Anda di halaman 1dari 24

Oleh:

Chalimatus Sa’diyah (G92219084)


Dewy Titik M (G92219085)
Diana Kurnia Dewi (G92219086)
Diany Natsaya Fara I (G92219087)
Ditya Yunita (G92219088)

ISTISNA'
Pengertian Istishna’

Menurut bahasa berasal dari kata (‫ صنـعـ‬shana'a) artinya membuat


kemudian ditambah huruf alif, sin dan ta’ menjadi ( ‫ اـستصنعـ‬istashna'a)
yang berarti meminta dibuatkan sesuatu. Secara istilah istishna’ adalah
akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli/ mustashni') dan penjual (pembuat/shani').

Adapun istishna’ paralel yaitu akad Istishna’ antara pemesan


(pembeli/mustashni’) dengan penjual (pembuat/shani’), kemudian untuk
memenuhi kewajibannya kepada mustashni’, penjual memerlukan pihak
lain sebagai shani’.
Landasan Hukum Istishna’

● Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah : 282)


● Hadis
● Ijma’
● MUI Dalam fatwa DSN- MUI (Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama
Indonesia) nomor 06/DSN-MUI /IV / 2000 terdapat 3 hal ketentuan yang
dibolehkan dalam istishna’ :
a. Ketentuan tentang Pembayaran
b. Ketentuan tentang Barang
c. Ketentuan Lain
Skema Istishna’
Skema Istishna’
Rukun Jual Beli Istishna’

Adapun rukun-rukun istishna’ adalah sebagai berikut :


a. Produsen / pembuat barang (shaani’) yang
menyediakan bahan bakunya
b. Pemesan / pembeli barang (Mustashni)
c. Proyek / usaha barang / jasa yang dipesan (mashnu')
d. Harga (saman)
e. Serah terima / Ijab Qabul .
Syarat – Syarat Jual Beli Istishna’

1. Pihak yang berakal cakap hukum dan mempunyai kekuasaan untuk


melakukan jual beli
2. Ridha / kerelaan kerelaan dua belah pihak dan tidak ingkar janji
3. Apabila isi akad di disyaratkan Shani’ hanya bekerja sama, maka akad ini
bukan lagi istishna’, tetapi berubah menjadi akad ijarah
4. Pihak yang membuat barang menyatakan kesungguhannya untuk
mengadakan / membuat barang itu.
5. Mashnu’ (barang / objek pesanan) mempunyai kriteria yang jelas seperti
jenis, ukuran (tipe), mutu dan jumlahnya.
6. Barang tersebut tidak termasuk dalam kategori yang dilarang syara’ (najis,
haram, samar/tidak jelas) atau menimbulkan kemudharatan.
AKUNTANSI PENJUAL
Biaya perolehan istishna’ terdiri dari:
a. Biaya Langsung
b. Biaya tidak langsung

Biaya perolehan atau pengeluaran selama pembangunan atau


tagihan yang diterima dari produsen atau kontraktor diakui sebagai
aset istishna’ dalam penyelesaian, jurnalnya:
Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx
Cr. Persediaan,kas,utang,dll xxx
● Untuk akun yang dikredit akan tergantung apa yang digunakan oleh
perusahaan untuk memenuhi kewajiban akad tersebut.
● Beban praakad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai
biaya istishna’ jika akan disepakati. Jika akad tidak disepakati maka biaya
tersebut dibebankan pada periode berjalan.
● Saat dikeluarkan biaya pra akad, dicatat:
Dr. Biaya pra akad ditangguhkan xxx
Cr. Kas xxx
● Jika akad disepakati, maka dicatat:
Dr. Beban istishna’ xxx
Cr. Biaya pra akad ditangguhkan xxx
● Jika akad tidak disepakati, maka dicatat:
Dr. Beban xxx
Cr. Biaya pra akad ditangguhkan xxx
●   ● Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan potogan, maka potongan tersebut se
istishna’.
● Pengakuan pendapatan dapat diakui dengan metode:
1. Metode presentase penyelesaian
2. Metode akad selesai
● Pendapatan diakui : berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan biasanya menggunakan dasar presentase pengeluaran b
dibandingkan dengan total biaya, kemudian persentase tersebut dikalikan dengan nilai akad.
● Margin keuntungan juga diakui berdasarkan cara yang sama dengan pendapatan
Persentase Penyelesaian =
Pendapatan Tahun Berjalan = Pendapatan diakui s/d saat ini – pendapatan yang telah diakui
● Bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan
ditambahkan kepada aset istishna’ dalam penyelesaian. Jurnal untuk
pengakuan pendapatan dan margin keuntungan adalah:
Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian (margin keuntungan) xxx
Dr. Beban istishna’ (biaya yang telah dikeluarkan) xxx
Cr. Pendapatan istishna’ xxx
(pendapatan yang harus diakui diperiode berjalan)

