Anda di halaman 1dari 15

RESUME

AKAD MURABAHAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Syariah Dosen
Pengampu : Rita Rosiana, S.E., M.Si.

Oleh :
M. ALFIN SETIADI
5552200030

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
A. Pengertian Akad Murabahah
Secara luas, jual beli dapat diartikan sebagai pertukaran harta atas dasar saling rela.
Menurut (Sabiq, 2008) jual beli adalah memindahkan milik dengan ganti (iwad) yang dapat
dibenarkan (sesuai syariah). Pertukaran dapat dilakukan antara uang dengan barang, barang
dengan barang (barter), dan uang dengan uang misalnya, pertukaran nilai mata uang rupiah
dengan yen.
Pertukaran uang dengan barang yang biasa kita kenal dengan jual beli dapat dilakukan
secara tunai atau dengan cara pembelian tangguh. Pertukaran barang dengan barang, terlebih
dahulu harus memperhatikan apakah barang tersebut merupakan barang ribawi (secara kasat
mata tidak dapat dibedakan) atau bukan. Untuk pertukaran barang ribawi seperti emas dengan
emas, perak dengan perak, gandung dengan gandum, dll. Maka, agar pertukarannya sesuai
dengan ketentuan syariah, harus dengan jumlah yang sama dan harus dari tangan ke tangan
atau tunai, karena kelebihannya adalah riba. Untuk pertukaran mata uang yang berbeda harus
dilakukan secara tunai.
Murabahah adalah transaksi penjulan barang dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Hal yang membedakan
murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah penjual secara jelas memberi tahu
kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang
diinginkannya. Pembeli dan penjual dapat melakuka tawar-menawar atas besaran margin
keuntungan sehingga akhirnya diperoleh kesepakatan.
Harga beli menggunakan harga pokok yautu hartga beli dikurangi dengan diskon
pembelian. Apabila diskon diberikan setelah akad, maka diskon yang didapat akan menjadi
hak pembeli atau hak penjual sesuai dengan kesepakatan mereka di awal akad. Dalam PSAK
102 dijelaskan lebih lanjut, jika akad tidak mengatur, maka diskon tersebut menjadi hak
penjual. Namun pada hakikatnya, diskon pembelian adalah hak pembeli. Diskon yang terkait
dengan pembelian barang, antara lain meliputi (PSAK 102 par 11):
a. Diskon dalam bentuk apa pun dari pemasok atas pembelian barang;
b. Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian barang;
c. Komis dalam bentuk apa pun yang diterima terkait dengan pembelian barang.
Sedangkan keuntungan yang diinginkan bisa dinyatakan dalam jumlah tertentu (lump
sum) misalnya Rp 20.000.000 atau berdasarkan presentase tertentu, misalnya 20% atau 30%
dari harga pokok. Besarnya keuntungan harus jelas. Harga barang yang disepakati tidak dapat
berubah. Akad murabahah dapat dilaksanakan setelah barang tersebut menjadi milik penjual,
karena akad menjadi tidak sah jika penjual tidak memiliki barang yang dijualnya.
Penjualan dapat dilakukan secara tunai atau kredit (pembayaran tangguh). Dalam kad
murabahah, diperkenankan harga berbeda untuk cara pembayaran yang berbeda. Misalnya,
harga tunai, harga tangguh dengan periode 1 tahun atau 2 tahun berbeda. Penjual dapat
meminta uang muka pembelian kepada pembeli sebagai bukti keseriusannya ingin membeliu
barang tersebut. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah maka akad
murabahah disepakati. Namun apabila penjual telah mebeli barang dan pembeli
membatalkannya, uang muka ini dapat diguankan untuk menutup kerugian si penjual akibat
dibatalkannya pesanan tersebut.
Apabila akad penjualan secara tangguh dan pembeli dapat melunasinya secara tepat
waktu atau bahkan ia melakukan pelunasan lebih cepat dari periode yang telah ditetapkan,
maka penjual boleh meberikan potongan. Namun, besarnya potongan ini tidak boleh
diperjanjikan di awal akad (untuk menghindari adanya unsur riba).
Apabila pembeli tidak dapat membayar utangnya sesuai dengan waktu yang ditetapkan,
penjual tidak diperbolehkan mengenakan denda atas keterlambatan pada pembeli karena
kelebihan pembayaran atas suatu utang sama dengan riba. Pengecualian berlaku, apabila
pembeli tersebut tidak membayar bukan karena mengalamui kesulitan keuangan tapi karena
lalai. Apabila pelunasan piutangv tertunda dikarenakan pembeli mengalami kesulitan
keuangan, maka penjual hendaknya memberi keringanan.
Restrukturasi piutang dilakukan terhadap deitur yang mengalami penurunan kemampuan
pembayaran piutang yang bersifat permanen. Restrukturasi piutang dapat dilakukan dalam
bentuk:
a. Memberi potongan sisa tagihan, sehingga jumlah anggaran menjadi lebih kecil;
b. Melakukan penjadwalan ulang (rescheduling), dimana jumlah tagihan yang tersisa
tetap (tidak boleh ditambah) dan perpanjangan masa pembayaran disesuaikan dengan
kesepakatan kedua pihak sehingga besarnya angsuran menjadi loebih kecil.
c. Mengonversi akad murabahah, dengan cara menjual objek murabahah kepada penjual
sesuai dengan nilai pasar, kemudian dari uang yang ada digunakan untuk melunasi
sisa tagihan.
Akad murabahah sesuai dengan syariah karena merupakan transaksi jual beli dimana
kelebihan dari harga pokoknya merupakan keuntungan dari penjualan barang. Dengan sistem
penjualan tangguh, maka akan muncul utang dan piutang. Pembeli mempunyai utang dan
penjual mempunyai piutang. Untuk penjualan tidak tunai (tangguh), sebaiknya dibuatkan
kontrak/perjanjiannya secara tertulis dengan menghadirkan saksi-saksi.
B. Jenis -jenis Akad Murabahah
1. Murabahah dengan pesanan
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang setelah ada
pemesanan dari pembeli. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak
mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya. Kalau bersifat mengikat, berarti
pembeli harus membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat membatalkan pesanannya.
Jika aset murabahah yang telah dibeli oleh penjual, dalam murabahah pesanan mengikat,
mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut
menjadi beban penjual dan akan mengurangi nilai.
2. Murabahah tanpa pesanan
Murabahah jenis ini tidak bersifat mengikat.
1) Penjual dan pembeli melakukan akad murabahah
2) Penjual menyerahkan barang kepada pembeli
3) Pembeli melakukan pembayaran kepada penjual
C. Dasar Syariah Akad Murabahah
a. Sumber Hukum Akad Murabahah
1. Alquran
“Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu melakukan transaksi utang piutang
untuk jangka waktu yang ditentukan, tuliskanlah...” (QS 2:282)
2. Hadist Rasulullah SAW bersabda, “ ada tiga hal yang mnegandung keberkahan: jual
beli secara tangguh, muqaradhah (Mudharabah) dan mencampur gandum dengan
tepung untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual”. (HR. Ibnu Majah dari
Shuhaib).
b. Rukun dan Ketentuan Akad Murabahah Rukun dan ketentuan murabahah, yaitu:
1. Pelaku Pelaku cakap hukum dan baligh (berakal dan dapat mebedakan), sehingga jual
beli dengan orang gila menjadi tidak sah sedangkan jual beli dengan anak kecil dianggap
sah, apabila seizin walinya.
2. Objek jual beli, harus memenuhi persyaratan berikut:
a. Barang yang diperjualbelikan adalah barang halal.
b. Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau memiliki nilai,
dan bukan merupakan baran-barang yang dilarang diperjualbelikan.
c. Barang tersebut dimiliki oleh penjual.
d. Barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dnegan kejadian tertentu di masa
depan.
e. Barang tersebut harus diketahui secara sopesifik dan dapat diidentifikasikan oleh
pembeli sehingga tidak ada gharar (ketidakpastian).
f. Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas, sehingga
tidak ada gharar.
g. Harga barang tersebut jelas.
h. Barang yang diakadkan ada ditangan penjual.
3. Ijab kabul Pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku kad
yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondesndi atau menggunakan cara-
cara komukasi modern.
D. Perlakuan Akuntansi PSAK 102 (Revisi 2013)
a. Pada saat perolehan, asset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan
b. Untuk murabahah pesanan mengikat, pengukuran asset murabahah setelah perolehan
adalah diniliai sebesar biaya perolehan dan jika terjadi penurunan nilai asset karena using,
rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai tersebut diakui
sebagai beban dan mengurangi nilai asset
c. Apabila terdapat diskon pada saat pembelian asset murabahah, maka perlakuannya dalah
sebagai berikut:
1. Jika terjadi sebelum akad muraahah akan menjadi pengurang biaya perolehan asset
murabahah
2. Jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi hak
pembeli, menjadi kewajiban kepada pembeli
3. Jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi hak
penjual, menjadi tambahan keuntungan murabahah,
4. Jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad, maka akad
menjadi hak penjual dan diakui sebagai pendapatan operasional lain
d. Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon tersebut akan tereliminasi
pada saat:
1. Dilakukan pembayaran kepada pembeli,
2. Akan dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat dijangkau
oleh penjual
e. Pengakuan keuntungan murabahah
1. Jika penjualan dilakukan secara tunai atau secara tangguh sepanjang masa angsuran
murabahah tidak melebihi satu perioede laporan keuangan, maka keuntungan
murabahah diakui pada saat terjadinya akad murabahah
2. Namun apabila angsuran lebih dari satu periode maka perlakuannya adalah:
1) Keuntungan diakui saat enyerahan asset murabahah dengan syarat apabila resiko
penagihannya kecil, maka dicatat dengan cara yang sama pada butir a.
2) Keuntungan diakui secara proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih
dari piutang murabahah, metode ini digunakan untuk transaksi murabahah tangguh
di mana ada resiko piutang tidak tertagih relative besar dan/ atau beban untuk
mengelola dan menagih piutang yang relative besar
3) Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih, metode ini
digunakan untuk transaksi murabahah tangguh dimana resiko piutang tidak tertagih
dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya cukup besar.
f. Pada saat akad murabahah piutang diakui sebesar biaya perolehan ditambah dengan
keuntungan yang disapakati
g. Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi
tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui sebagai pengurang
keuntungan murabahah.
h. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad,
dan denda yang diterima diakui sebagai dana kebajikan.
i. Pengakuan dan pengukuran penerimaan uang muka adalah sebagai berikut:
1. Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima
2. Pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli maka uang muka diakui sebagai pembayaran
piutang (merupakan bagian pokok)
3. Jika barang batal dibeli oleh pembeli maka uang muka dikembalikan kepada pembeli
setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual
j. Penyajian
Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo
piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Keuntungan murabahah
tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah
k. Pengungkapan
Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak
terbatas pada:
1. Harga perolehan asset murabahah
2. Janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban atau
bukan; dan
3. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syariah
E. Akuntansi untuk pembeli
a. Uang muka. Pembeli membayarkan uang muka
b. Aset yang diraih melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah
tunai. (Apabila tidak ada uang muka)
c. Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan porsi utang
murabahah yang dilunasi
d. Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan
potongan utang murabahah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan
e. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad
diakui sebagai kerugian
f. Penyajian. Beban murabahah tangguhan disajikan seagai pengurang (conra account) utang
murabahah.
g. Pengungkapan Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah,
tetapi tidak terbatas pada :
1. Nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi murabahah.
2. Jangka waktu murabahah tangguh.
3. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang penyajian laporan
keuangan syariah.
F. Ilustrasi Akuntansi Akad Murabahah

