Anda di halaman 1dari 34

AKUNTANSI

MURABAHAH
Kelompok 2 :

Abdul Aziz Jamaludin (20220610051)


Femy Lutrinesya Eltira (20220610047)
Marisa Wijayanti (20220610017)
Shyfa Dwi Sekar Arum (20220610055)
Pengertian Akad Murabahah
Akad Murabahah adalah salah satu bentuk jual-beli yang
bersifat amanah.
(HR. Ibnu Majah) Al Murabahah adalah kontrak jual-beli
atas barang tertentu. Pada transaksi jual-beli tersebut penjual
harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual
belikan dan tidak termasuk barang haram. Demikian juga,
harga pembelian dan keuntungan yang diambil dan cara
pembayarannya haras disebutkan dengan jelas.
Karakteristik Murabahah
1. Murahabah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.
2. Murahahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat
pembeli untuk membeli barang yang dipesannya.
3. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh.
4. Akad murabahah memperkenankan penawaran harga yang berbeda untuk cara
pembayaran yang berbeda sebelum akad murabahah dilakukan. Namun jika
akad tersebut telah disepakati maka hanya ada satu harga (harga dalam akad)
yang digunakan.
5. Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual, sedangkan biaya
perolehan harus diberitahukan.
Karakteristik Murabahah
6. Diskon yang terkait dengan pembelian barang, antara lain, meliputi :
a. Diskon dalam bentuk apapun dari pemasok atas pembelian barang,
b. Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian barang; dan c. Komisi dalam bentuk
apapun yang diterima terkait dengan pembelian barang

7. Diskon atas pembelian barang yang diterima setelah akad murababah disepakati diperlakukan sesuai dengan
kesepakatan dalam akad tersebut. Jika akad tidak mengatur maka diskon tersebut menjadi hak penjual.

8. Penjual dapat meminta pembeli menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang
telah dibeli dari penjual.

9. Penjual boleh memberikan potongan pada saat pelunasan piutang murahabah jika pembeli :
a. Melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu, atau

b. Melakukan pelunasan pembayaran lebih cepat dari waktu yang telah disepakati.

10. Penjual boleh memberikan potongan dari total piutang nasabah yang belum dilunasi jika pembeli :
a. Melakukan pembayaran cicilan tepat waktu; dan atau

b. Mengalami penurunan kemampuan pembayaran


Jenis jenis akad Murabahah
Berdasarkan pesanan : Berdasarkan cara pembayaran :

Murabahah dengan Murabahah Muajjal


Pesanan

Murabahah tanpa Murabahah


Pesanan Musawamah
Akun pada Akuntansi penjual
Akun laporan posisi keuangan (Neraca) Akun Laporan Laba Rugi

• Persediaan / Aset Murabahah Pendapatan • Pendapatan Margin Murabahah


• Piuatang uang muka Murabahah operasi pertama • Potongan pelunasan (muqasah)
Murabahah
• Piutang Murabahah
• Potngan angsuran murabahah-
• Piutang pada nasabah (Pembeli) prestasi
• Margin Murabahah Tangguhan (CR) • Diskon murabahah (Setelah akad
• Cadangan kerugia Murabahah (CR) Murabahah)
• Piutang Murabahah jatuh tempo • Kerugian penurunan asset
• Hutang diskon murabahah (Kewajiban kpd murabahah
pembeli Pendapatan • Pendapatan operasi lainnya
• Margin Murabahah/tangguhan jatuh tempo operasi lainnya
(CR) Beban operasi • Beban kerugian murabahah
• Hutang uang muka murabahah lainnya • Potongan angsuran murabahah-
Beban operasi
Uang muka Murabahah

01 02

Hamish Gedyyah Urboun


Pembatalan Murabahah oleh pembeli
Pembatalan Murabahah Oleh Pembeli Dalam transaksi murabahah
berdasarkan pesanan, dapat terjadi pembatalan pesanan murabahah oleh
pembeli karena alasan tertentu atas keinginan pembeli. Oleh karena
Lembaga Keuangan Syariah sudah melakukan proses pengadaan
barang, maka jika murabahah dibatalkan kemungkinan yang terjadi
bagi LKS sebagai penjual adalah :

1. LKS mengalami kerugian


2. LKS tidak mengalami kerugian
3. Pembatalan dilakukan LKS sebagai penjual sendiri, karena
kesalahannya.
Penggandaan aset (Barang) Murabahah

Ketentuan syariah jelas sekali menerangkan bahwa jual beli Murabahah


adalah jual beli atas barang (bukan jual beli uang) Oleh karena dalam jual
beli murabahah penjual harus memiliki barang, maka pengadaan barang
menjadi tanggung jawab penjual, bukan menyediakan uang untuk
membeli barang. Disini perbedaan yang mendasar antara LKS dengan
Lembaga Keuangan Non Syariah, khususnya perbankan. Baik Murabahah
berdasarkan pesanan maupun tanpa pesanan, pengadaan barang
prinsipnya menjadi tanggung jawab Lembaga Keuangan Syariah sebagai
penjual.
Syarat pada barang yang diakadkan Murabahah

Barangnya berupa
Barangnya
harus ada
1 2 harta yang jelas
harganya

Barang itu dapat


Barangnya 4
dimiliki sendiri
3 diserahkan
sewaktu akad
Aset Murabahah
Dalam transaksi murabahah yang diperjualbelikan adalah barang, oleh karena itu pengadaan barang
merupakan tanggung jawab penjual sehingga penjual harus melakukan pencatatan penerimaan barang
(dagangan) tersebut. Sehubungan dengan penerimaan barang murabahah dari pemasok, PSAK 102
menetapkan ketentuan : “pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya
perolehan.”
Penerimaan diskon Murabahah
• Diskon yang diperoleh penjual atas aset murabahah sebelum akad murabahah menjadi hak
pembeli.

• Diskon yang diperoleh penjual atas aset murabahah setelah akad murabahah diberlakukan sesuai
akad murabahah yang disepakati dan jika tidak diatur dalam akad, maka akan menjadi hak penjual.
Pengukuran aset murabahah setelah diperoleh
1. Jika murabahah pesanan mengikat :
a. Dinilai sebesar biaya perolehan, dan
b. Jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke
nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset.
2. Jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat :
a. Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih
rendah;dan
b. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui
sebagai kerugian.

Penjualan Barang dan Pembayaran Harga Barang


1. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga
beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank barus memberitahu secara jujur harga pokok barang
kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
2. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang
telah disepakati.
3. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak Bank dapat
mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
4. Jika Bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual
beli murababah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik Bank
Piutang Murabahah
1. Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya
dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika
nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap
berkewajiban untuk menyelesaikan hutangnya kepada Bank.
2. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera
melunasi seluruh angsurannya.
3. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan
hutangnya sesuai kesepakatan awal, la tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau
meminta kerugian itu diperhitungkan.

Keuntungan Yang Disepakati


Penentuan keuntungan dalam murabahah dilakukan dengan cara negosiasi antara penjual dan
pembeli. Bagaimana cara menghitung keuntungan, dengan metode apa yang dipergunakan dalam
menghitung keuntungan, harga jual dan harga perolehan harus diberitahukan oleh penjual kepada
pembeli. Dengan harga perolehan diberitahukan dan harga jual disepakati, maka keuntungan
murabahah pun disepakati.
Penjualan Dengan Pengakuan Keuntungan Saat Penyerahan Barang
Pengakuan keuntungan saat penyerahan barang dijelaskan dalam PSAK 102 tentang akuntansi
murabahah sebagai berikut : Keuntungan murabahah diakui :
1. Pada saat terjadinya penyerahan barang, jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak
melebihi satu tahun; atau
2. Selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk merealisasikan keuntungan
tersebut untuk transaksi tangguh lebih dari satu tahun.
Denda Kepada Pembeli
Dalam transaksi murabahah, jika pembeli yang mampu tetapi tidak memenuhi kewajibannya dapat
dikenakan denda sedangkan untuk nasabah yang tidak mampu tidak diperkenankan untuk dikenakan
denda. Dana yang diterima dari denda diakui sebagai dana kebajikan tidak diperkenankan diakui
sebagai pendapatan.
Akun pada Akuntansi pembeli

Akun laporan posisi keuangan (Neraca) Akun dalam Laporan Laba Rugi
• Hutang Murabahah • Beban Murabahah Ditangguhkan
• Hutang Murabahah jatuh tempo • Diskon Murabahah
• Piutang uang muka Murabahah • Potongan pelunasan hutang
• Aktiva tetap Murabahah
• Hutang kepada LKS • Potongan angsuran Murabahah
• Kerugian pesanan Murabahah
• Beban denda Murabahah
Pembayaran Uang Muka Kepada Penjual
Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 13/DSN-MUI/IX/2000 tentang uang muka
murabahah, mengatur ketentuan uang muka sebagai berikut :
1. Dalam akad murabahah, LKS dibolehkan untuk meminta uang muka
2. Jika nasabah membatalkan akad, nasabah harus memberikan ganti rugi kepada LKS
dari uang muka tersebut
3. Jika uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta tambahan kepada
nasabah
4. Jika uang muka lebih besar dari kerugian, LKS harus memberikan kelebihannya
kepada nasabah

Pembayaran Harga Barang


Jika akad murabahah disepakati, maka pada dasamya hutang nasabah sebagai pembeli
adalah sebesar harga jual barang yaitu harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang
disepakati. Jika nasabah sebagai pembeli membenkan uang muka maka uang muka
tersebut diakui sebagai pengurang hutang nasabah sebagai pembeli kepada LKS sebagai
penjual.
Rukun akad Murabahah

Pembeli Harga
(Musytari) (Tsaman)

01 02 3º 4º 5º

Penjual Objek jual Ijab qobul


(Ba’i) beli (Mabi’)
Syarat akad Murabahah
01 04

Penjual memberi tahu harga Penjual harus menjelaskan


pokok kepada calon kepada pembeli jika cacat
konsumen. 03 atas barang.

Akad lunas bebas


dari riba. 05
02
Akad pertama harus saling Penjual harus menyampaikan
berkaitan dengan hukum semua hal yang berkaitan
yang ditetapkan. dengan pembelian.
Ijab dan Qabul
Ijab dan qabul merupakan pernyataan kehendak pihak yang bertransaksi, baik secara lisan, tertulis
atau secara diam – diam. Akad murabahah memuat hal yang terkait dengan posisi dan hak dan
kewajiban bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Hal ini mengikat bagi kedua pihak
dan mencantumkan berbagai hal. Hal – hal tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Nama notaris serta informasi waktu dan tempat penanda tanganan akad.
2. Identitas pihak pertama, dalam hal ini adalah pihak yang mewakili bank syariah
3. Identitas pihak kedua, dalam hal ini adalah nasabah yang membeli barang didampingi oleh
suami/istri yang bersangkutan sebagai ahli waris.
4. Bentuk akad beserta penjelasan akad
5. Kesepakatan – kesepakatan meliputi kesepakatan tentang fasilitas pembiayaan, pembayaran dan
jangka waktu.
Keunggulan Akad Murabahah

01 02 03
Transaksi Murabahah Mengutamakan Menggunakan sistem
lebih transparan kepentingan Dua pihak balas jasa, bukan
bunga

04 05 06
Keuntungan bisa Angsuran dibayar Bisa digunakan untuk
dinegosiasi sesuai kesepakatan kegiatan konsumtif
dan produktif
Standar Akuntansi Murabahah

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 102


merupakan standar yang mengatur tentang akuntansi
murabahah yang meliputi pengakuan dan pengukuran,
penyajian serta pengungkapan (Dewan Standar Akuntansi
Syariah - IAI, 2007).
Standar Akuntansi Murabahah
Pengakuan dan Pengukuran
Perlakuan akuntansi pada pengakuan dan pengukuran menurut PSAK 102 yaitu (Dewan Standar Akuntansi
Syariah - IAI, 2007) :
● Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan.
● Pengukuran aset murabahah setelah perolehan
● Diskon pembelian aset murabahah .
● Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon
● Pengakuan piutang
● Pengakuan keuntungan
● Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu
atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati diakui.
● Potongan angsuran murabahah
● Pengakuan denda
● Pengakuan dan pengukuran uang muka
Standar Akuntansi Murabahah
Penyajian

Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo
piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang margin murabahah
tangguhan disajikan sebagai pengurang piutang murabahah. Beban murabahah
tangguhan disajikan sebagai pengurang hutang murabahah. Dari pencatatan atas
transaksi murabahah tangguhan pada rekening hutang murabahah, dan munculnya
beban murabahah tangguhan karena perbedaan antara harga beli dengan informasi
harga di pasaran maka menurut PSAK 102, beban murabahah tangguhan disajikan
sebagai pengurang hutang murabahah.
Standar Akuntansi Murabahah

Pengungkapan
Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan
transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada harga
perolehan aset murabahah, janji pemesanan dalam
murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban atau
bukan serta pengungkapan yang diperlukan sesuai dengan
PSAK 102 yaitu Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Pencatatan akad Murabahah
1. Pada saat pembelian barang secara tunai Ketika bank 3. Pada saat pelunasan utang kepada pemasok Ketika bank

membeli barang kepada pemasok maka bank akan melakukan pelunasan terhadap pembelian yang dilakukan secara

mencatat jurnal sebagai berikut : kredit maka bank akan mencatat jurnal seperti berikut:

(Dr). Persediaan Murabahah xxx (Dr). Utang pada pemasok

(Kr). Kas xxx (Kr). Kas/rekening pemasok

2. Pada saat pembelian barang secara kredit Ketika bank 4. Pada saat penyerahan barang kepada nasabah Ketika bank

membeli barang kepada pemasok secara kredit maka bank telah membeli barang dan akan memberikan barang tersebut

akan mencatat jurnal sebagai berikut: kepada pembeli maka pencatatan jurnal yang dilakukan bank

(Dr). Persediaan aset murabahah xxx adalah sebagai berikut:

(Kr). Utang pada pemasok xxx (Dr). Persediaan aset murabahah xxx
(Kr). Piutang Murabahah xxx
Pencatatan akad Murabahah
5. Pada saat bank menerima uang muka dari pembeli Ketika Ketika pembatalan pesanan dan uang muka yang dibayar
nasabah telah setuju untuk melakukan pembelian barang maka nasabah lebih besar daripada pengeluaran biaya bank maka
dilakukan pembayaran uang muka bank akan mencatat selisih akan dikembalikan.
jurnalnya sebagai berikut:
Dr). Utang uang muka Murabahah xxx
(Dr). Kas/Rekening nasabah xxx
(Kr). Pendapatan operasional xxx
(Kr). Utang uang muka Murabahah xxx
(Kr). Kas xxx
Ketika Murabahah telah disetujui dan akan
Ketika uang muka yang diberikan lebih kecil daripada
dilaksanakan
biaya yang telah dikeluarkan pihak bank maka pihak bank
akan meminta pembeli membayarkan kekurangan yang
(Dr). Utang uang muka Murabahah xxx
telah dibayarkan bank kepada pemasok.
(Kr). Piutang Murabahah xxx
(Dr).Kas/Piutang xxx

(Dr).Utang lain uang muka Murabahah xxx

(Kr). Pendapatan Operasional xxx


Pencatatan akad Murabahah
6. Pada saat pembayaran angsuran Ketika nasabah 7. Pada saat nasabah dikenakan denda Apabila nasabah
membayar angsuran terhadap pembelian barang tidak dapat memenuhi kewajiban yang sudah disepakati

(Dr).Rekening Nasabah xxx dengan bank, bank mempunyai hak untuk memberikan
denda kecuali apabila nasabah memberikan bukti yang jelas
(Kr).Piutang Murabahah xxx
dan akurat bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Jurnal
(Dr).Pendapatan Margin Murabahah yang akan dicatat bank sebagai berikut:
ditangguhkan xxx
(Dr). Dana kebajikan kas xxx
(Kr).Pendapatan Margin Murabahah xxx
(Kr). Dana kebajikan-Pendapatan denda xxx
Aplikasi Murabahah pada bank syariah Indonesia

1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
2. Barang yang diperjual-belikan tidak diharamkan oleh syariah islam.
3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya.
4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan
pembelian ini harus sah dan bebas riba.
5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
Aplikasi Murabahah pada bank syariah Indonesia

6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual
senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara
jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu
tertentu yang telah disepakati.
8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank
dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga,
akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik
bank.
Contoh perhitungan Akad Murabahah
Aminah dan LKS Ridho Gusti sepakat melakukan jual beli Mobil Kijang dengan data sebagai berikut :

1. Harga barang :

a. harga pokok Mobil Kijang pokok sebesar Rp140.000.000,00.

b. keuntungan sebesar Rp24.000.000,00

c. harga jual yang disepakati sebesar Rp164.000.000,00.

2. Sebagai tanda keriusan atas jual beli tersebut Aminah memberikan uang muka kepada LKS Ridho Gusti sebesar Rp20.000.000,00.

3. Pembayaran disepakati dengan cara angsuran sesuai kesepakatan antara penjual dan pembeli.

4. Keterlambatan dalam membayar angsuran Aminah dikenakan denda sebesar Rp500.000,00 dan akan disetorkan oleh L.KS Ridho Gusti ke Dana
Kabijakan (sosial) atas nama Aminah.

Atas jual beli dengan Aminah tersebut LKS Ridho Gusti melakukan pembelian Mobil Kijang ke PT Barakah dengan data-data sebagai berikut :

1. Harga on the mad yang disepakati sebesar Rp140.000.000,00.

2. Untuk tanda keseriusan LKS Ridho Gusti memberikan uang muka sebesar Rp30.000.000,00 dengan kesepakatan jika dibatalkan dipotong sebesar
50%

3. Sisa harga jual mobil jika dibayar lunas ke rekening PT Barakah yang ada di LKS Ridho Gusti, setelah barang diterima.
Kesimpulan
Akad Murabahah adalah salah satu bentuk jual-beli yang bersifat amanah. Pada transaksi jual-beli
tersebut penjual harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan dan tidak
termasuk barang haram. Demikian juga, harga pembelian dan keuntungan yang diambil dan cara
pembayarannya harus disebutkan dengan jelas. Dalam teknis perbankan, murabahah adalah akad
jual-beli antara bank selaku penyedia barang (penjual) dengan nasabah (pembeli) yang memesan
untuk membeli barang. Bank memperoleh keuntungan dari jual-beli yang disepakati bersama.
Rukun dan syarat murabahah adalah sama dengan rukun dan syarat dalam fiqih, sedangkan syarat-
syarat lain seperti barang, harga dan cara pembayaran adalah sesuai dengan kebijakan bank yang
bersangkutan. Harga jual bank adalah harga beli dari pemasok ditambah keuntungan yang
disepakati bersama. Jadi nasabah mengetahui keuntungan yang diambil oleh bank Selama akad
belum berakhir maka harga jualbeli tidak boleh berubah. Apabila terjadi perubahan maka akad
tersebut menjadi batal. Cara pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama, bisa secara
langsung ataupun secara angsuran. Melalui akad murabahah nasabah dapat memenuhi
kebutuhannya untuk memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan
uang tunai lebih dulu, Dengan kata lain nasabah telah memperoleh pembiayaan dari bank untuk
pengadaan barang tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai