Anda di halaman 1dari 14

Akuntasi Salam

(Akuntansi Syariah)

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam akuntansi syariah ada beberapa macam akad diantaranya adalah akad murabahah,akad
salam dan akad istinja.namun yang saya bahas kali ini bukan ketiga akad tersebut,tapi yang
kami bahas dalam makalah ini adalah menyangkut akad salam dimana akad salam. akad
salam ini dapat membantu produsen untuk penyediaan modal sehingga ia dapat menyerahkan
sesuai yang telah di pesan sebelumnya.. Salam In front payment Pembelian barang yang
diserahkan di kemudian hari sementara pembayaran dilakukan di muka. Rukun: Muslam
(pembeli) Muslam alaih atau penjual Modal atau uang Muslam fihi (barang) Sighat (ucapan)
Barang Harus spesifik dan dapat diakui sebagai utang Diidentifikasi secara jelas Diserahkan
kemudian Boleh ditentukan tanggal penyerahannya Tempat penyerahan Penggantian dengan
barang lain.
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apa pengertian akad salam dalam akuntansi syariah?
b) Bagaimana landasan fiqih dan fatwa dsn tentang transaksi salam?
c) Bagaimana skema akad salam dalam akunyansi syariah?
d) Bagaimana bentuk pengakuan dan pengukuran akad salam?
e) Bagaimana bentuk penyajian akad salam?
f) Bagaimana bentuk pengungkapan daalam akad salam?

C. TUJUAN PENULISAN
a) Untuk mengetahui pengertian akad salam dalam akuntansi syariah
b) Untuk mengetahui landasan fiqih dan fatwa dsn tentang transaksi salam
c) Untuk mengetahui skema akad salam dalam akunyansi syariah
d) Untuk mengetahui bentuk pengakuan dan pengukuran akad salam
e) Untuk mengetahui bentuk penyajian akad salam
f) Untuk mengetahui bentuk pengungkapan dalam akad salam

D. MANFAAT PENULISAN
Dengan membaca makalah ini,pembaca dapat mengetahui akad salam dalam akuntansi
syariah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKAD SALAM
Salam berasal dari kata as syalaf yang artinya adalah pendahuluan . jadi pengertian akad
salam di sini adalah harta jual beli barang pesangon dengan pengiriman barang dilakukan di
kemudian hari dan pellunasanya di lakukan oleh pembeli pada saat akad/perjanjian di
sepakati sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati.
Jual Salam adalah perjanjian jual-beli suatu barang antara pemilik barang dengan pembeli, di
mana pembeli membayar barang itu dengan serta merta dan pemilik barang menangguhkan
penyerahan barang tersebut sampai waktu tertentu. Jual Salam adalah kebalikan dari
Penjualan secara Angsuran yang telah dijelaskan tadi.
Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan pengiriman di kemudian
hari oleh muslam illaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad
disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat
digunakan untuk mengukur aset yang dapat dipertukarkan melalui suatu transaksi yang wajar
(arm’s length transaction) yang melibatkan pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai
Ketentuan tentang pembayaran salam:
1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang atau manfaat.
2. Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak disepakati.
3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.

Ketentuan tentang Barang:


1. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.
2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
3. Penyerahannya dilakukan kemudian.
4. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
5. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.
6. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan.
Akad salam ini dapat membantu produsen untuk penyediaan modal sehingga ia dapat
menyerahkan sesuai yang telah di pesan sebelumnya .
Syarat Salam :
1. Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada sehingga
barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai.
2. Saat barang diserahkan kepada bank oleh produsen maka bank akan menjualnya kepada
nasabah secara tunai ataun secara cicilan. Harga jual yang ditetapkan bank adalah harga beli
bank dari nasabah yang ditambah keuntungan.
3. Bila bank menjualnya secara tunai biasanya disebut pembiayaan talangan. Bila bank
menjual secara cicilan, maka bank dan nasabah harus menyepakati harga jual dan jangka
waktu pembayaran.
4. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah
selama berlakunya akad.

Ketentuan umum dalam transaksi salam adalah:


1) Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifikasinya secara jelas seperti jenis, macam,
mutu, dan jumlahnya.
2) Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad maka produsen
harus bertanggungjawab dengan cara mengembalikan dana yang diterimanya atau mengganti
barang yang sesuai dengan pesanan.
3) Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan,
maka dimungkinkan bagi bank untuk melakukan akad salam kepada pihak ketiga(pemebeli
kedua), seperti: bulog, pedagang pasar induk, dan rekanan dan sebagainya.
2. Rukun Salam
a. Muslam (pembeli)
b. Muslam alaih atau penjual
c. Modal atau uang
d. Muslam fihi (barang)
e. Sighat (ucapan)

Contoh konkritnya kira-kira begini. Seorang pebisnis tepatnya petani sayuran organik
membutuhkan dana untuk membeli peralatan budidaya, namun masa panen yang dinanti
untuk menghasilkan uang pembeli peralatan masih akan memakan waktu satu bulan ke
depan. Nah, pebisnis tersebut bisa saja meminjam sejumlah dana ke bank dengan meminta
kepada bank syariah untuk membeli hasil panen yang akan datang yang kemudian bank akan
menjualnya kembali kepada petani tersebut dengan cicilan yang disepakati dalam jangka
waktu tertentu. Untuk ini bank syariah akan menerapkan persentase keuntungan tertentu
sesuai kesepakatan.
Namun pada pembiayaan salam ini pada dasarnya bank dapat bertindak sebagai pembeli atau
penjual. Jika bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk
menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel. Masih
melanjutkan contoh di atas, jika petani ingin menjual hasil panen yang diperkirakan bisa
dipetik satu bulan mendatang tersebut kepada seorang pedagang namun pedagang belum
memiliki uang, maka salam paralel bisa diterapkan. Caranya adalah, kedua pihak yaitu petani
dan pedagang bisa pergi ke bank syariah dan mengajukan pembiayaan salam. Bank Syariah
akan memberikan uang tunai kepada petani dan pedagang tersebut yang otomatis keduanya
memiliki utang kepada bank syariah, dan sesuai kesepakatan akan dicicil dan dilunasi dalam
jangka waktu tertentu. Bank akan menambahkan sejumlah persentase keuntungan yang
disepakati.
Dengan demikian Lembaga keuangan syariah dapat bertindak sebagai pembeli dan atau
penjual dalam suatu transaksi salam. Jika lembaga keuangan syariah bertindak sebagai
penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan
cara salam maka hal ini disebut salam paralel.

B. LANDASAN FIQIH DAN FATWA DSN TENTANG TRANSAKSI SALAM


1) Al Quran
“ Hai orang-orang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secar tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya” (QS. Al Baqarah:282)
2) Al Hadis
“ Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk
dijual.” (HR. Ibnu Majah)
1. Fatwa DSN tentang Transaksi Salam (Fatwa No.05/DSN-MUI/IV/2000) tentang Jual Beli
Salam

Pertama: Ketentuan tentang pembayaran


1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentknya, baik berupa uang, barang atau manfaat.
2. Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak disepakati.
3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.

Kedua: Ketentuan tentang barang


1. Harus jelas cirri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang
2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
3. Penyerahannya dialakukan kemudian.
4. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
5. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.
6. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan.

Ketiga: Ketentuan tentang salam paralel


Dibolehkan melakukan salam paralel dengan syarat:
1. Akad kedua terpisah dari akad pertama, dan
2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Keempat: Penyerahan sebelum atau pada waktunya
1. Penjual harus menyerahkan barang tepat waktunya dengan kualitas dan jumlah yang telah
disepakati.

2. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi, penjual tidak boleh
meminta tambahan harga.

3. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih rendah, dan pembeli rela
menerimanya, maka ia tidak boleh menuntut pengurangan harga.

4. Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang disepakati dengan syarat:
kualitas dan jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan ia tidak boleh menuntut tambahan
harga.

5. Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau kualitasnya
lebih rendah dan pemebeli tidak rela meneimanya, maka ia memiliki dua pilihan:
1. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya,
2. Menunggu sampai barang tersedia.

Kelima: Pembatalan kontrak


Pada dasarnya pembatalan salam boleh dilakukan, selama tidak merugikan kedua belah
pihak.

C. PENGAKUAN & PENGUKURAN AKAD SALAM


Seperti yang disebutkan dalam PSAK No. 103, bahwa Salam adalah akad jual beli muslam
fiih (barang pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual) dan
pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai
dengan syarat-syarat tertentu. Transaksi salam terjadi karena pembeli berniat memberkan
modal kerja terlebih dahulu untuk memungkinkan penjual (produsen) menyediakan
barangnya. Transaksi salam diselesaikan pada saat penjual menyerahkan barang kepada
pembeli.
Dengan demikian transaksi Salam dilakukan karena pembeli berniat memberikan modal kerja
terlebih dahulu untuk memungkinkan penjual (produsen) memproduksi barang yang
diinginkannya melalui pesanan lebih dahulu. Barang yang dipesan memiliki spesifikasi
khusus dan pembeli membutuhkan kepastian dari pihak penjual. Transaksi Salam berakhir
pada saat penjual menyerahkan barang kepada pembeli.
Karakteristik dan harga barang harus sudah disepakati di awal akad. Jika ada ketidaksesuaian
karakteristik barang yang dikirimkan ke pembeli maka menjadi tanggung jawab penjual.
Ketentuan harga barang tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Alat pembayaran
dapat berupa kas, barang atau manfaat. Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati
dan tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang penjual atau penyerahan piutang pembeli
dari pihak lain. Jaminan dapat diminta untuk menghindari risiko yang merugikan.
Pada situasi dimana pihak penjual tidak dapat menyediakan sendiri barang pesanan dari
pembeli maka dilakukan Salam Paralel, yaitu entitas yang bertindak sebagai penjual
kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan transaksi
Salam juga. Salam paralel dikatakan sah jika 1) akad kedua antara pembeli dan penjual
(produsen) terpisah dari akad pertama antara penjual dan pembeli akhir, dan 2) kedua akad
tidak saling bergantung (ta’alluq).
Ada kemungkinan kontrak salam dibatalkan oleh pembeli jika barang yang dipesan tidak
tersedia pada waktu yang ditentukan, barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan
yang disepakati dalam akad, dan barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah. Oleh karena
itu

D. PENYAJIAN AKAD SALAM


Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam
diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila
nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui
sebagai kerugian.
1. Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai Piutang salam.
2. Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi kewajibannya
dalam transaksi Salam disajikan secara terpisah dari Piutang salam.
3. Penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai Hutang Salam.
Transaksi salam yang dijelaskan dalam bagian ini merupakan transaksi salam dalam konteks
praktik perbankan syariah. Namun demikian, perlakukan akuntansi yang dibahas dalam buku
ini bisa juga diterapkan dalam praktik lembaga keuangan syariah seperti lembaga keuangan
mikro syariah (LKMS) semacam BMT (Baitul Maal Wa Tamwil), koperasi syariah baik
dengan bentuk KJKS maupun UJKS, maupun LKS lainnya yang menggunakan transaksi
salam dalam kegiatan operasionalnya. Menurut tim pengembangan perbankan syariah IBI
(2009:99) bahwa rukun salam adalah:
1. pihak yang berakad
a. pembeli atau pemesan (muslam)
b. penjual (muslam ilaih)
2. objek yang diakadkan
a. barang yang disalamkan (muslam fiih)
b. harga atau modal salam (ra’su maal as-salam)
3. akad atau sigot
a. serah (ijab)
b. terima (qabul)
Perlakuan Akuntansi Salam
Bank sebagai Pembeli
1. piutang salam diakui pada saat modal usaha salam berupa kas dibayarkan atau aktiva
nonkas dialihkan pada penjual.
2. pengukuran modal usaha salam
a. modal usaha salam dapat berupa kas atau active nonkas
1) dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan
2) dalam bentuk aktiva nonkas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati antara bank
dan nasabah)
b. pada akhir periode pelaporan keuangan, modal usaha salam diukur sesuai dengan
ketentuan diatas
3. modal usaha salam berupa aktiva nonkas diukur sebesar:
a. nilai wajar aktiva nonkas dalam bentuk:
1) harga pasar aktiva nokas yang dialihkan pada penjual
2) replacement cost aktiva lain yang sejenis dengan aktiva nonkas yang dialihkan kepada
penjual; atau
3) amount recoverable dari arus kas masuk yang dapat diperoleh dari aktiva nonkas yang
dialihkan kepada penjual; atau
b. nilai yang disepakati antara bank dan nasabah
4. modal usaha salam yang diberikan disajikan dalam laporan keuangan sebagai piutang
salam.
Ø Bank sebagai penjual
1. pengakuan hutang salam
Hutang salam diakui pada saat modal usaha salam berupa kas atau aktiva nonkas diteriam
bank
2. pengukuran modal usaha salam
a. pengukuran modal usaha salam dilakukan sebagai berikut:
1) modal usaha salam dalam bentuk kas dapat diukur sebesar jumlah yang diterima
2) modal usaha salam dalma bentuk aktiva nonkas diukur sebesar nilai wajar (niali yang
disepakati antara bank dan pembeli).
b. pada akhir periode pelaporan keuangan modal usaha salam diukur sesuai dengan ketentuan
diatas
3. modal usaha salam berupa aktiva nonkas diukur sebesar:
a. nilai wajar aktiva nonkas dalam bentuk:
1) harga pasar aktiva nonkas yang dialihkan ke bank
2) replacement cost aktiva lain yang sejenis dengan aktiva nonkas yang dialihkan kepada
Bank; atau
3) amount recoverable dari arus kas masuk yang dapat diperoleh dari aktiva nonkas yang
dialihkan kepada Bank; atau
b. nilai yang disepakati antara bank dari pembeli
4. modal usaha salam yang diterima bank disajikan dalam neraca sebagai hutang salam.
5. Aplikasi Akuntansi Transaksi Salam
Kasus 1. Transaksi Salam LKS untuk Pesanan Produk Pertanian
Pada tanggal 1 Agustus 2008, BMT IQTISADUNA mendapatkan amanah dari Jogja
International Hospital (JIH) untuk menyediakan “Beras Mentik Wangi” dengan kualitas
“Super” untuk kebutuhan logistik rumah sakit selama 1 tahun ke depan. JIH mengharapkan
agar BMT IQTISADUNA mampu menyediakan beras yang dimaksud paling lambat tanggal
1 Februari 2009. Adapun data-data pesanan beras tersebut adalah sebagai berikut:
Nama barang pesanan : Beras
Jenis barang pesanan : Mentik Wangi
Kualitas/ Tipe : Super (AAA)
Jumlah : 100 ton
Harga per Kg : Rp 6.000,-
Harga : Rp 600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah)
Jangka waktu penyerahan : 6 bulan
Ketentuan pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani
Pengikatan akad : Notariil (Biaya ditanggung bersama)
Ilustrasi 1, Pada saat penerimaan Modal Salam (BMT sebagai Penjual)
Pada kasus tersebut, pada tanggal 1 Agustus 2008 telah diterima dana dari JIH untuk
pembayaran pesanan beras sebesar Rp 600.000.000. Sesuai dengan ketentuan PSAK Syariah
103, LKS sebagai penjual mengakui kewajiban salam pada saat penjual menerima modal
usaha sebesar modal usaha salam yang diterima. Oleh karena itu jurnal yang di buat BMT
adalah :
(Dr) Kas / Rekening JIH Rp 600.000.000
(Cr) Hutang Salam
(100 ton beras mentik wangi) Rp 600.000.000

Ilustrasi 2, Pada saat penyerahan barang dari BMT kepada JIH


Dalam rangka memenuhi pesanan JIH, maka BMT IQTISADUNA dapat memproduksi
sendiri pesanan tersebut ataumemesan kepada pihak lain. Pada saat penyerahan barang
pesanan kepada JIH,pada tanggal 1 Januari 2009 dilakukan penyerahan barang pesanan dan
BMT membuat jurnal sebagai berikut : bara
(Dr) Hutang Salam Rp 600.000.000
(Cr) Persediaan
(100 ton beras mentik wangi) Rp 600.000.000

Kasus 2, Lanjutan Transaksi Salam LKS : BMT sebagai Pembeli


Kasus 1 diatas menggambarkan bahwa BMT IQTISADUNA sebagai penjual melaksanakan
kewajibannya untuk memenuhi pesanan JIH tanpa diketahui informasi apakah BMT
memproduksi sendiri yang dipesan atau membeli dari pihak lain. Pada umumnya LKS tidak
memiliki barang yang diminta oleh pembeli sehingga LKS harus memesan ke pihak lain.
Alternatif lain yang biasanya terjadi adalah pembeli akhir sudah memiliki supplier namun
tidak memiliki cukup dana untuk melakukan pemesanan sehingga meminta LKS untuk
menjadi perantara untuk melakukan pemesanan barang dan terdapat 3 puhak yang terlibat
yaitu Penjual,Pembeli, dan Pembeli akhir yang akadnya biasa disebut Salam Pararel.
Kasus 2 berikut ini memberikan Ilustrasi BMT IQTISADUNA sebagai Pembeli barang yang
di pesan oleh Jogja Internasional Hospital. Pada tanggal 1 September 2008 BMT
IQTISADUNA melakukan Pemesanan Beras Mentik Wangi kualitas super kepada CV
BOLOTANI yang merupakan salah satu distributor terbesar di jogja, CV. BOLO TANI
menampung beras-beras kualitas super dari para petani di wilayah Sleman,Bantul dan
Yogjakarta. Informasi pesanan yang dilakukan BMT IQTISADUNA kepada CV BOLOTANI
sebagai berikut :
Nama Barang Pesanan : Beras
Jenis Barang Pesanan : Mentik Wangi
Kualitas / Tipe : Super (AAA)
Jumlah : 100 ton
Harga per Kg : Rp 5.000
Harga : Rp 500.000.000
Jangka waktu penyerahan : 4 bulan
Penyerahan Modal : a. Uang tunai sebesar Rp 400.000.000
b. Mesin perontok padi senilai Rp 100.000.000
Agunan : Sebidang tanah SHM seluas 2000 m2 senilai
Rp 200.000.000
Cara Penyerahan pesanan : Secara bertahap dengan ketentuan rincian
Bulan pertama: 25 ton, Bulan kedua: 25 ton, Bulan ketiga: 25 ton, Bulan keempat: 25 ton.
Ketentuan pembayaran : Dilunasi pada saat akad
Pengikat akad : Notariil(Biaya ditanggung bersama)

Ilustrasi 1, Perlakuan akuntansi penyerahan modal Salam


1. Apabila penyerahan modal salam dari BMT IQTISADUNA kepada CV. BOLOTANI
dalam bentuk uang tunai Rp 500.000.000 maka jurnal yang di buat oleh BMT IQTISADUNA
adalah :
(Dr) Piutang Salam
(100 ton beras mentik wangi) Rp 500.000.000
(Cr) Kas / Rekening CV.BOLOTANI Rp 500.000.000

1. Apabila penyerahan modal salam dari BMT IQTISADUNA kepada CV. BOLOTANI
dalam bentuk kas uang tunai Rp 400.000.000 dan modal non kas : mesinperontok beras
seharga Rp 100.000.000 yang di beli dengan harga perolehan Rp 75.000.000, maka jurnal
yang di buat oleh BMT IQTISADUNA adalah :
(Dr) Piutang Salam
(100 ton beras mentik wangi) Rp 500.000.000
(Cr) Kas/Rekening CV.BOLOTANI Rp 400.000.000
(Cr) Aktiva / Persediaan Rp 75.000.000
(Cr) Keuntungan Penyeraha aktiva Salam Rp 25.000.000

Misalnya : harga perolehan mesin perontok padi sebesar Rp 125.000.000 ( lebih mahal dari
harga yang diakui untuk diserahkan kepada CV. BOLOTANI) maka jurnal yang di buat
adalah :
(Dr) Piutang Salam
(100 ton beras mentik wangi) Rp 500.000.000
(Dr) Kerugian penyerahan aktiva Salam Rp 25.000.000
(Cr) Kas/Rekening CV.BOLOTANI Rp 400.000.000
(Cr) Aktiva/Persedian Rp 125.000.000

Ilustrasi 2, Perlakuan Akuntansi Penerimaan barang Pesanan Salam


Berikut ini merupakan beberapa kemungkinan yang terjadi dalam rangka penerimaan barang
pesanan salam yang dilakukan antara pihak BMT IQTISADUNA dengan Cv. BOLOTANI.
Kemungkinan- kemungkinan ini terjadi karena pesanan dalam produk pertanian seringkali
supplier tidak bisa memberikan kepastian tentang kualitas barang yang di hasilkan mengingat
kondisi cuaca, kualitas benih, dan faktor alam lainnya yang seringkali mempengaruhi hasil
produksi hasil pertanian. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Tahap ke-1 : sebanyak 25 ton beras mentik wangi, kualitas super dengan nilai wajar/harga
pasar Rp 125.000.000 (Rp 5.000.000 per ton sama dengan harga kontrak)
Jurnal yang di buat oleh BMT IQTISADUNA :
(Dr) Persediaan Salam (Aset)
(25 ton beras mentik wangi) Rp125.000.000
(Cr) Piutang Salam Rp 125.000.000

1. Tahap ke-2 : 25 ton beras mentik wangi, kualitas super dengan nilai wajar/ harga pasar Rp
150.000.000 (Rp 6.000.000 per ton, harga pasar lebih tinggi dari harga kontrak)
Jurnal yang dibuat oleh BMT IQTISADUNA :
(Dr) Persediaan Salam (Aset)
(25 ton beras mentik wangi) Rp125.000.000
(Cr) Piutang Salam Rp 125.000.000

1. Tahap ke-3 : 25 ton beras mentik wangi kualitas super dengan nilai wajar Rp 100.000.000 (
Rp 4.000.000 per ton, harga pasar lebih rendah dari harga kontrak)
Jurnal yang di buat oleh BMT IQTISADUNA :
(Dr) Persediaan Salam (Aset)
(25 ton beras mentik wangi) Rp 100.000.000
(Dr) Kerugian penyerahan barang Salam Rp 25.000.000
(Cr) Piutang Salam Rp 125.000.000

1. Penyerahan tahap ke -4 : 25 ton beras mentik wangi kualitas super dengan nilai wajar /
harga pasar Rp 125.000.000 tidal lancar, sehinggga perlu alternatif :
1. Kontrak diperpanjang
Maka, tidak di buat jurnal karena yang masih tercatat dalam piutang adalah sebesar 25 ton
beras mentik wangi kualitas super seharga Rp 125.000.000
1. Kontrak dibatalkan
Jurnal yang di buat oleh BMT IQTISADUNA :
(Dr) Piutang CV. BOLOTANI Rp 125.000.000
(Cr) Piutang Salam
(25 ton beras mentik wangi) Rp 125.000.000

1. Jaminan di jual dengan asumsi


(a) Seharga Rp 100.000.000
Jurnal yang di buat oleh BMT IQTISADUNA :
(Dr) Kas Rp 100.000.000
(Dr) Piutang CV. BOLOTANI Rp 25.000.000
(Cr) Piutang Salam
(25 ton beras mentik wangi) Rp 125.000.000

(b) Seharga Rp 250.000.000


Jurnal yang di buat oleh BMT IQTISADUNA :
(Dr) Kas Rp 250.000.000
(Cr) Rekening CV. BOLOTANI Rp 125.000.000
(Cr) Piutang Salam
(25 ton beras mentik wangi) Rp 125.000.000

(ii) Penjualan barang jaminan salam (hasil jaminan lebih kecil dari piutang salam), misalnya
barang jaminandijual dengan harga Rp 250.000.000 sedangkan piutang salam masih bersaldo
Rp 125.000.000
Jurnal :
(Dr) Kas Rp 250.000.000
(Cr) Rekening CV.Bolotani/kas Rp 125.000.000
(Cr) Piutang salam Rp 125.000.000
(25 ton beras mentik wangi)

(iii) Jika LKS sebagai pembeli tidak menerima barang pesanan pada saat jatuh tempo akad
(tahap 4 yaitu sebasar 25 ton beras mentik wangi kualitas super seharga Rp 20.000.000)
Jurnal:
(Dr) Piutang CV. Bolotani Rp 125.000.000
(Cr) Piutang salam Rp 125.000.000
(25 ton beras metik wangi)

(iv) BMT IQTISADUNA sebagai pembeli dapat mengenakan denda kepada CV.
BOLOTANI sebagi penjual karena wanprestasi dengan catatan bahwa denda hanya boleh
dikenakan kepada penjual yang mampu menunaikan kewajibannya tetapi tidak memenuhi
dengan sengaja.. Jurnal yang digunakan untuk mencatat denda tersebut sebesar Rp 5.000.000.
Jurnal:
(Dr) Rekening CV. BOLOTANI/kas Rp 5.000.000
(Cr) Rekening Dana Kebajikan Rp 5.000.000

Perlakuan Akuntansi Salam Paralel (LKS sebagi pembeli dan penjual)


Ilustrasi berikut menggambarkan BMT IQTISADUNA sebagai pembeli dan penjual secara
bersamaan dalam transaksi salam paralel. BMT IQTISADUNA sebagai pembeli mengadakan
pesanan beras mentik kualitas super kepada CV. BOLOTANI dan menjualnya kepada Jogja
International Hospital (JIH) sebagi pembeli akhir. BMT IQTISADUNA membuat akad
terpisah dalam proses salam paralel dan akad tidak saling mensyaratkan dimana akad kepada
JIH dilakukan lebih dahulu dimana untuk mengetahui secara detail kebutuhan JIH. Akad
Kedua dengan CV. BOLOTANI diperoleh setelah memperoleh kecukupan informasi dari
akad pertama . Data-data yang disajikan dalam akad antara BMT IQTISADUNA dengan JIH
adalah:

Nama Barang Pesanan : Beras


Jenis beras Pesanan : Mentik Wangi
Kualitas/Tipe : Super (AAA)
Jumlah : 100 ton
Harga Per Kg : Rp 6.000
Harga Total : Rp 600.000.000
Jangka waktu Penyerahan : 6 bulan

Penjelasan lain yang terkait dengan pesana yang dilakukan BMT IQTISADUNA kepada CV.
BOLOTANI adalah:
a) Antara kedua beklah pihak disepakati bahwa harga padi per Kg Rp 5.000 dan CV.
BOLOTANI bersedia menyerahkan barang pesanan secara bertahap selama 4 bulan.(@ 25
ton per bulas) dan memberikan jamibnan tanah SHM seluas 2000 M2 dengan nilai sebesar Rp
200.000.000
b) Harga perolehan alat pertanian dan penggilingan padi ssebesar Rp 100.000.000 yang
diserahkan kepada BMT IQTISADUNA kepada CV. BOLOTANI sebagi bagian dari
penyerahan modal non kas. Harga perolehan pembelian alat pertanian dan penggilingan padi
sebesar Rp 75.000.000
c) Tahap kesatu sebanyak 25 ton beras mentik wangi, kualitas super dengan nilai wajar/harga
pasar Rp. 125.000.000 (Rp 5.000.000 per ton, sama dengan harga dalam kontrak)
d) Tahap kedua 25 ton beras mentik wangi, kualitas super dengan nilai wajar Rp 150.000.000
(Rp 6.000.000 harga lebih tinggi dibanding harga kontrak)
e) Tahap ketiga 25 ton beras mentik wangi, kualitas super dengan harga pasar Rp
100.000.000 (Rp 4.000.000 lebih rendah dari pada kontrak)
f) Penyerahan tahap keempat 25n ton beras mentik wangi kualitas super dengan harga pasar
Rp 125.000.000 tidak lancar sehingga perlu diambil alternatif :
a. Kontrak diperpanjang
b. Kontrak dibatalkan
c. Jaminan dijual dengan asumsi
i. Seharga Rp 100.000.000
ii. Seharga Rp 250.000.000
Berdasrkan informasi diatas jurnal-jurnal yang dibuat adalah
1. Pada saat menerima dana dari JIH :
Jurnal :
(Dr) Kas Rp 6.000.000
(Cr) Hutang salam Rp 6.000.000
(100 ton beras mentik wangi)
2.Penyerahan modal salam dari BMT IQTISADUNA kepada CV. BOLOTANI sebasar Rp
500.000.000 yang terdiri dari dari alat pertanian dan penggilingan dengan harga Rp
100.000.000 dan uang tunai Rp 400.000.000
Jurnal :
(Dr) Piutang salam Rp 500.000.000
(100 ton beras mentik wangi)
(Cr) Kas Rekening CV. BOLOTANI Rp 400.000.000
(Cr) Aktiva Persediaan Rp 75.000.000
(Cr) Pendapatan penyerahan akyiva salam Rp 25.000.000

Jurnal pada saaat pembelian alat pertanian Rp 75.000.000 tunai:


(Dr) Persediaan Rp 75.000.000
(Cr) Kas Rp 75.000.000

Penerimaamn barang pesana dari CV. BOLOTANI kepada BMT IQTISADUNA yang
dilakukan secara bertahap
Tahap pertama sesuai dengan harga pasar Rp 5.000.000 sebanyak 25 ton, total Rp
125.000.000 jurnal BMT IQTISADUNA:

(Dr) Persediaan salam (aset) Rp 125.000.000


(25 ton beras mentik wangi)
(Cr) Piutang salam Rp 125.000.000
Tahap kedua dengan harga Rp 6.000.000 sebanyak 25 ton, total Rp 150.000.000

(Dr) Persediaan salam (aset) Rp 125.000.000


(25 ton beras mentik wangi)
(Cr) Piutang salam Rp 125.000.000

Tahap ketiga penyerahan barang pesana sebanyak 25 ton beras mentik wangi kualitas super
dengan nilai wajar Rp 100.000.000 harga yang digunakan adalah harga pasar yang rendah Rp
100.000.000 sedangkan selisih harga Rp 25.000.000 diakui sebagai kerugian

(Dr) Persediaan salam (aset) Rp 100.000.000


(25 ton beras mentik wangi)
(Dr) Kerugian penyerahan barang salam Rp 25.000.000
(Cr) Piutang salam Rp 125.000.000

Penyerahan tahap ke 4 25 ton tidak dapt diserahkan oleh CV. BOLOTANI alternatifnya :
a) Jika tanggal pengiriman diperpanjang sebulan sebelumnya maka tidak ada jurnal
b) Jika uang sisa pesanan belum diterima dibatalkan seluruhnya akan tetapi sisa uang belum
dikembalikan,maka

(Dr) Piutang CV.BOLOTANI Rp 125.000.000


(Cr) Piutang salam Rp 125.000.000
(beras mentik wangi)

Jika CV. BOLOTANI tidak dapat menyerahkan pesanan atas kesepakatan keduanya maka
jaminan dijual seharga Rp 100.000.000 menutup pesanan 25 ton seharga Rp 125.000.000

(Dr) Kas Rp 100.000.000


(Dr) Piutang CV. BOLOTANI Rp 25.000.000
(Cr) Piutang salam Rp125.000.000
(25 ton beras mentik wangi)

Jika CV. BOLOTANI tidak bisa menyerahkan pesanan dengan kesepakaytan keduanya
menjual jaminan seharga Rp 250.000.000 untuk pesanan 25 ton seharga Rp 125.000.000
(Dr) Kas Rp 250.000.000
(Cr) Rekening CV. BOLOTANI/kas Rp 125.000.000
(Cr) Piutang salam Rp 125.000.000
(25 ton beras mentik wangi)

Jika dapat menyerahkan seluruh barang yaitu 100 ton seharga Rp 500.000.000

(Dr) Persediaan salam Rp 500.000.000


(100 ton beras mentik wangi)
(Cr) Piutang salam Rp 500.000.000

Jika penyerahan kepada Jih sebanyak 100 tom seharga Rp 600.000.000

(Dr) Kewajiban Hutang Salam Rp 600.000.000


(Cr) Persediaan Salam Rp 500.000.000
(100 ton beras mentik wangi)
(Cr) Keuntungan salam Rp 100.000.000

Jika JIH membatalkan pesanan dengan alasan tidak bisa diterima dan akad BMT
IQTISADUNA berhak mengenakan denda sebesar 20% dari niali pesanan maka :
(Dr) Rekening JIH Rp 125.000.000
(20% x Rp 600.000.000)
(Cr) Rekening dana Kebajikan Rp 120.000.000

Jika dalam hal pembatalan tersebut dalam poin 7 BMT juga mengenakan biaya-biaya yang
telah dikenakan BMT IQTISADUNA dalam pesanan barang tersebut Rp 100.000.000

(Dr) Rekenig JIH Rp 100.000.000


(Cr) Pendapatan Non Operasional Rp 100.000.000

Setelah dipotong denda dan biaya operasional yang ditanggung BMT IQTISADUNA, JIH
kemudian mencairkan rekeningnya secara keseluruhan dan dikenai biaya penutupan rekening
sebesar Rp 50.000

(Dr) Rekening JIH Rp 380.000.000


(Cr) Kas Rp 479.950.000
(Cr) Non Operasional Rp 50.000

E. PENGUNGKAPAN AKAD SALAM


Dalam catatan atas laporan keuangan, pembeli dan penjual dalam transaksi salam
mengungkapkan hal-hal berikut :
1. Besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang dibiayai secara
bersama-sama dengan pihak lain;
2. Jenis dan kuantitas barang pesanan; dan
3. Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK N0. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syari’ah.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salam berasal dari kata as syalaf yang artinya adalah pendahuluan . jadi pengertian akad
salam di sini adalah harta jual beli barang pesangon dengan pengiriman barang dilakukan di
kemudian hari dan pellunasanya di lakukan oleh pembeli pada saat akad/perjanjian di
sepakati sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati Rukun: Muslam (pembeli)
Muslam alaih atau penjual Modal atau uang Muslam fihi (barang) Sighat (ucapan) Barang
Harus spesifik dan dapat diakui sebagai utang Diidentifikasi secara jelas Diserahkan
kemudian Boleh ditentukan tanggal penyerahannya Tempat penyerahan Penggantian dengan
barang lain. Syarat Salam :
1. Pembayaran dilakukan di muka pada majelis akad.
2. Penjual hutang barang pada si pembeli sesuai dengan kesepakatan.
3. Barang yang disalam jelas spesifikasinya baik bentuk, takaran, jumlah, dan sebagainya
Pelaksanaan LKS di Indonesia dalam semua aspek perjalanan dan operasinya adalah dengan
berlandaskan kepada hukum dan peraturan Syariah. Hukum dan peraturan ini kebanyakan
adalah dari Kelompok hukum dan peraturan Ilmu Fiqih yang berhubungan dengan muamalat
ekonomi dan urusan Bank dan Keuangan.
Hasil dari penggabungan tenaga dan usaha para Ulama Fiqih, ahli-ahli ekonomi, dan pejabat-
pejabat tinggi Bank umat Islam seperti yang disebutkan tadi, hukum dan peraturan ini mula-
mula disusun untuk diamalkan melalui Bank-Bank dan Lembaga-Lembaga Keuangan Islam
yang sedang didirikan merata di berbagai tempat. Hasil dari usaha ini adalah timbulnya
gagasan-gagasan dan ide-ide baru guna merespond permasalahan yang ada khususnya
mengenai lembaga keungan islam seperti akuntansi dalam perbankan pada setiap produknya
(akuntasi mudharabah, akuntansi murabahah, akuntasi ijarah, akuntasi wadi’ah, akuntansi
salam dll).
Untuk bereaksi terhadap masalah-masalah tersebut yang dialami oleh lembaga keungan islam
Indonesia khususnya lembaga keuangan perbankan, maka perbankan syariah menyiasati
dengan memberlakukan pola bagi hasil yang merujuk kepada pedoman akuntanasi perbankan
syariah Indonesia (PAPSI), pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) dan fatwa dewan
syariah nasioanal (DSN) Majelis Ulama Indonesia. Reaksi ini telah membawa perbankan
syariah di Indonesia lebih semangat dan lebih maju dengan ketepatan akuntabilitas.

B. SARAN
Mohon maaf jika dalam penulisan ini terdapat kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 05/DSN-MUI/IV/2000.


http//www.wirausaha.com. Pembiayaan Salam Untuk Petani dan Pedagang.htm
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) 2003 Bag. III Piutang Salam.
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) 2003 Bag. IV Hutang Salam.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) NO. 103 Akuntansi Salam Ed PSAK 103
(Revisi 2006)
http://blog.stie-mce.ac.id/…/perlakuan-akuntansi-transaksi…/
http://akunt.blogspot.com/2012/04/pengertian-akad-salam.html

Bisnis, Startup & Inovasi Kewirausahaan | Memulai & Membangun Bisnis | Wirausaha.com
Portal Wirausaha Indonesia. Ide, pengetahuan dan peluang untuk memulai bisnis serta
membangunnya menjadi lebih besar.
wirausaha.net
7 Suka4 K

Anda mungkin juga menyukai