Anda di halaman 1dari 27

IdCPA Review Program

Problem Set
Auditing dan Jasa Atestasi Lainnya

I. PILIHAN GANDA

Lingkungan Audit
1. Operational Audit memiliki tujuan untuk menentukan apakah:
a. Pengendalian internal telah dilaksanakan sesuai dengan rancangannya.
b. Kekakuratan data susuai dengan yang tercermin dalam laporan keuangan.
c. Laporan keuangan mencerminkan secara wajar hasil operasi.
d. Unit operasi tertentu telah berfungsi secara efektif dan efisien.

2. Jasa yang diberikan dimana KAP mengeluarkan laporan atas kehandalan sebuah asersi
yang dibuat oleh pihak lain disebut :
a. Jasa akuntansi dan pembukuan.
b. Jasa atestasi.
c. Jasa konsultasi manajemen.
d. Jasa konsultasi perpajakan

3. Tiga jenis jasa atestasi yang paling umum adalah :


a. Pemeriksaana, review, dan jasa atestasi lainnya.
b. Audit, verifikasi, dan jasa atestasi lainnya
c. Review, kompilasi, dan jasa atestasi lainnya.
d. Audit, review, dan verifikasi.

4. Yang termasuk jasa atestasi lainnya adalah :


a. Jasa konsultasi
b. Prosedur yang disepakati
c. Kompilasi
d. Semua salah

5. Dalam mengaudit data keuangan dan akuntansi, yang menjadi pertimbangan utama
adalah:
a. Menentukan apakah informasi yang tercatat benar-benar mencerminkan
kejadian ekonomis yang terjadi sepanjang periode akuntansi.
b. Menentukan apakah telah terjadi suatu kecurangan.
c. Menganalisa informasi keuangan untuk memastikan apakah telah sesuai dengan
peraturan pemerintah.
PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 1
IdCPA Review Program

6. Belakangan ini muncul istilah Jasa “assurance” dan Jasa ”assurance” lainnya. Jasa
”assurance” lainnya dianggap sama dengan Jasa atestasi lainnya, namun ada
perbedaannya. Ketika melaksanakan jasa “ assurance” lainnya, sebuah KAP :
a. Tidak diminta untuk mengeluarkan laporan tertulis, dan keyakinan yang
diberikan terkait keandalan dan relevansi dari informasi.
b. Diminta untuk mengeluarkan laporan tertulis, dan keyakinan yang diberikan terkait
keandalan dan relevansi dari informasi.
c. Tidak diminta untuk mengeluarkan laporan tertulis, dan keyakinan yang diberikan
terkait kelengkapan dan kecukupan dari informasi.
d. Diminta untuk mengeluarkan laporan tertulis, dan keyakinan yang diberikan terkait
kelengkapan dan kecukupan dari informasi.

7. Penunjukan auditor independen mendekati atau setelah tanggal akhir periode :


a. Tidak diperkenankan karena tidak memungkinkan auditor untuk melakukan audit
secara memadai.
b. Diperkenankan dengan syarat ada pengecualian atas opini audit.
c. Diperkenankan dengan syarat tidak memberikan pendapat.
d. Diperkenankan dengan syarat auditor membahas dengan klien tentang
adanya kemungkinan pengecualian atas opini atau auditor tidak
memberikan pendapat.

8. Standar kompilasi dan review (SAR) menetapkan standar dan prosedur untuk jasa
akuntansi diantaranya :
a. Menyusun neraca saldo
b. Memberikan bantuan dalam penyelesaian buku besar
c. Mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT)
d. Semua salah

9. Manakah yang bukan merupakan Standar Pekerjaan Lapangan?


a. Perencanaan dan supervisi yang memadai.
b. Due professional care.
c. Mempelajari struktur pengendalian internal.
d. Mengumpulkan bukti yang memadai dan kompeten.

10. Manakah dari pernyataan berikut yang paling tepat dalam menjelaskan tujuan dari standar
pekerjaan lapangan?
a. Standar pekerjaan lapangan sangat memperhatikan penampilan dan karakter
perorangan (personal attributes) selama pelaksanaan audit.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 2


IdCPA Review Program

b. Standar pekerjaan lapangan menyediakan panduan yang lebih luas terkait


pelaksanaan audit.
c. Standar pekerjaan lapangan diarahkan kepada perencanaan, pemahaman
pengendalian internal, dan pengumpulan bukti audit yang dilakukan oleh
auditor.
d. Standar pekerjaan lapangan sangat memperhatikan pelaksanaan pengujian
subtantif sebagai lawan dari pengujian pengendalian internal.

11. Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan
objektivitas, yang mencakup, kecuali :
a. Harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest)
b. Tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang
diketahuinya
c. Tidak boleh mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.
d. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta
(in facts) maupun dalam penampilan (in appearance).

12. Seorang auditor tidak harus bertahan pada standar auditing tertentu jika ia percaya bahwa
a. Nilainya tidak material.
b. Aturan menurut standar tidak praktis dilakukan.
c. Aturan menurut standar tidak mungkin dilakukan.
d. Semuanya benar.

13. Standar auditing yang berlaku umum (SA) dan pernyataan standar auditing (PSA) harus
dipandang oleh praktisi sebagai :
a. Sesuatu yang ideal untuk dilakukan, tetapi tidak mungkin dicapai.
b. Standar maksimum yang harus dilakukan yang mencerminkan pekerjaan yang
sempurna.
c. Standar minimum yang harus dicapai pada setiap perikatan audit.
d. Patokan (benchmark) yang digunakan untuk semua audit, review, dan kompilasi.

14. Dalam situasi manakah yang tidak menyebabkan hilangnya independensi sebuah KAP?
a. Mantan partner KAP memutuskan untuk bergabung dengan klien setelah
mengundurkan diri dari KAP selama 18 bulan.
b. Mantan partner KAP menggunakan ruang kantor KAP dan memiliki pengaruh
signifikan terhadap klien.
c. Mantan partner KAP menginvestasikan dananya pada klien dan menerima pansiun
dari KAP yang bergantung dari laba KAP.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 3


IdCPA Review Program

d. Mempunyai rekan atau karyawan profesional dari Kantor Akuntan Publik yang
sebelumnya pernah bekerja pada klien sebagai Karyawan Kunci dalam bidang
akuntansi / keuangan dan terlibat dalam penugasan audit terhadap klien.

15. KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi rahasia klien tanpa persetujuan klien,
jika untuk kepentingan :
a. Review mutu (peer review) oleh KAP lain sesuai kewenangan IAI.
b. Penyidikan yang dilakukan oleh IAI atas tindak kedisiplinan anggota.
c. Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Calon auditor penganti pada penugasan audit berikutnya.

16. Beberapa bulan setelah laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian dikeluarkan, auditor
menemukan bahwa laporan keuangan salah saji material. CEO klien setuju bahwa laporan
keuangan salah saji, tetapi menolak melakukan koreksi, dan menyatakan bahwa masalah
kerahasiaan menghalangi auditor untuk mengungkapkannya.
a. CEO benar. Auditor harus menjaga kerahasiaan informasi tentang klien.
b. CEO salah, tetapi karena laporan audit telah diterbitkan, sudah terlambat untuk
merevisi.
c. CEO benar, namun agar secara etis dapat dibenarkan, auditor harus melanggar
aturan kerahasiaan dan mengungkapkan kesalahan.
d. CEO salah, dan auditor memiliki kewajiban untuk menerbitkan laporan
audit revisi, walaupun CEO tidak akan merevisi dan membetulkan laporan
keuangan.

