Anda di halaman 1dari 22

AKUNTANSI SYARIAH

KELOMPOK 2:

- Andini

- Annisa Salsabila

- Rupina Yuliani

- Siti Aminah
Materi
Salam
PENGERTIAN AKAD SALAM

Salam berasal dari kata As-salaf yang artinya pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya
dimuka. Para fuqiha menamainya al-muhawi`ij (barang-barang mendesak) karena ia sejenis jual beli yang
dilakukan mendesak walaupun barang yang diperjualbelikan tidak ada di tempat. Salam dapat didefenisikan
sebagai transaksi atau akad jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada ketika transaksi
dilakukan dan pembeli melakukan pembayaran di muka, sedangkan penyerahan barang baru dilakukan
dikemudian hari. Salam dapat didefinisikan sebagai akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan
pengiriman dikemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al
muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Alat pembayaran modal salam
dapat berupa uang tunai, barang atau manfaat, tetapi tidak boleh berupa pembebanan utanpenjual atau
penyerahan piutang pembeli dari pihak lain. Di dalam murabahah terdapat jenis penjualan tangguh yang
artinya barang diserahkan terlebih dahulu sedangkan pembayaran kemudian. Salam merupakan
kebalikannya, dimana pembayaran dilakukan terlebih dahulu dan penyerahan barang dilakukan kemudian.
JENIS AKAD SALAM
Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara pemesanan pembeli dan
penjual serta antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya. Hal ini
terjadi ketika penjual tidak memilikibarang pesanan dan memesan kepada pihak lain untuk
menyediakan barang pesanan tersebut. Salam paralel dibolehkan asalkan akad salam kedua
tidak tergantung pada akad yang pertama yaitu akad antara penjual dan pemasok tidak
tergantung pada akad antar pembeli dan penjual, jika saling tergantung atau menjadi syarat
tidak diperbolehkan.
Beberapa ulama kontemporer tidak membolehkan transaksi salam parallel terutama jika
perdagangan dan transaksi semacam itu dilakukan secara terusmenerus, karena dapat menjurus
kepada riba.
SUMBER HUKUM AKAD SALAM

Al hadits
Al-Quran “Barang siapa melakukan salam,
hendaknya ia melakukannya dengan
“Hai orang-orang yang beriman, takaran
apabila kamu bermu’amalah yang jelas dan timbangan yang jelas
tidak secara tunai pula, untuk jangka waktu yang
untuk waktu yang ditentukan, diketahui.”
hendaknya kamu menuliskannya (HR. Bukhari Muslim)
“Tiga hal yang didalamnya terdapat
dengan keberkahan: jual beli secara tangguh
benar….” (Q.S 2:282) muqaradhah (mudharabah), dan
“Hai orang-orang yang beriman mencampur gandum dengan tepung
penuhilah akad-akad itu….(Q.S untuk
5:1) keperluan rumah, bukan untuk dijual.”
(HR. Ibnu Majah)
Rukun Salam

1. Al Aqiidani (dua pihak yang berakad) terdiri dari : Muslam (pembeli) dan Muslam
ilaih (penjual).

2. Sighat akad salam; sighat terdiri dari ijab dan qabul.

3. Ma'qud alaih meliputi dua hal yaitu; modal/harga dan muslam fiih atau barang yang
dipesan.
Ketentuan Salam

Ketentuan akad salam syariah, terdiri:


1. Pelaku, adalah cakap hukum dan baligh.
2. Objek akad
Ketentuan syariah yang terkait dengan modal salam, yaitu:
a. Modal salam harus diketahui jenis dan jumlahnya.
b. Modal salam bebrbentuk uang tunai
c. Modal salam diserahkan ketika akad berlangsung, tidak boleh utang atau pelunasan piutang.
Hal ini untuk mencegah praktik riba melalui mekanisme salam.
Ketentuan syariah barang salam, yaitu:
a. Barang tersebut harus dapat dibedakan mempunyai spesifikasi dan karakteristik yang jelas
sehingga tidak ada gharar.
b. Barang tersebut harus dapat dikuantifikasikan.
c. Waktu penyerahan barang harus jelas.
Lanjutan
d. Barang tidak harus ada ditangan penjual tetapi harus ada pada waktu yang ditentukan.
e. Apabila barang tidak ada pada waktu yang ditentukan amaka akad menjadi fasakh/rusak dan
pembeli dapat memilih apakah menunggu sampai barang yang dipesan tersedia atau membatalkan
akad.
f. Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati maka pembeli boleh
melakukan khiar atau memilih untuk menerima atau menolak.
g. Apabila barang yang dikirim memiliki kualitas yang lebih baik, maka penjual tidak boleh
meminta tambahan pembayaran
h. Apabila barang yang dikirim kualitasnya rendah, pembeli boleh memilih atau menolaknya.
i. Barang boleh dikirim sebelum jatuh tempoasalan diketahui oleh kedua belah pihak.
j. Penjualan kembali barang yang dipesan sebelum diterima tidak dibolehkan secara syariah.
k. Kaidah penggantian barang yang dipesan dengan barang lain.
l. Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan, akad tetap sah.
3. Ijab Kabul/serah terima adalah pernyataan dan ekspresi saling ridho diantara pelaku-pelaku akad
baik secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern
BERAKHIRNYA
AKAD SALAM

Hal-hal yang dapat membatalkan


kontrak adalah:

1. Barang yang dipesan tidak ada pada


waktu yang ditentukan.

2. Barang yang dikirim cacat atau tidak


sesuai dengan yang disepakati dalam
akad.

3. Barang yang dikirim kualitasnya


lebih rendah, dan pembeli memilih
untuk menolak atau membatalkan
akad.
PERLAKUAN AKUNTANSI (PSAK 103)

Akuntansi untuk Pembeli a. Pencatatan apabila nilai wajar lebih kecil


Hal-hal yang harus dicatat oleh pembeli dalam dari nilai tercatat
transaksi secara akuntansi: Jurnal:
1. Pengakuan piutang salam, piutang salam diakui Dr. Piutang Salam xxx
pada saat modal usaha salam Dr. Kerugian xxx
dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. Modal Kr. Aset Nonkas xxx
usaha salam disajikan
sebagai piutang salam. b. Pencatatan apabila nilai wajar lebih besar
2. Pengukuran modal usaha salam dari nilai tercatat
Modal salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah Jurnal:
yang dibayarkan Dr. Piutang Salam xxx
Jurnal: Kr. Aset Nonkas xxx
Dr. Piutang Salam xxx Kr. Keutungan xxx
Kr. Kas xxx
Lanjutan
3. Penerimaan barang pesanan b) Jika nilai wajar dari barang pesanan yang
a. Jika barang pesanan sesuai dengan akad, diterima lebih rendah dari
maka dinilai sesuai nilai yang nilai barang pesanan yang tercantum dalam
disepakati akad; maka barang pesanan
Jurnal: yang diterima diukur sesuai dengan nilai
Dr. Aset Salam xxx wajar pada saat diterima dan
Kr. Piutang Salam xxx selisihnya diakui sebagai kerugian
Jurnal:
b. Jika barang pesanan berbeda kualitasnya Dr. Persediaan-Aset Salam (diukur pada
a) Nilai wajar dari barang pesanan yang nilai wajar)xxx
diterima nilainya sama atau lebih Dr. Kerugian Salam xxx
tinggi dari nilai barang pesanan yang diterima Kr. Piutang Salam xxx
diukur sesuai dengan
nilai akad
Jurnal:
Dr. Aset Salam xxx
Kr. Piutang Salam xxx
Lanjutan
c. Jika pembeli tidak menerima sebagian atau Dr. Aset Lain-lain Piutang xxx
seluruh barang pesanan pada Kr. Piutang Salam xxx
tanggal jatuh tempo pengiriman, maka:
a) Jika tanggal pengiriman diperpanjang, c) Jika akad salam dibatalkan sebagian
maka nilai tercatat piutang salam atau seluruhnya dan pembeli
sebesar bagian yang belum dipenuhi sesuai mempunyai jaminan atas barang pesanan
dengan nilai yang tercantum serta hasil penjualan jaminan
dalam akad, dan jurnal atas bagian barang tersebut lebih kecil dari nilai piutang
pesanan yang diterima salam, maka selisih antara nilai
Dr. Aset Salam (sebesar jumlah yang tercatat piutang salam dan hasil penjualan
diterima) xxx jaminan tersebut diakui
Kr. Piutang Salam xxx sebagai piutang kepada penjual
Jurnal:
b) Jika akad salam dibatalkan sebagian atau Dr. Kas xxx
seluruhnya, maka piutang Dr. Aset Lain-Piutang pada Penjual xxx
salam berubah menjadi piutang yang harus Kr. Piutang Salam xxx
dilunasi oleh penjual sebesar
bagian yang tidak dapat dipenuhi
Jurnal:
Lanjutan
Jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih 5. Penyajian
besar dari nilai tercatat piutang a. Pembeli menyajikan modal usaha salam
salam, maka selisihnya menjadi hak penjual. yang diberikan sebagai piutang
Jurnal: salam
Dr. Kas xxx b. Piutang yang harus dilunasi oleh penjual
Kr. Utang Penjual xxx karena tidak dapat memenuhi
Kr. Piutang Salam xxx kewajibannya dalam transaksi salam
disajikan secara terpisah dari
4. Denda yang diterima dan diberlakukan oleh piuang salam
pembeli diakui sebagai bagian c. Persediaan yang diperoleh melalui
dana kebajikan transaksi salam diukur sebesar nilai
Jurnal: terendah biaya perolehan atau nilai bersih
Dr. Dana Kebajikan-Kas xxx yang dapat direalisasi.
Kr. Dana Kebajikan-Pendapatan Denda xxx Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi
Denda hanya boleh dikenakan kepada penjual lebih rendah dari biaya
yang mampu menyelesaikan perolehan, maka selisihnya diakui sebagai
kewajibannya, tetapi sengaja tidak kerugian.
melakukannya lalai. Hal ini tidak berlaku
bagi penjual yang tidak mampu menunaikan
kewajibannya karena force
majeur.
Lanjutan

6. Pengungkapan
a. Besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang
dibiayai secara bersama-sama dengan pihak lain:
b. Jenis dan kuantitas barang pesanan; dan
c. Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK NO. 101 tentang penyajian
laporan keuangan syariah.
Akuntansi Untuk Penjual
1. Pengakuan kewajiban salam, kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha
salam. Modal usaha salam yang diterima disajikan sebagai kewajiban salam.
2. Pengukuran kewajiban salam Jika modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah
yang diterima Jurnal:
Dr. Kas xxx
Kr. Utang Salam xxx
Jika modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar Jurnal:
Dr. Aset Nonkas (nilai wajar) xxx
Kr. Utang Salam xxx
3. Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan barang kepada
pembeli Jurnal:
Dr. Utang Salam xxx
Kr.Penjualan xxx
Lanjutan

4. Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir dan
biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan barang
pesanan oleh penjual ke pembeli akhir.
Jurnal ketika membeli persediaan
Dr. Aset Salam xxx
Kr. Kas xxx
Pencatatan ketika menyerahkan persediaan, jika jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir lebih kecil dari
biaya perolehan barang pesanan.
Dr. Utang Salam xxx
Dr. Kerugian xxx
Kr. Aset Salam xxx
Pencatatan ketika menyerahkan persediaan. Jika jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir lebih besar dari
biaya perolehan barang pesanan.
Dr. Utang Salam xxx
Kr. Aset Salam xxx
Kr. Keuntungan Salam xxx
Lanjutan

5. Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesra
nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat
direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian

6. Penyajian, penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban salam

7. Pengungkapan

a. Piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki hubungan istimewa

b. Jenis dan kuantitas barang pesanan dan

c. Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK No. 101 tentang Laporan Keuangan Syariah
CONTOH KASUS AKAD SALAM
Transaksi Penjual Pembeli
(dalam ribuan rupiah)
1 Januari 2022 Kas 100.000 Piutanng Usaha 100.000
Pembeli memberikan modal salam kepada penjual Utang Salam 100.000 Kas 100.000
senilai Rp 100.000 secara tunai. Pengiriman akan
dilakukan setelah Tanggal 31 Maret 2022 masa panen.
31 Maret 2022 Utang Salam 100.000 Aset Salam 100.000
Barang dikirim oleh penjual Penjualan 100.000 Piutang Salam 100.000
1. Barang yang dikirim sesuai akad
Utang Salam 100.000 Aset Salam 100.000
2. Barang yang dikirim tidak sesuai akad Penjualan 100.000 Piutang Salam 100.000
a) Jika pembeli menerima
- Nilainya lebih tinggi dari nilai akad salam Utang Salam 100.000 Aset Salam 95.000
(asumsi nilai barang Rp 120.000) Penjualan 100.000 Kerugian 5.000
Piutang Salam 100.000
- Nilainya lebih rendah dari nilai akad salam Atau jika dilakukan salam paralel
(asumsi nilai barang Rp 95.000) Utang Salam 100.000 Aset Salam 95.000
Keuntungan 5.000 Kerugian 5.000
Penjualan 95.000 Piutang Salam 100.000
CONTOH KASUS AKAD SALAM LANJUTAN
Transaksi Penjual Pembeli
(dalam ribuan rupiah)
b) Jika pembeli tidak menerima Perubahan dilakukan secara teknis Perubahan dilakukan secara teknis
- Penjual diberikan tambahan waktu operasional operasional
Utang Salam 100.000 Piutang lain-lain 100.000
- Pembeli membatalkan pesanan dan Utang lain-lain 100.000 Piutang Salam 100.000
penjual melunasi Utang lain-lain 100.000 Kas 100.000
Kas 100.000 Piutang Lain-lain 100.000
- Pembeli membatalkan pesanan dan
pembeli memiliki jaminan Dilakukan secara of balance sheet Dilakukan secara of balance sheet
# Saat terima jaminan Piutang 20.000 Kas 120.000
# Saat jaminan dijual Utang Salam 100.000 Piutang Salam 100.000
(asumsi jaminan dijuall oleh Aset 120.000 Utang 20.000
pembeli Rp 120.000) Kas 20.000 Utang 20.000
Piutang 20.000 Kas 20.000
Utang Salam 100.000 Piutang 20.000
# Saat jaminan dijual, Aset 80.000 Kas 80.000
(asumsi jaminan dijual oleh Utang 20.000 Piutang Salam 100.000
pembeli Rp 80.000) Utang 20.000 Kas 20.000
Kas 20.000 Piutang 20.000
CONTOH KASUS AKAD SALAM LANJUTAN

Transaksi Penjual Pembeli


(dalam ribuan rupiah)
Jika pihak penjual lalai sehingga dikenakan Kerugian 5.000 Dana kebajikan-Kas 5.000
denda, sebesar Rp 5.000 . Kas 5.000 Dana kebajikan-Kas 5.000
Denda tersebut dibayar secara tunai
TRANSAKSI DENGAN PENYERAHAN ASET NONKAS

Transaksi Penjual Pembeli

Penyerahan aset nonkas dengan Aset 110.000 Piutang Salam 110.000


Nilai tercatat Rp 80.000 Utang Salam 110.000 Aset nonkas 80.000
Nilai wajar Rp 110.000 Keuntungan 30.000

Penyerahan aset nonkas dengan Aset 70.000 Piutang Salam 70.000


Nilai tercatat Rp 80.000 Utang Salam 70.000 Kerugian 10.000
Nilai wajar Rp 70.000 Aset nonkas 80.000

Pencatatan transaksi lainnya yang relevan


tidak berbeda dengan pencatatan
transaksi lainnya pada butir a
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai