasil ditagih sebesar Rp15.000.000
Aktiva tetap yang harga pokoknya Rp250.000.000 berhasil dijual seharga Rp275.000.000
Maret – 19X2 (Tahap 2)
Persediaan yang harga pokoknya Rp180.000.000 laku dijual seharga Rp220.000.000
Mei – 19X2 (Tahap 3)
Sisa persediaan yang belum tertagih dihapuskan
Piutang yang belum ditagih dihapuskan
Sisa Aktiva Tetap laku dijual seharga Rp390.000.000

FIRST UP 51
CONSULTANTS
TAHAP 1
a. Realisasi piutang Rp 15.000.000 Jurnal Realisasi Tahap I :
Realisasi aktiva tetap Rp275.000.000 + Kas Rp290.000.000
Jumlah Kas Hasil Realisasi Rp290.000.000 Piutang Dagang Rp 15.000.000
Laba realisasi Aktiva Tetap Aktiva Tetap Rp250.000.000
Rp275.000.000 – Rp250.000.000 = Rp25.000.000 Modal Tn. P Rp 7.500.000
Dibagikan kepada Tn. PQRS masing-masing sebesar : Modal Tn. P Rp 5.000.000
Tn. P = 30% x Rp25.000.000 = Rp 7.500.000 Modal Tn. P Rp 6.250.000
Tn. Q = 20% x Rp25.000.000 = Rp 5.000.000 Modal Tn. P Rp 6.250.000
Tn. R = 25% x Rp25.000.000 = Rp 6.250.000
Tn. S = 25% x Rp25.000.000 = Rp 6.250.000 +
Jumlah = Rp25.000.000

FIRST UP 52
CONSULTANTS
TAHAP 1
b. Selanjutnya diadakan pelunasan hutang-hutang Firma dengan jurnal sebagai berikut :
Hutang Dagang Rp 25.000.000
Hutang Tn. P Rp 75.000.000
Hutang Tn. Q Rp 50.000.000
Kas Rp150.000.000
c. Membebankan aktiva non kas yang belum terjual dianggap sebagai kerugian dengan
perhtiungan sebagai berikut :
Jumlah aktva non kas yang ada Rp920.000.000
Aktiva non kas yang telah direalisasi Rp265.000.000 +
Aktiva non kas yang belum terjual/terealisasi Rp655.000.000

Kerugian sebesar Rp655.000.000 dibebankan kepada Tn. PQRS sesuai dengan rasio yang
telah ditentukan. Pembebanan rugi ini akan mengurangi saldo modalnya yang tampak
sebagai berikut :

FIRST UP 53
CONSULTANTS
TAHAP 1

FIRST UP 54
CONSULTANTS
TAHAP 1
d. Membagikan kas yang ada kepada anggota yang rekening modalnya bersaldo kredit dengan
perhitungan sebagai berikut :
Jumlah kas = Rp 80.000.000
Kas dari realisasi tahap I = Rp290.000.000 +
Kas yang tersdia pada tahap I = Rp370.000.000
Pelunasan Hutang Firma = Rp150.000.000 -
Sisa kas yang dibagikan kepada = Rp220.000.000
Jurnal pembagian kas pada tahap I adalah sebagai berikut :
Modal Tn. P Rp 11.000.000
Modal Tn. Q Rp 49.000.000
Modal Tn. R Rp 57.500.000
Modal Tn. S Rp102.500.000
Kas Rp220.000.000

FIRST UP 55
CONSULTANTS
TAHAP 2
a. Realisasi persediaan = Rp220.000.000 b. Aktiva non kas yang belum terjual sampai
Harga pokok persediaan = Rp180.000.000 + 31 Januari 19X2 Rp655.000.000
Laba realisasi = Rp 40.000.000 Aktiva non kas yang terjual Maret 19X2 Rp180.000.000 -
Jurnal realisasi untuk mecatat penjualan persediaan dan Aktiva non kas belum terjual
pembagian Laba realisasi :
Per 31 Maret 19X2 Rp475.000.000
Kas Rp220.000.000
Persediaan Rp180.000.000
Modal Tn. P Rp 12.000.000
Modal Tn. P Rp 8.000.000
Aktiva non kas belum terjual dianggap kerugian, sehingga saldo
Modal Tn. P Rp 10.000.000 modal masing-masing anggota sampai tanggal 31 Maret 19X2
akan tampak sebagai berikut :
Modal Tn. P Rp 10.000.000

FIRST UP 56
CONSULTANTS
TAHAP 2

FIRST UP 57
CONSULTANTS
TAHAP 2

c. Membagikan kas yang ada sebesar Rp220.000.000 kepada para anggota yang mempunyai saldo
modal kredit dengan jurnal likuidasi sebagai berikut :
Modal Tn. P Rp66.000.000
Modal Tn. Q Rp44.000.000
Modal Tn. R Rp55.000.000
Modal Tn. S Rp55.000.000
Kas Rp220.000.000

FIRST UP 58
CONSULTANTS
TAHAP 3
Piutang yang belum tertagih = Rp 5.000.000 Jurnal penghapusan dan rugi realisasi tahap II adalah sebagai
berikut :
Persediaan yang belum terjual = Rp 20.000.000 +
Kas Rp390.000.000
Jumlah Aktiva non kas
Modal Tn. P Rp 25.500.000
yang dihapuskan = Rp 25.000.000
Modal Tn. Q Rp 17.000.000
Modal Tn. R Rp 21.250.000
Realisasi aktiva tetap = Rp390.000.000
Modal Tn. S Rp 21.250.000
Harga pokok aktiva tetap
Persediaan Rp 20.000.000
yang belum terjual = Rp450.000.000 -
Piutang Dagang Rp 5.000.000
Rugi realisasi aktiva tetap = (Rp60.000.000)
Aktiva Tetap Rp450.000.000

FIRST UP 59
CONSULTANTS
TAHAP 3
Membagi kas yang ada sebesar Rp390.000.000 kepada para anggota dengan perhitungan sebagai berikut :
Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pengembalian modal untuk para anggota pada tahap III adalah
sebagai berikut :
Modal Tn. P Rp117.000.000
Modal Tn. Q Rp 78.000.000
Modal Tn. R Rp 97.500.000
Modal Tn. S Rp 97.500.000
Kas Rp390.000.000
Setelah ketiga tahap likuidasi selesai dilaksanakan maka tampaklah bahwa setiap kas yang terkumpul pada
setiap tahap realisasi akan langsung dibagikan kepada para anggota yang mempunyai saldo kredit rekening
modalnya. Bila dibuat rangkuman pembagian kas untuk setiap anggota akan tampak sebagai berikut :

FIRST UP 60
CONSULTANTS
TAHAP 3

Dapat dilihat bahwa dalaam metode pembagian kas tanpa program kas tidak ada prioritas pembayaran yang
menyatakan siapa yang lebih dulu menerima pembayaran, namun kas yang ada pada setiap realisasi akan
dibagikan secara bersamaan kepada anggota sesuai dengan saldo modalnya masing-masing.

FIRST UP 61
CONSULTANTS
PERBANDINGAN
Untuk mengadakan perbandingan antara penggunaan likuidasi secara serentak dan likuidasi secara
berangsur, dengan menggunakan contoh di atas, akan dibuat dengan metode serentak yang akan memberikan
hasil akhir yang sama dalam jumlah kas yang diterima setiap anggota yaitu sebagai berikut :
Tahap realisasi akan menghasilkan kas sebesar :
Penagihan piutang, Januari 19X2 Rp 15.000.000
Penjualan aktiva tetap, Januari 19X2 Rp275.000.000
Penjualan persediaan, Maret 19X2 Rp220.000.000
Penjualan aktiva tetap, Mei 19X2 Rp390.000.000 +
Jumlah kas dari realisasi = Rp900.000.000
Sedangkan harga pokok atau nilai buku dari aktiva non kas adalah sebesar :
Piutang Rp 20.000.000
Persediaan Rp200.000.000
Aktiva tetap Rp700.000.000 +
Jumlah harga pokok = Rp920.000.000

FIRST UP 62
CONSULTANTS
PERBANDINGAN
Ternyata dalam tahap realisasi telah terjadi kerugian yaitu sebesar Rp920.000.000 – Rp900.000.000 = Rp
20.000.000 yang akan dibebankan kepada modal para anggota sesuai perbandingan laba-rugi dengan jurnal
realisasi sebagai berikut :
Kas Rp900.000.000
Modal Tn. P Rp 6.000.000
Modal Tn. Q Rp 4.000.000
Modal Tn. R Rp 5.000.000
Modal Tn. S Rp 5.000.000
Persediaan Rp200.000.000
Piutang Dagang Rp 20.000.000
Aktiva Tetap Rp700.000.000
Kas yang ada sekarang Rp900.000.000 + Rp 80.000.000 = Rp980.000.000. Akibat adanya kerugian dalam
realisasi aktiva non kas, modal akhir masing-masing anggota adalah sebagai berikut :
Modal Tn. P = Rp200.000.000 – Rp6.000.000 = Rp194.000.000
Modal Tn. Q = Rp175.000.000 – Rp4.000.000 = Rp171.000.000
Modal Tn. R = Rp215.000.000 – Rp5.000.000 = Rp210.000.000
FIRST UP
Modal Tn. S = Rp260.000.000 – Rp5.000.000 = Rp255.000.000 CONSULTANTS 63
PERBANDINGAN

Ternyata jumlah pengembalian, modal atau pembayaran kepada anggota besarnya sama seperti pada metode
likuidasi berangsur.
Adapun jurnal likuidasinya adalah sebagai berikut :
Jurnla pelunasan hutang-hutang Firma
Hutang Dagang Rp 25.000.000
Hutang Tn. P Rp 75.000.000
Hutang Tn. Q Rp 50.000.000
Kas Rp150.000.000

FIRST UP 64
CONSULTANTS
PERBANDINGAN

Sisa kas yang ada adalah sebesar Rp980.000.000 – Rp150.000.000 = Rp830.000.000 yang akan
didistribusikan kepada para anggota sesuai dengan saldo modal akhirnya dengan jurnal :
Modal Tn. P Rp194.000.000
Modal Tn. Q Rp171.000.000
Modal Tn. R Rp210.000.000
Modal Tn. S Rp255.000.000
Kas Rp830.000.000

Dari penjelasan diatas dapat dikeahui bahwa tidak ada perbedaan dalam hasil akhir pembubaran Firma baik
dengan menggunakan likuidasi secara serentak ataupun dengan menggunakan likuidasi secara berangsur
dengan tanpa program kas.

FIRST UP 65
CONSULTANTS
PEMBAGIAN KAS
DENGAN
PROGRAM KAS
FIRST UP 66
CONSULTANTS
APA YA?
metode ini terlebih dahulu disusun rencana prioritas pembayaran kas sehingga
para anggota sudah dapat menentukan siapa yang berhak menerima kas terlebih
dahulu

Prosedur akuntansi yang harus ditempuh untuk likuidasi berangsur dengan


menggunakan program kas ini adalah sebagai berikut:
• Menghitung kemmapuan untuk menanggung rugi maksimum (maximum loss
absorbable) masing-masing anggota Firma.
• Menyusun urutan prioritas pembayaran kas kepada para anggota.
• Membuat program pembayaran kas.
• Melaksanakan pembagian kas atau likuidasi sesuai dengan tata urutan yang berlaku
dan program kas yang telah tersusun.

FIRST UP 67
CONSULTANTS
CONTOH SOAL
Sebuah persekutuan yang didirikan oleh Tn. Andi, Ny. Ari, dan Nn. Afni telah bersepakat untuk
likuidasi karena para anggota tersebut masing-masing akan mendirkan usaha sendiri. Persekutuan
tersebut didirikan dengan nama Fa. “3 A” yang mempunyai posisi keuangan sesaat sebelum
likuidasi sebagai berikut:
NERACA
Fa. “3 A”

Kas ………………..……Rp 80.000.000,00 Hutang Dagang …...……Rp 100.000.000,00


Persediaan …………..….Rp 220.000.000,00 Hutang Nn. Afni ……….Rp 50.000.000,00
Aktiva Tetap …………....Rp 500.000.000,00 Modal Tn. Andi…….......Rp 200.000.000,00
Aktiva Lain-lain ……..…Rp 200.000.000,00 Modal Ny. Ari ……....…Rp 300.000.000,00
Modal Nn. Afni ……..…Rp 300.000.000,00

Jumlah Rp1.000.000.000,00 Jumlah Rp1.000.000.000,00

FIRST UP 68
CONSULTANTS
CONTOH SOAL
Likuidasi Firma “3 A” akan dilakukan secara berangsur dan Rasio perbandingan Laba Rugi Firma

adalah 20% : 40% : 40%. Tahap-tahap realisasi aktiva non kas adalah sebagai berikut:

Tahap I; Aktiva tetap yang harga pokoknya Rp 300.000.000,00 laku dijual seharga Rp

240.000.000,00

Tahap II; Persediaan laku dijual dengan harga Rp 250.000.000,00

Tahap III; Sisa aktiva laku dijual seharga Rp 170.000.000,00 dan aktiva lain-lain laku dijual

seharga Rp210.000.000,00

Berdasarkan data dalam contoh di atas, langkah-langkah pembagian kas dengan

program kas adalah sebagai berikut:


FIRST UP 69
CONSULTANTS
MENGHITUNG KEMAMPUAN UNTUK
MENANGGUNG RUGI MAKSIMUM (KMRM)
MASING-MASING ANGGOTA.

Kemampuan untuk Menanggung Rugi Maksimum masing-masing anggota dapat dihitung dengan

cara menghitung jumlah kekayaan yang tertanam (investasi) dalam Firma dibagi dengan rasio

perbandingan Laba – Rugi. Jumlah investasi dalam Firma meliputi jumlah saldo modal ditambah

piutang anggota (bila ada) dan dikurangi jumlah hutang anggota (bila ada).

Tabel berikut ini akan memperlihatkan perhitungan kemampuan untuk menanggung rugi maksimum

masing-masing anggota:

FIRST UP 70
CONSULTANTS
MENGHITUNG KEMAMPUAN UNTUK
MENANGGUNG RUGI MAKSIMUM (KMRM)
MASING-MASING ANGGOTA.
Keterangan Modal Tn. Andi (Rp) Modal Ny. Ari (Rp) Modal Nn. Afni (Rp)
Saldo Modal 250.000.000,00 300.000.000,00 300.000.000,00
Piutang kepada Firma *) - - 50.000.000,00
Jumlah Investasi 250.000.000,00 300.000.000,00 350.000.000,00
Rasio Rugi/Laba 20% 40% 40%
Kemampuan untuk
menanggung rugi
maksimum 1.250.000.000,00 750.000.000,00 875.000.000,00
*) Jumlah piutang kepada Firma milik anggota (kreditur intern) disertakan pula sebagai

penambahan kekayaan yang tertanam (investasi) dalam Firma.


FIRST UP 71
CONSULTANTS
MENYUSUN URUTAN PRIORITAS PEMBAYARAN
KAS KEPADA ANGGOTA

Prioritas pembayaran kas kepada anggota dibuat berdasarkan hasil perhitungan kemampuan untuk

menanggung rugi maksimum dengan urutan yang paling besar kapasitasnya sebagai prioritas

pertama kemudian diikuti oleh kapasitas kemampuan rugi maksimum yang berada di bawahnya.

Berdasarkan pada perhitungan kemampuan menanggung rugi maksimum di atas, maka

urutan pembayaran kas dapat disusun sebagai berikut:

FIRST UP 72
CONSULTANTS
MENYUSUN URUTAN PRIORITAS PEMBAYARAN
KAS KEPADA ANGGOTA

Nama Jumlah Kemampuan Menanggung Urutan


Anggota Rugi Maksimum Prioritas
Tn. Andi Rp 1.250.000.000,00 1
Ny. Ari Rp 750.000.000,00 3
Nn. Afni Rp 875.000.000,00 2

FIRST UP 73
CONSULTANTS
MEMBUAT PROGRAM PEMBAYARAN KAS

Program pembayaran kas digunakan untuk menentukan berapa besar prioritas pembayaran yang

akan diberikan kepada masing-masing anggota sesuai dengan urutan prioritas pembayaran.

Besarnya hak untuk menerima prioritas pembayaran terlebih dahulu milik seorang anggota

tergantung pada kelebihan kemampuan menanggung rugi maksimum anggota tersebut di atas

anggota yang lain. Dalam hal ini, penentuan besarnya prioritas pembayaran kas dihitung dengan

cara rasio pembagian laba rugi anggota tersebut dikalikan kelebihan kemampuan menanggung

rugi maksimum miliknya di atas anggota yang lain yang ada pada prioritas ke 2 dan seterusnya.

Berdasarkan kemampuan menanggung rugi maksimum dan urutan prioritas pembayaran

dapat dibuat program kas sebagai berikut:


FIRST UP 74
CONSULTANTS
MEMBUAT PROGRAM PEMBAYARAN KAS
Kapasitas Menanggung Rugi Maksimum Jumlah Prioritas Pembayaran
Keterangan
Tn. Andi (Rp) Ny. Ari (Rp) Nn. Afni (Rp) Tn. Andi (Rp) Ny. Ari (Rp) Nn. Afni (Rp)

Kapasitas kerugian
maksimum 1.250.000.000 750.000.000 875.000.000 - - -
Prioritas ke I kepada
Tn. Andi - 375.000.000 - - 75.000.000 - -

875.000.000 750.000.000 875.000.000 - - -


Prioritas II kepada
Nn. Afni dan Tn.
Andi - 125.000.000 - - 125.000.000 25.000.000 - 50.000.000

750.000.000 750.000.000 750.000.000 - - -


Prioritas ke III
kepada semua
anggota - 750.000.000 - 750.000.000 - 750.000.000 150.000.000 300.000.000 300.000.000

Jumlah Prioritas Pembayaran ………………………………………………………… 250.000.000 300.000.000 350.000.000


FIRST UP 75
CONSULTANTS
MEMBUAT PROGRAM PEMBAYARAN KAS

Untuk menguji kebenaran penyusunan program pembayaran kas seperti yang tercantum di atas

dapat dilakukan dengan cara jumlah prioritas pembayaran masing-masing anggota besarnya harus

sama dengan jumlah kekayaan yang tertanam dalam Firma (kekayaan yang diinvestasikan).

Apabila dibandingkan, ternyata memang sama antara jumlah prioritas pembayaran

masing-masing anggota dengan jumlah investasinya yang tampak dalam tabel sebagai berikut:

FIRST UP 76
CONSULTANTS
MEMBUAT PROGRAM PEMBAYARAN KAS
Jumlah Prioritas Jumlah Investasi yang Ditanam
Nama Anggota
Pembayaran (Rp) (Modal+Piutang) (Rp)
Tn. Andi 250.000.000,00 250.000.000,00
Ny. Ari 300.000.000,00 300.000.000,00
Nn. Afni 350.000.000,00 350.000.000,00
Dengan adanya program pembayaran kas, dapat memudahkan dalam hal pembagian kas kepada
para anggota karena sudah jelas siapa yang akan menerima kas terlebih dahulu, demikian pula
besarnya kas yang harus diterima sudah diketahui jumlahnya. Jika dibuat ringkasan program kas,
maka akan tampak sebagai berikut:
Prioritas ke I kepada Tn. Andi dengan jumlah pembayaran Rp 75.000.000,00
Prioritas ke II kepada Tn. Andi dan Nn. Afni, masing-masing akan menerima jumlah pembayaran
Rp 25.000.000,00 dan Rp 50.000.000,00
Prioritas ke III kepada Tn. Andi, Ny. Ari dan Nn. Afni yang masing-masing akan menerima jumlah
pembayaran kas sebesar Rp 150.000.000,00, Rp 300.000.000,00, dan Rp 300.000.000,00

FIRST UP 77
CONSULTANTS
MELAKSANAKAN PEMBAGIAN KAS DENGAN
PROGRAM KAS
Pembagian kas diawali dengan melakukan realisasi aktiva non kas menjadi kas, kemudian barulah
diadakan likuidasi.
Realisasi tahap I dari firma akan mengakibatkan jumlah kas yang tersedia menjadi Rp
240.000.000,00 dengan jurnal realisasi sebagai berikut:
Kas Rp 240.000.000,00
Modal Tn. Andi Rp 12.000.000,00
Modal Ny. Ari Rp 24.000.000,00
Modal Nn. Afni Rp 24.000.000,00
Aktiva Tetap Rp 300.000.000,00

Kas yang ada sekarang menjadi Rp 80.000.000,00 ditambah Rp 240.000.000,00 = Rp


320.000.000,00 yang akan dibayar sesuai dengan tata urutan sebagai berikut:

FIRST UP 78
CONSULTANTS
MELAKSANAKAN PEMBAGIAN KAS DENGAN
PROGRAM KAS
Pelunasan hutang dagang dan hutang Nn. Afni dengan Prioritas kedua kepada Tn. Andi sebesar Rp 25.000.000,00 dan
jurnal: Nn. Afni Rp 50.000.000,00 dengan jurnal:
Hutang Dagang Rp 100.000.000,00 Modal Tn. Andi Rp 25.000.000,00
Hutang Nn. Afni Rp 50.000.000,00 Modal Nn. Afni Rp 50.000.000,00
Kas Rp 150.000.000,00 Kas Rp 75.000.000,00
Prioritas pertama kepada Tn. Andi sebesar Rp Sisa uang yang ada sebesar Rp 320.000.000,00 – (Rp
75.000.000,00 dengan jurnal: 150.000.000,00 + Rp 75.000.000,00 + Rp 75.000.000,00) = Rp
20.000.000,00 dibagikan kepada para anggota sesuai rasio
Modal Tn. Andi Rp 75.000.000,00
pembagian laba-rugi dengan jurnal:
Kas Rp 75.000.000,00
Modal Tn. Andi Rp 4.000.000,00
Modal Ny. Ari Rp 8.000.000,00
Modal Nn. Afni Rp 8.000.000,00
Kas Rp 20.000.000,00

FIRST UP 79
CONSULTANTS
MELAKSANAKAN PEMBAGIAN KAS DENGAN
PROGRAM KAS
Realisasi Tahap II menghasilkan adanya kas sebesar Rp 250.000.000,00 dengan jurnal realisasi sebagai berikut:
Kas Rp 250.000.000,00
Persediaan Rp 220.000.000,00
Modal Tn. Andi Rp 6.000.000,00
Modal Ny. Ari Rp 12.000.000,00
Modal Nn. Afni Rp 12.000.000,00

Kas yang ada sebesar Rp 250.000.000,00 akan langsung dibayarkan kepada para anggota sesuai dengan perbandingan
Laba - Rugi Langsung dibagikan sesuai dengan Rasio Laba – Rugi sebab urutan prioritas pembayaran sudah selesai atau
sudah terpenuhi sehingga jurnal likuidasi adalah sebagai berikut:
Modal Tn. Andi Rp 50.000.000,00
Modal Ny. Ari Rp 100.000.000,00
Modal Nn. Afni Rp 100.000.000,00
Kas Rp 250.000.000,00
FIRST UP 80
CONSULTANTS
MELAKSANAKAN PEMBAGIAN KAS DENGAN
PROGRAM KAS
Realisasi Tahap III menghasilkan adanya kas sebesar Rp 300.000.000,00 Kas yang ada langsung dibagikan kepada para

anggota sesuai dengan saldo modal akhirnya dengan jurnal likuidasi sebagai berikut:

Modal Tn. Andi Rp 76.000.000,00

Modal Ny. Ari Rp 152.000.000,00

Modal Nn. Afni Rp 152.000.000,00

Kas Rp 380.000.000,00

(Perhitungan pembagian kas sebesar Rp 380.000.000,00 dapat dilihat dalam laporan likuidasi pada halaman

berikutnya). FIRST UP 81
CONSULTANTS
MELAKSANAKAN PEMBAGIAN KAS DENGAN
PROGRAM KAS
Apabila dibuat rangkuman pembayaran kas kepada masing-masing anggita akan tampak sebagai berikut:

Keterangan Modal Tn. Andi Modal Ny. Ari Modal Nn. Afni

Dari prioritas pertama Rp 75.000.000,00 - -


Dari prioritas kedua Rp 25.000.000,00 - Rp 50.000.000,00

Distribusi kas Tahap I Rp 4.000.000,00 Rp 8.000.000,00 Rp 8.000.000,00


Distribusi kas Tahap II Rp 50.000.000,00 Rp 100.000.000,00 Rp 100.000.000,00
Distribusi kas Tahap III Rp 86.000.000,00 Rp 172.000.000,00 Rp 122.000.000,00
Jumlah kas yang diterima
masing-masing anggota Rp 240.000.000,00 Rp 280.000.000,00 Rp 280.000.000,00

FIRST UP 82
CONSULTANTS
LATIHAN SOAL
FIRST UP 83
CONSULTANTS
LATIHAN SOAL Lorem ipsum dolor sit
amet, consectetur
KASUS
FIRST UP 84
CONSULTANTS
FIRST UP
CONSULTANTS

THANK YOU

85

Anda mungkin juga menyukai