I. Tunai
a. Transaksi Murabahah Tunai Pesanan Mengikat

Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli


rupiah)
1 Januari 2007
Penjual dan Pembeli Aset Murabahah 100.000 -
melakukan akad Kas/Utang 100.000
murabahah. Penjual
membeli dari pihak lain
barang yang akan dijual
kepada pembeli. Penjual
membeli persediaan dari
pihak lain dengan harga Rp
100.000 dan akan
diserahkan pada 1 Juni
2007. Pesanan mengikat.
1 Maret 2007
Jika terjadi penurunan Beban Penurunan -
nilai sebelum barang Nilai 5.000
pesanan diserahkan Aset Murabahah 5000
kepada pembeli sebesar
Rp 5000.

1 Juni 2007
Penjual sesuai akad Kas 115.000 Aset 115.000
menyerahkan barang kepada Keuntungan 20.000 Kas 115.000
pembeli dengan nilai Rp. Aset Murabahah 95.000
115.000.

b. Transaksi Murabahah Tunai Pesanan Tidak Mengikat

Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli


rupiah)
1 Januari 2007
Jika penjual memperoleh Aset Murabahah 100.000
aset murabahah dengan Kas/Utang 100.000
harga beli sebesar Rp
100.000
1 Maret 2007
Jika terjadi penurunan Kerugian
nilai sebelum barang Penurunan Nilai 5.000
pesanan diserahkan Aset Murabahah 5.000
kepada pembeli sebesar
Rp 5.000. Pesanan tidak
mengikat.
15 Maret 2007
Penjual sesuai akad Kas 115.000 Aset 115.000
menyerahkan barang Keuntungan 20.000 Kas 115.000
kepada pembeli dengan Aset Murabahah 95.000
nilai Rp 115.000. secara
tunai.
1 April 2007
Apabila diskon diberikan
oleh pihak ketiga setelah
akad ditandangani oleh
pembeli dan penjual,
sebesar Rp 5.000 dan
biaya pengambilan Rp
1.000.
• Pada saat menerima
diskon dari pihak ketiga
• Jika merupakan hak
pembeli:
• Saat diskon diterima Kas 4.000
Utang 4.000
• Saat diskon dibayarkan Utang 4.000 Kas 4.000
kepada pembeli Kas 4.000 Aset 4.0
• Saat diskon tidak dapat
dibayarkan kepada Dana Kebajikan-
pembeli karena Kas 4.000
pembeli tidak Dana Kebijakan-
diketahui secara pasti Denda 4.000
keberadaannya
• Jika merupakan hak
penjual:
• Saat diskon diterima Kas 4.000
dan diperjanjikan Keuntungan 4.000
dalam akad
Kas 4.000
• Jika tidak dijanjikan Pendapatan
dalam akad Operasional 4.000
Lain

II. Non-Tunai

a. Tidak menggunakan akun penjualan dan harga pokok penjualan ketika barang
diserahkan (biasa digunakan dalam Lembaga Keuangan)

Transaksi dalam Rp 000 Penjual Pembeli

1 Januari 2007
Penjual dan pembeli Aset Murabahah 200.000
melakukan akad Kas/Utang 200.000
murabahah pesanan
mengikat. Penjual
membeli dari pihak lain
barang yang akan dijual
oleh pembeli. Penjual
membeli persediaan dari
pihak lain dengan harga
Rp 200.000 dan akan
diserahhkan pada 1 Juni
2007 akan dibayarkan
dalam dua kali angsuran.
1 Juni 2007
Penjual sesuai akad Piutang 250.000 Aset 200.000
menyerahkan barang Murabahah BebanDitangguhkan 50.000
kepada pembeli dengan Keuntungan 50.000 Utang 250.000
nilai Rp 250.000 secara Tangguhan 200.000
tidak tunaai dan dan akan AsetMurabah
dibayar selama 2 tahun. ah (beban
Nilai tunai dari aset Rp (keuntungan ditangguhkan akan
200.000. dengan dua kali tangguhan akan dimortisasi
angsuran. dimortisasi sepanjang akad)
sepanjang akad)

1 Juni 2008

Pembayaran sebesar Rp Kas Utang Murabahah 125.000


125.000
125.000 Keuntungan Beban 25.000
Tangguhan Piutang Beban
25.000
Murabahah Ditangguhkan 25.000
Keuntungan Kas 125.000
125.000
1 Juni 2009 Kas 25.000
Kuntungan Utang Merubahah 125.000
Pembayaran sebesar Rp Tangguhan Piutang Beban 25.000
125.000 Murabahah 125.000 Beban
Keuntungan 25.000 Ditangguhkan 25.000
Kas 125.000
125.000
25.000
b. Transaksi Murabahah jika Penjual adalah produsen (menggunakan akun pokok
penjualan)

