Anda di halaman 1dari 10

BERDUSTA:

Sebuah Pengantar Singkat


ke Arah Pertimbangan Etis
Adaptasi dari Chris MacDonald, Ph.D.
(chrismac@ethicsweb.ca)
This presentation was found at: www.businessethics.ca

Sumber gambar: ablf.tk


Apakah berdusta itu?
 sebuah pernyataan;
 penyampai tahu bahwa
pernyataan itu salah;
 penyampai ingin pendengar
percaya bahwa pernyataan itu
benar.
Apa yang salah
dengan berdusta?

 Merusak otonomi, hak utk menentukan arah


sendiri (dusta memberi kekuasaan kepada
pendusta).
 Menumbuhkan ketidakpercayaan (mistrust),
sehingga mengurangi manfaat komunikasi.

Sumber gambar: PictureQuotes.com


Apa yang salah dengan
berdusta?
 Sebuah dusta dapat juga menjadi suatu cara
untuk melakukan tindakan/hal lain yang tidak
etis.
 Keburukan lebih jauh: menimpa pendusta
(hilangnya reputasi, hilangnya harga-diri,
cenderung lebih banyak berdusta–-lama-lama
bisa tampak mudah dan menjadi kebutuhan).
Sumber gambar: pinterest.com
Berdusta biasanya dianggap salah,
sampai terbukti bisa dibenarkan.
 Kewajiban untuk membuktikan ada
pada orang yang berdusta.
 “Other things being equal,” berdusta
adalah tindakan yang salah atau
tidak etis.
Membenarkan dusta/
memberi alasan
 “Itu ‘kan sebenarnya bukan dusta.”
 “Itu dilakukan untuk kebaikan yang lebih besar.”
(individu atau kelompok)
 “Semua orang melakukannya. It’s part of the game.”
(bisnis, pajak)
 “It was just something convenient to say.”
 “Saya harus melakukannya untuk mendapatkan apa
yang menjadi hak saya.”
Dusta yang dapat diterima (?)

 “menggertak” dalam permainan bridge?


 tawar menawar harga?
 Wah, bagus sekali hadiahnya! Aduh, indah sekali
sweaternya! Saya suka potongan rambutmu yang
baru!
 iklan?
 lamaran kerja?
 pajak?
Pertanyaan untuk
direnungkan:
 Apakah berdusta dengan sendirinya
menjadikan seseorang sebagai
pendusta/pembohong? Atau, predikat ini
memerlukan sebuah pola?
 Apakah menyampaikan sebuah dusta atau
kebohongan akan menghilangkan semua
kepercayaan atau kredibilitas seseorang?
Wilayah Abu-abu…?
 Bagaimana jika
pernyataannya samar?
 Bagaimana jika penyampai
hanya seolah-olah saja
bermaksud berdusta?

Sumber gambar: pinterest.com

Anda mungkin juga menyukai