Pengertian
5. Kirim Dokumen
6. Bayar
Lanjutan….
Penjelasan
1. Nasabah mengajukan pembiayaan dengan menggunakan akad
murabahah kepada LKMS.
2. Nasabah dapat mengajukan negosiasi harga kepada LKMS
sebelum akad jual beli dilaksanakan.
3. Sebelum akad berlangsung nasabah terlebih dahulu
memenuhi persyaratan yang telah disepakati bersama antara
nasabah dan LKMS.
4. LKMS melakukan akad jual beli (murabahah) dengan nasabah.
5. LKMS membeli barang dari produsen/pemasok, dan kemudian
LKMS menjualnya kembali ke nasabah ditambahkan dengan
keuntungan yang disepakati oleh LKMS dan nasabah.
6. Setelah barang dikirimkan ke nasabah, nasabah membayar
dengan ketentuan yang telah disepakati oleh LKMS dan
nasabah.
Contoh
Transaksi penjualan satu buah unit rumah real estat baru tipe 90/120 di Tambun,
Kab. Bekasi seharga Rp 250 Juta (harga developer) secara angsuran (kredit), dari
bank syariah (penjual) kepada nasabah (pembeli). Maka, skema akad murabahah
yang terjadi adalah, jual-beli rumah di mana pihak bank syariah akan membeli
rumah yang diinginkan nasabah sebesar harga dari developer. Bank syariah
kemudian menjual rumah yang telah dibelinya tersebut kepada si nasabah, dengan
harga yang telah ditambahkan margin keuntungan, yang jumlahnya telah disepakati
antara bank syariah dan si nasabah. Misalnya, margin keuntungan yang disepakati
adalah sebesar Rp 50 Juta. Maka, harga jual rumah tersebut menjadi Rp 300 Juta.
Pada umumnya nasabah harus membayar uang muka sebesar 30% dari harga
rumah tersebut secara tunai kepada bank syariah. Sementara sisanya yang 70%
harus dibayar si nasabah secara mencicil. Harga rumah setelah ditambah margin,
berikut jumlah uang muka yang akan dibayarkan, maupun jumlah angsuran yang
tetap setiap bulannya, sudah harus ditetapkan sejak di awal ketika nasabah
menandatangani perjanjian pembiayaan jual beli rumah dengan pihak bank syariah.
Dan nasabah harus komitmen dengan kesepakatan jual beli dengan pihak bank
syariah tersebut hingga kewajibannya selesai.