Anda di halaman 1dari 3

AKUNTANSI MURABAHAH

Akuntansi Murabahah

Murabahah merupakan transaksi penjualan barang dimana harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati antara penjual dan pembeli. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun ditangguhkan. Perbedaan
murabahah dengan penjualan lainnya adalah murabahah secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa harga
perolehan barang tersebut dan berapa besar margin keuntungan yang disepakati.

Biaya perolehan merupakan jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh asset hingga
asset tersebut siap dijual atau digunakan.

Skema Akuntansi Murabahah

1. Negoisasi & Persyaratan

2. Akad Jual Beli

BANK NASABAH

6. Bayar 5. Terima Barang


& Dokumen

3. Beli Barang 4. Kirim


SUPPLIER
PENJUAL

Jenis Akuntansi Murabahah

1. Tanpa Pesanan
Murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat dan pembeli dapat membatalkan akad pembelian
2. Berdasarkan Pesanan
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari pembeli.
Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang
yang dipesannya.
a. Mengikat: Pembeli harus membeli barang yang dipesan dan tidak dapat membatalkan pesanan.
b. Tidak mengikat: Pembeli tidak harus membeli barang yang telah dipesan dan dapat membatalkan
pesanan

Karakteristik Akuntansi Murabahah

1. Pengadaan barang murabahah (Aktiva Murabahah) harus dilakukan oleh penjual. Jika penjual ingin
mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah
harus dilakukan setelah barang menjadi milik penjual.
2. Penjual dapat meminta uang muka pembelian kepada pembeli sebagai bukti keseriusannya ingin membeli
barang tersebut. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah jika akad murabahah telah
disepakati.
3. Jika penjual mendapatkan diskon sebelum akad, maka diskon tersebut akan menjadi hak pembeli. Apabila
diskon diberikan setelah akad, maka diskon yang didapat akan menjadi hak pembeli atau hak penjual sesuai
dengan kesepakatan awal akad. Jika akad todak mengatur, maka diskon tersebut akan menjadi hak penjual.
Diskon yang terkait dengan pembelian barang:
a. Diskon dapam bentuk apapun dari pemasok atas pembelian barang
b. Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian
c. Komisi dalam bentuk apapun yang diterima terkait dengan pembelian barang
4. Cara pembayaran akad dapat dilakukan secara tunai maupun Tangguh. Untuk murabahah tangguh,
pembayaran dilakukan secara Tangguh. Penjualan secara tidak tunai akan dibuatkan kontrak atau perjanjian
secara tertulis dan dihadiri oleh saksi-saksi kontrak yang membuat besarnya utang pembeli jangka waktu
akad, besarnya angsuran setiap periode, jaminan, siapa yang berhak atas diskon pembelian barang setelah
akad, dll. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko dan penjual dapat meminta jaminan.
5. Jika pembeli dapat melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari periode yang telah ditetapkan, maka penjual
boleh memberikan potongan. Besarnya potongan tidak boleh dijanjikan di awal akad.
6. Apabila pembeli tidak dapat membayar utangnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, maka penjual
boleh dedenda atas keterlambatan pembayaran kecuali pembeli tersebut tidak membayar utang karena lalai.
7. Apabila pembeli mengalami kesulitan dalam melunasi utang maka penjual dapat memberikan keringanan.
Keringanan dapat berupa menghapus sisa tagihan, membantu menjualkan obyek Murabahah pada pihak
lain atau dapat melakukan restrukturisasi piutang. Restrukturisasi piutang dapat dilakukan dengan cara:
a. Memberikan potongan sisa tagihan, sehingga jumlah angsuran menjadi lebih kecil
b. Melakukan penjadwalan ulang agar jumlah tagihan yang tersisa tetap dan perpanjangan masa
pembayaran dapat disesuaikan dengan kesepakatan oleh kedua pihak sehingga besarnya angsuran
menjadi lebih kecil
c. Mengkonversi akad dengan menjual obyek murabahah kepada penjual sesuai dengan nilai pasar,
kemudian uang yang ada akan digunakan untuk melunasi tagihan. Apabila ada kelebihan akan
digunakan sebagai uang muka akad Ijarah atau sebagai modal dari akad Mudharabah
Musyatarakah atau akad Musyarakah. Sebaliknya, kekurangan akan tetap menjadi utang pembeli
yang cara pembayarannya telah disepakati bersama.

Rukun Ketentuan Akad Murabahah

1. Pelaku: Memilik penjual dan pembeli yang cakap akan hukum


2. Obyek jual beli: barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya, barang dimiliki oleh
penjual, barang dapat diserahkan tanpa tergantung dengan masa depan, barang dapat diketahui kuantitas
serta kualitas dan harga yang jelas, serta barang secara fisik ada ditangan penjual.
3. Ijab Kabul: Ijab Kabul dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Ekspresi saling rela antara penjual dan
pembeli terhadap barang yang dijual dengan harga yang ditetapkan. Apabila salah satu dari mereka ada
unsur keterpaksaan (ikrah) atau unsur penipuan (tadlis) serta ada ketidaksesuaian (gharar) terhadap obyek
akad, maka jual beli barang menjadi tidak sah karena prinsip rela tidak terpenuhi. Dalam hal ini, pelaku
dapat membatalkan atau melanjutkan akad.

Anda mungkin juga menyukai