Tujuan dan Tanggung Jawab Audit


17. Pada umumnya, keputusan untuk memberitahu pihak-pihak di luar organisasi klien terkait
adanya tindakan hukum (pelanggaran) adalah tanggung jawab dari
a. Auditor Independen.
b. Auditors Internal.
c. Manajemen.
d. Konsultan hukum.

18. Pada tahap audit manakah faktor risiko terjadinya kecurangan (fraud risk) diidentifikasi?
Perolehan
Perencanaan Pemahaman Pelaksanaan Lapangan
a. Ya Ya Ya
b. Ya Ya Tidak
c. Ya Tidak Tidak
d. Tidak Ya Ya
PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 4
IdCPA Review Program

19. Faktor manakah yang paling meningkatkan perhatian auditor atas risiko adanya
kecurangan (risk of fraudulent) dalam laporan keuangan?
a. Jumlah aset likuid dalam jumlah besar yang mudah dikonversi menjadi kas.
b. Tingkat pertumbuhan dan keuntungan yang rendah dibandingkan industri sejenis.
c. Keterlibatan awal manajemen dalam pemilihan prinsip akuntansi.
d. Struktur organisasi yang terlalu kompleks yang menyebabkan otorisasi
yang tidak biasa.

20. Jenis pelanggaran manakah yang termasuk pelanggaran hukum yang memiliki ”pengaruh
langsung” ?
a. Pencemaran lingkungan.
b. Pelanggaran keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Pelanggaran terhadap perdagangan surat-surat berharga.
d. Pelanggaran ketentuan perpajakan.

21. Jika terdapat informasi yang menarik perhatian auditor yang memiliki implikasi tentang
kemungkinan adanya tindakan ilegal yang dapat bersifat material, tetapi memiliki dampak
yang tidak langsung terhadap laporan keuangan, selanjutnya auditor harus :
a. Menerapkan prosedur audit yang khusus mengarah untuk memastikan
apakah tindakan ilegal benar-benar ada.
b. Meminta nasihat ahli di bidang hukum untuk melihat kemungkinan adanya
kewajiban kontinjensi.
c. Melaporakan permasalahan kepada manajemen pada level terkait, minimal satu
level dibawah pihak-pihak yang terlibat.
d. Mendiskusikan bukti dengan komite audit klien atau pihak lain yang memiliki
wewenang yang setara.

22. Jika auditor menyimpulkan bahwa unsur tindakan pelanggaran hukum yang telah
dilakukan oleh klien memiliki dampak material terhadap laporan keuangan, dan
pelanggaran tersebut belum dipertanggungjawabkan atau diungkapkan secara memadai
maka auditor harus melaukan tindakan berikut, kecuali :
a. Memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian atau Pendapat Tidak Wajar atas
laporan keuangan tergantung tingkat materialitasnya.
b. Tidak memberikan pendapat jika auditor dihalangi untuk memperolah bukti cukup
dan kompeten untuk mengevaluasi unur tindakan pelanggaran hukum oleh klien.
c. Menarik diri dari perikatan jika klien menolak menerima laporan keuangan yang
dimodifikasi untuk memuat kondisi-kondisi pelanggaran hukum.
d. Memberikan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan paragraf
penjelas/ tambahan.
PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 5
IdCPA Review Program

23. Berdasarkan PSA No. 1, tanggungjawab auditor akibat kegagalan mendeteksi adanya
tindak kecurangan manajemen akan muncul jika
a. Jumlah tindak kecurangan material.
b. Hanya ketika kegagalan tersebut disebabkan risiko tidak terdeteksinya dari bukti
yang dikumpulkan .
c. Kegagalan tersebut murni karena ketidaksesuaian dengan standar auditing
yang berlaku umum.
d. Hanya ketika pemeriksaan dilakukan khusus dirancang untuk mendeteksi
kecurangan.

24. Sebuah KAP dianggap melakukan tindakan pelanggaran hukum jika KAP :
a. Menolak memperlihatkan kertas kerja kepada klien.
b. Melaksanakan audit secara lalai.
c. Secara sengaja menghapus fakta material yang seharusnya diungkapkan
dalam laporan keuangan.
d. Secara sengaja memutuskan kontrak dengan klien.

Bukti Audit

25. Manakah jenis bukti audit berikut yang paling dapat diandalkan?
a. Order pembelian klien yang prenumbered.
b. Kertas kerja klien terkait pengalokasian biaya.
c. Rekening koran bank yang diperoleh dari klien.
d. Surat representasi dari klien.

26. Dengan mengabaikan peraturan khusus yang terkait, dokumen audit harus disimpan:
a. Minimum 5 tahun.
b. Sepanjang lead schedule masih relevan dengan audit di kemudian hari.
c. Hingga 3 tahun sampai klien memilih auditor baru.
d. Kertas kerja harus disimpan dalam jangka waktu tidak terbatas.

27. Arsip permanen atas kertas kerja auditor biasanya tidak mencakup:
a. Perjanjian atas penerbitan obligasi (bond indenture).
b. Perjanjian sewa.
c. Neraca saldo.
d. Flow chart atas pengendalian internal.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 6


IdCPA Review Program

28. Manakah pernyataan berikut yang benar terkait biaya untuk memperoleh bukti audit?
a. Biaya memperoleh bukti adalah alasan yang benar untuk tidak memasukkan bukti
tersebut dalam audit.
b. Pemeriksaan fisik dan konfirmasi adalah bukti audit yang paling mahal.
c. Bukti audit yang paling murah adalah prosedur analitis.
d. Semuanya benar.

29. Dua hal yang harus dipertimbangkan auditor dalam mengumpulkan bukti audit yaitu:
1. Bukti yang memadai dan kompeten harus diperoleh untuk memenuhi kewajiban
profesional auditor.
2. Biaya mengumpulkan bukti harus diminimalisasi.
Dalam mengevaluasi pertimbangan tersebut,
a. Yang pertama lebih penting dari yang kedua.
b. Yang kedua lebih penting dari yang pertama.
c. Keduanya sama pentingnya.
d. Tidak mungkin menentukan prioritas diantara keduanya.

30. Konfirmasi negatif atas piutang usaha kurang efektif dibanding konfirmasi positif karena
dengan konfirmasi negatif.
a. Tidak menghasilkan bukti yang secara statistik dapat dikuantifisir.
b. Auditor tidak dapat memastikan (mengasumsikan) bahwa semua
responden yang tidak membalas telah melakukan verifikasi atas konfirmasi
yang dikirim.
c. Beberapa responden dapat saja melaporkan saldo yang salah sehingga memerlukan
tindak lanjut yang ekstensif.
d. Sebagian responden memiliki keinginan yang rendah untuk merespon secara
objektif.

31. Risiko audit merupakan gabungan dari dua risiko yang terpisah. Pertama adalah kesalahan
material yang terjadi dalam proses akuntansi atas laporan keuangan disusun. Yang kedua
adalah:
a. Sistem pengendalian internal perusahaan tidak memadai untuk mendeteksi
kesalahan dan kecurangan.
b. Kesalahan yang terjadi tersebut tidak terdeteksi oleh pemeriksaan auditor.
c. Akibat kurangnya integritas manajemen.
d. Bukti-bukti yang tidak cukup kompeten untuk menyatakan pendapat berdasarkan
keyakinan yang memadai.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 7


IdCPA Review Program

32. Risiko audit menurut SPAP mencakup :


a. Risiko karena auditor menyadari telah salah menyimpulkan bahwa laporan
keuangan berisi salah saji material sehingga ia memperluas prosedur auditnya
untuk mengevaluasi kembali kewajaran laporan keuangan.
b. Risiko karena salah dalam pengambilan keputusan tentang bentuk laporan audit
akibat ketidakpastian atau batasan lingkup audit.
c. Risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagai mana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material.
d. Semua benar

33. Manakah yang merupakan contoh dari konsep risiko bawaan (inherent risk)?
a. Manusia melakukan lebih banyak kesalahan dari pada komputer; sehingga, sistem
akuntansi manual adalah lebih berisiko dari pada sistem yang terkomputerisasi.
b. Sistem akuntansi dengan menggunakan ”voucher” memiliki pengendalian lebih,
sehingga risiko akan terjadinya kesalahan atas laporan keuangan akan dapat
dikurangi.
c. Pinjaman yang diberikan oleh perusahaan pendanaan memiliki
kecenderungan lebih kecil untuk dapat ditagih dibanding pinjaman yang
diberikan oleh bank.
d. Audit dengan sampel yang lebih besar memiliki risiko lebih rendah dibandingkan
dengan sampel yang lebih sedikit.

34. Ketika mendiskusikan mengenai Risiko Audit yang Dapat Diterima (acceptable audit risk)
dan model risiko audit (audit risk model), manakah penyataan di bawah ini yang benar?
a. Istilah ”keyakinan audit”, ”keyakinan menyeluruh”, atau ”tingkat keyakinan” adalah
sinonim dari Risiko Audit yang Dapat Diterima.
b. Risiko Audit yang Dapat Diterima ditentukan secara objektif oleh auditor.
c. Risiko Audit yang Dapat Diterima adalah risiko yang bersedia diambil auditor untuk
menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar setelah audit
diselesaikan dan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dikeluarkan.
d. Ketika auditor memutuskan ”Risiko Audit yang Dapat Diterima” menjadi
lebih rendah, berarti auditor ingin lebih memastikan bahwa laporan
keuangan tidak salah saji material.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 8


IdCPA Review Program

Perencanaan Audit

35. Auditor diminta untuk membuat kesepakatan dengan klien terkait pekerjaan yang akan
dilakukan pada setiap penugasan. Kesepakatan ini biasanya mencakup :
a. Tanggungjawab auditor untuk menentukan tingkat awal materialitas dan faktor
risiko audit.
b. Tanggungjawab auditor untuk mengidentifikasi faktor yang harus dipertimbangkan
ketika auditor meragukan kelangsungan usaha klien.
c. Tanggungjawab auditor untuk memastikan bahwa komite audit peduli
terhadap kondisi yang dilaporkan yang menjadi pusat perhatian auditor.
d. Tanggungjawab manajemen untuk membantu auditor dalam menentukan risiko atas
salah saji material akibat dari kecurangan (fraud).

36. Faktor manakah yang kemungkinan besar menyebabkan KAP menolak sebuah penugasan
audit yang potensial?
a. Terdapat transaksi hubungan istimewa yang signifikan dimana manajemen
menyatakan bahwa diperlakukan sama dengan transaksi bisnis pihak ketiga.
b. Aktivitas pengendalian internal yang mensyaratkan pemisahan tugas tidak berjalan
efektif.
c. Manajemen terus menggunakan sistem informasi yang tidak efisien untuk mencatat
transaksi keuangan.
d. Adanya kecenderungan bahwa tidak adanya bukti yang memadai dan
kompeten untuk mendukung pendapat atas laporan keuangan.

37. Kejadian manakah yang yang paling mengindikasikan adanya hubungan istimewa?
a. Memberikan opsi saham (stock option) kepada manajemen kunci pada harga
tertentu.
b. Perputaran yang tinggi atas posisi manajemen senior dan anggota dewan komisaris.
c. Kegagalan dalam memperbaiki kelemahan pengendalian internal.
d. Menjual real estate pada harga yang berbeda secara signifikan dari nilai
pasar.

38. Tujuan dari SA 315 yang mensyaratkan adanya komunikasi antara auditor pendahulu
dengan auditor pengganti adalah :
a. Untuk memberikan wewenang kepada auditor pendahulu untuk mengungkapkan
informasi yang bersifat rahasia.
b. Untuk membantu auditor pengganti untuk mengevaluasi apakah akan
menerima perikatan atau tidak.
c. Untuk membantu klien dalam memfasilitasi pergantian auditor.
PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 9
IdCPA Review Program

d. Untuk memastikan bahwa informasi yang diserahkan pada laporan periodik ke


Bapepam adalah akurat.

39. Dalam melaksanakan audit, auditor independen dapat meminta bantuan langsung dari
auditor intern dengan berbagai pertimbangan:
a. Aktivitas audit intern relevan dengan audit yang dilakukan oleh auditor independen.
b. Auditor independen memandang bahwa auditor intern cukup kompeten dan objektif.
c. Auditor memandang efisien untuk mempertimbangkan perkerjaan auditor intern.
d. Semua benar

Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit

40. Ketika auditor meningkatkan tingkat risiko pengendalian karena beberapa aktivitas
pengendalian dirasa tidak efektif, auditor cenderung untuk meningkatkan :
a. Pengujian pengendalian (test of control) lebih lanjut.
b. Tingkat risiko deteksi (detection risk).
c. Pengujian detail (test of detail) lebih lanjut.
d. Tingkat risiko bawaan.

41. Auditor menggunakan pengetahuannya untuk memahami pengendalian internal dan


menentukan tingkat risiko pengendalian terutama bertujuan untuk :
a. Menentukan apakah prosedur dan pencatatan atas aset dapat diandalkan.
b. Memastikan apakah tindakan kecurangan minimal.
c. Memodifikasi penrtapan awal atas risiko bawaan dan pertimbangan awal atas
tingkat meterialitas.
d. Menentukan karakteristik, waktu, dan tambahan pengujian subtantif untuk
asersi laporan keuangan.

42. Jika auditor memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang penyajian laporan
keuangan melalui pemahaman pengendalian internal, penetapan risiko pengendalian,
pengujian pengendalian, pengujian substantif dan prosedur analitis, maka auditor :
a. Dapat menerbitkan laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian.
b. Dapat secara signifikan mengurangi pengujian terinci atas saldo.
c. Dapat membuat surat penugasan.
d. Membutuhkan pengujian pengendalian tambahan sehingga tingkat keyakinan dapat
meningkat.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 10


IdCPA Review Program

Pemahaman Pengendalian Internal Entitas yang Diaudit

43. Bukti adanya pemisahan tugas pada suatu entitas paling baik diperoleh dari:
a. Adanya flowchart yang menunjukkan tugas dari personil yang ada.
b. Melakukan wawancara apakah aktivitas pengendalian dilaksanakan secara konsisten
selama periode.
c. Review deskripsi kerja yang disiapkan oleh bagian personalia.
d. Observasi langsung terhadap personil yang melaksanakan aktivitas
pengendalian.

44. Dalam rancangan pengendalian internal yang baik, karyawan yang sama tidak boleh :
a. Menandatangani cek dan membatalkan dokumen pendukung.
b. Menerima persediaan barang dan menyiapkan laporan penerimaan.
c. Menyiapkan voucher pengeluaran dan menandatangani cek.
d. Mengajukan permintaan pembelian persediaan dan menyetujui penerimaan barang.

45. Selama pelaksanaan audit, auditor independen mengindentifikasi adanya kelemahan atas
pengendalian internal dan secara lisan telah mengkomunikasikannya kepada manajemen
senior dan komite audit. Auditor harus :
a. Menyadari bahwa ada pembatasan lingkup audit dan tidak memberikan opini audit.
b. Mendokumentasikan hal tersebut dalam kertas kerja dan menyadari
dampaknya terhadap audit.
c. Menghentikan semua aktivitas audit sembari menunggu jawaban dari komite audit.
d. Menarik diri dari penugasan.

46. Pada tanggal interim, auditor mengevaluasi prosedur pengendalian internal klien dan
menyatakan bahwa prosedur telah efektif. Pada saat audit akhir tahun, minimal prosedur
audit harus terdiri dari
a. Konfirmasi atas akun-akun akhir tahun yang diperiksa pada audit interim.
b. Menentukan bahwa prosedur pengendalian internal klien masih efektif
pada akhir tahun.
c. Menguji kepatuhan pengendalian internal dengan cara yang sama dengan pada saat
audit interim.
d. Membandingkan hasil kuisioner pengendalian internal dengan flowchart pada akhir
tahun.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 11


IdCPA Review Program

Keseluruhan Perencanaan Audit dan Program Audit

47. Manakah transfer bank yang menimbulkan kesalahan atas saldo bank 31 Desember 2005?
Pengeluaran Penerimaan
dicatat dibayar dicatat diterima
di Buku oleh bank di buku oleh bank
a. 31/12/05 4/1/06 31/12/05 31/12/05
b. 4/1/06 5/1/06 31/12/05 4/1/06
c. 31/12/05 5/1/06 31/12/05 4/1/06
d. 4/1/06 11/1/06 1/4/06 4/1/06

48. Kenapa tujuan audit terkait saldo lebih banyak dibandingkan tujuan audit terkait
transaksi?
a. Karena nilai yang muncul di laporan keuangan lebih banyak terkait saldo.
b. Karena auditor memerlukan panduan tambahan dalam mengakumulasikan
bukti audit terkait dengan saldo dalam laporan keuangan.
c. Sebagian besar asersi manajemen terkait dengan saldo suatu akun dibandingkan
transaksi.
d. Semua salah.

49. Manakah pernyatan berikut yang tidak benar?


a. Prosedur analitis yang dilakukan pada tahap perencanaan audit ditujukan untuk
pemahaman bisnis klien dan mengarah kepada erea yang memungkinkan terdapat
kesalahan.
b. Prosedur analitis yang dilakukan pada tahap penyelesaian audit memiliki
tujuan utama untuk menilai kelangsungan usaha dan tujuan kedua untuk
mengarahkan perhatian auditor kepada area yang memungkinkan
terjadinya kesalahan.
c. Prosedur analitis harus digunakan pada tahap perencanaan dan penyelesaian audit ,
sedangkan pada tahap pengujian bersifat pilihan.
d. Prosedur analitis yang dilakukan pada tahap penyelesaian audit memiliki tujuan
utama untuk mengarahkan perhatian auditor kepada area yang memungkinkan
terjadinya kesalahan dan tujuan kedua untuk menilai kelangsungan usaha.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 12


IdCPA Review Program

50. Ketika auditor menggunakan konfirmasi sebagai sarana utama mendapatkan bukti
sehubungan dengan piutang usaha, tujuan audit terkait saldo manakah yang terpenuhi?
a. Keberadaan, kelengkapan, dan ketepatan waktu.
b. Keberadaan, ketepatan waktu, dan nilai realisasi.
c. Nilai realisasi, akurasi, dan pisah batas.
d. Keberadaan , akurasi, dan pisah batas.

51. Dalam audit atas transaksi penjualan, seringkali tidak dilakukan pengujian substantif atas
transaksi untuk tujuan ”kelengkapan” karena
a. Nilai aset dan laba yang kerendahan lebih diperhatikan dibandingkan ketinggian.
b. Nilai aset dan laba yang ketinggian lebih diperhatikan dibandingkan
kerendahan.
c. Tidaklah penting apakah laba kerendahan karena penghematan laba kena pajak
mengkompensasi penurunan pendapatan sehingga laba bersih tetap benar.
d. Penjualan yang tidak tercatat menyebabkan penurunan nilai piutang usaha;
sehingga, rasio keuangan tidak terpengaruh.

52. Ketika konfirmasi positif digunakan, standar auditing mensyaratkan prosedur lebih lanjut
jika konfirmasi tidak dikembalikan oleh pelanggan. Dalam situasi tersebut, manakah yang
bukan termasuk kategori prosedur alternatif yang dimaksud?
a. Mengirim konfirmasi kedua.
b. Memeriksa penerimaan kas kas dikemudian hari untuk menentukan apakah piutang
telah dilunasi.
c. Memeriksa dokumen pengiriman untuk menentukan apakah barang memang
dikirim.
d. Memeriksa rangkap faktur menjualan untuk menentukan apakah barang benar-
benar dipesan.

53. Berikut adalah 4 transaksi transfer antar bank (1, 2, 3, dan 4) klien pada akhir Desember
2004 dan awal Januari 2005 :
Bank Pertama Bank Kedua
Tanggal Pengeluaran Tanggal enerimaan
Per Bank Per Buku Per Bank Per Buku
1. 31/12 30/12 31/12 30/12
2. 2/1 30/12 31/12 31/12
3. 3/1 31/12 2/1 2/1
4. 3/1 31/12 2/1 31/12

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 13


IdCPA Review Program

Berdasarkan skedul transfer antar bank di atas, manakah yang salah:


a. Transaksi no 1 tidak memunculkan cek beredar pada rekonsiliasi bank per 31
Desember 2004.
b. Transaksi no 2 mengindikasikan kesalahan pisah batas (cutoff) pada kas
per 31 Desember 2004.
c. Transaksi no 3 mengindikasikan kesalahan pisah batas (cutoff) pada kas per 31
Desember 2004.
d. Transaksi no 4 memunculkan setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank per
31 Desember 2004.

54. Terdapat pembelian persediaan diterima sore hari tanggal 31 Desember setelah
perhitungan fisik selesai. Jika perolehan tersebut telah dicatat sebagai hutang usaha dan
pembelian, tetapi tidak termasuk dalam persediaan, akan menghasilkan :
a. Nilai laba yang kerendahan.
b. Nilai laba yang ketinggian.
c. Tidak berpengaruh kepada apapun.
d. Tidak dapat ditentukan dari informasi di atas.

55. Dalam situasi manakah disarankan bagi auditor untuk melakukan konfirmasi hutang usaha
kepada kreditur?
a. Pengendalian internal akuntansi atas hutang usaha mencukupi, dan terdapat
bukti yang memadai untuk meminimalisasi risiko kesalahan yang material.
b. Hasil konfirmasi diperkirakan memuaskan, dan saldo hutang usaha tidak
material.
c. Laporan dari kreditur tidak tersedia, dan pengendalian internal
akuntansi atas hutang usaha tidak memuaskan.
d. Sebagian besar saldo hutang usaha berasal dari perusahaan asosiasi.

56. Manakah dari penjelasan berikut yang akan memuaskan auditor yang menemukan saldo
debit yang signifikan pada akumulasi penyusutan?
a. Perbaikan besar-besaran yang memperpanjang masa manfaat aktiva.
b. Penyusutan tahun lalu dibebankan terlalu rendah.
c. Telah dicatatnya pencadangan atas kemungkinan kerugian dari penghentian
penggunaan aktiva.
d. Aktiva telah dicatat pada nilai wajarnya.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 14


IdCPA Review Program

57. Dalam menguji apakah terdapat penghentian penggunaan peralatan yang tidak tercatat,
auditor biasanya melakukan :
a. Membandingkan jurnal penyusutan untuk hal yang sama dengan jurnal tahun
lalu agar dapat mencari peralatan yang telah disusutkan penuh.
b. Memilih peralatan dari pencatatan akuntansi dan kemudian mencarinya
pada saat inspeksi aktiva tetap.
c. Memilih beberapa peralatan pada saat inspeksi aktiva tetap dan telusuri ke
master file peralatan.
d. Memeriksa jurnal umum untuk melihat penambahan peralatan yang luar biasa
dan jumlah debet yang besar pada beban penyusutan.

Sampling Audit untuk Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi

58. Manakah pernyataan yang benar terkait jumlah sampel pada statistical sampling ketika
menguji pengendalian internal?
a. Auditor harus mempertimbangkan tingkat yang dapat ditoleransi
(tolerable rate) atas penyimpangan dari pengendalian yang diuji dalam
menentukan jumlah sampel.
b. Ketika tingkat penyimpangan cenderung menurun, auditor harus meningkatkan
jumlah sampel yang direncanakan (planned sample size).
c. Penyisihan risiko atas penetapan risiko pengendalian terlalu rendah (assessing
control risk too low) tidak berdampak terhadap jumlah sampel yang
direncanakan.
d. Dari semua faktor yang harus dipertimbangkan, besaran populasi memiliki efek
terbesar dalam besaran sampel.

59. Teknik pemilihan statistik manakah yang paling tidak disukai untuk digunakan oleh
auditor?
a. Systematic selection
b. Stratified selection
c. Block selection
d. Sequential selection

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 15


IdCPA Review Program

60. Sebuah klien KAP menggunakan metode pencatatan persediaan dengan perpetual.
Sebelumnya persediaan dihitung dengan basis siklus paling kurang sekali dalam setahun.
Perhitungan fisik dan pencatatan perpetual memiliki selisih yang tidak material. Sekarang
klien ingin menurunkan biaya perhitungan fisik dengan mengubahnya ke sistem
pengambilan sampel dimana banyak persediaan yang tidak akan dihitung tahun ini. Untuk
tujuan menyatakan pendapat atas laporan keuangan, KAP akan menerima metode
pengambilan sampel jika :
a. Menggunakan metode pengambilan sampel secara bertingkat (stratified).
b. Menggunakan metode pengambilan sampel yang teruji secara statistik.
c. Klien bersedia menerima pengecualian atas opini audit karena pembatasan
ruang lingkup.
d. Klien bersedia menerima pengecualian atas opini audit karena masalah
konsistensi.

61. Dengan menggunakan pengambilan sampel secara statistik untuk membantu verifikasi
saldo hutang usaha pada akhir tahun, dihasilkan data berikut :
Saldo yang
Jumlah Saldo ditentukan oleh
Akun Hutang Buku auditor
Populasi : 4.100 Rp 5.000.000.000 ?
Sampel: 200 Rp 250.000.000 Rp 300.000.000

Menggunakan teknik estimasi rasio, auditor dapat memperkirakan saldo hutang usaha
akhir tahun adalah :
a. Rp 5.050.000.000
b. Rp 5.125.000.000
c. Rp 6.000.000.000
d. Rp 6.150.000.000

Penyelesaian Audit

62. Sekalipun tidak ada persyaratan secara profesional untuk melakukannya pada perikatan
audit, KAP biasanya mengeluarkan “management letter” kepada klien. Tujuan utama dari
“management letter” adalah menyediakan :
a. Bukti yang mengindikasikan apakah auditor merasa yakin bahwa pengendalian
akuntansi telah bekerja sesuai yang digambarkan.
PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 16
IdCPA Review Program

b. Catatan permanen atas pekerjaan pengendalian internal akuntansi yang


dilakukan oleh auditor selama masa perikatan.
c. Catatan tertulis berupa diskusi antara dengan klien mengenai temuan
dan saran auditor untuk perbaikan.
d. Sebuah kesimpulan atas temuan auditor yang dihasilkan dari pengkajian khusus
auditor terhadap pengendalian internal klien.

63. Jika terdapat peristiwa kemudian setelah tanggal laporan keuangan yang tidak disadari
auditor sampai laporan audit dikeluarkan, maka:
a. Auditor tidak perlu menyelidiki dampaknya terhadap laporan keuangan yang
diterbitkan karena terjadinya setelah tanggal laporan keuangan.
b. Auditor perlu menyelidiki dampaknya terhadap laporan keuangan yang
telah diterbitkan karena terjadinya setelah tanggal laporan keuangan
dan sebelum tanggal laporan audit.
c. Auditor tidak perlu menyelidiki dampaknya terhadap laporan keuangan yang
telah diterbitkan karena terjadi setelah tanggal laporan audit.
d. Auditor perlu menyelidiki dampaknya terhadap laporan keuangan yang telah
diterbitkan karena peristiwa terjadi dalam periode ”subsequent event” namun
auditor tidak bisa merevisi laporan keuangan dan laporan audit yang sudah
terlanjur diterbitkan.

64. Kejadian material manakah yang terjadi setelah tanggal neraca yang membutuhkan
penyesuaian atas laporan keuangan sebelum dikeluarkan?
a. Kerugian atas kerusakan pabrik akibat banjir.
b. Penjualan hutang jangka panjang atau saham.
c. Penyelesaian kasus hukum yang kerugiannya melebihi kewajiban yang
dicatat di neraca.
d. Akuisisi usaha yang signifikan untuk menggandakan penjualan.

65. Dalam kaitannya dengan audit tahunan, manakah yang bukan merupakan prosedur
“subsequent events”?
a. Review atas laporan keuangan interim yang tersedia setelah tanggal
neraca.
b. Membaca notulen RUPS, rapat direksi, dan komite-komite serta rapat yang
notulensinya tidak tersedia, untuk melihat keputusan penting pada rapat
tersebut.
c. Membuat daftar pertanyaan terkait laporan keuangan yang tercakup dalam
laporan audit jika terdapat informasi baru yang terjadi setelah tanggal neraca
yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan.
PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 17
IdCPA Review Program

d. Mendiskusikan dengan klien mengenai status terkini atas komponen laporan


keuangan yang tadinya masih bersifat tentatif, prakiraan, atau data-data yang
belum dapat disimpulkan.

66. Prosedur audit untuk review atas subsequent events dapat dibagi menjadi 2 kategori
yaitu: (1) prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun
akhir tahun, dan (2) yang dilaksanakan khusus untuk tujuan menemukan kejadian setelah
tanggal neraca. Manakah dari prosedur berikut yang termasuk kategori 1 ?
a. Menanyakan kepada klien terkait kewajiban kontinjensi.
b. Memperoleh surat representasi tertulis dari klien.
c. Transaksi penjualan dan pembelian setelah tanggal neraca diperiksa
apakah pisah batas telah sesuai.
d. Berkonsultasi dengan konsultan hukum klien terkait litigasi material baru setelah
tanggal neraca.

Pelaporan atas Laporan Keuangan yang Diaudit

67. Sebuah KAP menyelesaikan pekerjaan lapangan atas audit per 31 Desember 2001 pada
tanggal 6 Maret 2002. Terdapat kejadian setelah tanggal neraca yang membutuhkan
penyesuaian atas laporan keuangan tahun 2001 yang terjadi pada 10 April 2002. Jika
penyesuaian dibuat tanpa pengungkapan atas kejadian, tanggal laporan audit seharusnya:
a. 6 Maret 2002
b. 10 April 2002
c. 24 April 2002
d. Menggunakan dual dating.

68. Tanggal laporan audit dapat diartikan:


a. Tanggal dimana laporan audit selesai dan ditandatangani.
b. Tanggal terakhir dimana pengguna laporan keuangan dapat mengajukan tuntutan
hukum baik kepada klien ataupun kepada auditor.
c. Hari terakhir dimana auditor bertanggung jawab untuk melakukan review
atas kejadian signifikan yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.
d. Tanggal dimana laporan keuangan diserahkan kepada Bapepam.

69. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan modifikasi paragraf berlaku untuk:
a. Merujuk kepada auditor lain.
b. Ketidakpastian yang material.
c. Keraguan atas kelangsungan usaha.
d. Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntansi
PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 18
IdCPA Review Program

70. Seorang auditor yang memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian karena tidak
memadainya bukti harus menjelaskan keterbatasan tersebut pada paragraf penjelas.
Auditor juga harus merujuk keterbatasan tersebut pada:
Paragraf Paragraf Catatan atas
Ruang Lingkup Opini Laporan Keuangan
a. Ya Tidak Ya
b. Ya Ya Tidak
c. Tidak Ya Tidak
d. Ya Ya Ya

71. Jika auditor dinyatakan tidak independen, laporan yang berisikan Tidak Memberikan
Pendapat harus dikeluarkan :
a. Jika klien memintanya.
b. Hanya jika sangat material.
c. Hanya jika material tetapi tidak sangat material.
d. Dalam kondisi apapun.

72. Manakah perubahan berikut yang tidak mempengaruhi konsistensi, sehingga tidak
memerlukan paragraf penjelasan dalam laporan audit?
a. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan dari LIFO ke FIFO.
b. Perubahan entitas pelaporan, seperti mengkonsolidasikan anak perusahaan baru
dalam laporan keuangan.
c. Perubahan estimasi akuntansi, seperti menurunkan masa manfaat
ekonomis aktiva.
d. Koreksi atas kesalahan dari penyimpangan menuju kesesuaian atas prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

73. KAP A adalah auditor sebuah perusahaan multinasional. KAP lain telah ditunjuk untuk
mengaudit laporan keuangan anak perusahaan yang cukup signifikan. KAP A merasa puas
dengan independensi dan reputasi auditor lain tersebut, demikian pula dengan kualitas
auditnya. Dalam laporan audit atas entitas konsolidasi secara keseluruhan, KAP A :
a. Tidak boleh merujuk kepada hasil pemeriksaan auditor lain.
b. Harus merujuk kepada hasil pemeriksaan auditor lain.
c. Boleh merujuk kepada hasil pemeriksaan auditor lain.
d. Boleh merujuk kepada hasil pemeriksaan auditor lain, dimana KAP A harus
menyatakan dalam laporan auditnya adanya pengecualian terhadap hasil
pemeriksaan auditor lain.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 19


IdCPA Review Program

74. Manakah yang bukan merupakan alternatif bagi KAP Z yang mengaudit induk perusahaan
ketika menerbitkan laporan audit, jika KAP lain melakukan audit di salah satu entitas
konsolidasi?
a. Menerbitkan laporan dengan opini Wajar Dengan Pengecualian atau Tidak
Memberikan Pendapat, tergantung dari materialitas, jika KAP Z tidak bersedia
menangung hasil kerja KAP lain.
b. Tidak merujuk kepada laporan audit KAP lain, dan menerbitkan laporan audit
Wajar Tanpa Pengecualian.
c. Merujuk kepada laporan audit KAP lain dengan menerbitkan laporan audit Wajar
Tanpa Pengecualian dengan modifikasi paragraf.
d. Menerbitkan laporan audit gabungan yang ditandatangani kedua KAP.

75. Manakah kejadian berikut yang mempengaruhi opini audit terkait konsistensi?
a. Koreksi atas kesalahan pada laporan keuangan tahun lalu akibat salah
perhitungan kapitalisasi bunga.
b. Perubahan estimasi atas penyisihan biaya garansi produk.
c. Perubahan dari metode biaya menjadi metode ekuitas atas investasi pada
saham.
d. Perubahan pada metode penyusutan yang tidak memiliki dampak terhadap
laporan keuangan tahun ini tetapi berdampak ke masa datang.

76. Ketika auditor mempertimbangkan adanya lebih dari satu alasan untuk menyimpang dari
opini Wajar Tanpa Pengecualian, auditor harus memodifikasi opininya untuk setiap kondisi
di atas kecuali masing-masing memiliki dampak saling menetralkan satu sama lain. Dalam
kondisi manakah auditor tidak melakukan modifikasi lebih dari satu kali atas laporan
audit?
a. Terdapat penyimpangan prinsip akuntansi yang material, auditor tidak
independen.
b. Terdapat pembatasan ruang lingkup audit, dan adanya kesangsian atas
kelangsungan hidup klien.
c. Terdapat pembatasan ruang lingkup audit, auditor tidak independen.
d. Adanya kesangsian atas kelangsungan hidup klien, dan informasi mengenai
ketidakpastian tidak diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.

77. Yang harus dipertimbangkan sebelum auditor memberikan opini terhadap adanya
kesangsian atas kelangsungan hidup entitas adalah, kecuali:
a. Rencana manajemen dalam mengatasi kesangsian kelangsungan hidup.
b. Dapat atau tidaknya rencana manajemen dilaksanakan oleh klien.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 20


IdCPA Review Program

c. Adanya pernyataan dari pengadilan atas kemungkinan pailitnya


perusahaan.
d. Kecukupan pengungkapan mengenai kesangsian kelangsungan hidup.

78. Jika auditor yang ditunjuk oleh klien tahun lalu berbeda dengan tahun ini, maka laporan
auditor tahun ini:
a. Harus disajikan secara komparatif dengan laoran keuangan auditor tahun lalu.
b. Dapat disajikan secara komparatif atas dasar permintaan auditor pengganti
kepada auditor pendahulu untuk menerbitkan kembali laporannya atas laporan
keuangan tahun lalu.
c. Dapat disajikan secara komparatif dan mantan klien meminta auditor terdahulu
utuk menerbitkan kembali laporan atas laporan keuangan tahun lalu, namun
auditor terdahulu tidak berkewajiban atas kesesuaian laporan keuangan yang
diterbitkan kembali dengan laporan keuangan tahun ini.
d. Dapat disajikan tidak secara komparatif dan auditor pengganti harus
mengungkapkan pada paragraf pengantar mengenai informasi bahwa
laporan keuangan tahun lalu telah diaudit oleh auditor lain.

79. Jika laporan audit atas laporan keuangan yang disusun untuk digunakan di negara lain,
manakah pernyataan berikut yang tidak benar?
a. Jika laporan digunakan di negara lain dan didistribusikan melebihi distribusi
terbatas di Indonesia, auditor harus melaporakan 2 set laporan keuangan yang
disusun berdasarkan prinsip akuntansi di Indonesia dan di negara lain.
b. Jika laporan digunakan di negara lain dan didistribusikan melebihi distribusi
terbatas di Indonesia, auditor dapat menyusun 1 set sesuai prinsip akuntansi di
negara lain dengan bentuk baku yang dimodifikasi dengan adanya penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
c. Jika laporan hanya digunakan di luar Indonesia, maka auditor dapat melaporkan
berdasarkan bentuk baku negara lain tersebut, atau laporan gaya Indonesia yang
dimodifikasi untuk melaporkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di negara
lain tersebut.
d. Jika laporan hanya digunakan di luar Indonesia, auditor harus tetap
melaporkan 2 set laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip
akuntansi di Indonesia dan negara lain.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 21


IdCPA Review Program

Pelaporan Jasa Non-Audit

80. Dalam hal perikatan untuk menyiapkan laporan keuangan yang tidak diaudit, klien
meminta KAP meminta prosedur konfirmasi piutang usaha. KAP setuju dan melaksanakan
perosedur tersebut. Prosedur konfirmasi tersebut merupakan :
a. Merupakan bagian dari jasa audit yang merubah lingkup perikatan menjadi audit
sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum.
b. Merupakan bagian dari jasa akuntansi dan tidak dilaksanakan dengan
tujuan audit sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum.
c. Tidak diperkenankan jika tujuan perikatan adalah untuk menyiapkan laporan
keuangan yang tidak di audit dan pekerjaan tidak dilakukan sesuai dengan
standar auditing yang berlaku umum.
d. Mensyaratkan KAP untuk menyediakan laporan yang mengindikasikan bahwa
pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum
tetapi terdapat batasan dalam ruang lingkup.

81. Laporan standar akuntan atas kompilasi atas proyeksi laporan keuangan tidak boleh
memasukkan :
a. Pernyataan bahwa kompilasi atas proyeksi memiliki batasan ruang lingkup.
b. Paragraf terpisah yang menggambarkan keterbatasan atas kegunaan panyajian.
c. Pernyataan tidak memberikan pandapat terhadap kewajiban untuk
memutakhirkan laporan atas kejadian setelah tanggal laporan.
d. Pernyataan bahwa akuntan hanya menyatakan keyakinan terbatas
bahwa hasil proyeksi dapat dicapai.

82. Dalam jasa review dimana klien tidak mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku umum,
a. Akuntan tidak diminta untuk menentukan dampak penyimpangan jika
manajemen tidak melakukannya, tetapi fakta harus diungkapkan dalam
laporan.
b. Akuntan diminta untuk menentukan dampak dari penyimpangan jika
manajemen tidak melakukannya, dan fakta harus diungkapkan pada laporan.
c. Akuntan tidak diminta untuk menentukan dampak dari penyimpangan jika
manajemen tidak melakukannya, dan fakta tidak harus diungkapkan pada
laporan.
d. Akuntan diminta untuk menentukan dampak dari penyimpangan jika
manajemen tidak melakukannya, tetapi fakta tidak harus diungkapkan pada
laporan.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 22


IdCPA Review Program

83. Data non akuntansi yang termasuk ke dalam laporan bentuk panjang (long-form) harus
melalui perosedur audit. Laporan audit harus manyatakan fakta ini dan harus menjelaskan
bahwa data non akuntansi tersebut disajikan dengan tujuan analisis. Selain itu, auditor
harus menyatakan apakah data non akuntansi tersebut
a. Telah diaudit, tidak diaudit, atau telah di review secara terbatas.
b. Dinyatakan wajar dalam segala hal yang material dalam kaitannya
dengan laporan kuangan dasar secara keseluruhan.
c. Di luar lingkup perikatan normal sehingga tidak dicakup oleh opini atas laporan
keuangan.
d. Termasuk dalam kerangka standar auditing yang berlaku umum, yang
diterapkan atas laporan keuangan secara keseluruhan.

84. Dalam perikatan review atas penyajian analisa dan pembahasan manajemen (APM) sesuai
dengan ketentuan Bapepam :
a. Praktisi tidak boleh melakukan perikatan untuk melakukan review penyajian
APM setelah APM diserahkan ke Bapepam.
b. Jika pada periode sebelumnya laporan keuangan telah di audit oleh
auditor lain yang dicakup oleh APM, praktisi dapat mempertimbangkan
untuk me review kertas kerja auditor pendahulu.
c. Jika auditor lain yang mengaudit bagian signifikan laporan keuangan (misalnya
anak perusahaan), praktisi tidak dapat meminta auditor lain tersebut untuk
melaksanakan prosedur terkait dengan APM.
d. Jika terjadi ketidakkonsistenan antara penyajian APM dengan isi laporan
keuangan auditor, dan manajemen menolak melakukan revisi, praktisi pertama
kali harus melaporakan hal tersebut ke Bapepam.

85. Persamaan standar auditing dan standar atestasi adalah :


a. Mengharuskan adanya pemahaman atas pengendalian internal klien.
b. Laporan yang diterbitkan harus menyebutkan asersi yang dilaporakan.
c. Mempertahankan sikap mental independen.
d. Semuanya benar.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 23


IdCPA Review Program

II. ESAI

SOAL 1

Di bawah ini merupakan laporan audit dibuat oleh KAP Surya dan Fajar. Audit dilakukan atas
PT Budi Utomo pada tahun buku 31 Desember 2008, audit diselesaikan tanggal 17 Maret 2009
dan laporan dikeluarkan pada tanggal 3 April 2009. Tentukan kesalahan yang terdapat dalam
laporan audit berikut.

Kami telah memeriksa laporan keuangan PT Budi Utomo tanggal 31 Desember 2008.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami
terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Prinsip
tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit
meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar
memadai untuk memberikan pendapat.

Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya kewajiban sewa
guna usaha tertentu yang seharusnya dikapitalisasi sesuai prinsip akuntansi yang berlaku
umum, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara akurat, posisi keuangan
PT Budi Utomo tanggal 31 Desember 2008, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.

Tanda Tangan
Drs. Surya, BAP
No Izin akuntan publik

April 3, 2009

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 24


IdCPA Review Program

SOAL 2

Berikut adalah perhitungan rasio keuangan PT Mahakarya sebagai bagian dari prosedur
analitis:
No Rasio Rerata Industri PT Mahakarya
2004 2003 2004 2003
1 Current Ratio 3,30 3,80 2,20 2,60
2 Days to collect receivable 87,00 93,00 67,00 60,00
3 Days to sell inventory 126,00 121,00 93,00 89,00
4 Purchase divided by account payable 11,70 11,60 8,50 8,60
5 Inventory divided by current assets 0,56 0,51 0,49 0,48
6 Operating income divided by tangible 0,08 0,06 0,14 0,12
assets
7 Operating income divided by net sales 0,06 0,06 0,04 0,04
8 Gross profit percentage 0,21 0,27 0,21 0,19
9 Earnings per share 14,27 13,91 2,09 1,93

Diminta :
a. Berdasarkan rasio di atas:
(a). Tentukan apakah perlu dilakukan investigasi lebih lanjut
(b). Jelaskan alasan dilakukannya investigasi tersebut
(c). Jelaskan langkah investigasi yang akan anda lakukan.
b. Sebagai kesimpulan atas seluruh rasio tersebut, jelaskan kenapa operasi PT Mahakarya
berbeda dengan rata-rata industri lainnya?

SOAL 3

Berikut adalah beberapa kesalahan (penyimpangan) yang terjadi pada PT Pangan Segar,
pedagang besar sekaligus pengecer di bidang makanan:
1. Terdapat harga yang salah pada faktur penjualan untuk penagihan atas pengiriman ke
pelanggan karena harga yang salah telah di input ke master file harga di komputer.
2. Tagihan dari pemasok telah dibayar 2 kali atas pengiriman yang sama. Pembayaran
kedua terjadi karena pemasok mengirimkan rangkap tagihan 2 minggu setelah
pembayaran dilakukan.
3. Karyawan pada departemen penerimaan mengambil beberapa potong daging untuk
keperluan pribadinya. Ketika pengiriman daging diterima, departemen penerimaan
mengisi laporan penerimaan atas jumlah aktual daging yang diterima dan

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 25


IdCPA Review Program

meneruskannya ke departemen akuntansi. Pada saat bersamaan, 2 potong daging


ditaruh di mobil karyawan tersebut, bukannya di mesin pendingin perusahaan.
4. Selama perhitungan fisik persediaan di divisi pengecer, salah seorang penghitung telah
salah menulis deskripsi atas beberapa produk dan telah salah menghitung
kuantitasnya.
5. Seorang di bagian penjualan telah menjual satu mobil pick up daging lembu pada harga
di bawah biaya perolehan karena ia tidak mengatahui biaya perolehan telah naik
belakangan ini.
6. Pada hari terakhir tahun fiskal, satu truk daging sapi telah disiapkan untuk dikirim
tetapi belum juga dikirim. Oleh karena itu masih termasuk dalam perhitungan fisik
persediaan. Dokumen penjualan tertanggal akhir tahun sehingga juga termasuk dalam
penjualan tahun berjalan.
7. Sebuah tagihan dari pemasok tetap dibayar walaupun tidak ada barang yang diterima.
Perangkat lunak hutang usaha tidak membutuhkan nomor dokumen penerimaan
sebelum pembayaran dapat dilakukan.
8. Seorang staf hutang usaha melakukan pembayaran kepada dirinya sendiri dengan
membuat tagihan pemasok fiktif agar dapat di sahkan oleh master file untuk pemasok.

Diminta :
a. Untuk masing-masing kesalahan, tentukan satu atau lebih kekurangan pada pengendalian.
b. Untuk masing-masing kesalahan, tentukan tujuan audit terkait transaksi yang tidak
terpenuhi.
c. Untuk masing-masing kesalahan, berikan saran untuk memperbaiki kekurangan pada
pengendalian.

SOAL 4

Audit lapangan atas PT Tata Bahana untuk tahun buku 31 Desember 2004 telah diselesaikan
pada tanggal 19 Februari 2005, dan laporan keuangan yang telah lengkap serta
ditandatangani oleh auditor telah dikirim tanggal 6 Maret 2005. Untuk setiap kejadian material
terpisah di bawah ini, tentukan tindakan yang harus diambil berikut alasannya. Alternatif
tindakan yang dapat diambil adalah:
1. Melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan per 31 Desember 2004.
2. Mengungkapkan informasi pada catatan atas laporan keuangan per 31 Desember 2004.
3. Meminta klien untuk menarik kembali laporan per 31 Desember 2004 untuk direvisi.
4. Tidak ada tindakan yang diperlukan.

Sedangkan kejadian tersebut adalah :


PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 26
IdCPA Review Program

a. Pada tanggal 14 Juni 2005, auditor menemukan bahwa satu pelanggan klien telah
dinyatakan bangkrut pada tanggal 2 April 2005. Penjualan kepada pelanggan telah
dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2004 namun jumlah tersebut disajikan sebagai piutang
dengan kriteria dapat ditagih per 31 Desember 2004 dan 19 Februari 2005.
b. Pada tanggal 15 Februari 2005, auditor menemukan bahwa satu pelanggan klien telah
dinyatakan bangkrut pada tanggal 1 Februari 2005 penjualan terakhir tejadi pada tanggal 2
Oktober 2003, dan tidak ada penerimaan kas yang terjadi setelah itu.
c. Pada tanggal 14 Juni 2005, auditor menemukan bahwa satu pelanggan klien telah
dinyatakan bangkrut pada tanggal 15 Januari 2005 akibat menurunnya kondisi keuangan.
Penjualan terakhir dilakukan pada tanggal 15 Juli 2004.
d. Pada tanggal 6 Februari 2005, auditor menemukan bahwa satu pelanggan klien telah
dinyatakan bangkrut pada tanggal 30 Januari 2005. Penyebab kebangrutan adalah
kerugian yang tidak diharapkan akibat tuntutan hukum dari pelanggannya yang dirugikan
dari produk perusahaan tersebut pada tanggal 15 Januari 2005.
e. Pada tanggal 6 Februari 2005, auditor menemukan bahwa satu pelanggan klien telah
dinyatakan bangkrut pada tanggal 30 Januari 2005. Penjualan dilakukan pada tanggal 3
Januari 2005. Penyebab kebangkrutan adalah kerugian akibat kebakaran yang tidak
diasuransikan pada tanggal 20 Januari 2005.
f. Pada tanggal 30 November 2004, auditor menemukan adanya tuntutan hukum kepada
klien yang tidak di asuransikan, dimana tuntutan tersebut tertanggal 28 Agustus 2004.
g. Pada tanggal 20 Januari 2005, klien telah menyelesaikan proses hukum atas tuntutan
kepadanya yang diajukan tahun 2001 dan saat ini dicatat sebagai kewajiban kontinjensi.
h. Pada tanggal 14 Maret 2005, klien kalah di pengadilan atas kasus yang diajukan tahun
2003 dan harus membayar sebesar tuntutan yang diajukan. Pada tanggal 31 Desember
2004, catatan atas laporan keuangan menyatakan bahwa menurut pendapat penasehat
hukum klien, kasus tersebut akan dimenangkan oleh kliennya.
i. Pada tanggal 20 Januari 2005, sebuah tuntutan kepada klien didaftarkan ke pengadilan
atas penyelewengan hak paten yang sudah terjadi sejak pertengahan tahun 2004. Menurut
pendapat penasehat hukum klien, ada kemungkinan kliennya mengalami kerugian besar.

PPA FEUI Auditing & Jasa Atestasi Lainnya – Hal 27

Anda mungkin juga menyukai