Anda di halaman 1dari 7

MODUL PERKULIAHAN

Pelaporan Keuangan
Syariah

Akad Istishna

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


BISNIS DAN AKUNTANSI 190171046 Tim Dosen
EKONOMI
06
Abstract Kompetensi
Dengan mempelajari modul ini 1. Ketepatan menjelaskan tentang
mahasiswa dapat dengan tepat melak rukun akad Istishna’
ukan pelaporan keuangan yang meng 2. Ketepatan menjelaskan tentang
gunakan akad jual beli istishna’ akad Istishna’
3. Ketepatan menjelaskan
pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan
untuk transaksi ber akad
Istishna’
1. Pengertian Akad Istishna adalah Akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli (mustashni') dan
penjual atau pembuat (shani').

2. Rukun Akad Istishna


1. Shani’ (orang yang membuat/produsen/penjual).
2. Mustashni’ (orang yang memesan/konsumen), atau pembeli.
3. Ma’qud ‘alaih, yaitu ‘amal (pekerjaan), barang yang dipesan, dan harga atau alat
pembayaran.
4. Shigot (ijab dan qobul).

3. Pengawasan Syariah Transaksi Istishna dan Istishna Paralel


Untuk memastikan kesesuaian syariah terhadap praktik jual-beli istishna dan istishna
paralel, DPS biasanya melakukan pengawasan syariah secara periodik. Berdasarkan
pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, pengawasan tersebut dilakukan untuk:
a. Memastikan barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat Islam.
b. Meneliti apakah bank membiayai pembuatan barang yang diperlukan nasabah sesuai
pesanan dan kriteria yang disepakati.
c. Memastikan akad istishna dan istishna paralel dibuat dalam akad yang terpisah.
d. Memastikan bahwa akad istishna yang sudah dikerjakan sesuai kesepakatan
hukumnya mengikat, artinya tidak dapat dibatalkan kecuali memenuhi kondisi, antara
lain: kedua belah pihak setuju untuk menghentikan akad istishna dan akad istishna
batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi
pelaksanaan atau penyelesaian akad.

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
4. Alur Transaksi Istishna dan Istishna Paralel

Bank syariah 1. Negosiasi pesan


sebagai pen- barang dan akad Nasabah
jual (shani’) istishna sebagai
pada istishna 1
pembeli
dan pembeli
(mustashni’)
(mustashni’) 9. pelunasan
kpd istishna 2

4. Kirim tagihan penyelesaian


8. Kirim dokumen pengiriman
5. Bayar
Pemasok 3. buat
2. Negosiasi pesan (shani’) barang
barang dan akad
istishna

Pertama, nasabah memesan barang yang dikehendaki dan melakukan negosiasi


kesepakatan antara penjual dengan pembeli terkait transaksi istishna yang akan
dilaksanakan.
Kedua, pada transaksi istishna setelah akad disepakati, penjual mulai membuat atau
menyelesaikan tahapan pembuatan barang yang diinginkan pembeli. Setelah barang
dihasilkan, pada saat atau sebelum tanggal penyerahan, penjual mengirim barang sesuai
dengan spesifikasi kualitas dan kuantitas yang telah disepakati kepada pembeli. Adapun
transaksi istishna pararel yang biasanya digunakan oleh penjual (bank syariah) yang tidak
membayar sendiri barang istishna, setelah menyepakati kontrak istishna dan menerima
dana dari nasabah istishna, selanjutnya secara terpisah membuat akad istishna dengan
produsen barang istishna.
Ketiga, setelah menyepakati transaksi istishna dalam jangka waktu tertentu, pemasok
kemudian mulai melakukan pengerjaan barang yang dipesan.
Keempat, selama mengerjakan barang yang dipesan, pemasok melakukan tagihan kepada
bank syariah senilai tingkat penyelesaian barang pesanan.
Kelima, bank syariah melakukan pembayaran kepada pembuat barang sebesar nilai yang
ditagihkan.

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Keenam, bank syariah melakukan tagihan kepada nasabah pembeli.
Ketujuh, pemasok menyerahkan barang kepada nasabah pembeli.
Kedelapan, pemasok mengirimkan bukti pengiriman barang kepada bank syariah.
Kesembilan, nasabah melunasi pembayaran barang istishna sesuai dengan akad yang
telah disepakati.

5. Cakupan Standar Akuntansi Istishna


Akuntansi Istishna diatur dalam PSAK 104 tentang Istishna. Terkait dengan pengakuan
dan pengukuran transaksi, standar ini mengatur tentang penyatuan dan segmentasi akad,
pendapatan istishna dan istishna paralel, istishna dengan pembayaran tangguh, biaya
perolehan istishna, penyelesaian awal, pengakuan taksiran rugi, perubahan pesanan, dan
tagihan tambahan.

6. Penjurnalan Transaksi Istishna


a. Transaksi biaya praakad (bank sebagai penjual)
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Beban pra akad yang ditangguhkan xxx

Kr. Kas xxx

b. Penandatangan akad dengan pembeli (bank sebagai penjual)


Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Biaya istishna xxx
Kr. Beban pra akad yang ditangguhkan xxx

c. Penerimaan tagihan kepada penjual (pembuat) barang istishna


Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
Kr. Utang Istishna xxx

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
d. Pembayaran tagihan kepada penjual (pembuat) barang istishna
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Utang Istishna xxx
Kr. Kas/rekening nasabah pemasok xxx

e. Pengakuan pendapatan istishna


Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
Db. Harga pokok istishna xxx
Kr. Pendapatan margin istishna xxx

f. Penagihan piutang istishna pada pembeli


Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Piutang istishna xxx
Kr. Termin istishna xxx

g. Penerimaan pembayaran piutang istishna dari pembeli


Rekening Debit (Rp) Kredit
(Rp)
Db. Kas/rekening nasabah pembeli istishna xxx
Kr. Piutang istishna xxx
Dr. Termin istishna xxx
Kr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx

5. Penyajian
Berdasarkan PSAK 104, penyajian rekening yang terkait transaksi istishna dan istishna
paralel antara lain:
a. Piutang istishna, yang timbul karena pemberian modal usaha istishna oleh bank
syariah.

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
b. Piutang, yang timbul karena penjual tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam
transaksi istishna. Rekening ini disajikan terpisah dari piutang istishna.
c. Utang istishna, timbul karena bank menjadi penjual produk istishna yang dipesan
oleh nasabah pembeli.

6. Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan tentang transaksi
istishna dan istishna paralel antara lain:
a. Rincian piutang istishna dan utang istishna berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis
valuta, kualitas piutang dan penyisihan kerugian piutang istishna.
b. Piutang istishna dan utang istishna kepada penjual (pemasok) yang memiliki
hubungan istimewa.
c. Besarnya modal usaha istishna, baik yang dibiayai sendiri oleh bank maupun yang
dibiayai secara bersama-sama dengan bank atau pihak lain.

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka
Rizal Yaya, Aji E. M, & Ahim A. 2013. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik
Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.

‘20 Pelaporan Keuangan Syariah Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai