Anda di halaman 1dari 11

Kaidah-

kaidah
Fiqhiyah Kelompok 1:
Fathimah Dina Aulia 20228600074
Mila Sarmila 20228600102
Definisi Kaidah Fiqih
Secara etimologi, arti kaidah adalah asas(dasar) yang menjadi dasar berdirinya
sesuatu. Bisa juga diartikan dasar sesuatu atau fondasinya(pokoknya).
Adapun menurut istilah atau terminologi, ulama ushul membuat beberapa
definisi, anatara lain:
● Dalam kitab At-Ta’rifat
● Dalam kitab Syarah Jamu ‘ al-jawami ‘
● Dalam kitab At-Talwih ‘ala at-Tauhid
● Dalam kitab Al-Ashbah wa An-Nadzair
● Dalam kitab Syarh Mukhtashor al-Raudah fi Ushul fiqh
Sejara Kaidah fiqhiyyah disusun sedikit demi sedikit
berdasarkan peristiwa dan permasalahan hukum

h yang berkembang di masyarakat.

Materi kaidah fiqhiyyah diperkirakan telah ada sejak


abad ke-2 Hijriah

singkat Tinjauan terhadap sejarah perkembangan dan


penyusunan qawa’idulfiqihiyah dapat dibagi
menjadi tiga fase.
Fase Pertama Fase Kedua Fase Ketiga
Fase kemunculan dan berdirinya Dimulai pada abad 4 Hijriyah. Fase ini dimulai dengan kelahiran
kaidah fiqih yang dimulai dari pada masa keemasan ini, terdapat Kompilasi Hukum Islam di masa
zaman Rasulullah hingga akhir abad banyak kitab-kitab fiqih. Turki Utsmani
3 Hijriyah
Fase Pertama
Jika kaidah fiqih didefinisikan sebagai ketentuan hukum yang dapat mencakup
berbagai masalah yang belum ada hukum yang ditetapkan, maka banyak hadits
yang dapat dikategorikan sebagai kaidah fiqih. Misalnya dalam beberapa hadits
berikut ini:
1. “Sesuatu yang banyaknya dapat memabukkan, maka yang sedikitnya juga
haram”
2. “Bukti yang dinyatakan dari penggugat dan sumpah bagi yang inkar
(tergugat)”
3. “Tidak mudharat dan tidak memudharatkan”
Fase Kedua
Masa ini merupakan masa kejayaan fiqih, masing-masing madzhab fiqih
memiliki kitab pegangan tertentu. Pada abad ini banyak lahir kitab kaidah,
terutama di kalanganulama Syafi’iyah. Pada 8 Hijriyah kaidah-kaidah fiqih
tersebut kemudian disempurnakan secara sistematis pada abad 9 Hijriyah, dan
akhirnya, puncak keemasan pembukuan kaidah fiqih terjadi pada abad 10 H
yang ditandai oleh lahirnya kitab
al-Ashbah An-Nazhair karya Jalal Ad-Din Ay-Suyuthi yang merupakan kitab
kaidah fiqih terbaik.
Pada fase ini, umumnya ulama menuliskaidah fiqih dengan cara mengutip dan
menghimpun kaidah-kaidahyang terdapat pada kitab-kitab fiqih masing-masing
madzhab.
Fase Ketiga
Fase ini dimulai dengan kelahiran Majallah Al-Ahkam Al-Adliyyah (Kompilasi
Hukum Islam di masa Turki Utsmani) Kompilasi ini pada dasarnya merupakan
hasil usaha para ulama Turki di zaman Sultan ‘AbdAl-Aziz Khan Al-Utsmani
yang ditetapkan pada tanggal 26 Sya’ban1292 H atau 28 September 1875 M. Ia
merupakan ensiklopedi fiqih Islam dalam bidang mu’amalah dan hukum acara
dengan bahasa perundang-undangan. Di antara kaidah fiqih adalah:
1. Pasal 12“Ashal dalam suatu perkataan adalah makna hakikat”.
2. Pasal 13“Petunjuk lafazh tidak dijadikan dasar bila bertentangan
denganmakna eksplisit”
3. Pasal 14“Tidak dibenarkan berijtihad ketika ada nash (qath’i)”
Inti Dari Kaidah Fiqhiah
Jadi kaidah fiqih adalah umum yang meliputi seluruh cabang
masalah-masalah fiqih yang menjadi pedoman untuk
menetapkan hukum setiap peristiwa fiqhiyah baik yang telah
ditunjuk olah nash maupun yang belum ada nashnya sama
sekali.

Dan penggalian hukumnya bisa dilakukan dengan


menyamakan sebuah kasus yang telah ada hukumnya dalam
fiqih dengan kasus yang belum ada.
Beberapa kaidah fiqih
Segala urusan5 kaidah Fiqih Adat
tergantung Kesukaran Itu kebiasaan Itu
pada Menarik ditetapkan
tujuannya Kemudahan sebagai
Hukum
Keyakinan
tidak dapat Kemudharata
dihapus n itu harus
dengan dilenyapkan
keraguan
Dengan mengetahui kaidah-kaidah fiqih, kita
01 akan mengetahui prinsip- prinsip umum fiqih.

Manfaat 02
Dengan mengetahui kaidah-kaidah fiqih, akan
lebih mudah menetapkanhukum bagi masalah-
Mengetah masalah yang dihadapi.

ui
Kaidah Dengan kaidah fiqih akan lebih arif dalam
Fiqih 03 menerapkan materi-materifiqih dalam waktu
dan tempat yang berbeda serta untuk keadaan
yang berbeda.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai