Anda di halaman 1dari 22

LAYANAN LEMBAGA KEUANGAN

SYARIAH
Rindi Pertiwi S.Pd
3.1 Menerapkan Letter of Credit (L/C), 4.1 Merumus-kan Letter of
leasing syariah (ijarah Credit (L/C) leasing syariah
muntahiya bittamlik), dan bank (ijarah muntahiya
garansi bittamlik), dan bank garansi

3.2 Meng-analisis pencatatan modal 4.2 Men-catat modal ventura


ventura syariah, pegadaian syariah, pegadaian syariah,
syariah, dan asuransi syariah dan asuransi syariah

3.3 Menganalisis transaksi pasar 4.3 Melaku-kan transaksi pasar


modal syariah modal syariah

3.4 Meng-analisis transaksi dana 4.4 Melaku-kan transaksi dana


pensiun syariah pensiun syariah

3.5 Meng-analisis transaksi koperasi 4.5 Melaku-kan transak-si


jasa keuangan syariah koperasi jasa keuangan
syariah

3.6 Meng-analisis transaksi anjak 4.6 Melaku-kan transak-si anjak


piutang syariah piutang syariah

3.7 Menerap-kan penghimpunan dan 4.7 Melaku-kan peng-himpun-an


penyaluran dana bank syariah dan penyaluran dana bank
syariah

3.8 Meng-analisis kelayakan 4.8 Meng-hitung kelayakan pem-


pembiayaan nasabah biayaan nasabah

3.9 Meng-evaluasi layanan bank 4.9 Mem-buat laporan evaluasi


syariah layanan bank syariah
BAB 1
LETTER OF CREDIT SYARIAH
PENGERTIAN LETTER OF CREDIT

L/C adalah cara pembayaran internasional yang diterbitkan oleh bank untuk
menjamin bahwa pembayaran buyer kepada sellerakan diterima tepat waktu
dan dengan nominal yang tepat.
(Fatwa DSN No. 35/DSN-MUI/IX/2002)
Letter of Credit (L/C) secara sederhana merupakan pengambil alihan
tanggung jawab pembayaran oleh pihak lain, dalam hal ini diambil alih
oleh bank atas dasar permintaan pihak yang dijamin yaitu pembeli atau
nasabah bank untuk melakukan pembayaran kepada pihak penerima
jaminan atau penjual berdasarkan syarat dan kondisi yang ditentukan dan
disepakati.
Letter of Credit (L/C) biasa disebut surat kredit
berdokumen yang merupakan alat pembayaran yang dikeluarkan bank atas
permintaan importir dalam transaksi perdaganganinternasional.
L/C merupakan suatu pernyataan dari bank atas permintaan nasabah
(importir) untuk menyediakan dan membayar sejumlah uang tertentu untuk
kepentingan penjual (eksportir).
L/C dalam pengertian bank konvensional digunakan untuk membiayai sales
kontrak jarak jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling mengenal
dengan baik.
L/C dalam bank syariah termasuk produk pembiayaan, yaitu
pembiayaan L/C impor atau ekspor syariah.Secara definitif yang dimaksud
dengan pembiayaan Letter of Credit (L/C) syariah adalah pembiayaan yang
diberikan dalam rangka memfasilitasi transaksi impor atau ekspor
nasabah berdasarkan prinsip syariah.
PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT
(L/C) SYARIAH

Mekanisme L/C bank syariah pada umumnya sama seperti mekanisme pada
bank konvensional. Namun, terdapat perbedaan mendasar antara
mekanisme bank syariah dan bank konvensional, yakni terletak pada
akadnya serta kesepakatan jumlah upah atau ujrah atau fee pada awal
kesepakatan antara importir dengan bank yang merupakan imbalan atas jasa
yang dilakukan pihak bank pengurus L/C.
L/C adalah salah satu produk dari penerapan akad wakalah dalam
perbankan syariah. Wakalah merupakan pendelegasian hak kepada
seseorang dalam hal-hal yang bisa diwakilkan kepada orang lain selagi
orang tersebut masih hidup.
LETTER OF CREDIT (L/C) IMPOR
SYARIAH

Surat pernyataan akan membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh bank atas
permintaan importir dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip syariah.
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 34/DSN-MUI/IX/2002, akad yang dapat
digunakan untuk pembiayaan L/C impor syariah adalah :
a. Wakalah bil Ujrah
Pelimpahan atau pendelegasian wewenang atau kuasa dari pihak pertama kepada pihak
kedua untuk melaksanakan sesuatu atas nama pihak pertama untuk kepentingan dan
tanggung jawab sepenuhnya oleh pihak pertama. Dalam pendelegasian tersebut ditentukan
upah (ujrah/fee) atas pelaksanaan tugas oleh pihak yang mewakili. Ketentuan :
1) Importir harus memiliki dana pada bank sebesar harga pembayaran barang yang
diimpor.
2) Importir dan bank melakukan akad wakalah bil ujrah untuk pengurusan dokumen
transaksi impor.
3) Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan
dalam bentuk persentase.
b. Wakalah bil Ujrah dengan Qardh
Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali
atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan.Ketentuan :
1) Importir tidak memiliki dana cukup pada bank untuk pembayaran
harga barang yang diimpor.
2) Importir dan bank melakukan akad wakalah
bil ujrah dengan qardhuntuk pengurusan dokumen transaksi impor.
3) Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk
nominal, bukan dalam bentuk persentase.
4) Bank memberikan dana talangan (qardh) kepada importir untuk
pelunasan pembayaran barang impor.
c. Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah
Akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Keuntungan secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan bila rugi ditanggung oleh pihak
pemberi modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian
pengelola.Ketentuan :
1) Nasabah melakukan akad wakalah bil ujrah kepada bank untuk
melakukan pengurusan dokumen dan pembayaran.
2) Bank dan importir melakukan akad mudharabah, dimana bank
bertindak selaku shahibul mal menyerahkan modal kepada importir sebesar
harga barang yang diimpor.
d. Wakalah bil Ujrah dan Hiwalah
Pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib
menanggungnya. Ketentuan :
1) Importir tidak memiliki dana cukup pada bank untuk pembayaran
harga barang yang diimpor.
2) Importir dan bank melakukan akad wakalah bil ujrah untuk
pengurusan dokumen transaksi impor.
3) Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk
nominal, bukan dalam bentuk persentase.
4) Hutang kepada eksportir dialihkan oleh importir menjadi hutang
kepada bank dengan meminta bank membayar kepada eksportir senilai
barang yang diimpor.
LETTER OF CREDIT (L/C) EKSPOR
SYARIAH
Surat pernyataan akan membayar kepada eksportir yang diterbitkan
oleh bank untuk memfasilitasi perdagangan ekspor dengan pemenuhan
persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip syariah.
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 35/DSN-MUI/IX/2002,
akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C ekspor syariah adalah :
a. Wakalah bil Ujrah
Ketentuan :
1) Bank melakukan pengurusan dokumen ekspor.
2) Bank melakukan penagihan kepada bank penerbit L/C selanjutnya
dibayarkan kepada eksportir setelah dikurangi ujrah.
3) Besar ujrah harus disepakati di awal akad dan dinyatakan dalam
bentuk nominal, bukan persentase.
b. Wakalah bil Ujrah dan Qardh
Ketentuan :
1) Bank melakukan pengurusan dokumen ekspor.
2) Bank melakukan penagihan kepada bank penerbit L/C.
3) Bank memberikan dana talangan (qardh) kepada nasabah eksportir
sebesar harga barang ekspor.
4) Besar ujrah harus disepakati di awal akad dan dinyatakan dalam
bentuk nominal, bukan persentase.
5) Pembayaran ujrah dapat diambil dari dana talangan sesuai
kesepakatan dalam akad.
c. Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah
Ketentuan :
1) Bank memberikan kepada eksportir seluruh dana yang dibutuhkan
dalam proses produksi barang ekspor yang dipesan oleh importir.
2) Bank melakukan pengurusan dokumen ekspor.
3) Bank melakukan penagihan kepada bank penerbit L/C.
4) Pembayaran dapat dilakukan pada saat dokumen diterima atau
tangguh pada saat jatuh tempo.
5) Pembayaran ujrah, pengembalian dana mudharabah, dan pembayaran
bagi hasil disepakati di awal akad dan dinyatakan dalam bentuk nominal,
bukan persentase.
LEASING

Leasing merupakan pembiayaan peralatan/barang modal untuk digunakan


pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Menurut peraturan mentri keuangan no 84/PMK/012/2006 tentang
perusahaan pembiayaan yang dimaksud dengan sewa guna usaha adalah
kegiatan2 pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara
sewa guna usaha dengan hak opsi maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu
berdasarkan pembayaran secara berkala.
LEASING SYARIAH

Leasing syariah adalah kegiatan dalam bentuk


penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha
dengan hak opsi maupun sewa guna usaha tanpa hak
opsi untuk digunakan oleh penyewa guna usaha
selama jangka waktu berdasarkan pembayaran secara
berkala sesuai dengan prinsip syariah
PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
LEASING SYARIAH

Pihak pihak yang terlibat dalam leasing syariah


1. Lessor adalah pihak yang menyewakan barang. Perusahaan yang
menyediakan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal

2. Lesee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan


dalam bentuk barang modal dari lessor. Lessee bertujuan mendapatkan
pembiayaan berupa barang dengan cara pembayaran angsuran
PIHAK YANG TERLIBAT DI
LEASING SYARIAH

3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau


menyediakan barang untuk di jual ke lessee dengan pembayaran secara
tunai oleh lessor

4. Bank. Bank terlibat secara tidak langsung dalam kontrak. Namun pihak
bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor. Untuk
leasing syariah bank yang menyediakan dana wajib melalui bank dengan
prinsip syariah juga.

5. Asuransi adalah perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap


perjanjian lessor dan lessee.
AKAD LEASING SYARIAH

1. Ijarah
Akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna atas suatu barang dalam
waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) antara perusahaan (muajjir)
dengan penyewa (musta’jir) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang itu sendiri. Landasan syariah ( Fatwa DSN-MUI No
09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah

2. IMBT (Ijarah Muntahiya Bittamlik)


Akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna atas suatu barang dalam
waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) antara perusahaan (muajjir)
dengan penyewa (musta’jir) disertai opsi pemindahan hak milik atas barang
tersebut setelah selesai masa sewa. (Fatwa DSN-MUI No.
27/DSN-MUI/III/2002 tentang IMBT.
BANK GARANSI SYARIAH
SOAL KUIS TULIS

1. Apa yang dimaksud dengan Letter of credit ?


2. Apa perbedaan pengertian menurut bank konvensional dengan bank
syariah?
3. Apa perbedaan mekanisme L/C antara bank konvensional dengan bank
syariah?
4. Apa yang dimaksud dengan wakalah?
5. Apa arti Ujrah?
6. Jelaskan pengertian L/C impor syariah dengan L/C ekspor syariah!
7. Sebutkan ketentuan akad wakalah bil ujrah dalam L/C Impor syariah!
SOAL ULANGAN HARIAN 3.1

1. Apa yang dimaksud dengan Letter of credit ?


2. Apa yang dimaksud dengan wakalah?
3. Jelaskan pengertian L/C impor syariah dengan L/C ekspor
syariah!
4. Sebutkan ketentuan akad wakalah bil ujrah dalam L/C Impor
syariah!
5. Apa yang dimaksud bank garansi?
6. Apa resiko IMBT?
7. Apa itu wanprestasi ?
8. Apa arti leasing syariah?
9. Apa arti ballon payment ?
10. Produk dari leasing syariah !

Anda mungkin juga menyukai