● Pada saat penagihan (metode persentase penyelesaian & akad selesai):


Dr. Piutang Istishna’ (sebesar nilai tunai) xxx
Cr. Termin Istishna’ xxx

● Termin istishna’ tersebut akan disajikan sebagai akun pengurang dari akun aset
istishna’ dalam penyelesaian.
pada saat penerimaan tagihan, jurnal:
Dr. Kas (sebesar uang yang diterima) xxx
Cr. Piutang usaha xxx
● Jika akad istishna’ dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka
pengakuan pendapatan dibagi menjadi 2 bagian:
● Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila
istishna’ dilakukan tunai, akan diakui sesuai persentase penyelesaian.
Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx
Dr.Beban istishna’ (biaya yang dikeluarkan) xxx
Cr.Pendapatan Istishna’ xxx
(pendapatan yang harus diakui diperiode berjalan)

● Selisih antara nilai dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama
periode pelunasan secara proporsional sesaui dengan pembayaran.
- Pada saat penandatangan akad:
Dr. Piutang Istishna’ (selisih nilai tunai dan nilai akad) xxx
Cr.Pendapatan Istishna’ tangguh xxx
- Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai:
Dr. Pendapatan Istishna’ tangguh (secara proporsional) xxx
Cr. Pendapatan Akad Istishna’ xxx
Dr. Piutang Istishna’ (kas yang diterima) xxx
Cr. Kas xxx
Penyajian penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:
a) Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah yang
belum dilunasi oleh pembeli akhir
b) Termin istishna’yang berasal dari dari transaksi istishna’ sebesar jumlah
tagihan termin penjual kepada pembeli akhir.

Pengungkapan,penjual mengungkapkan transaksi istishna’ dalam laporan


keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:
a) Metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak
istishna
b) Metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang
sedang berjan
c) Rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah,jangka waktu dan kualitas piutang
d) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Syariah
AKUNTANSI PEMBELI
Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang
ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna’ kepada penjual.
Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx
Cr. Utang kepada Penjual xxx

Aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’ dengan pembayaran


tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar biaya perolehan tunai. Selisih
antara harga beli yang disepakati dalam akad istishna’ tangguh dan biaya
perolehan tunai diakui sebagai beban istishna’ tangguh.
Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (nilai tunai) xxx
Dr. Beban istishna’ tangguh xxx
(selisih nilai tunai &harga beli)
Cr. Utang kepada Penjual xxx
Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai
dengan porsi pelunasan utang istishna’
Dr. Beban istishna’ xxx
Cr. Beban istishna’ tangguh xxx

Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan


penjual, mengakibatkan kerugian pembeli, maka kerugian tersebut
dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual.
Jika kerugian itu lebih besar dari garansi, maka selisihnya diakui sebagai piutang
jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian
piutang.
Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx
Cr. Kerugian aset istishna’
xxx

Setelah sebelumnya pembeli mengakui adanya kerugian


Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan
spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan
kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang
jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian
piutang.
Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx
Cr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx

Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai denga spesifikasi, maka
barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan
biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (nilai wajar) xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr.Aset istishna’dlm penyelesaian (biaya perolehan) xxx
Penyajian, pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal- hal
sebagai berikut:
a. Hutang ishtisna' sebesar tagihan dari
produsen atau kontraktor yang belum dilunasi.
b. Aset istishna' dalam penyelesaian sebesar:
(i)persentasepenyelesaian dari nilai kontrak
penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna' paralel; atau
(ii) kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna'.

Pengungkapan, pembeli mengungkapkan transaksi istishna’ dalam


laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:
a. rincian utang istishna’ berdasarkan jumlah dan jangka waktu;
b. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.
Perlakuan Akuntansi

Pengakuan dan Pengukuran


1. Uang muka pesanan nasabah yang diterima bank diakui sebagai uang muka Istishna sebesar
uang yang diterima
2. Uang muka yang dibayarkan Bank kepada supplier diakui sebagai uang muka kepada
supplier sebesar uang yang diberikan dan diakui sebagai Aktiva Istishna Dalam
Penyelesaian pada saat barang diserahkan oleh supplier.
3. Tagihan Bank kepada nasabah atas sebagian barang pesanan yang telah diserahkan diakui
sebagai piutang Istishna sebesar persentase harga jual yang telah diselesaikan dan
diakui sebagai Termin Istishna sebesar persentase harga pokok yang telah diselesaikan.
4. Tagihan supplier kepada Bank atas sebagian barang pesanan yang telah diselesaikan
diakui sebagai Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian dan utang Istishna sebesar tagihan
supplier.
5. Dalam hal Bank menggunakan metode persentase penyelesaian maka Bank dapat
mengakui pendapatan Istishna atas pembayaran yang telah dilakukan nasabah sebesar
persentase penyelesaian.
6. Pada saat barang pesanan telah diserahkan kepada nasabah, Bank melakukan jurnal
balik atas rekening Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian dan Termin Istishna.
7. Utang Istishna yang berasal dari transaksi Istishna yang pembayarannya bersamaan
dengan proses pembuatan aset Istishna:
a. diakui pada saat diterima tagihan dari supplier kepada Bank sebesar nilai tagihan.
b. dihentikan-pengakuannya dari Laporan Keuangan pada saat dilakukan pembayaran
sebesar jumlah yang dibayar.
8. Uang muka Istishna yang berasal dari transaksi Istishna yang pembayarannya dilakukan
di muka secara penuh:
a. diakui pada saat pembayaran harga barang diterima dari nasabah sebesar jumlah yang
diterima.
b. dihentikan-pengakuannya dari Laporan Keuangan pada saat dilakukan penyerahan
barang kepada nasabah sebesar nilai kontrak.
9. Jika nasabah membayar uang muka kepada Bank dalam proses pembuatan aset
Istishna maka penerimaan uang muka tersebut diperlakukan sebagai pembayaran termin
sebesar jumlah uang muka yang dibayarkan.
Penyajian

1. Uang muka Istishna disajikan sebagai 7. Marjin Istishna ditangguhkan disajikan


kewajiban lainnya. sebagai pos lawan piutang Istishna.
2. Uang muka kepada supplier disajikan 8. Pendapatan marjin Istishna yang akan
sebagai aset lainnya. diterima disajikan sebagai bagian dari aset
3. Utang Istishna disajikan sebesar tagihan lainnya pada saat nasabah tergolong
dari supplier yang belum dilunasi. performing. Sedangkan, apabila nasabah
4. Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian tergolong non-performing maka pendapatan
disajikan sebesar dana yang dibayarkan marjin Istishna yang akan diterima disajikan
Bank kepada supplier. pada rekening administratif.
5. Termin Istishna disajikan sebesar jumlah 9. Penyisihan Penghapusan Aset piutang Istishna
tagihan termin Bank kepada nasabah. disajikan sebagai pos lawan (contra account)
6. Piutang Istishna disajikan sebesar jumlah piutang Istishna.
yang belum dilunasi oleh pembeli akhir.
PENGUNGKAPAN

1. Rincian piutang Istishna berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta dan kualitas piutang dan
Penyisihan Penghapusan Aset piutang Istishna.
2. Jumlah piutang Istishna yang diberikan kepada pihak yang berelasi.
3. Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam pengakuan pendapatan Penyisihan Penghapusan
Aset, penghapusan dan penanganan piutang Istishna yang bermasalah.
4. Besarnya piutang Istishna baik yang dibiayai sendiri oleh Bank maupun secara bersama-sama
dengan pihak lain sebesar bagian pembiayaan Bank, jika ada.
5. Jumlah akumulasi biaya atas kontrak berjalan serta pendapatan dan keuntungan sampai dengan
akhir periode berjalan.
6. Jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat kontrak.
7. Nilai kontrak Istishna paralel yang sedang berjalan serta rentang periode pelaksanaannya.
8. Nilai kontrak Istishna yang telah ditandatangani Bank selama periode berjalan tetapi belum
dilaksanakan dan rentang periode pelaksanaannya.
9. Rincian utang Istishna berdasarkan jumlah, tujuan (supplier atau nasabah), jangka waktu dan jenis
mata uang.
10. Utang Istishna kepada nasabah yang merupakan pihak berelasi.
11. Jenis dan kuantitas barang pesanan.

Anda mungkin juga menyukai