Transaksi (dalam Rp 000) Penjual Pembeli


1 Januari 2007
Penjual menandatangani Aset Murabahah 190.000 Uang Muka 10.000
akad murabahah. Penjualan Kas/Utang 190.000 Kas 10.000
dilakukan secara kredit Rp
250.000 dengan harga Kas 10.000
perolehan Rp 200.000 dan Utang lain-lain
diskon sebelum akad Rp Murabahah 10.000
10.000 serta menerima uang
muka rp 10,000 dan akan
diserahkan kepada pembeli
pada 1 Juni 2007.
Pembayaran akan dilakukan
secara angsuran 5 kali setiap
3 bulan.
1 Juni 2007 Piutang 240.000 Aset Nonkas 190.000
Untuk penyerahan Utang lain-lain 10.000 Beban
Penjualan 250.000 Ditangguhkan 60.000
Utang 240.000
HPP 200.000 Uang Muka 10.000
Aset Murabahah 200.000

Jurnal pengakuan laba Penjualan 250.000


tangguhan/jurnal penutup HPP 200.000
Keuntungan
Tangguhan 50.000
1 September 2007 Kas 48.000 Utang 48.000
Pada saat pelunasan (dengan Piutang 48.000 Kas 48.000
dicicil 5 kali) dan dilakukan Keuntungan 12.000 Beban 12.000
amortisasi atas keuntungan Tangguhan Beban
dan biaya yang Keuntungan 12.000 Ditangguhkan 12.000
ditangguhkan.
1 Desember 2007 Dana Kebajikan- 1.000 Kerugian 1.000
Jika pembeli tidak dapat Kas Kas 1.000 Utang
membayar karena Dana Kebajikan- 48.000
kelalaiannya sehingga Denda 1.000 Beban 12.000
dikenakan denda Rp 1.000. Kas 48.000
pada saat pelunasan Kas 48.000 Beban
(dengan dicicil 5 kali) dan Keuntungan Ditangguhkan 12.000
dilakukan amortisasi Tangguhan 12.000
keuntungan dan biaya yang Piutang 48.000
ditangguhkan. Keuntungan 12.000
1 Februari 2007 Keuntungan 36.000 Utang Murabahah 144.000
Jika pembeli dapat melunasi Tangguhan Beban 25.000
lebih sepat dari seharusnya, Kas 139.000 Beban
maka penjual dapat Piutang 144.000 Ditangguhkan 36.000
memberikan potongan. Pada Keuntungan 25.000 Kas 139.000
saat pembayaran cicilan ke3,
dilunasi kemudian di berikan
potongan Rp 5.000

III. Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah-Restrukturisasi Utang Piutang

Transaksi (dalam Rp 000) Penjual Pembeli


13 Mei 2009 Penjual dan Persediaan 1.000.000
pembeli melakukan akad Kas/utang 1.000.000
murabahah. Penjual
membeli dari pihak lain
barang yang akan djual
kepada pembeli dengan
harga Rp 1000.000. barang
akan diserahkan pada
pembeli tanggal 1 Juni
2009.

1 Juni 2009 Piutang Aset 1.000.000


Penjual menyerahkan Murabahah 1.250.000 Beban
barang pada pembeli Keuntunggan Ditungguhkan 250.000
dengan nilai Rp 1.250.000 Tangguhan 250.000 Utang (beban 1.250.000
secara tidak tunai dan akan yang
dibayar dengan 10x Persediaan 1.000.000 ditangguhkan
angsuran. (tangguhan akan
keuntungan akan diamortisasi
diamortisasi sepanjang akad
sepanjang akad proposional
proposional dengan dengan piutang
piutang yang yang dilunasi)
dilunasi)
Jurnal setiap pembayaran Kas 125.000 Utang 125.000
angsuran Keuntungan Murabahah 25.000
Tangguhan 25.000 Beban 25.000
Piutang Murabahah 125.000 Beban 125.000
Keuntungan 25.000 Ditangguhkan
Kas
Sampai dengan angsuran ke- Piutang 625.000 Utang 625.000
5 pembeli dapat Murabahah Murabahah
membayarkan angsuran Keuntungan Beban
dengan baik. Untuk
angsuran berikutnya Tangguhan Tangguhan
pembeli mengalami
penurunan kemampuan
bayar, sehingga penjual
memutuskan akan
melakukan rekstrukturisasi
uang murabahah nya. Posisi
terakhir dari akun terkait
dengan utangpiutang
murabahah adalah:

1. Jika Rekstrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam Bentuk Pemberian


Potongan Tagihan Murabahah

Transaksi (dalam Rp 000) Penjual Pembeli


Apabila penjual memberi Keuntungan Utang Murabahah 75.000
potongan tagihan sebesar Tangguhan 75.000 Beban 75.000
Rp 75.000 sehingga saldo Piutang Murabahah 75.000 Tangguhan
piutang/utang menjadi Rp
550.000 (625.000-75.000)
Angsuran keenam dan Kas 110.000 Utang Murabahah 110.000
seterusnya Keuntungan 10.000 Beban 10.000
Rp 110.000 (550.000/5) Tangguhan Beban
Pitang Murabahah 110.000 Tangguhan 110.000
Keuntungan 10.000 Kas 10.000
Apabila penjual memberi Keuntungan 125.000 Utang Murabahah 175.000
potongan tagihan sebesar Tangguhan Beban Tangguhan 150.000
Rp 175.000 sehingga saldo Kerugian 50.000 Keuntungan
piutang/utang menjadi Rp Restrukturisasi Restrukturisasi 25.000
450.000 (625.000-175.000) Piutang 175.000
Murabahah
Angsuran keenam dan Kas 90.000 Utang Murabahah 90.000
seterunya Rp 90.000 Piutang 90.000 Kas 90.000
(450.000/5); saldo Murabahah
keuntungan tangguhan dan
beban tangguhan sudah Rp
0.
2. Jika Rekstrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam Bentuk Penjadwalan
Kembali Tagihan Murabahah

Transaksi (dalam Rp 000) Penjual Pembeli


Apabila penjual memberi Kas 62.500 Utang Murabahah 62.500
perpanjangan waktu, di mna Keuntungan Beban 12.500 Beban
seharusnya pembeli harus Tagihan Piutang 12.500
melunasi 5 angsuran lagi Murabahah Ditangguhkan
(angsuran ke-6 sampai Keuntungan 62.500 62.500
ke10) menjaadi 10 kali Kas 12.500
angsuran untuk saldo 12.500
utang/piutang yang ada,
maka besarnya angsuran
menjadi lebih kecil yaitu Rp
62.500
(625.000/10)

3. Jika Rekstrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam Bentuk Konversi Akad

Transaksi (dalam Rp 000) Penjual Pembeli


Apabila Aset pembeli Aset 800.000 Kas 800.000
dijual kepada penjual Kas 800.000 Aset 800.000
dengan nilai pasar Rp Utang murabahah 625.000
800.000 Keuntungan 125.000 Beban 125.000
Pelunasan Utang Piutang tangguhan Beban tangguhan 625.000
Kas 625.000 Kas 125.000
Keuntungan 125.000
Piutang
Murabahah 625.000
Kemudian selisih nilai jual Kas 175.000 Investasi 175.000
aset dengan utang dapat Dana Syirkah musyarakah atau
digunakan sebagai uang Temporer atau 175.000 beban sewa 175.000
muka IMBT, bagian modal Pendapatan Sewa Kas
mudharabah musyarakah
atau musyarakah menurun.
Perlakuan akuntansinya
mengikuti masing-masing
jenis akad tersebut
Apabila aset pembeli dijual Aset 550.000 Kas 550.000
ke penjual dengan nilai Kas 550.000 Aset 550.000
pasar Rp Utang murabahah 625.000
550.000 Keuntungan 125.000 Beban 125.000
Pelunasan utang piutang Tangguhan Beban 125.000
Kas 550.000 tangguhan
Piutang Lain-lain 75.000 Kas 550.000
Keuntungan 125.000 Utang lain-lain 75.000
Piutang
Murabahah 625.000
Apabila pembeli melunasi Kas 75.000 Utang lain-lain 75.000
sisanya Piutang Lain-lain 75.000 Kas 75.000
Apabila penjual Kerugian 75.000 Utang 75.000
membebaskan sisa utang Piutang 75.000 Keuntungan 75.000
penjual
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Sri, Wasilah. 2019. Akuntansi Syariah di Indonesia.Edisi 5. Jakarta:Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai